cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Indonesia Medicus Veterinus
Published by Universitas Udayana
ISSN : 24776637     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Menerima artikel ilmiah yang berhubungan dengan bidang kedokteran dan kesehatan hewan. Naskah yang berkaitan dengan hewan dan segala aspeknya juga kami terima untuk dipublikasikan. Penulis naskah minimal terdiri dari dua orang. Naskah yang ditulis seorang diri belum bisa diterima oleh redaksi, karena kami berpandangan suatu penelitian merupakan suatu kerja sama untuk menghasilkan sesuatu karya. Artikel yang diterima adalah naskah asli, belum pernah dipublikasikan pada majalah ilmiah atau media masa. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa inggris. Panjang artikel sekitar 3000 kata. Artikel harap dilengkapi dengan abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa inggris. Artikel harus telah disetujui untuk dipublikasikan oleh seluruh penulis yang tercantum dalam artikel yang ditandai dengan bubuhan tanda tangan pada hard copy yang dikirim ke redaksi.
Arjuna Subject : -
Articles 795 Documents
Laporan Kasus: Patologi Balantidiosis pada Babi Purnama, Komang Andika; Kardena, I Made; Berata, I Ketut; Winaya, Ida Bagus Oka; Adi, Anak Agung Ayu Mirah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (1) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.518 KB) | DOI: 10.19087/imv.2019.8.1.1

Abstract

Balantidium coli (B. coli) adalah salah satu dari parasit protozoa pencernaan yang dapat menginfeksi hewan ternak terutama babi. Hewan yang dijadikan studi kasus adalah seekor babi landrace yang berumur sekitar dua bulan, berasal dari Desa Yeh Gangga Kabupaten Tabanan, Bali. Babi kasus didapatkan dalam keadaan sakit selama tiga hari dengan tanda klinis diare berwarna agak putih dan berlendir, lemas, tidak mau makan, kurus dan akhirnya mati. Perubahan patologi anatomi yang teramati peritonitis, pada kolon dan usus halus mengalami distensi, edema, dan pada mukosa usus perdarahan, terutama pada kolon dan sekum. Pada pemeriksaan histopatologi ditemukan infiltrasi sel radang limfosit dan polimorfonuklear dan ditemukan adanya protozoa B. coli di dalam tunika mukosa sampai tunika sub mukosa kolon. Simpulannya adalah babi terserang penyakit balantidiosis.
Prevalensi Trematoda di Sentra Pembibitan Sapi Bali Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Mubarok, Fajar; Suratma, Nyoman Adi; Dwinata, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (1) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.024 KB)

Abstract

Sapi Bali merupakan tipe sapi yang berukuran kecil namun peluang pengembangannya sangat potensial, karena memiliki kemampuan reproduksi dan adaptasi yang tinggi. Selain itu, diketahui bahwa Sapi Bali rentan terhadap berbagai penyakit, salah satunya disebabkan oleh parasit. Infeksi parasit cacing masih menjadi faktor yang sering mengganggu kesehatan sapi bali dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi, dan jenis cacing trematoda pada Sapi Bali di sentra pembibitan Sapi Bali Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Sampel penelitian adalah feses induk Sapi Bali berjumlah 290 sampel yang diambil dari sentra pembibitan Sapi Bali. Sampel feses diperiksa dengan metode Parfitt dan Bank yang telah modifikasi. Parameter yang diamati adalah morfologi telur cacing untuk mengetahui jenis cacing trematoda yang menginfeksi Sapi Bali. Prevalensi infeksi cacing trematoda pada sapi bali sebesar 5,51%. Setelah diindentifikasi, jenis cacing trematoda yang menginfeksi Sapi Bali adalah cacing Paramphistomum spp (2,41%) dan Fasciola spp (3,1%). Pemberian obat cacing secara berkala sebaiknya tetap dilakukan untuk menekan infeksi cacing trematoda. Manajemen pemeliharaan intensif sebaiknya tetap di pertahankan supaya tingkat prevalensi cacing trematoda tetap rendah atau tidak ada sama sekali.
Gambaran Total dan Diferensial Leukosit Babi Crosbreed Periode Nursery Setelah Suplementasi Enzim dan Tepung Kunyit Melalui Pakan Putra, Putu Adi Guna Purwaka; Merdana, I Made; Sudira, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (3) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.083 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kombinasi enzim pencernaan yang mengandung xilanase, amylase dan protease dengan tepung kunyit (Curcuma domestica) pada pakan terhadap total leukosit dan diferensial leukosit. Menggunakan rancangan acak lengkap, sebanyak 32 ekor anak babi crossbreed jantan umur empat minggu dengan bobot tujuh sampai sembilan kilogram dibagi menjadi empat kelompok (P0, P1, P2 dan P3) dengan delapan ulangan. Perlakuan berupa penambahan enzim pencernaan dan tepung kunyit melalui pakan selama lima minggu. Pada P0 sebagai kontrol diberikan pakan tanpa perlakuan, P1 diberikan kombinasi enzim dosis 0,1% campuran pakan, P2 diberikan tepung kunyit dosis 1% campuran pakan dan P3 diberikan kombinasi enzim dan tepung kunyit dengan dosis 0,1% dan 1% campuran pakan.Hasil penelitian diperoleh rerata total leukosit sebagai berikut P0= 15,37 ± 1,30; P1= 15,18 ± 0,96; P2= 14,92 ± 0,68 dan P3= 14,86 ± 1,08 kg. Analisis statistik menunjukkan penambahan enzim dan tepung kunyit melalui pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap total leukosit anak babi.
Cemaran Bakteri pada Pisau Sembelih Sapi Ditinjau dari Angka Lempeng Total Bakteri di Rumah Pemotongan Hewan Pesanggaran Alhamdani, Yusuf Riska; Suada, I Ketut; Rudyanto, Mas Djoko
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (3) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.004 KB)

Abstract

Pisau merupakan salah satu alat yang digunakan dalam proses pemotongan hewan, mulai dari penyembelihan, pengulitan, pengeluaran jeroan dan pemisahan karkas. Pisau yang mengandung bakteri bisa menyebabkan kualitas daging menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah ALTB pada pisau sembelih di Rumah Pemotongan Hewan Pesanggaran. Sebanyak 24 sampel berupa swab pisau sembelih diambil selama 6 kali penelitian, masing-masing penelitian diambil 4 sampel pada menit ke-0, ke-30, ke-60 dan ke-90. Data dianalisis dengan bantuan Statistical Package for the Social Science (SPSS) yaitu rerata plusminus standar deviasi dan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah Log ALTB 9,75±0,27 pada menit ke-0, 9,84±0,28 pada menit ke-30, 10,01±0,17 pada menit ke-60 dan 10,00±0,10 pada menit ke-90. Sedangkan lama penggunaan pisau pada setiap perlakuan (menit ke-0, ke-30, ke-60 dan ke-90) berpengaruh nyata terhadap jumlah ALTB pisau sembelih (P<0,05). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah ALTB pada pisau adalah tidak terpenuhinya syarat higiene dan sanitasi pada fasilitas/bangunan, peralatan dan higiene personal yang menyebabkan adanya kontaminasi bakteri pada pisau sembelih. Data yang dihasilkan dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Perubahan Histopatologi Trakea Mencit Jantan Pascapaparan Asap Rokok Elektrik Wira, Amar; Winaya, Ida Bagus Oka; Adi, Anak Agung Ayu Mirah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (4) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.349 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.4.422

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan histopatologi trakea mencit (Mus musculus) jantan pascaterpapar asap rokok elektrik (vaping). Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit yang dibagi menjadi dua kelompok perlakuan. Kelompok I (P0) sebagai kelompok kontrol yakni tanpa perlakuan pemaparan asap rokok elektronik dan kelompok II (P1) yang terdiri dari 12 ekor mencit adalah sebagai kelompok perlakuan yang diberi paparan asap rokok elektrik. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan tiga kali pengambilan sampel minggu ke -1, 2 dan 3 pascaperlakuan. Masing-masing kelompok dikorbankan 4 ekor mencit pada setiap waktu pengamatan. Jaringan trakea diambil dan dimasukkan ke dalam pot yang telah diisi cairan netral buffer formalin 10%, jaringan trakea kemudian diproses untuk pembuatan preparat. Berdasarkan hasil analisis statistik perlakuan tidak berpengaruh nyata P>0,05, begitu pula lama pemaparan juga tidak berpengaruh nyata P>0,05. Hal ini kemungkinan dikarenakan terlalu singkatnya waktu pemaparan dan kandungan nikotin yang rendah pada rokok elektrik. Berdasarkan pengamatan histopatologi ketebalan mukosa trakea pada kelompok perlakuan lebih tebal dibandingkan dengan kelompok kontrol. Analisis statistik menunjukkan paparan asap rokok elektrik tidak berpengaruh terhadap ketebalan mukosa trakea, namun secara histologi paparan asap elektrik berpengaruh terhadap ketebaan mukosa trakea.
Ekstrak Etanol Kulit Manggis Meringankan Lesi Histopatologis Usus Halus Mencit yang diberi Monosodium Glutamate Hidayatullah, Lalu Syarif; Adi, Anak Agung Ayu Mirah; Kardena, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (5) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.849 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran histopatologi usus halus pada mencit pasca pemberian MSG 1%, dan pemberian kombinasi antara MSG 1% dengan ekstrak etanol kulit manggis 4,5 %. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan yaitu kontrol (P0), pemberian MSG 1% (P1), dan pemberian kombinasi MSG 1% dengan ekstrak etanol kulit manggis 4,5 % (P2) lewat air minum. Perlakuan diberikan selama 30 hari, diakhir perlakuan mencit dibius dan dieutanasi dengan dislokasi capitis. Sampel organ usus halus diambil kemudian diproses menjadi preparat histopatologi. Hasil analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis menunjukan bahwa terdapat pengaruh pemberian MSG melalui air minum terhadap lesi degenerasi, nekrosis, peradangan pada duodenum, jejunum, ileum. Namun ditemukan perubahan yang tidak bermakna terhadap lesi degenerasi pada duodenum, jejunum, ileum dan nekrosis pada duodenum, serta peradangan pada jejunum. Ditemukan juga perbedaan yang bermakna antara perlakuan P1 dan P2 pada lesi nekrosis jejunum, ileum serta peradangan pada duodenum dan ileum. Hasil pemeriksaan histopatologi dapat disimpulkan bahwa mencit yang diberi MSG 1% selama 30 hari yang dicampurkan dalam air minum dapat menyebabkan efek degenerasi, nekrosis, peradangan pada usus halus mencit. Pemberian kombinasi ekstrak etanol kulit manggis dan MSG selama 30 hari dapat meringankan tingkat lesi degenerasi, nekrosis, peradangan pada usus halus mencit dibandingkan dengan hanya diberi MSG 1%.
Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Batang Kelor Glukosa Darah Tikus Hiperglikemia Miten Larantukan, Stanislaus Valens; Setiasih, Ni Luh Eka; Widyastuti, Sri Kayati
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (4) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.418 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit batang kelor(Moringa oleifera) dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus Wistar yang diinduksi aloksan.Sampel darah diambil dari 24 ekor tikus Wistar jantan berumur tiga bulan dengan bobot sekitar 150-200gram. Rancangan penelitian yang digunakan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enamperlakuan, dan masing-masing perlakuan terdiri atas empat ulangan. Pemberian ekstrak etanol kulitbatang kelor menggunakan dosis 100 mg/kgBB, dosis 200 mg/kgBB dan dosis 400 mg/kgBB. Hasilpenelitian menunjukkan pemberian ekstrak kulit batang kelor dengan dosis tersebut diatas dapatmenurunkan kadar glukosa darah hari ke-7 sampai hari ke-21, dan penurunannya sebanding denganpemberian glibenklamid 0,045 mg/kgBB. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanolkulit batang kelor dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus Wistar yang diinduksi aloksan.
Ketahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol Sanam, Andriawino Berdionis; Agustina, Kadek Karang; Swacita, Ida Bagus Ngurah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (1) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.598 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan dan kerusakan susu kambing peranakan ettawah (PE) post-thawing pada penyimpanan lemari es ditinjau dari uji didih dan alkohol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu kambing PE yang berasal dari distributor Tuban Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan yaitu susu kambing PE post-thawing yang disimpan pada suhu 4?C dengan lama penyimpanan jam ke-0, jam ke-4, jam ke-8 dan jam ke-12. Pemeriksaan dilakukan terhadap ketahanan atau kerusakan susu meliputi uji didih dan uji alkohol. Penelitian diulang sebanyak lima kali dengan interval pengambilan sampel setiap hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan keadaan susu kambing PE post-thawing pada penyimpanan suhu 4?C ditinjau dari uji didih maupun uji alkohol, masih layak untuk dikonsumsi pada penyimpanan hingga 4. Hal tersebut ditunjukkan dengan kualitas susu masih bagus, sedangkan mulai jam 8 sampai jam 12 hasilnya positif, yang berarti susu sudah tidak layak untuk dikonsumsi. Simpulan yang dapat ditarik adalah susu kambing baik disimpan dalam lemari es selama 4 jam.
Pemberian Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Terhadap Lama Siklus Estrus Pada Mencit WICAKSONO, AJI WAHYU; TRILAKSANA, I GUSTI NGURAH BAGUS; LAKSMI, DESAK NYOMAN DEWI INDIRA
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (4) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.22 KB)

Abstract

Kemangi adalah salah satu dari keanekaragaman hayati yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat tradisional yang mempunyai nama latin Ocimum basilicum L. Kemangi memiliki kandungan aktif (anetol, boron dan stigmasterol) yang berperan sebagai perangsang keluarnya hormon reproduksi yaitu hormon estrogen. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui efek pemberian ektrak daun kemangi terhadap siklus estrus dengan dosis bertingkat yaitu 5,6 mg + 0,02ml tween80 + 0,2 ml aquades, 11,2 mg + 0,02ml tween80 + 0,2 ml aquades, 16,8 mg + 0,02ml tween80 + 0,2 ml aquades, serta kontrol yaitu dengan aquades + tween 80. Hewan coba dalam Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit Swiss Webster betina dengan umur sekitar 6-8 bulan dengan berat 20-25 gram yang dibagi menjadi 4 kelomkpok (T0, T1, T2, T,3). Pemeriksaan siklus estrus menggunakan swab vagina yang diamati di bawah mikroskop. Pemeriksaan dimulai dari estrus sampai ke siklus estrus selanjutnya. Pengujian statistik dengan menggunakan General Linier Model (multivariate) secara umum menunjukkan bahwa T1 dan T2 berbeda nyata (P<0,05) terhadap T0, T1 tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap T2 sedangkan T3 berbeda nyata (p<0,05) terhadap T0, T1 dan T2. Kesimpulan pemberian ekstrak daun kemangi menyebabkan perpanjangan fase estrus dan metestrus sehingga terjadi perpanjangan lama siklus estrus.
Alur Penyebaran Rabies di Kabupaten Tabanan Secara Kewilayahan (Spacial) Azis Nasution, Abdul; Batan, I Wayan; Widyastuti, Sri Kayati
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (1) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.188 KB)

Abstract

Rabies menulari Bali pada akhir 2008 dan hingga Februari 2011 kasus rabies terus menyebar di Bali dan menyebabkan 122 orang meninggal dunia. Di Kabupaten Tabanan sendiri terdapat 18 kasus meninggal dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran rabies di Kabupaten Tabanan secara kewilayahan (spasial), sehingga dapat diketahui daerah yang tertular rabies. Data dikumpulkan dari berbagai instansi seperti Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Peternakan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas Peternakan Kabupaten Tabanan, Balai Besar Veteriner Denpasar. Data yang didapat kemudian disusun sedemikian rupa, ditabelkan dan selanjutnya dipetakan, sehingga ditemukan kasus rabies pertama dan bagaimana penyebaran rabies di Tabanan. Hewan Penular Rabies (HPR) di Tabanan yaitu Anjing, rabies pertama kali ditemukan di Desa Buahan (12 Agustus 2009), dan selanjutnya terus menyebar hingga menulari 13 desa di Kabupaten Tabanan. Penyebaran ini terjadi karena adanya campur tangan manusia dan penanganan rabies yang kurang tepat di daerah yang pertama tertular di Provinsi Bali. Rabies di tabanan telah menimbulkan 18 orang meninggal dunia, serta menulari 13 Desa.

Page 1 of 80 | Total Record : 795