cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Sejarah dan Budaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 188 Documents
NAPAK TILAS PERSPEKTIF INDONESIASENTRIS JACOB CORNELIS VAN LEUR Daya Negri Wijaya
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.62 KB)

Abstract

Survey Permasalahan Implementasi Kurikulum Nasional 2013 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Pertama Di Jawa Timur I Nyoman Ruja; Sukamto sukamto
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.111 KB) | DOI: 10.17977/um020v9i22015p193-199

Abstract

KEARIFAN LOKAL PADA PERWUJUDAN TATHAGATA DI CANDI BOROBUDUR (LOCAL GENIUS IN TATHAGATA STATUE IN BOROBUDUR TEMPLE) Gaya Mentari
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 15, No 2 (2021): Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v15i22021p355-368

Abstract

This study describes about the form of local genius from tathagata Statue in Borobudur temple. Tathagata is a term to call someone who reach the truth of life. This Tathagata becomes the Buddha image which has certain characteristic (like hand gesture or mudra, and sit gesture). This study using 20 Tathagata in Rupadhatu terrace of Borobudur. Five characteristic of local genious which told by Ayatrohaedi (1986) become reference for showing the local genious that exist in Tathagata statue in Borobudur temple. The purpose of this article is giving new opinion that since Hindu-Buddha period, the old Javanesche artist (silpin) had been able to integrate foreign culture within local culture in the art and placement form of tathagata image. The research found that Tathagata have unique charateristic in art style and the placement which are the form of local genious from the Javanesche artist.Kajian ini membahas tentang bentuk kearifan lokal yang terdapat pada arca Tathagata di Candi Borobudur. Tathagata merupakan istilah yang digunakan untuk seseorang yang mencapai kebenaran sejati dalam kehidupan agama Buddha. Tathagata tersebut diwujudkan dalam bentuk arca Buddha yang memiliki beberapa bentuk karakteristik. Kajian ini menggunakan 20 sampel arca Tathagata yang terdapat di tingkat Rupadhatu pada Candi Borobudur. Lima ciri kearifan lokal yang disebutkan oleh Ayatrohaedi (1986) menjadi acuan utama untuk menunjukkan kearifan lokal yang melekat pada perwujudan arca Tathagata di Candi Borobudur. Dengan demikian, tulisan ini bertujuan untuk memberikan pandangan bahwa sejak masa Hindu-Buddha, para seniman Jawa Kuno (silpin) telah memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan unsur kebudayaan dari luar dengan kebudayaan asli setempat dalam bentuk kesenian arca. Penelitian menunjukkan bahwa arca Tathagata di Candi Borobudur memiliki keunikan dalam hal gaya seni dan penempatan arca yang merupakan suatu bentuk kearifan lokal para seniman Jawa Kuno..
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATERI SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL INDONESIA Johan Setiawan Ranando Sofiyan Hadi
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.992 KB)

Abstract

Pendidikan sejarah mempunyai peranan penting dalam pendidikan karakter, karena melalui pengajaran sejarah dapat mewariskan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu peristiwa sejarah. Artikel ini bertujuan untuk menjabarkan mengenai sejarah kebangkitan nasional Indonesia yang ditandai dengan: Pertama lahirnya organisasi Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908 telah membuka jalan kearah kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang mempunyai kehendak sebagai manusia merdeka. Kedua diikrarnya sumpah pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 yang merupakan formalitas konkrit dari kenyataan kesadaran nasional terwujud nyata melalui kongres pemuda yang mengeluarkan statemen satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Ketiga, seiring dengan perkembangan nasionalisme dan semangat perjuangan nasional telah mencapai puncaknya ketika Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Kemudian nilai-nilai karakter yang dapat digali dari materi tersebut agar dapat diaktualisasikan oleh peserta didik dalam kehidupannya dimasa kini dan masa yang akan datang.Historical education has an important role in character building, because through teaching history we could inherit the values that contained in a historical event. This paper describes Indonesia national resurrection is characterized by: Firstly, the birth of Budi Utomo Organization on May 20th, 1908 has opened the way of Indonesian consciousness as a nation that want to be an independent human. The second was the declaration of the second youth oath on October 28th, 1928 which was a concrete formality of the reality of national consciousness manifested through the youth congress which issued statements of one homeland, one nation and one language. The last, along to the development of nationalism and national spirit has reached the top when Indonesia became independent on August 17th, 1945. Furthermore, the character values that can be extracted from the material in order to be actualized by learner in the present and in the future life. DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um020v12i12017p39
KARET DAN PEMBATALAN PEMBANGUNAN JALUR KERETA API DI KALIMANTAN SELATAN PADA TAHUN 1930-AN Tundjung Tundjung; Rani Noviyanti
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 15, No 1 (2021): Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v15i12021p98-105

Abstract

Rubber is one of the mainstay products of South Kalimantan at the beginning of the twentieth century. Netherlands Indies Government tried to develop rubber plantations there in order to meet the demand of the world market. The distance between the place of production and the port that is what gave rise to the idea of an entrepreneur building a railway line to transport the rubber from the headwaters to Banjarmasin. As long as this is done through the rubber transport streams, which often encountered obstacles. In the mid 1920 's, the Semarang-Chirebon Stoomtram Maatschappij doing feasibility calculation the construction of railway lines, especially for the transport of the rubber. When planning has been made, at the beginning of the year 1930-ness of the world economic crisis, which promoted trade in rubber. Rubber trade not profitable yet, then the construction of the railway line is not implemented.Karet adalah salah satu produk andalan Kalimantan Selatan pada awal abad kedua puluh. Pemerintah Hindia Belanda berusaha mengembangkan perkebunan karet di sana untuk memenuhi permintaan pasar dunia. Jarak antara tempat produksi dan pelabuhan itulah yang memunculkan ide seorang pengusaha membangun jalur kereta api untuk mengangkut karet dari hulu ke Banjarmasin. Selama ini dilakukan melalui aliran transportasi karet, yang kerap menemui kendala. Pada pertengahan 1920-an, Stoomtram Maatschappij Semarang-Chirebon melakukan perhitungan kelayakan pembangunan jalur kereta api, terutama untuk pengangkutan karet. Ketika perencanaan telah dibuat, pada awal tahun 1930-an krisis ekonomi dunia, yang mempromosikan perdagangan karet. Perdagangan karet belum menguntungkan, maka pembangunan jalur kereta api belum dilaksanakan.
KOPERASI BATIK BAKTI & KONTRIBUSINYA PADA SEJARAH EKONOMI PONOROGO Tutik Ernawati
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 10, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.617 KB)

Abstract

DEWAN KABUPATEN BATAVIA: SEJARAH DESENTRALIASASI DI HINDIA BELANDA (1928-1934) Muhamad Mulki Mulyadi Noor
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v14i22020p45-61

Abstract

AbstractThis article attepts to analyze the decentralization issue in the Dutch East Indies, specifically the activities of the Dewan Kabupaten Batavia (Batavia Regency Council) in Tangerang between 1928 and 1934. With the adoption of bestuurvormingwet which is governing the expansion of regional administration, the role of regional government becomes greater in regulating its territory independently. This research tries to place the Dewan Kabupaten Batavia as an autonomous and active regional government in solving local problems that occur in Tangerang and its surroundings. The study shows that the activities of the regional government in Tangerang experienced several problems given the socio-economic conditions inherited from the post-purchase conditions of private lands. In addition, the decision-making process was also colored by the interests between groups including European, Chinese, Priyayi and Nationalist figures. This was reflected in the discussions carried out during the District Council session.  AbstrakArtikel ini berupaya menganalisa tentang desentralisasi di Hindia Belanda khususnya aktivitas Dewan Kabupaten Batavia di Tangerang antara tahun 1928 hingga 1934. Dengan ditetapkannya bestuurvormingwet di Hindia Belanda yang mengatur pemekaran administrasi wilayah, maka peran pemerintahan daerah menjadi lebih besar dalam mengatur wilayahnya secara mandiri. Penelitian ini berusaha menempatkan Dewan Kabupaten Batavia sebagai pemerintahan daerah yang otonom dan aktif dalam menyelesaikan masalah-masalah lokal yang terjadi di Tangerang dan sekitarnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas pemerintahan daerah di Tangerang mengalami beberapa problem mengingat kondisi sosial-ekonomi yang diwarisi dari kondisi pasca pembelian tanah-tanah partikelir. Selain itu dalam pengambilan keputusan juga banyak diwarnai oleh kepentingan antar golongan diantaranya adalah golongan Eropa, Cina, Priyayi dan tokoh Nasionalis. Hal tersebut tercermin dari diskusi yang dilakukan selama sidang Dewan Kabupaten. Disamping itu catatan kolonial menunjukkan bahwa Dewan berhasil menjalankan urusan-urusan daerah yang sebelumnya sempat diabaikan oleh pemerintah pusat khususnya pemberdayaan serta advokasi masyarakat di bekas tanah-tanah partikelir, pengembangan industri lokal, peningkatan sistem ekonomi pasar tradisional, serta pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum setempat.
PEMBELAJARAN BERBASIS NILAI PADA MATAPELAJARAN SEJARAH MELALUI MODEL VCT (VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE) Putri Nur Ekasari
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.856 KB)

Abstract

niversitas Negeri Malang Abstrak: Hasil belajar sejarah tidak hanya berkaitan dengan aspek pengetahuan saja. Peserta didik sudah selaknya merasakan kebermaknaan sejarah bagi diri mereka. Disamping mengenai fakta-fakta sejarah yang disajikan dalam bentuk permasalahan yang problematis, pembelajaran sejarah juga perlu dikemas dengan memperhatikan nilai-nilai. Peserta didik diharapkan mampu mengambil nilai dari sebuah peristiwa sejarah kemudian mereka dapat mempertimbangkan nilai tersebut apakah cocok bagi diri mereka.  Pembelajaran sejarah yang demikian itu nantinya akan berguna bagi peserta didik sebagai bahan pertimbangan untuk bertindak. Tulisan ini akan menggambarkan pembelajaran sejarah yang melibatkan aspek nilai yaitu dengan pembelajaran sejarah berbasis nilai melalui model pembelajaran VCT (Valaue clarification Technique). Model pembelajaran ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan, dan menganalisis nilai pada setiap peristiwa sejarah. Peserta didik tidak hanya sekedar dihadapkan pada fakta sejarah melainkan juga dituntut untuk menemukan nilai. Terlebih dapat menentukan apakah nilai tersebut masih relevan bagi dirinya. Kata-Kata Kunci: pembelajaran berbasis nilai, VCT, fakta sejarah, belajar bermakna Abstract: The result of history learning is not only related to the knowledge aspect. Learners have selaknya sense of historical significance for themselves. Besides the historical facts presented in the form of problematic problems, historical learning also needs to be packed with attention to the value-nili. Learners are expected to take the value of a historical event then they can consider the value of whether it suits them. Such historical learning will be useful for learners as a consideration for action. This paper will describe a history learning that involves the value aspect of learning based on value-based learning through the VCT (Valaue clarification Technique ) learning model. This learning model provides an opportunity for learners to discover, and analyze the value of each historical event. Learners are not only faced with historical facts but also are required to find value. Moreover can determine whether the value is still relevant for him. Keywords: value-based learning, VCT, historical fac, meaningful learning
LITERASI DIGITAL MELALUI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO PADA PEMBELAJARAN SEJARAH Oka Agus Kurniawan Shavab
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v14i22020p142-152

Abstract

The purpose of this article is to describe digital literacy by utilizing edmodo learning media on learning history in class. Towards society 5.0, digital literacy should be owned by every student now. The use of technology is not new for students and in almost every activity, they cannot be separated from technology products. Seeing this situation, even history teachers should be able to use or create learning media based on information and communication technology. One that can be made or used is edmodo learning media. With this media, the teacher can provide historical resources that can be accessed by students and package their learning activities by utilizing the features in Edmodo and based on digital literacy. Utilization of edmodo by the teacher provides experience to students to select and analyze information needed in history learning activities in class.The stages contained in digital literacy include: digital competence, digital usage, and digital transformation. Broadly speaking, this article will explain the edmodo learning media, digital literacy, and history learning through digital literacy-based edmodo learning media. Tujuan artikel ini adalah untuk menggambarkan literasi digital dengan memanfaatkan media pembelajaran edmodo tentang pembelajaran sejarah di kelas. Terhadap masyarakat 5.0, literasi digital harus dimiliki oleh setiap siswa sekarang. Penggunaan teknologi bukanlah hal baru bagi siswa dan dalam hampir setiap kegiatan, mereka tidak dapat dipisahkan dari produk teknologi. Melihat situasi ini, bahkan guru sejarah harus dapat menggunakan atau membuat media pembelajaran berdasarkan teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu yang bisa dibuat atau digunakan adalah media pembelajaran edmodo. Dengan media ini, guru dapat menyediakan sumber daya sejarah yang dapat diakses oleh siswa dan mengemas kegiatan belajar mereka dengan memanfaatkan fitur-fitur dalam Edmodo dan berdasarkan pada literasi digital. Pemanfaatan edmodo oleh guru memberikan pengalaman kepada siswa untuk memilih dan menganalisis informasi yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sejarah di kelas. Tahapan yang terkandung dalam literasi digital meliputi: kompetensi digital, penggunaan digital, dan transformasi digital. Secara garis besar, artikel ini akan menjelaskan media pembelajaran edmodo, literasi digital, dan pembelajaran sejarah melalui media pembelajaran edmodo berbasis literasi digital.
Soekarno dan diplomasi Indonesia Arifin Suryo Nugroho
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 10, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.646 KB)

Abstract

Page 1 of 19 | Total Record : 188