cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Sejarah dan Budaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 199 Documents
NAPAK TILAS PERSPEKTIF INDONESIASENTRIS JACOB CORNELIS VAN LEUR Daya Negri Wijaya
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.62 KB)

Abstract

Survey Permasalahan Implementasi Kurikulum Nasional 2013 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Pertama Di Jawa Timur I Nyoman Ruja; Sukamto sukamto
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.111 KB) | DOI: 10.17977/um020v9i22015p193-199

Abstract

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATERI SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL INDONESIA Johan Setiawan Ranando Sofiyan Hadi
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.992 KB)

Abstract

Pendidikan sejarah mempunyai peranan penting dalam pendidikan karakter, karena melalui pengajaran sejarah dapat mewariskan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu peristiwa sejarah. Artikel ini bertujuan untuk menjabarkan mengenai sejarah kebangkitan nasional Indonesia yang ditandai dengan: Pertama lahirnya organisasi Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908 telah membuka jalan kearah kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang mempunyai kehendak sebagai manusia merdeka. Kedua diikrarnya sumpah pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 yang merupakan formalitas konkrit dari kenyataan kesadaran nasional terwujud nyata melalui kongres pemuda yang mengeluarkan statemen satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Ketiga, seiring dengan perkembangan nasionalisme dan semangat perjuangan nasional telah mencapai puncaknya ketika Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Kemudian nilai-nilai karakter yang dapat digali dari materi tersebut agar dapat diaktualisasikan oleh peserta didik dalam kehidupannya dimasa kini dan masa yang akan datang.Historical education has an important role in character building, because through teaching history we could inherit the values that contained in a historical event. This paper describes Indonesia national resurrection is characterized by: Firstly, the birth of Budi Utomo Organization on May 20th, 1908 has opened the way of Indonesian consciousness as a nation that want to be an independent human. The second was the declaration of the second youth oath on October 28th, 1928 which was a concrete formality of the reality of national consciousness manifested through the youth congress which issued statements of one homeland, one nation and one language. The last, along to the development of nationalism and national spirit has reached the top when Indonesia became independent on August 17th, 1945. Furthermore, the character values that can be extracted from the material in order to be actualized by learner in the present and in the future life. DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um020v12i12017p39
KOPERASI BATIK BAKTI & KONTRIBUSINYA PADA SEJARAH EKONOMI PONOROGO Tutik Ernawati
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 10, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.617 KB)

Abstract

PEMBELAJARAN BERBASIS NILAI PADA MATAPELAJARAN SEJARAH MELALUI MODEL VCT (VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE) Putri Nur Ekasari
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.856 KB)

Abstract

niversitas Negeri Malang Abstrak: Hasil belajar sejarah tidak hanya berkaitan dengan aspek pengetahuan saja. Peserta didik sudah selaknya merasakan kebermaknaan sejarah bagi diri mereka. Disamping mengenai fakta-fakta sejarah yang disajikan dalam bentuk permasalahan yang problematis, pembelajaran sejarah juga perlu dikemas dengan memperhatikan nilai-nilai. Peserta didik diharapkan mampu mengambil nilai dari sebuah peristiwa sejarah kemudian mereka dapat mempertimbangkan nilai tersebut apakah cocok bagi diri mereka.  Pembelajaran sejarah yang demikian itu nantinya akan berguna bagi peserta didik sebagai bahan pertimbangan untuk bertindak. Tulisan ini akan menggambarkan pembelajaran sejarah yang melibatkan aspek nilai yaitu dengan pembelajaran sejarah berbasis nilai melalui model pembelajaran VCT (Valaue clarification Technique). Model pembelajaran ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan, dan menganalisis nilai pada setiap peristiwa sejarah. Peserta didik tidak hanya sekedar dihadapkan pada fakta sejarah melainkan juga dituntut untuk menemukan nilai. Terlebih dapat menentukan apakah nilai tersebut masih relevan bagi dirinya. Kata-Kata Kunci: pembelajaran berbasis nilai, VCT, fakta sejarah, belajar bermakna Abstract: The result of history learning is not only related to the knowledge aspect. Learners have selaknya sense of historical significance for themselves. Besides the historical facts presented in the form of problematic problems, historical learning also needs to be packed with attention to the value-nili. Learners are expected to take the value of a historical event then they can consider the value of whether it suits them. Such historical learning will be useful for learners as a consideration for action. This paper will describe a history learning that involves the value aspect of learning based on value-based learning through the VCT (Valaue clarification Technique ) learning model. This learning model provides an opportunity for learners to discover, and analyze the value of each historical event. Learners are not only faced with historical facts but also are required to find value. Moreover can determine whether the value is still relevant for him. Keywords: value-based learning, VCT, historical fac, meaningful learning
Soekarno dan diplomasi Indonesia Arifin Suryo Nugroho
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 10, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.646 KB)

Abstract

Pemahaman Sejarah Daerah dan Persepsi Terhadap Keberagaman Budaya dalam Membina Sikap Nasionalisme (Studi Korelasi pada Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP UNLAM) Heri Susanto
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.77 KB) | DOI: 10.17977/um020v9i12015p39-50

Abstract

Abstrak: Artikel penelitian ini menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara pemahaman sejarah daerah dan persepsi terhadap keberagaman budaya dengan sikap nasionalisme mahasiswa. Hal tersebut membawa implikasi bahwa pembinaan sikap nasionalisme dikalangan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah seyogyanya dilakukan dengan memperkuat pemahaman sejarah daerah terutama sejarah perjuangan di daerah dan menanamkan persepsi positif terhadap keberagaman budaya bangsa.Kata-kata kunci: pemahaman sejarah, keberagaman budaya, nasionalismeAbstract: this research article found the positive relation which was significant between local historical understanding and the perception for the cultural diversity and the student character of nationalism. This affects that the guidance of nationalism character at student of history education study proggramme is implemented by enforcing the understanding of local history especially the struggling history in local areal and the planting of positive perception for the cultural diversity of nation.Keywords: understanding of history, diversity of culture, nationalism
Antara Sejarah dan Sastra: Novel Sejarah sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Sejarah Ramilury Kurniawan
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 11, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.819 KB)

Abstract

Abstrak: Pelajaran sejarah identik dengan pelajaran yang membosankan dan kurang menarik. Oleh karena itu, praktisi pendidikan pelajaran sejarah terus berinovasi mengembangkan bahan ajar yang menarik. Sayangnya, pengembangan bahan ajar pelajaran sejarah yang selama ini dilakukan kurang memperhatikan budaya literasi bagi peserta didik. Dampaknya adalah kegiatan membaca buku bagi peserta didik menjadi berkurang. Padahal pada pelajaran sejarah, membaca adalah kegiatan yang penting untuk memperluas wawasan dan pemahaman peristiwa sejarah. Di sisi lain, buku yang tersedia di sekolah mayoritas merupakan buku paket dan LKS. Buku paket dan LKS ditulis dengan menggunakan bahasa ilmiah yang akan membuat peserta didik mudah bosan. Oleh karena itu, dibutuhkan pemanfaatan bahan bacaan pelengkap untuk peserta didik. Bahan bacaan pelengkap yang bisa dimanfaatkan adalah novel sejarah. Novel sejarah dapat dijadikan bahan bacaan pelengkap bagi peserta didik dan sebagai bahan ajar dalam pelajaran sejarah. Kelebihan novel sejarah adalah bahasa dan cerita yang ada didalamnya lebih menarik namun tetap tidak meninggalkan latar belakang sejarah. Kekurangan novel sejarah adalah terdapat unsur subyektifitas pengarang dan kurangnya novel sejarah yang sesuai dengan materi yang dibahas dalam pelajaran sejarah. Melihat penjelasan tersebut guru sejarah harus selektif dalam memilih novel sejarah yang akan digunakan dalam pelajaran sejarah. Dengan menggunakan novel sejarah diharapkan peserta didik memiliki budaya literasi sekaligus menambah wawasannya dalam memahami sebuah peristiwa sejarah.Kata-kata Kunci : bahan ajar, novel, novel sejarah, pembelajaran sejarahAbstract: History learning is identified as a boring and unattractive subject. Thereby, history educators keep emerging innovation to develop exciting learning media. Unfortunately, learning media improvement does not really notice students’ literacy culture. This affects reading books behavior of students becomes decreased. Whereas, regarding history, reading is an essential action in term to broaden the horizon and intensify the understandings of history events. In the other side, provided books in the school are textbook and worksheet. These textbooks and worksheets were arranged using scientific terms which bring students easily tired. Thus, it requires an addition reading source for students. Additional reading materials that may be used is historical novel. The historical novel can be developed as a supplementary source and learning media regarding history learning. The advantages of history novel are language simplicity used and appealing stories that still exposing history background. The drawbacks of history novel utilization are authors’ subjectivity content and the deficient number of history novel that associated to substances that being studied of history learning. Based on the description above, history should be selective in taking a historical novel that will be utilized in history learning. By using historical novel is expected that students may gain literacy culture in line with increasing their insight when try to understand about history events.Keywords: learning media, novel, historical novel, history learningDOI: http://dx.doi.org/10.17977/um020v11i12017p055
Modernisasi Budaya Politik Mangkunegaran wasino wasino
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.785 KB) | DOI: 10.17977/um020v9i22015p257-263

Abstract

GERILYA DI LADANG MINYAK SEBAGAI PERLAWANAN RAKYAT AHVAZ TERHADAP DISKRIMINASI SOSIAL PEMERINTAH IRAN DI PROVINSI KHUZESTAN (1925-2017) Zofrano Ibrahimsyah Magribi Sultani
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.209 KB)

Abstract

Selama integrasi nasional, pemerintah mendiskriminasi orang-orang Ahvaz yang berbudaya Arab dengan mengasimilasi budaya Persia (Persianisasi) ke dalam sistem sosial masyarakat Iran. Namun, karena akumulasi historis yang dilakukan pemerintah Iran kepada orang-orang Ahvaz, mereka mulai menahan gerilyawan di ladang minyak sebagai perlawanan terhadap ketidakadilan. Perlawanan orang-orang Ahvaz membuat pemerintah Iran lebih represif terhadap pemberontakan, karena di Khuzestan memiliki cadangan minyak besar dan pintu perdagangan ke Teluk Persia dan Irak membahayakan geopolitik Iran di Teluk Persia. During national integration, the government discriminated against the Ahvaz people who were Arabically cultured by assimilating the Persian culture (Persianization) into the social system of Iranian society. However, due to the historical accumulation which the Iranian government did to the people of Ahvaz, they began to hold guerrillas in the oil field as a resistance to injustice. The Ahvaz people's resistance made the Iranian government more repressive against the insurgency, because in Khuzestan had huge oil reserves and trade doors to the Persian Gulf and Iraq endangered Iranian geopolitics in the Persian Gulf. DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um020v12i12017p91

Page 1 of 20 | Total Record : 199