cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
ISSN : 25027875     EISSN : 25275879     DOI : -
Core Subject : Humanities,
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis (JSPH) issued by the Department of Sociology, Faculty of Social Sciences, State University of Malang in collaboration with the Perkumpulan Profesi Pendidik dan Peneliti Sosiologi Indonesia (AP3SI). JSPH committed to being a scientific journals, relevant to the development of science, as a reference, especially in the fields of sociology, education and culture. JSPH published twice a year continuously (July and December). JSPH contains the results of research and conceptual ideas that have not been published anywhere.
Arjuna Subject : -
Articles 106 Documents
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ETNIS TOLAKI DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR DI KECAMATAN LALONGGASUMEETO KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULTRA Sulsalman Moita
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.725 KB)

Abstract

Penelitian dengan lokus di Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara, bertujuan untuk: (1) menganalisis pola pengelolaan sumber daya pesisir berbasis nilai-nilai kearifan lokal etnis Tolaki; (2) mengkaji perubahan nilai-nilai kearifan lokal sebagai dampak dari modernisasi dan kapitalisme; dan (3) menganalisis konsekuensi perubahan nilai-nilai kearifan lokal terhadap kebertahanan masyarakat sebagai sistem sosial. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam pengumpulan data, peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pola pengelolaan sumber daya pesisir yang berbasis pada nilai-nilai kearifan lokal etnis Tolaki seperti tradisi mondonduri, mepuka, meboso, mearano, dan melupai,; menjadi katup pengaman entitas ekosistem perairan dari eksploitasi yang berlebihan; (2) Dinamika dan perubahan nilai-nilai kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya perairan, menyasarpada kelompok-kelompok penangkap dan budi daya perikanan yang berorientasi pada akumulasi modal dan spirit kapitalisme. Mereka adalah jaringan nelayan yang berafiliasi dengan kelompok pemodal kuat sehingga mengabaikan realitas kearifan lokal; (3) konsekuensi perubahan nilai-nilai kearifan lokal, secara faktual tidak terjadi secara holistik, karena sistem pranata perikanan etnis lokal mampu menjaga kebertahanan sistem sosial masyarakat. DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v2i12017p016
RUANG ABSTRAK PEMANGKU ADAT : NARASI ELITE DAN RE-TRADISIONALISME KOMUNITAS USING Hery Prasetyo
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.474 KB)

Abstract

Studi tentang adat dan komunitas yang terintegrasi kedalamnya, menjadi persoalan mendesak untuk diperhatian, hal ini didasari oleh isu yang muncul dan berkembangnya ruang-ruang sosial pasca orde baru, yang memberikan kesempatan dan akses pada komunitas adat untuk berkontestasi pada ruang kebangsaan. Dengan kerangka berfikir pada artikulasi atas autentisitas adat, subjek yang mengatasnamakan adat membentuk ruang reproduksi sosial dengan menitik beratkan pada pembentukan akses ekonomi-politik untuk memperluas jangkauan legitimasi kultural pada posisi sosialnya. Pada titik tertentu isu akses ekonomi-politik menghadirkan posisi elite yang berkembang seiring dengan penciptaan kesadaran kelas pada komunitas adat. Apa yang secara diskursif, kemudian menjadi persoalan ialah: bagaimana restrukturisasi adat yang berkonsekuensi pada pembentukan formasi sosial baru?; bagaimana persoalan formasi kelas pada subjek adat terbentuk?; bagaimana subjek adat yang mendasarkan diri pada re-tradisionalisme adat mampu berhadapan pada kekuatan diluar dirinya? Dengan menarasikan komunitas Using, artikel ini dimaksudkan untuk menampilkan adat Using dalam pembacaan elite lokal yang dalam konteks penelitian ini merujuk pada aparatus birokratis pemerintah kabupaten Banyuwangi dan elite adat, yang secara spesifik menempatkan adat Using sebagai bagian dari agenda kepariwisataan nasional.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v2i22017p074
Kampus dan Degradasi Pengetahuan Politik Mahasiswa Abdus Sair
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.273 KB)

Abstract

Cerita sukses tentang peran mahasiswa, tentu bukan karena gerakannya saja, melainkan juga karena pengetahuannya tentang politik. Selain itu, juga karena mereka memiliki sikap politik yang rasional dan dapat di pertanggungjawabkan. Kini cerita sukses tersebut tinggal cerita, sebab pengetahuan politik mahasiswa mulai menurun (degradasi), sikap mereka juga cenderung apatis. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai pijakan penelitian dengan teknik pengambilan data wawancara, observasi dan tinjauan pustaka. Oleh karena itu, melalui tulisan ini, akan dijelaskan bagaimana pengetahuan politik mahasiswa terhadap penyelengaraan pemilu dewasa ini, peran mereka dalam pemilu, pengetahuan mereka terhadap figur dan kekuasaan partai politik, serta pengetahuan mereka terhadap figur dan profil calon presiden tahun 2014.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v1i12016p009 
Pendidikan Politik dalam Kuasa Simbolik: Kajian mengenai Dinamika Politik Anak Muda yang Tergabung dalam Partai Politik di Kota Malang Nanda Harda Pratama Meiji
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (779.62 KB)

Abstract

Saat ini dunia perpolitikan kerap memperoleh stigma negatif akibat tindakan-tindakan oknum kader di dalamnya. Maka tak heran apabila masyarakat terutama kaum muda makin apatis dengan hal-hal yang berbau politis. Namun rupanya masih ada anak-anak muda yang masih memiliki kepedulian bahkan bergabung dengan partai politik. Pun demikian di Kota Malang dimana salah satu partai politik memiliki cukup banyak kader muda. Bahkan beberapa di antara mereka berhasil untuk masuk daftar calon legislatif pada Pemilu 2014 lalu. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan biografi digunakan untuk memperoleh data dan menganalisa keterlibatan anak-anak muda tersebut dalam dunia politik. Terutama terkait pendidikan politik yang didapatkan mereka selama di partai. Menggunakan model purposive, pemilihan informan dalam penelitian kali ini lebih menitikberakan pada anak muda yang bergelut di dalam dunia politik. Namun rupanya masih terdapat ketimpangan yang anak-anak muda tersebut rasakan selama berada di partai. Masih terdapat kesenjangan antara mereka yang senior dan yang muda. Hal tersebut yang kemudian memunculkan kekerasan simbolik pada anak-anak muda tersebut. Terlebih di dalam tubuh partai politik dimana kerap kali sering muncul perebutan kekuasaan antar elit. Sementara mereka yang muda hanya menjadi pendukung atau bahkan penonton semata.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v1i22016p103 
Pemberdayaan Masyarakat Desa terdampak Pembangunan Bandara Internasional Lombok Praya Syarifuddin Syarifuddin; Oryza Pneumatica Inderasari; Nuning Juniarsih; Muhammad Rasyidi
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.085 KB)

Abstract

Pembangunan diharapkan dapat berdampak secara riil terhadap ekonomi baik di sektor pariwisata, perhotelan, industri jasa, perdagangan bagi masyarakat disekitar. Keberadaan bandara memberikan dampak secara ekonomi maupun sosial kepada desa terdampak yang menjadi objek penelitian yaitu Desa Ketare, Tanak Awu, dan Penunjak. Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pemetaan sosial, evaluasi pembangunan bandara, dan rekomendasi CSR-Comdev bagi PT Angkasa Pura. Metode Penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam pada masyarakat terdampak, stakeholder, dan pihak PT Angkasa Pura. Masyarakat desa terdampak pada dasarnya adalah masyarakat mekanis yang memiliki solidaritas kuat. Keberadaan bandara tidak berdampak pada hubungan sosial dan budaya masyarakat terdampak namun memberi dampak dengan munculnya sektor nonagraris seperti perdagangan dan jasa, pariwisata, dan industri kreatif. PT Angkasa Pura telah memberikan kontribusi bagi masyarakat terdampak melalui program-program pemberdayaan ekonomi dan pemberian bantuan. Namun, secara ekonomi dan sosial, belum ada dampak yang massif terhadap perkembangan perekonomian, hal ini disebabkan program pemberian pinjaman modal usaha yang diberikan belum terakses oleh masyarakat secara umum. Harapannya, pihak PT Angakasa Pura dapat memberikan kontribusi lebih terhadap pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya dengan pamanfaatan potensi-potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terdampak.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v1i12016p057
Agenda Pengembangan Kajian Kepemudaan di Indonesia Oki Rahadianto Sutopo
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.502 KB)

Abstract

Artikel ini menawarkan ide-ide kritis untuk mengembangkan kajian kepemudaan di Indonesia. Secara spesifik, ide-ide ini difokuskan pada agenda teoritis dan praktis yang relevan dengan kondisi kontemporer pemuda di Indonesia. Pemuda sebagai subjek studi menempati posisi ambigu dalam konstelasi produksi pengetahuan. Pemuda dianggap penting dan krusial sebagai sebagai subjek bagi masa depan bangsa. Di sisi yang lain, pemuda sebagai subjek juga berada dalam posisi marjinal tidak hanya dalam konteks produksi pengetahuan namun juga dalam hal pembuatan kebijakan. Kondisi ini merupakan peringatan dini bagi agen-agen sosial yang peduli terhadap kajian kepemudaan di Indonesia. Berdasarkan refleksi kritis, observasi empiris dan studi terhadap literatur kajian kepemudaan yang relevan, saya menawarkan agenda teoritis dan praktis untuk mengembangkan kajian kepemudaan di Indonesia. Agenda teoritis tersebut antara lain: menjembatani antara pendekatan transisi pemuda dan buday pemuda, pengarusutamaan konsep kelas sosial dan kesenjangan sosial, dan pengembangan kajian kepemudaan berdasarkan konteks Indonesia. Sedangkan agenda praktis yang ditawarkan antara lain:  pengarusutamaan riset strategis dan diseminasi kajian kepemudaan secara merata. Sebagai kesimpulan, harapan saya semoga ide-ide dalam artikel ini dapat menjadi titik masuk bagi terwujudnya generasi muda Indonesia yang lebih tercerahkan dan teremansipasi di masa depan..DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v1i22016p161
PEMANFAATAN HUTAN BERKELANJUTAN BERBASIS KELEMBAGAAN DI KAWASAN GUNUNG SASAK Anisa Puspa Rani; Dwi Setiawan Chaniago
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.6 KB)

Abstract

Hutan Gunung Sasak merupakan kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKm) seluas ± 477 Ha. Status HKm bertujuan untuk mempermudah proses rehabilitasi hutan dengan pemanfaatan ekonomis masyarakat di sekitar kawasan. Faktanya status HKm diartikan oleh masyarakat sebagai legitimasi pemanfaatan pribadi. Hal tersebut berdampak pada kerusakan hutan baik secara ekologis maupun ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pemanfaatan HKm berbasis kelembagaan guna terwujudnya pemanfaatanhutan berkelanjutan dengan  memperhatikan keseimbangan manfaat ekologis dan ekonomis dari fungsi hutan. Penelitian ini menggunakan teori strukturasi dan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu upaya reorientasi pemanfaatan HKm Gunung Sasak dari semula bersifat individual ke kelembagaan, guna mencapai hal tersebut diperlukan dukungan multipihak dengan fokus intervensi meliputi pengembanganinfrastruktur, peningkatan kapasitas, serta pemantapan aspek jaringan ekonomi budidaya lebah madu pada Kelompok Madu Sari.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v2i12017p023
PARADOKS PEMBANGUNAN DALAM KEMISKINAN STRUKTURAL DI PAPUA Ica Wulansari
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.812 KB)

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk melihat kemiskinan struktural di Papua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur tentang Papua, dimulai dengan pemeriksaan terhadap kebijakan pembangunan untuk Papua sejak era Orde Baru hingga saat ini. Berdasarkan temuan, ada kesamaan paradigma pembangunan Papua pada masa orde baru dan era reformasi. Papua dianggap tak lebih sebagai objek pembangunan. Hal ini terbukti dengan adanya operasi perusahaan tambang multinasional yang mengarah ke beberapa kekerasan terhadap orang Papua yang disebabkan oleh pendekatan militer yang digunakan oleh pemerintah. Pelaksanaan otonomi khusus di Papua menjanjikan pembangunan yang dipercepat. Namun, di tengah-tengah pelaksanaan otonomi khusus yang gagal, pemerintah memberlakukan paradigma lain yang menyerahkan kebijakan pembangunan pengelolaan pangan dan energi kepada pihak swasta melalui proyek-proyek besar bernama MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estate). MIFEE menawarkan beberapa mimpi kosong dengan dalih untuk membangun makanan Indonesia kepada dunia. Bahkan, kebijakan itu tidak dimaksudkan untuk mendukung kehidupan orang Papua. Oleh karena itu, kemiskinan di Papua semakin akut karena kebijakan pemerintah atas nama pembangunan ekonomi kurang aspek sosial.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v2i22017p088
Pasukan Khusus Pangeran Diponegoro Masih Menari (Studi Historis Kesenian Tari Tradisional Reyog Bulkiyo Blitar) Irfan Santoso
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.372 KB)

Abstract

Perang Sabil yang lebih dikenal dengan sebuatan Perang Jawa (De Javasche Oorlog dalam bahasa Belanda) mempunyai dampak dalam sejarah nasional maupun sejarah lokal. Perang itu merupakan fenomena sosial yang terjadi hampir di seluruh Pulau Jawa. Setelah Pangeran Diponegoro sebagai pemimpin perang tertangkap oleh Belanda pada 28 Maret 1830, banyak dari pasukan Pangeran Diponegoro yang melarikan diri ke berbagai pelosok daerah untuk menghindar dari operasi pembersihan sisa prajurit oleh Belanda. Akibat dari pelarian itu, mereka banyak yang menyamar menjadi rakyat biasa dan bertahan hidup hingga akhirnya mempunyai hasil karya seperti misalnya kesenian. Reyog Bulkiyo merupakan kesenian tari hasil dari olah pikir prajurit yang melarikan diri dari kejaran Belanda. Kesenian tari ini terdapat di Desa Kemloko Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar yang dahulu pada tahun 1825 disebut sebagai daerah bumi Mancanegara Wetan masuk kedalam pembagian wilayah Kasunanan Surakarta. Reyog Bulkiyo memiliki ciri khas yang menunjukan bahwa ada tiga unsur budaya terangkai dalam satu pertunjukan ritme gerak tari yaitu budaya Jawa, Islam (Arab) dan, Cina. Eksistensi kesenian ini hingga kini masih bisa dinikmati dalam festival budaya, pentas seni maupun acara-acara pemerintahan. Namun, di era modernisasi seperti ini, kesenian tradisional seperti Reyog Bulkiyo harus di jaga dan dilestarikan guna menambah dan mempertahankan ciri khas ke Indonesiaan Bangsa ini.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v1i12016p021
Kekerasan Simbolik Media Massa (Kekerasan Simbolik Dalam Pemberitaan Kasus Peredaran Video Asusila di Media Massa Online: Kajian Sosiologi Komunikasi) Farid Pribadi
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.641 KB)

Abstract

Media massa dalam memberitakan kasus privasi salah satunya kasus penyebaran video asusila remaja masih terjebak pada logika pasar. Untuk menarik minat pembaca, awak media membangun gaya penulisan yang terkesan sensasional dan vulgar. Akibatnya, entah disadari atau tidak dibalik pengungkapan fakta yang rinci tersebut telah melakukan kekerasan simbolik (symbolic violence) berupa penggunaan bahasa eufemisme yang berdampak pada hadirnya praktik pelabelan negatif atau stereotipe sehingga memicu potensi traumatik berkepanjangan kepada pelaku bahkan keluarga pelaku.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v1i22016p127

Page 1 of 11 | Total Record : 106