cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 82 Documents
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DENGAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY Jayanto, Ignasius Fandy; Noer, Sri Hastuti
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Matematik dan Pendidikan Matematika 2017
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam pendidikan. Matematika dapat mengembangkan pemikiran kritis, kreatif, sistematis, dan logis, matematika juga telah memberikan kontribusi dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hal yang sederhana seperti perhitungan dasar sampai hal yang kompleks dan abstrak. Beberapa fokus dalam pengembangan pembelajaran matematika yaitu kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Kemampuan berpikir kreatif diperlukan siswa agar dapat mengungkapkan banyak ide-ide dalam penyelesaian masalah. Salah satu pembelajaran matematika yang berorientasi pada kemampuan berpikir kreatif adalah dengan pembelajaran guided discovery. Pembelajaran guided discovery merupakan salah satu strategi untuk membantu kesulitan siswa dalam belajar matematika. Belajar dengan penemuan adalah didalam proses belajar seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan sendiri dengan bimbingan guru. Dalam kegiatan pembelajaran siswa disarakan untuk menemukan sesuatu, merumuskan suatu hipotesa, atau menarik suatu kesimpulan sendiri. Dalam guided discovery, menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa dimana guru diperlukan. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui bagaimana guided discovery diaplikasikan dalam pembelajaran matematika, untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil kajian menunjukkan pembelajaran guided discovery dapat merangsang berpikir kreatif siswa dan membantu siswa dalam menemukan pengetahuan atau konsep yang baru. 
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR Istiani, Ana; Hidayatulloh, Hidayatulloh
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Matematik dan Pendidikan Matematika 2017
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) jenis-jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa soal-soal tentang luas bangun ruang sisi datar.  (2) faktor apa saja yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal tentang luas bangun ruang sisi datar. Subjek penelitan ini adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Sukoharjo.  Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif.  Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, tes, dan wawancara. Validasi data dilakukan dengan triangulasi yaitu dengan membandingkan data hasil tes dan data hasil wawancara sedangkan data hasil observasi digunakan sebagai penguat pada hasil analisis. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi serta penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa jenis kesalahan yang dilakukan siswa ada 4 yaitu (1) kesalahan dalam menerima informasi (2) kesalahan yang berhubungan dengan konsep (3) kesalahan dalam menghitung (4) kesalahan yang berhubungan dengan materi prasyarat.
PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Yusuf, Oking Leonata; Sutiarso, Sugeng
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Matematik dan Pendidikan Matematika 2017
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Problem solving adalah bagian dari proses berpikir.Berpikir dalam memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi setiap individu atau kelompok. Pada proses pembelajaran terutama mata pelajaran matematika, guru perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pemikirannya sendiri. Siswa tidak hanya sekedar menerima informasi yang disampaikan guru, melainkan bagaimana cara siswa tersebut memperoleh informasi lain. Sehingga, siswa dapat memaksimalkan cara berpikirnya untuk mendapatkan penyelesaian permasalahan yang baik. Problem Solving dapat mempermudah siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang sulit, sehingga diharapkan siswa mendapatkan hasil yang berkualitas. Ada empat langkah proses pemecahan masalah. Adapun langkah tersebut yaitu memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali. Langkah tersebut dapat mendorong siswa untuk berpikir secara ilmiah, praktis, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan terbuka. Pada artikel ini akan disampaikan mengenai pemecahan masalah dalam matematika, kelebihan dan kelemahan, dan hasil temuan penelitian yang berkaitan dengan pemecahan masalah.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS LESSON STUDY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS Susanto, Agus Slamet
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Matematik dan Pendidikan Matematika 2017
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan pra penelitian menunjukan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa VIII MTs N 1 Pringsewu masih rendah, maka penting bagi peserta didik untuk memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis dan awal matematis peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Contextual teaching and learning (CTL) berbasis lesson study terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa ditinjau dari kemampuan awal matematis peserta didik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimental design (desain eksperimen semu) dengan rancangan penelitian faktorial 2x3. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs N 1 Pringsewu. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan teknik acak kelas. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan awal matematis dan tes kemampuan pemahaman konsep matematis berupa soal  dengan uraian, teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi variansi dua jalan dengan sel tak sama. Dari hasil analisis dengan taraf signifikan 5 % diperoleh Fa = 9,650 > Ftabel = 3,998 sehingga H0A ditolak, Fb = 5,430 > Ftabel = 3,148 sehingga H0B ditolak, dan Fab= 1,500 < Ftabel = 3,148 sehingga H0AB diterima. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) terdapat pengaruh  antara peserta didik yang memperoleh model Contextual teaching and learning (CTL) dan Contextual teaching and learning (CTL) berbasis lesson study terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik, (2) terdapat pengaruh kemampuan awal matematis tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik (3) tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan faktor kemampuan awal matematis siswa terhadap kemampu an pemahaman konsep matematis.
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TPS, TTW DAN NHT PADA MATERI GARIS DAN SUDUT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 23 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Kurniasari, Nurina
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Matematik dan Pendidikan Matematika 2017
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: apakah model pembelajaran TPS memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari model pembelajaran TTW dan NHT pada materi kubus dan balok. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII semester II SMP N 23 Purworejo Kabupaten Purworejo, yang berjumlah 854 siswa. Sampel penelitian berjumlah 92 siswa. Pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Instrumen pengumpulan data dengan dokumentasi dan tes. Analisis data menggunakan Analisis Variansi Satu Jalan dengan Sel tak Sama. Uji analisis variansi memberikan hasil bahwa model pembelajaran TPS memberikan prestasi belajar matematika yang sama baik dengan model pembelajaran TTW, model pembelajaran TTW memberikan prestasi belajar matematika yang sama baik dengan model pembelajaran NHT, dan model pembelajaran TPS memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari model pembelajaran NHT pada materi kubus dan balok. 
ANALISIS PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU SLB DAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII DHARMA BHAKTI DHARMA PERTIWI BANDAR LAMPUNG Khumairoh, Khumairoh; Mujib, Mujib; Dinda Pratiwi, Dona
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Matematik dan Pendidikan Matematika 2017
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses dan sikap positif komunikasi interpersonal yang dilakukan guru SLB dan peserta didik tunarungu dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ditentukan melalui purposive sampling, penelitian ini dilakukan di kelas VIII tunarungu SLB Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung dengan subjek berjumlah 2 orang berdasarkan peserta didik yang mendapat nilai ulangan harian tertinggi dan terendah dan pertimbangan guru kelas.Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan tringulasi waktu yang didasarkan ketika hasil dokumentasi berupa foto dan video berbeda maka akan dilakukan secara berulang sehingga ditemukan kepastian data. Berdasarkan hasil penelitian, peserta didik yang memiliki gangguan pendengaran ringan dapat menjalin komunikasi interpersonal yang efektif. Hal ini terlihat saat peserta didik menerima dan memahami materi serta memberi umpan balik dengan baik dan benar saat menjawab pertanyaan dari guru. Sedangkan peserta didik yang memiliki gangguan pendengaran berat mengalami kesulitan saat menjalin komunikasi interpersonal. Hal ini terlihat saat peserta didik kurang tepat dalam menerima dan memahami materi, serta memberi umpan balik dari guru. Selain proses komunikasi interpersonal yang baik, guru dan peserta didik juga memiliki sikap positif yang mendukung komunikasi interpersonal. Adapun sikap positif yang dimiliki yaitu sikap keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan antara satu sama lain.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Sabroni, Doni
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Matematik dan Pendidikan Matematika 2017
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu permasalahan dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan komunikasi matematis yang masih tergolong rendah. Selain itu, dalam pembelajarann guru masih menggunakan pembelajaran konvensional sehingga komunikasi antara guru dan peserta didik masih cenderung searah, kegiatan pembelajaran ini menekankan pada penyampaian informasi secara verbal, sehingga peserta didik dalam memahami dan menguasai materi masih kurang. Alternatif pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan kemampuan matematis yaitu dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Jenis penelitian merupakan penelitian Quasi Eksperimental. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Al-Khairiyah Natar Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 66 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling dimana kelompok eksperimen yang terdiri dari 22 siswa dan kelompok kontrol yang terdiri dari 22 siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji T. Berdasarkan perhitungan uji-t diperoleh thitung = 5,772 dan ttabel = 4,098, terlihat bahwa thitung > ttabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan H0 ditolak, jadi artinya dapat disimpulankan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
MENGEMBANGKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA Sattriawan, Andri; Sutiarso, Sugeng
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Matematik dan Pendidikan Matematika 2017
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Krisis moral yang melanda berbagai negara belakangan ini bukan hanya terjadi dikalangan non terpelajar, tetapi juga melanda kalangan terpelajar. Banyaknya fenomena dan kasus merosotnya moral anak bangsa diberbagai negara yang disuguhkan di media cetak maupun elektronik menunjukkan gagalnya dunia pendidikan dalam mencetak generasi penerus bangsa. Penanaman karakter religius dalam pembelajaran menjadi salah satu solusi dari permasalahan merosotnya moral anak bangsa. Hakikat pendidikan karakter religius yaitu bagaimana menanamkan nilai-nilai religius ataupun kebiasaan tentang hal-hal yang baik dalam materi pembelajaran untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini pembelajaran hanya sebatas pemahaman kognitif saja, belum memberikan pembelajaran yang bernilai. Begitu pula dengan pembelajaran matematika, peran matematika selama ini hanya sebatas pemahaman siswa terhadap konsep perhitungan dan konsep berfikir matematis.  Untuk mengembangkan karakter religius dalam pembelajaran matematika, terlebih dahulu kita harus mengungkap makna dari simbol-simbol dalam matematika. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan beberapa model dalam pembelajaran matematika yang dapat membangun karakter religius siswa.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Yulianto, Yulianto; Sutiarso, Sugeng
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Matematik dan Pendidikan Matematika 2017
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika sangat penting untuk dikembangkan. Kemampuan komunikasi matematik merupakan kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahui melalui peristiwa dialog. Pesan yang dialihkan dalam dialog berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Peranan komunikasi dalam matematika sangat besar, karena saat para siswa mengkomunikasikan ide, gagasan ataupun konsep matematika, mereka belajar mengklarifikasi, memperhalus dan menyatukan pemikiran. Kemampuan pemecahan masalah matematik merupakan suatu usaha mencari penyelesaian dari kesulitan yang memerlukan kreativitas, pengertian dan pemikiran. Kemampuan pemecahan masalah memerlukan keterampilan pemahaman konsep. Keterampilan-keterampilan tersebut digolongkan berdasarkan tingkat kompleksitasnya dari paling sederhana sampai pada tingkat yang paling kompleks. Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematik. Kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah dapat dikembangkan secara bersama dalam proses pembelajaran. Melatih siswa supaya  mempunyai kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematik  dapat diupayakan dengan membimbing siswa dengan menyelidiki suatu masalah, menuliskan masalah, memberi keterangan (notasi) ataupun dugaan-dugaan (hipotesis) untuk menjelaskan observasi-observasi dalam matematika.
PENGARUH MODEL CINTA BERBANTU MEDIA TANGRAM TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Fataturrohmah, Anis; Masykur, R; Suherman, Suherman
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Matematik dan Pendidikan Matematika 2017
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemahaman konsep matematis peserta didik di kelas V MIN 5 Bandar Lampung masih rendah, hal ini disebabkan model pembelajaran yang masih konvensional, dan peserta didik yang masih menginginkan permainan dan media pembelajaran. Untuk itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh model CINTA berbantu tangram terhadap pemahaman konsep matematis dan untuk mengetahui bahwa pemahaman konsep matematis menggunakan model CINTA berbantu tangram lebih baik daripada menggunakan model CINTA. Model CINTA merupakan perpaduan dari model induktif-kata bergambar dengan model sinetik, dengan sintagmatik Cermati, Identifikasi, Narasikan, Telaah dan Apresiasi. Tangram adalah 7 buah  puzzle yang berasal dari sebuah persegi. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V. Sampel Penelitian adalah peserta didik kelas VA sebagai kelas eksperimen dan peserta didik kelas VD sebagai kelas kontrol yang dipilih melalui teknik acak kelas. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen dengan desain posttest only, dan tiga kali pertemuan dengan 2x35 menit perpertemuan. Berdasarkan hasil analisis data maka kesimpulan sebagai berikut: 1) terdapat pengaruh model pembelajaran  CINTA berbantu media tangram terhadap pemahaman konsep, 2) pemahaman konsep matematis menggunakan model CINTA berbantu tangram lebih baik daripada menggunakan model CINTA.