cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Unnes Civic Education Journal
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 126 Documents
PERANAN ORGANISASI KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS GENERASI MUDA DI DESA NGEMBALREJO Kurniasari, Dewi; Suyahmo, Suyahmo; Lestari, Puji
Unnes Civic Education Journal Vol 2 No 2 (2016)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  perbedaan kondisi sosial dalam latar belakang warga karang taruna menjadikan faktor penghambat dalam menyatukan pemikiran untuk membangun yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi karang taruna yang tercantum dalam visi dan misi yang salah satunya mengembangkan kreativitas generasi muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan organisasi karang taruna dalam menegembangkan kreativitas generasi muda, faktor-faktor apa saja yang menghambat organisasi karang taruna dalam mengembangkan kreativitas generasi muda. Hasil penelitian menunjukan bahwa peranan organisasi karang taruna dalam mengembangkan kreativitas genearsi muda yaitu meliputi pembinaan sikap kepemimpinan dengan cara menumbuhkan rasa tanggung jawab kepada anggota karang taruna dengan cara memberikan kerja kelompok per-dukuh untuk dilaporkan pada pertemuan rapat rutin untuk dibahas bersama dalam forum. Selanjutnya yaitu melalui pembinaan olahraga, olahraga yang dimaksud di sini adalah sepeda santai. Dengan berolahraga maka kebersamaan akan muncul, sehingga kreativitas untuk mencapai tujuan akan mudah dicapai. Hanya saja masih ada faktor penghambat dalam mengembangkan kreativitas generasi muda di Desa Ngembalrejo yaitu meliputi faktor yang meliputi pengaturan waktu, kecenderungan anggota karang taruna dalam mengikuti pola pikir anggota lain, mental dan ketidakberanian anggota karang taruna berbicara di depan umum. Sedangkan dari faktor eksternal yaitu meliputi kurangnya sokongan dana untuk mengefektifkan kegiatan dalam organisasi karang taruna tersebut, sehingga menjadikan program kerja kurang produktif..The differences in the social conditions of the people in the background makes the youth inhibiting factor in bringing ideas to build that aims to achieve objectives youth organization listed in the vision and mission , one of which develops creativity of young people . This study aimed to determine the role of youth organizations in menegembangkan creativity of young people , what are the factors that hinder youth organizations in developing the creativity of young people . The results showed that the role of youth organizations in developing the creativity of young genearsi which includes coaching leadership stance by growing sense of responsibility to members of the youth group work by providing per - hamlet to be reported on a meeting with regular meetings to discuss in the forum . The next is through sports coaching , sports is meant here is a fun bike . By exercising together appears, allowing creativity to achieve the goal will be easily achieved . It's just that there is still a limiting factor in developing the creativity of young people in the village Ngembalrejo which includes factors which include setting time , the tendency in the youth members to follow other members mindset , mental and youth members ketidakberanian public speaking While the external factors which include lack of financial support to streamline the activities of the youth organization , making the program less productive work .
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG Putri, Wahyu Deny
Unnes Civic Education Journal Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu komponen penting yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/ atau di lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Perangkat pembelajaran merupakan salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Pada hakikatnya apabila suatu kegiatan direncanakan terlebih dahulu, maka tujuan dari kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil. Itulah sebabnya seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan suatu pengajaran. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2006 memberikan keleluasaan kepada guru dan sekolah (lembaga tingkat satuan pendidikan) untuk mengembangkannya.
PERAN BALAI REHABILITASI SOSIAL DALAM PEMBINAAN MENTAL DAN PELATIHAN KETERAMPILAN KERJA PEREMPUAN MANTAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL (STUDI KASUS DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WANITA UTAMA” SURAKARTA) Kurniawan, Hendra Setya
Unnes Civic Education Journal Vol 3 No 2 (2017)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to assess the role of the Social Rehabilitation Center "Wanita Utama" Surakarta in mental development and job skills training, and supporting and inhibiting factors in mental development and job skills training female former commercial sex workers. This research used Qualitative method of collecting data through observation, interviews, and documentation. The research location is the Social Rehabilitation Center "Wanita Utama" Surakarta. Based on the research results, it can be concluded that the role of the Center for Social Rehabilitation “Wanita Utama” Surakarta in mental development and job skills training as a social planner's role, the role of liaison, the role of educators, and the role of empowerment. In mental development type of activities includes: coaching Islam and Christianity, mental counseling, character, character development, and ESQ. While the job skills training includes skills cooking/catering, sewing, and salon. Inhibiting factors in mental development and job skills training comes from the Beneficiary, derived from the Social Rehabilitation Center “Wanita Utama” Surakarta, and comes from the Community. Supporting factors, derived from internal and external supporters. Internal supporting factorsnamely human resources, and education. External support factor is the availability of APBD 1 Central Java as a source of funds, and support cross-sectoral cooperation are good. The writer suggested that, (1) should provide guidance module on mental and job skills training, so that beneficiaries can learn about their own material after hours of coaching. (2) Added the tool cooking skills, sewing, and the salon so the training is effective. (3).At the time of visiting hours should cooperate with the police so that no disruption of the family, pimp, or thugs who want to forcibly eject Beneficiaries
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI BAWANG MERAH DENGAN TEBAS Sari, Tri Winda; Sumarto, Selamet -; -, Makmuri -
Unnes Civic Education Journal Vol 1 No 2 (2015)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pandangan masyarakat terhadap jual beli bawang merah dengan  tebas di Desa Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes yang berkaitan dengan jual beli dalam Hukum Islam, dan (2) Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap jual beli bawang merah dengan  tebas di Desa Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Ingin mengetahui pandangan masyarakat terhadap jual beli bawang merah dengan  tebas di Desa Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes yang berkaitan dengan jual beli dalam Hukum Islam, dan (2) mengetahui tinjauan Hukum Islam terhadap jual beli bawang merah dengan  tebas di Desa Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Jual beli dapat dikatakan sah apabila memenuhi rukun dan syarat dalam Islam. Pelaksanaan jual beli bawang merah dengan  tebas yang berlangsung di Desa Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes merupakan tradisi masyarakat yang berlangsung sejak dahulu. Penggunaan jual beli bawang merah dengan  tebas dalam Islam tidak terdapat adanya hadis yang menjelaskannya, tetapi aturan mengenai jual beli yang baik dan benar semuanya terangkum dalam Hukum Islam. keraguan terhadap pelaksanaan jual beli bawang merah dengan  tebas yaitu adanya ketidakjelasan dalam prosesnya, pihak penjual maupun pembeli sama-sama tidak mengetahui jumlah pasti tanaman yang akan dijual, sehingga akan memberikan keuntungan atau kerugian untuk salah satu pihak baik penjual maupun pembeli. Dalam kenyataan proses jual beli bawang merah dengan tebas telah berlangsung terus menerus hingga sekarang, sebab masyarakat sendiri yang memilih jual beli bawang merah dengan  tebas, yang menunjukan adanya rasa suka sama suka terhadap pelaku.
PEMBINAAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER JURNALISTIK DI SMA NEGERI 1 MEJOBO KUDUS Raismawati, Eko
Unnes Civic Education Journal Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pembinaan tanggung jawab siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik di SMA Negeri 1 Mejobo Kudus, dan untuk mengetahui apa saja kegiatan pembinaan tanggung jawab siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik di SMA Negeri 1 Mejobo Kudus, dan untuk megetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam pembinaan tanggung jawab siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik di SMA Negeri 1 Mejobo Kudus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan tanggung jawab siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik dimana pembina melakukan pembinaan dengan memberikan tugas membuat karya tulis ilmiah kepada siswa untuk membina tanggung jawab siswa terhadap diri sendiri, Pembina melakukan pembinaan dengan cara pemberian hukuman kepada siswa yang tidak meminta ijin kepada pembina apabila tidak hadir dalam kegiatan jurnalistik dengan tujuan membina tanggung jawab siswa terhadap orang lain. Pembinaan dengan cara keteladanan, yaitu keteladanan untuk melaksanakan perintah Tuhan dengan menjalankan perintah Tuhan seperti sholat bagi yang beragama islam, dengan tujuan untuk membina tanggung jawab siswa terhadap Tuhan. Pembina juga melakukan pembinaan dengan pemberian nasihat kepada siswa dengan tidak membuang sampah sembarangan untuk menjaga kebersihan lingkungan, untuk membina tanggung jawab siswa terhadap lingkungan. Jenis-jenis kegiatan pembinaan tanggung jawab siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik, yaitu pelatihan jurnalistik, penulisan karya tulis ilmiah, kunjungan ke tempat bersejarah, peliputan ekstrakurikuler, dan workshop. Kendala yang dihadapi dalam pembinaan tanggung jawab siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik, yaitu komitmen siswa, dan sarana prasarana.This research aims to find out how mentoring liability students through extracurricular activities of journalism in SMA Negeri 1 Mejobo Holy, and to find out what activities are the responsibility of coaching the students through extra-curricular activities of journalism in SMA Negeri 1 Mejobo Holy, and to megetahui what are the obstacles faced in establishing the responsibility of the students through extra-curricular activities of journalism in SMA Negeri 1 Mejobo.The results showed that the construction of the responsibility of the students through extra-curricular activities of journalism where the Builder do the construction by giving the task of creating a scientific paper to students to foster students, responsibility towards oneself, the Builder did punishment by way of giving coaching to students who did not ask permission to coach if not present in journalistic activities with the aim of fostering students, responsibility towards others. Coaching by way of example, that example to execute a command of God by keeping the commandments of God as a prayer for a Muslim, with the aim of fostering students, responsibility towards God. The coach also do directing the giving of advice to students with no litter to maintain the cleanliness of the environment, to foster the student's responsibility to the environment. The types of activities the coaching responsibilities students through extra-curricular activities of journalism, namely training of journalism, writing scientific papers, visits to historical places, access to extracurricular activities, and workshops. Obstacles faced in establishing the responsibility of the students through extra-curricular activities of journalism, namely the commitment of students, and infrastructure.
KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT NELAYAN DI DESA PANJANG BARU KECAMATAN PEKALONGAN UTARA MASITHO, BAHRAIN DWI; Lestari, Puji; Susanti, Martien Herna
Unnes Civic Education Journal Vol 2 No 2 (2016)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemiskinan yang terjadi pada masyarakat nelayan membuat seluruh anggota keluarga pada masyarakat nelayan ikut ambil andil dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama perempuan nelayan. Keterlibatan perempuan nelayan dalam mencari nafkah, tidak diimbangi dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki sehingga perlu adanya pemberdayaan untuk masyarakat nelayan, teritama untuk perempuan nelayan agar mereka dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kehidupan sosial ekonomi perempuan dalam masyarakat nelayan di Desa Panjang Baru Kecamatan Pekalongan Utara dan untuk mengetahui kualitas hidup perempuan dalam masyarakat nelayan di Desa Panjang Baru Kecamatan Pekalongan Utara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian ini adalah kehidupan sosial ekonomi perempuan nelayan sebagai ibu rumah tangga, akan menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan baik karena mereka dapat mengurus pekerjaan rumah dengan baik. Sedangkan kehidupan sosial ekonomi perempuan nelayan yang bekerja, mereka harus bisa membagi waktu antara mengurus pekerjaan rumah dengan bekerja sehingga mereka memiliki beban ganda dalam kehidupannya. Kualitas hidup perempuan dalam masyarakat nelayan di Desa Panjang Baru Kecamatan Pekalongan Utara dikatakan kurang baik karena rendanya kualitas sumber daya manusia sebagai akibat keterbatasan akses sekolah dan kesehatan, pemukiman yang kurang layak, dan kurangnya sarana dan prasana seperti sekolah, pasar dan kamar mandi umum.Poverty occurs in fishing communities makes the whole family on fishing communities took part in making a living to meet daily needs, especially women fishers. The involvement of women in fishing for a living, is not matched by the ability and the skills so necessary for the empowerment of fishing communities, women teritama for fishermen so they can improve their quality of life. This study aimed to determine the social-economic life of women in fishing communities in Panjang Baru village of Northern District of Pekalongan and to determine the quality of life of women in fishing communities in Panjang Baru village of Northern District of Pekalongan. This study uses qualitative research methods with a triangulation technique. The results of this research are social and economic life as a fishing woman housewife, will perform its role as a housewife with either because they can take care of the house work well. While the women's social and economic life of fishermen who work, they should be able to divide their time between taking care of homework to work so that they have a double burden in life. Quality of life of women in fishing communities in the village of North Pekalongan District of New Long dikatan unfavorable because the lace quality of human resources as a result of limited access to schools and health care, housing less viable, and the lack of facilities and infrastructures such as schools, markets and public bathrooms.
PERSEPSI PEMILIH PEMULA SISWA MA AL ASROR TERHADAP PARTAI POLITIK ISLAM TAHUN 2014 Anglia, Erna
Unnes Civic Education Journal Vol 3 No 2 (2017)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is to know about first participant perception of students at MA Al Asror to Islam politics party 2014 and what influence factors that perception. Quantitative and qualitative methods is use by this research. The location is MA Al Asror at Jl. Legoksari Raya No 02 Patemon Kecamatan  Gunungpati  Kabupaten Semarang. The population are 138 students MA Al Asror 2014/2015 of 12nd class, and 101 students as respondent. Primary and secondary data is data source. The questionnaires and interview as collecting data technique.  Data analysis method used is descriptive percentage analysis. The result showed that first participant perception of students at MA Al Asror to Islam politics party 2014 on good criteria (84,55%). The influence factors of this perception is want to looking for information and participate the politics activity, perspective and mission, work programs, and family’s area.
PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK MELALUI EKSPLORASI LINGKUNGAN DI SMP NASIMA SEMARANG Ernawati, Iis; -, Masrukhi; -, Tijan
Unnes Civic Education Journal Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Internet tidak hanya membawa dampak positif tetapi juga negatif. Seperti sering diberitakan, banyak terjadi kasus free sex (sek bebas) yang berlangsung di bilik-bilik internet. Pelakunya banyak mengenakan seragam sekolah. Fakta inilah yang terjadi di sekitar kita. Salah satu upaya untuk menanggulangi kondisi tersebut yaitu melalui pendidikan formal di sekolah diantaranya dalam pembelajaran. Kebanyakan sistem pembelajaran di sekolah-sekolah saat ini masih terpengaruh oleh sistem lama yang lebih menekankan pada tingkat hafalan. Melihat kondisi seperti ini, maka perlu diadakan strategi baru yaitu memanfaatkan lingkungan dalam proses pembelajaran. Penggunaan pendekatan lingkungan merupakan pembelajaran lebih menyenangkan dan terkesan melekat pada siswa serta mampu mengaplikasikan nilai-nilai moral. Di SMP Nasima Semarang pembelajaran yang menggunakan pendekatan lingkungan dinamakan eksplorasi lingkungan[1]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan eksplorasi lingkungan di SMP Nasima Semarang dapat digunakan untuk membina moral peserta didik meliputi moral agama (Tuhan), sesama manusia (sosial), diri sendiri, dan lingkungan (alam).
PERAN ORANG TUA PENGRAJIN MEBEL DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER KEMANDIRIAN REMAJA DI DESA LANGON KECAMATAN TAHUNAN KABUPATEN JEPARA Hidayat, Dhani Kurniawan
Unnes Civic Education Journal Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keluarga merupakan wahana dimana anak mempelajari segala sesuatunya dari awal dan keluarga juga menjadi sarana pendidikan yang pertama. Keluarga pengrajin mebel memiliki kesibukan dalam bekerja, membuat orang tua kurang pengawasan dan perhatian kepada remaja sehingga membuat remaja belum bisa sepenuhnya mandiri. Remaja dapat dikatakan belum mandiri karena dalam kegiatannya sehari-hari masih bergantung kepada orang tua. Akibat yang ditimbulkan, membuat remaja belum bisa memikirkan masa depannya sehingga remaja sering malas-malasan untuk bekerja. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Peran orang tua pengrajin mebel dalam mengembangkan karakter kemandirian pada remaja di Desa Langon. 2) Hambatan-hambatan apa sajakah yang dihadapi oleh orang tua dalam mengembangkan karakter kemandirian pada remaja di Desa Langon. 3) Upaya yang dilakukan oleh orang tua pengrajin mebel dalam mengembangkan karakter kemandirian pada remaja di Desa Langon. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di Desa Langon Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah pengembangan karakter kemandirian remaja pada keluarga pengrajin mebel dilakukan oleh orang tua dengan cara membimbing remaja untuk bekerja meskipun orang tua sibuk bekerja.. Saran dalam penelitian ini adalah: 1) Orang tua hendaknya lebih meningkatkan komunikasi dengan cara memanfaatkan waktu untuk berbicara dengan remaja. 2) Orang tua hendaknya berusaha mengurangi kesibukan dalam bekerja agar waktu membimbing remaja lebih maksimal. 3) Orang tua hendaknya lebih mengarahkan pergaulan remaja kepada lingkungan yang bisa dijadikan contoh dalam disiplin bekerja dengan cara memantau dan mengontrol dengan siapa remaja berteman.Family is a place where a child learn everything from begining and family also become the first educational means. Furniture craftsmans family have a bussiness in working,make the parrents observeless and careless to their teenagers which make them unable to fully stand alone. Teenagers may be said as unable to stand alone because in their activity still depends on their parrents. The consequency is, it will make teenagers unable for thinking about their future so that it make them lazy to work. Problem of research are: 1) Role of parrents as a furniture craftsman in developing character of independency to the teenager at langon village. 2) What kind of obstruction which faced by teenager’s parrentin developing character of independency to the teenager at langon village. 3) The effort which carried out by a parrent as forniture craftsman in developing character of independency to the teenager at langon village. This research uses quantitave approachs. The research location at Langon Village, Tahunan subdistrict,  Jepara regency. Data collecting methode by observation, interview and documentation. The result of this research isfor developing character of teenager independency for forniture craftsmans family carried out by parrents by guiding teenagers to work even the parrent have a bussiness in working. Obstructions which come from inside and outside faced by parrents by giving tight observation and give a warn when teenager lazy in working. Suggestions in this research are: 1)  Parrents must increase communication by use time to speak with teenager. 2) Parrents must try to reduce a bussiness in working in order to have a time to guide the teenager maximally. 3) Parrents must give more dirrection in intercourse of teenager to the environment which may become example in dicipine in working  by observing and controle with whom they having friends.
PROSTITUSI DI KALANGAN PEDAGANG DI JALAN PANTURA ALAS ROBAN KABUPATEN BATANG Rusniawati, Indes -; -, Sunarto -; Handoyo, Eko -
Unnes Civic Education Journal Vol 1 No 2 (2015)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana modus terjadinya prostitusi di kalangan pedagang di Jalan Pantura Alas Roban Kabupaten Batang, (2) Bagaimana respon masyarakat terhadap pelaku prostitusi di kalangan pedagang di Jalan Pantura Alas Roban Kabupaten Batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modus utama mereka menjadi PSK yaitu dengan cara berdagang di warung. Di samping berdagang mereka juga menyediakan jasa pijat urut dan tempat karaoke. Tempat karaoke yang ada di sekitar jalan pantura atau tanah milik PT. Perum Perhutani KPH Kendal ini bertujuan menarik para pelanggan biasanya tempat karaoke itu banyak dikunjungi waktu malam hari. Kebanyakan yang memanfaatkan jasa mereka adalah supir truk antar kota yang sering melintas di Jalan Pantura Alas Roban. Dari ketiga modus di atas memang dengan sengaja dilakukan untuk menutupi pekerjaan mereka menjadi pelacur. Respon masyarakat Desa Surodadi tentang prostitusi di Kalangan Pedagang di Jalan Pantura  Alas Roban  kebanyakan mereka tidak setuju atau menolak adanya praktik prostitusi karena berbagai alasan seperti tidak menghendaki adanya kemungkaran, menjadikan Desa Surodadi tercemar dan bisa mempengaruhi perkembangan anak karena lokasinya dekat dengan lingkungan pendidikan tetapi ada juga masyarakat yang beranggapan positif atau bersikap masa bodoh dengan adanya praktik prostitusi di kalangan pedagang karena menjadi PSK dijadikan sebagai mata pencaharian untuk mencukupi kebutuhan.

Page 4 of 13 | Total Record : 126