Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Estimasi Deformasi Permukaan Gunung Bromo menggunakan Analisis Time-Series InSAR Small Baseline Subset Arbad, Arliandy Pratama; Takeuchi, Wataru; Aoki, Yosuke; Ardy, Achmad; Jamilah, Mutiara
TEKNIK Vol 39, No. 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.108 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v39i2.20052

Abstract

We observe the surface deformation of the Mt. Bromo which located at eastern Java Indonesia area that includes neighborhood volcanic system on TNBTS (Taman Nasional Bukit Tengger Semeru). Recently, remote sensing has played as an important role to observe volcano behaviour. We apply the SAR Interferometry (InSAR) algorithm referred to as Small Baseline Subset (SBAS) approach that allows us to generate mean deformation velocity maps and displacement time series for the studied area. The common SBAS technique, the set of interferometric phase observations writes as a linear combination of individual SAR scene phase values for each pixel independently. Particularly, the proposed analysis is based on 22 SAR data acquired by the ALOS/PALSAR sensors during the 2007–2011 time interval. A fewer studies have been able to show capability of InSAR analysis for investigating cycle of volcano especially of Mt. Bromo which characterized eruption stratovolcano in ranging one to five years. The results expected in this work represent an advancement of previous InSAR studies of the area that are mostly focused on the deformation affecting the caldera. According to the result, we expected this study could implement on risk management or infrastructure management.
PENGARUH KOMBINASI PUPUK KANDANG SAPI, ARANG SEKAMDAN PESTISIDATEKI (Cyperus rotundus) UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT MOLER DAN PERTUMBUHAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicumL.) Ardy, Achmad; Ratih, Sukandini; Hendarto, Kus; Efri, Efri
Jurnal Agrotek Tropika Vol 10, No 1 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, JANUARI 2022
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v10i1.5539

Abstract

Peningkatan produksi bawang merah banyak menghadapi kendala salah satunya yaitu serangan hama dan patogen. Penyakit yang sering dijumpai pada budidaya bawang merah yaitu moleryang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f. sp. cepae. Penyakit moler dapat menimbulkan kerusakan danmenurunkan hasil umbi hingga 50%. Penggunaan pupuk kandang sapi, arang sekam dan pestisida teki diharapkan dapat menekan intensitas penyakit moler pada tanaman bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi pupuk kandang sapi, arang sekam dan pestisida teki terhadap intensitas penyakit moler pada tanaman bawang merah dan mengetahui pengaruh kombinasi pupuk kandang sapi, arang sekam dan pestisida teki terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, pada September hingga Desember 2019.  Perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam  Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 8 perlakuan. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga total unit percobaan yang digunakan sebanyak 24. Perlakuan terdiri dari kombinasi taraf dosis pupuk kandang sapi 5, 10 dan 15 ton/ha dengan arang sekam 5, 10 dan 15 ton/ha kemudian ditambahkan pestisida teki dengan dosis 5%. Hasil percobaan dari kombinasi pupuk kandang sapi dan arang sekam pada berbagai taraf dosis tidak menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan bawang merah tetapi memberikan pengaruh nyata terhadap produksi bawang merah. Pestisida teki dengan konsentrasi 5% tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah tetapi pestisida teki dengan konsentrasi 5% memberikan pengaruh nyata terhadap penurunan intensitas penyakit pada bawang merah. Kombinasi dosis pupuk kandang sapi 15 ton/ha, arang sekam 15 ton/ha dan pestisida teki 5% menunjukkan intensitas terserang penyakit paling rendah.