Muhammad Rum, Istianah
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Fenomena Alih Bahasa Al-Qur'an: Kritik atas Koreksi Muhammad Thalib Terhadap Terjemah Kemenag RI Muhammad Rum, Istianah
SUHUF Vol 8 No 2 (2015)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v8i2.2

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang problematika penerjemahan al-Qur’an ke dalam Bahasa Indonesia, khususnya dalam karya Muhammad Thalib, Amir Majelis Mujahidin Indonesia, yang berjudul Koreksi Tarjamah Harfiyah Al-Quran Kemenag RI Tinjauan Aqidah, Syari’ah, Mu’amalah, Iqtishadiyah. Karya ini lahir dari kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara h}arfiyah  yang dilakukan oleh Dewan Penerjemah Depag RI (sekarang disebut dengan Kemenag RI), yang dianggapnya mengandung beberapa kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut telah menyuburkan aliran sesat, liberalisme, radikalisme, terorisme, serta berpotensi melegalkan perzinahan. Adapun pokok masalah yang penulis angkat adalah: pertama, apa kerangka dasar pedoman Muhammad Thalib dalam mengeroksi terjemah al-Qur’an Tim Kemenag RI dalam karyanya yang berjudul Koreksi Tarjamah Harfiyah Al-Qur’an Kemenag RI?; kedua, sejauh mana prosentase rujukan terjemah yang digunakan sang penerjemah?; ketiga, bagaimana kesesuaian terjemah Muhammad Thalib dalam buku koreksi tersebut dengan kitab tafsir rujukan yang digunakan dan analisa kebahasaan, dibandingkan dengan terjemah Kemenag RI? Penelitian ini merupakan kajian pustaka (library research) dan menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, prinsip dasar pedoman Thalib dalam mengoreksi QTK, sejauh penelusuran penulis, kritik tersebut berkisar pada empat pola sebagai berikut: 1) formulasi bahasa; 2) problem makna; 3) kritik sumber; 4) problem penafsiran. Keempat pola ini terkadang secara bersama-sama terdapat dalam satu koreksi terjemah ayat dalam QTK, dan tidak jarang juga dalam satu koreksi terjemah ayat hanya memuat satu pola saja. Kedua, dari prosentase yang ada terlihat kecenderungan penerjemah. Ketiga, terjemah tafsiriyah Muhammad Thalib dalam buku koreksi terjemahnya tidak sesuai dengan sebagian besar kitab-kitab tafsir rujukannya. Karena Muhammad Thalib tidak mengakomodir sebagian besar penafsiran-penafsiran yang ada dan lebih sering terpaku kepada beberapa penafsiran saja.Kata kunci: bahasa, terjemah, tafsiriyah, Muhammad Thalib.