Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengaruh Ekstrak Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis Linn.) terhadap Jumlah, Motilitas, Morfologi, Viabilitas Spermatozoa Tikus Jantan Dina Julia; Salni; Sri Nita
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 3 No. 3 (2017): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Partisipasi laki-laki dalam KB masih relatif rendah bila dibandingkan dengan keikutsertaan perempuan.Salah satu tanaman obat tradisional yang digunakan adalah bunga kembang sepatu yang bersifatantifertilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ekstrak bunga kembang sepatu terhadapjumlah, motilitas, morfologi dan viabilitas spermatozoa tikus jantan (Rattus norvegicus). Penelitian inimerupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampeldalam penelitian ini menggunakan 25 tikus jantan strain Sprague Dawley usia 60-70 hari dengan beratbadan 200-210 gram. Lama perlakuan 30 hari dengan dosis 200 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, 400 mg/kgBB.Data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram serta narasi untuk menginterpretasikan data tersebut.Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan jumlah sperma pada kelompok perlakuan dibandingkelompok kontrol (p=0,000), terjadi penurunan motilitas sperma (p=0,001), terjadi peningkatan morfologiabnormal (p=0,000), dan terjadi penurunan viabilitas spermatozoa antara kelompok perlakuan dibandingkelompok kontrol (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna dari pengaruh ekstrakbunga kembang sepatu terhadap jumlah, motilitas, morfologi, viabilitas spermatozoa.
Pengaruh Fraksi Aktif Dari Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos Caudatus Kunth) Terhadap Uji Sitotoksik, Apoptosis Dan Antiproliferasi Kanker Payudara Sel T47d Secara In Vitro Robiatul Adawiyah; Arum Setiawan; Sri Nita
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 3 No. 3 (2017): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh daun kenikir terhadap uji sitotoksik, apoptosis dan antiproliferasipada kanker payudara sel T47D secara in vitro. Penelitian ini menggunakan sampel sel T47D dengan konsentrasi ekstrak,fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi methanol daun kenikir 500 µg/ml, 250 µg/ml, 125 µg/ml, 62,5 µg/ml dancisplatin 50 µg/ml, 25 µg/ml, 12,5 µg/ml, 6,25 µg/ml. Penilaian sitotoksik dengan menggunakan MTT assay, pemeriksaanapoptosis dengan menggunakan flowcytometry dan antiproliferasi dengan doubling time dan menggunakan SPSS 17,0dengan one way Annova . Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kandungan senyawa yang terdapat pada ekstrakyaitu senyawa terpenoid, tannin, dan flavonoid, fraksi n-heksan phenol dan terpenoid, fraksi methanol tannin dan fraksietil asetat flavonoid. Nilai IC 50 ekstrak daun kenikir 237,9 µg/ml, fraksi n-heksan 433,8 µg/ml, fraksi etil asetat 120,6µg/ml, fraksi methanol 241 µg/ml dan cisplatin 11,9 µg/ml. Pada Pemeriksaan apoptosis ekstrak memiliki kemampuanmenginduksi apoptosis sebesar 24,64 %, fraksi n-heksan 0,16 %, fraksi etil asetat 51,5 %, fraksi methanol 7, 81 % dancisplatin 50,75 %. Ekstrak memiliki aktivitas antiproliferasi 46 jam, fraksi n-heksan 39 jam, fraksi etil asetat 56 jam, fraksimethanol 47 jam, kontrol sel 34 jam dan cisplatin pada 58 jam. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fraksi aktifdari daun kenikir memiliki aktifitas sitotoksik, apoptosis dan antiproliferasi terhadap kanker payudara sel T47D.
Hubungan Polimorfisme Gen CYP1A1 (Ile462Val) dengan Kejadian Karsinoma Epitel Ovarium Anita Tursia; Irsan Saleh; Sri Nita
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 4 No. 1 (2018): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karsinoma epitel ovarium adalah salah satu kanker ovarium yang menyumbang 90% dari kasus kanker ovarium danselalu menjadi penyebab utama kematian di antara keganasan ginekologi. Salah satu faktor resiko yang dapatmenimbulkan kanker ovarium adalah genetik. CYP1A1 (Cytochrome P450 Family 1 Subfamily A member 1) adalahgen penyandi protein yang menyandi sejumlah enzim sitokrom P450 yang berperan dalam metabolisme obat danbahan-bahan asing (xenobiotic) yang masuk ke dalam tubuh, juga berperan penting pada karsinogenesis. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui hubungan polimorfisme gen CYP1A1 (Ile462Val) dengan kejadian karsinoma epitelovarium. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional, rancangan penelitian case control yangdilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya pada bulan Maret-April 2017.Sampel adalah koleksi sampel darah pasien di Laboratorium Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran UniversitasSriwijaya Palembang yang didiagnosis kanker ovarium yang dibuktikan dengan gambaran histopatologi sebanyak 30subjek kelompok karsinoma epitel ovarium dan 30 subjek kelompok bukan karsinoma epitel ovarium. Pemeriksaanpolimorfisme gen CYP1A1 (Ile462Val) menggunakan metode PCR-RFLP. Hasil penelitian menunjukkan ada hubunganyang bermakna antara polimorfisme gen CYP1A1 (Ile462Val) dengan kejadian kanker epitel ovarium (p=0,020).
Prevalensi Insomnia pada Usia Lanjut Warga Panti Werdha Dharma Bakti dan Tresna Werdha Teratai Palembang Meida Rarasta; Djunaidi AR; Sri Nita
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 4 No. 2 (2018): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Keluhan umum yang seringdijumpai berupa kesulitan memulai tidur, mempertahankan tidur nyenyak dan bangun terlalu pagi. Di Indonesiasekitar 11,7% penduduknya menderita insomnia, namun angka prevalensi insomnia pada usia lanjut belumdiketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi insomnia pada usia lanjut. Jenis penelitian iniadalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah usia lanjut di PantiWerdha Dharma Bakti dan Tresna Werdha Teratai Palembang, pada bulan Oktober sampai dengan bulanNovember 2014. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner KSPBJ-IRS pada 90 sampel yang telahmemenuhi kriteria inklusi. Prevalensi insomnia di Panti Werdha Dharma Bakti dan Tresna Werdha Teratai adalah43,3%. Dari 39 responden yang menderita insomnia terdapat 17 responden laki-laki (18,9%) dan 22 respondenperempuan (24,4%). Insomnia banyak diderita oleh responden yang berusia 60-74 tahun (23,3%), pada respondenyang tidak bersekolah (18,9%), yang berstatus duda/janda (27,8%), dan berdasarkan gaya hidup kebiasaanmerokok (10%) serta kebiasaan mengkonsumsi kopi (26,7%). Prevalensi insomnia di Panti Werdha Dharma Baktidan Tresna Werdha Teratai Palembang Periode Oktober-November 2014 cukup tinggi. Insomnia banyak dideritaoleh perempuan, terbanyak diusia 60-74 tahun, tingkat pendidikan rendah, duda/janda, dan kebiasaanmengkonsumsi kopi.
Pola Kepekaan Bakteri Acinetobacter calcoaceticus Terhadap Antibiotik pada Pasien Rawat Inap RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Nyimas Irina Silvani; Kemas Husni Samadin; Sri Nita
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 4 No. 3 (2018): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Acinetobacter calcoaceticus merupakan patogen oportunistik yang menyebabkan infeksi nosokomial pada pasienyang mengalami immunocompromised. Jumlah infeksi nosokomial yang disebabkan oleh Acinetobacter semakinmeningkat dan seringkali sangat sulit bagi dokter untuk mengobati karena resistensi yang luas dari bakteri inidengan beberapa golongan antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitifitas Acinetobactercalcoaceticus terhadap beberapa antibiotik. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif observasionaldengan mengambil data sekunder hasil uji kepekaan Acinetobacter calcoaceticus terhadap antibiotik diLaboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP Dr. Mohammad HoesinPalembang periode Januari-Oktober 2014. Dari 26 jenis spesimen klinis, didapatkan 535 isolat denganAcinetobacter calcoaceticus. Isolat Acinetobacter calcoaceticus terbanyak berasal dari sputum, urin, darah, swabETT, dan pus. Dari data uji kepekaan Acinetobacter calcoaceticus terhadap 21 jenis antibiotik, didapat (64,5%)isolat yang resisten, (9,2%) intermediet, dan (26,3 %) sensitif. Acinetobacter calcoaceticus paling resisten terhadapklorampenikol, sefpirom, dan sefazolin, paling intermediet terhadap sefotaksim, azitromisin, dan seftriakson, danpaling sensitif terhadap imipenem, sulbaktam/sefoperazon, dan amikasin.
Pengaruh Ekstrak Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis Linn.) terhadap Epididimis, Prostat dan Vesikula Seminalis Bunga Tiara Carolin; Salni; Sri Nita
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 5 No. 1 (2019): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hibiscus rosa-sinensis Linn. merupakan salah satu tanaman obat di Indonesia yang digunakan sebagai kontrasepsipria. Bunga kembang sepatu mengandung flavonoid yang dapat menurunkan testosteron. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui pengaruh ekstrak bunga kembang sepatu terhadap berat epididimis, tebal epitel epididimiscauda, berat prostat dan vesikula seminalis tikus jantan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental denganmenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel dalam penelitian ini menggunakan 25 tikus jantan strainSprague Dawley ® usia 60-70 hari dengan berat badan 200-210 gram. Dosis perlakuan 200 mg/kgBB, 300 mg/kgBB,400 mg/kgBB, 500 mg/kgBB selama 30 hari. Data disajikan dalam bentuk tabel serta narasi untukmenginterpretasikan data tersebut.Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan berat epididimis padakelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol (p=0,000), terjadi juga penyusutan tebal epitel epididimis cauda(p=0,021), penurunan berat prostat dan vesikula seminalis antara kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol(p=0,001). Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh ekstrak bunga kembang sepatu tehadap epididimis, prostatdan vesikula seminalis. Pengaruh tersebut kemungkinan disebabkan kandungan bahan kimia yang ada di dalambunga kembang sepatu yang bersifat antifertilitas.
Pengaruh Ekstrak Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis Linn.) Terhadap Jumlah, Motilitas, Morfologi, Vabilitas Spermatozoa Tikus Jantan (Rattus Norvegicus) Dina Julia; Salni; Sri Nita
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 5 No. 1 (2019): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Partisipasi laki-laki dalam KB masih relatif rendah bila dibandingkan dengan keikutsertaan perempuan.Salah satu tanaman obat tradisional yang digunakan adalah Bunga kembang sepatu yang bersifatantifertilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ekstrak bunga kembang sepatu terhadapjumlah, motilitas, morfologi dan viabilitas spermatozoa tikus jantan (Rattus norvegicus). Penelitian inimerupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampeldalam penelitian ini menggunakan 25 tikus jantan strain Sprague Dawley usia 60-70 hari dengan beratbadan 200-210 gram. Lama perlakuan 30 hari dengan dosis 200 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, 400 mg/kgBB.Data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram serta narasi untuk menginterpretasikan data tersebut.Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan jumlah sperma pada kelompok perlakuan dibandingkelompok kontrol (p=0,000), terjadi penurunan motilitas sperma (p=0,001), terjadi peningkatan morfologiabnormal (p=0,000), dan terjadi penurunan viabilitas spermatozoa antara kelompok perlakuan dibandingkelompok kontrol (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna dari pengaruh ekstrakbunga kembang sepatu terhadap jumlah, motilitas, morfologi, viabilitas spermatozoa.
Semen Analysis in Fertiliser Factory Workers Sri Nita; Yulia Hariani; Arum Setiawan
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 51, No 4 (2019): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v51i4.10236

Abstract

Study case-control has been conducted to analyse the relationship of occupational exposure in fertilizer plant with semen analysis. The case is the exposed and control group is unexposed. The number of samples for each group was 27. Data is analysed using chi-square and t-test. The result of the research has obtained the characteristic of the workers in the exposed group were the age of 20-30 years old, the working period of 3-5 years, 8 hours/day work, using personal protective equipment (PPE) and not smoking. The unexposed group have 20-30-year-old characteristics, 5-10 years of service, 8 hours/day work, no PPE and smoking. Macroscopic characteristics of semen liquefaction, viscosity, pH and colour of the two groups were no different. Semen volume under 1.5 ml of 18.5% (exposed) and 7.4% (unexposed) with p>0.05; OR=2.84. Microscopic characteristics of semen for motility and viability were not different in the two groups. Low spermatozoa number in exposure group was 55.6% and not exposed 18.5% with a p value<0.05 and OR 5.5. Normal spermatozoa morphology of exposed group workers was 28% and the group was not exposed to 34%. It could be concluded that there is a relationship between occupational exposure and semen analysis.
Pengaruh Ekstrak Kedelai (Glycine max) Terhadap Testis dan Epididimis Tikus Jantan (Rattus norvegicus) Strain Sprague Dawley Lidya Fransisca; Sri Nita; Theodorus Theodorus; Joko Marwoto
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 1 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v46i1.2685

Abstract

Infertilitas merupakan masalah yang dialami pria dan wanita di seluruh dunia. Salah satu tumbuhan yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria adalah kedelai, karena  isoflavon yang terkandung dalam kedelai bersifat estrogen like dan antiandrogenik sehingga dapat menyebabkan infertilitas pada pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kedelai (Glycine max) terhadap berat testis, diameter tubulus seminiferus, tebal epitel germinal tubulus seminiferus, berat epididimis, dan tebal epitel epididimis pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) strain Sprague Dawley. Penelitian eksperiment in vivo ini telah dilakukan dengan menggunakan 24 sampel yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan masing-masing diberikan ekstrak kedelai dengan dosis 2,54 mg, 3,78 mg dan 5,04 mg secara oral, kemudian pengaruh ekstrak kedelai dinilai setelah 48 hari. Setelah itu dilakukan analisis menggunakanone way ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji Post hoc Bonferroni. Semua analisis menggunakan komputerisasi SPSS Versi18. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa  ada pengaruh pemberian ekstrak kedelai (Glycine max) pada dosis 3,78 mg dan dosis 5,04 mg terhadap berat testis, diameter tublus seminiferus, tebal epitel germinal tubulus seminiferus, berat epididimis dan tebal epitel epididimis tikus putih jantan (Rattus norvegicus).
Faktor Risiko Sindaktili dan Polidaktili pada Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan di Instalasi Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin dan RSAD Dr. A. K. Gani Periode 1 Januari 2013- 30 Juni 2017 Egi Nabila; Sri Nita; Veny Larasati
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 49, No 3 (2017): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v49i3.8512

Abstract

Sindaktili dan Polidaktili merupakan malformasi pada ekstremitas atas yang sering terjadi. Penyebab terjadinya Sindaktili dan Polidaktili masih belum diketahui secara pasti. Ada beberapa faktor risiko terjadinya penyakit Sindaktili dan Polidaktili yaitu faktor genetik, riwayat merokok aktif dan pasif selama kehamilan, riwayat mengkonsumsi alkohol selama kehamilan dan riwayat keterpaparan radiasi elaktromagnetik selama kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian sindaktili dan polidaktili di RSUP Dr. Mohammad Hoesin dan RSAD Dr. A.K. Gani periode 1 Januari 2013-30 Juni 2017. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain case series atau serial kasus. Data diambil dari hasil wawancara terhadap responden penelitian dan data rekam medik pasien untuk melengkapi data penelitian. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Korelasi. Sindaktili lebih sebih sering ditemukan, sebanyak 8 orang menderita sindaktili (61,5%) 5 orang menderita polidaktili (38,5%). Mayoritas pada laki-laki (76,9%) dan mayoritas pada usia ? 10 tahun (61,5%). Dari hasil uji korelasi, riwayat keluarga (r=0,800; p=0,016) dan riwayat merokok aktif dan pasif selama kehamilan (r=1,000; p=0,004) memiliki korelasi yang sangat kuat dengan sindaktili dan polidaktili, riwayat mengkonsumsi alkohol selama kehamilan (r=0,200; p=0,559) memiliki korelasi lemah dengan sindaktili dan polidaktili, sementara riwayat keterpaparan radiasi elektromagnetik selama kehamilan (r=0,000) tidak memiliki korelasi dengan sindaktili dan polidaktili. Terdapat korelasi antara riwayat keluarga, riwayat merokok aktif dan pasif selama kehamilan, dan riwayat mengkonsumsi alkohol selama kehamilan dengan kejadian sindaktili dan polidaktili, dan tidak terdapat korelasi antara riwayat keterpaparan radiasi elektromagnetik selama kehamilan dan kejadian sindaktili dan polidaktili.