Suharyo -
Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

BEBERAPA FAKTOR RISIKO KEJADIAN RABIES PADA ANJING DI AMBON Wattimena, Jeany Ch.; -, Suharyo
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan dan faktor risiko pengetahuan, sikap dan praktek tentang perawatan anjing dengan kasus rabies. Desain penelitian ini adalah kasus-kendali. Sampel penelitian ini terdiri dari 65 kasus dan 65 kendali. Sampel diambil dengan acak sederhana, uji chi square dan Odds Rasio yang digunakan dalam analisis data. Hasil studi ini menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik 52,3%, ada hubungan antara pe-ngetahuan tentang perawatan anjing rabies dengan anjing (p = 0.002, OR = 3,1). Responden dengan sikap yang baik adalah 51,5%, tidak ada hubungan antara sikap perawatan anjing rabies dengan anjing (p = 0.380 OR = 1,3). Responden dengan praktek buruk 50,8% dan ada hubungan antara praktek perawatan anjing dengan rabies (p = 0.001, OR = 8,6). Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan yang kurang mengenai perawatan anjing dan praktek yang buruk perawatan anjing menjadi faktor risiko dari rabies anjing. AbstractThe objective of this study is to identify relation and risk factors of knowledges, attitudes and practices about dog cares with rabies cases. The design of this study is case-control. Samples of this study consist of 65 cases and 65 controls. Samples are taken by simple random sampling, chi square test and odds ratio used in data analysis. Results of this study show that respondents with good knowledges are 52,3%. There is a relation between knowledges about dog care with the dog rabies (p=0,002, OR=3,1). Respondents with good attitude are 51,5%. There is no relation between attitude of dog care with the dog rabies (p=0,380  OR = 1,3). Respondents with bad practice are 50,8% and there is a relation between practice of dog care with the dog rabies (p=0,001,  OR=8,6). In conclusion, the knowledge about dog care and bad practice of dog care becomes the risk factor of the dog rabies.Keywords: Risk factors; Dog care; The dog rabies
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI PRAKTIK PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA -, Suharyo
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan kesehatan reproduksi remaja (KRR) di sekolah diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan anak didik dan kualitas sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor predisposisi yang berhubungan dengan praktik pendidikan KRR oleh guru bimbingan konseling pada SMP di Kota Semarang. Pendekatan penelitian ini adalah study belah lintang. Populasi penelitian adalah guru BK SMP negeri dan swasta sebanyak 190. Dengan teknik pengambilan sampel acak didapatkan sampel 64 guru. Data dikumpulkan melalui wawancara. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dan fisher’s exact, sedangkan regresi logistik digunakan untuk uji multivariat. Hasil penelitian menunjukkan proporsi praktik pendidikan KRR guru BK yang tergolong baik mencapai 53,1%. Variabel yang berhubungan dengan praktik pendidikan KRR guru BK secara bersama-sama adalah pengetahuan tentang pendidikan KRR (RP = 12,48), dan sikap terhadap pendidikan KRR (RP = 3,89). Jadi faktor terbesar menyumbang praktik adalah pengetahuan tentang pendidikan KRR. AbstractAdolescent reproductive health education in the school is expected to improve the health of students and the quality of human resources. The purpose of this study was to determine the predisposing factors associated with the practices of KRR by teacher in junior high school in the Semarang city. The approach of this study was cross-sectional. The study population were counseling teachers of public and private junior high school in the Semarang city as many as 190. With simple random sampling technique obtained 64 samples of teachers. Data collected using interviewing techniques. Statistical tests used were chi-square and fisher’s exact whereas logistic regression used for multivariate testing. The results showed the proportion of KRR practices that were good reaching 53.1%. Variables related to the practice of KRR was the knowledge of KRR education (RP = 12.48), and attitudes toward education KRR (RP = 3.89). So the biggest factor contribute to the knowledge is about educational practices KRR. Keywords: Predisposing factors; Adolescent reproductive; Health; Counseling teacher
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI PRAKTIK PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA -, Suharyo
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v5i1.1854

Abstract

Pendidikan kesehatan reproduksi remaja (KRR) di sekolah diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan anak didik dan kualitas sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor predisposisi yang berhubungan dengan praktik pendidikan KRR oleh guru bimbingan konseling pada SMP di Kota Semarang. Pendekatan penelitian ini adalah study belah lintang. Populasi penelitian adalah guru BK SMP negeri dan swasta sebanyak 190. Dengan teknik pengambilan sampel acak didapatkan sampel 64 guru. Data dikumpulkan melalui wawancara. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dan fisher’s exact, sedangkan regresi logistik digunakan untuk uji multivariat. Hasil penelitian menunjukkan proporsi praktik pendidikan KRR guru BK yang tergolong baik mencapai 53,1%. Variabel yang berhubungan dengan praktik pendidikan KRR guru BK secara bersama-sama adalah pengetahuan tentang pendidikan KRR (RP = 12,48), dan sikap terhadap pendidikan KRR (RP = 3,89). Jadi faktor terbesar menyumbang praktik adalah pengetahuan tentang pendidikan KRR. AbstractAdolescent reproductive health education in the school is expected to improve the health of students and the quality of human resources. The purpose of this study was to determine the predisposing factors associated with the practices of KRR by teacher in junior high school in the Semarang city. The approach of this study was cross-sectional. The study population were counseling teachers of public and private junior high school in the Semarang city as many as 190. With simple random sampling technique obtained 64 samples of teachers. Data collected using interviewing techniques. Statistical tests used were chi-square and fisher’s exact whereas logistic regression used for multivariate testing. The results showed the proportion of KRR practices that were good reaching 53.1%. Variables related to the practice of KRR was the knowledge of KRR education (RP = 12.48), and attitudes toward education KRR (RP = 3.89). So the biggest factor contribute to the knowledge is about educational practices KRR. Keywords: Predisposing factors; Adolescent reproductive; Health; Counseling teacher
BEBERAPA FAKTOR RISIKO KEJADIAN RABIES PADA ANJING DI AMBON Wattimena, Jeany Ch.; -, Suharyo
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v6i1.1748

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan dan faktor risiko pengetahuan, sikap dan praktek tentang perawatan anjing dengan kasus rabies. Desain penelitian ini adalah kasus-kendali. Sampel penelitian ini terdiri dari 65 kasus dan 65 kendali. Sampel diambil dengan acak sederhana, uji chi square dan Odds Rasio yang digunakan dalam analisis data. Hasil studi ini menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik 52,3%, ada hubungan antara pe-ngetahuan tentang perawatan anjing rabies dengan anjing (p = 0.002, OR = 3,1). Responden dengan sikap yang baik adalah 51,5%, tidak ada hubungan antara sikap perawatan anjing rabies dengan anjing (p = 0.380 OR = 1,3). Responden dengan praktek buruk 50,8% dan ada hubungan antara praktek perawatan anjing dengan rabies (p = 0.001, OR = 8,6). Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan yang kurang mengenai perawatan anjing dan praktek yang buruk perawatan anjing menjadi faktor risiko dari rabies anjing. AbstractThe objective of this study is to identify relation and risk factors of knowledges, attitudes and practices about dog cares with rabies cases. The design of this study is case-control. Samples of this study consist of 65 cases and 65 controls. Samples are taken by simple random sampling, chi square test and odds ratio used in data analysis. Results of this study show that respondents with good knowledges are 52,3%. There is a relation between knowledges about dog care with the dog rabies (p=0,002, OR=3,1). Respondents with good attitude are 51,5%. There is no relation between attitude of dog care with the dog rabies (p=0,380  OR = 1,3). Respondents with bad practice are 50,8% and there is a relation between practice of dog care with the dog rabies (p=0,001,  OR=8,6). In conclusion, the knowledge about dog care and bad practice of dog care becomes the risk factor of the dog rabies.Keywords: Risk factors; Dog care; The dog rabies
PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI KALANGAN MAHASISWA “GAY” DI SEMARANG Karina Karina; Suharyo Suharyo; Massudi Suwandi
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 2 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/visikes.v12i2.644

Abstract

Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah kelompok penyakit infeksi yang ditularkan secara langsung melalui hubungan seksual. Menurut BKKBN kasus IMS di semarang sekitar 2.683 kasus. Gay adalah laki-laki yang mempunyai perbedaan terhadap orientasi seksual yang ditandai dengan timbulnya rasa suka terhadap orang lain yang mempunyai kelamin sejenis atau seseorang yang mengalami hambatan dalam perkembangan identitas jenis kelamin. Gaya Nusantara menyatakan gay di Semarang jumlahnya diperkirakan mencapai 1,2% dari penduduk kota Semarang termasuk pendatang. Tujuan penelitian adalah mengetahui dan menggambarkan perilaku pencegahan penyakit IMS di kalangan mahasiswa gay di kota Semarang. Penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif dengan pengambilan responden menggunakan snowball chain. Responden mulai berani menjadi gay pada awal kuliah setelah jauh dari pantauan orang tua . Pengetahuannya sebatas tahu IMS adalah penyakit yang menular melalui hubungan seksual.Sikapnya menyatakan hubungan gay adalah hubungan yang tidak aman dari IMS apabila tidak menggunakan kondom. Hubungan sosial antar gay hanya sebatas saling mengingatkan untuk berhati-hati dalam berhubungan seksual. Praktik pencegahannya hanya sebatas mencuci organintim sebelum dan setelah berhubungan seksual. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan pengetahuan tentang IMS dan pencegahannya pada kalangan gay dan komunitasnya denganpendampingan instansi kesehatan yang lebih mengetahui IMS.Kata kunci : perilaku pencegahan, Infeksi Menular Seksual, gay
MAPPING HYPERTENSION DISEASE IN WOMEN AGED 25-45 YEARS AT TLOGOSARI KULON PRIMARY HEALTH CARE IN 2019 AND 2020 Trianaldha Avina Farma; Suharyo Suharyo
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 21, No 1 (2022): VISIKES
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/visikes.v21i1Supp.5379

Abstract

Based on SIRANDU Semarang City, Tlogosari Kulon Primary Health Care (PHC) in 2019 had hypertension in the fifth position which reached 1.835 cases, and in 2020 it took third place that reached 3.091 cases. This study aims to find out the spread of hypertensive disease in women aged 25-45 years at Tlogosari Kulon PHC in 2019 and 2020. This study was a descriptive study that used an observation method with the entire population was hypertension case report in Tlogosari Kulon PHC in 2019 and 2020. The data source was from Morbidity Monthly Report (LB 1). The data was processed into new information using QGIS software. The results stated that in 2019 based on the village there were 100 cases, and in 2020 there were 221 cases. Meanwhile, compared to the number of female residents in 2019 the ratio was 0.22% or 100 out of 46.202 female residents. While in 2020 it reached 0.48% or 221 out of 46.202. In the results known that Muktiharjo Kidul Village was the area with the most amount of hypertension cases based on the village and the number of female residents. In presenting and reporting disease, it is better to use a geographic information system to find out a large number of people with hypertension.  It can make it easier for PHC to prioritized the area and promoting health to maintain a healthy lifestyle so that people can avoid all risks of hypertension. It’s necessary to further research about the effect of the population on the incidence of hypertension. Keywords: Mapping, Hypertension, Women Aged 25-45 years Literature : 21 (2009-2020)
KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DAN FAKTOR DETERMINAN DI KELURAHAN RANDUSARI KOTA SEMARANG TAHUN 2017 Dewi Sulistyoningrum; Suharyo Suharyo
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 17, No 01 (2018): APRIL 2018
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.794 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v17i01.1849

Abstract

ABSTRACT: Immunization is an attempt to boost immunity against a disease that may cause disability or death due to diseases that can be prevented by immunization, namely Hepatitis B, Diphtheria, Pertussis, Tetanus, Polio, Tuberculosis and Measles. This study aims to determine the factors associated with the completeness of immunization in infants aged 9-12 months in the Village Randusari Puskesmas Pandanaran Semarang.This research use quantitative research methods with cross sectional design. The samples were mothers with babies aged 9-12 months in the village health center Randusari Pandanaran Semarang as many as 30 people. Collecting data using questionnaires. Data analysis using Chi Square test with a limit value of α used is alpha 5% or p value 0,05.Statistical test results showed there was no relationship between mother knowledge (p-value = 0.360), maternal attitude (p-value = 0.378), concierge services (p-value = 0.641) and family support (p-value = 1.000) with the completeness of immunization.To the sub-district health officer Pandanaran should conduct outreach to the community on a regular basis. Mother to her baby in order to immunize on time. To the volunteers to monitor and disseminate information on immunization in the whole society.Keywords: Immunization, Knowledge, Attitude, Service OfficerABSTRAK: Imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit yang bisa saja menimbulkan kecacatan atau kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Tuberkulosis dan Campak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi pada bayi usia 9-12 bulan di Kelurahan Randusari Wilayah Kerja Puskesmas Pandanaran Semarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu yang memiliki bayi usia 9-12 bulan di Kelurahan Randusari Puskesmas Pandanaran Semarang sebanyak 30 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan batas nilai α yang digunakan adalah alpha 5% atau p value 0,05. Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu (p-value=0,360), sikap ibu (p-value=0,378), pelayanan petugas (p-value=0,641) dan dukungan keluarga (p-value=1,000) dengan kelengkapan imunisasi. Kepada petugas kesehatan Puskesmas Pandanaran sebaiknya melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat secara rutin. Kepada ibu bayi agar mengimunisasikan anaknya tepat waktu. Kepada kader agar memantau dan menyebarluaskan informasi tentang imunisasi pada seluruh masyarakat.Kata Kunci: Imunisasi, Pengetahuan, Sikap, Pelayanan Petugas.
CONTRIBUTION OF PHYSICAL ACTIVITY, SLEEP QUALITY, AND COFFEE CONSUMPTION TO THE EVENT OF HYPERTENSION IN PEMALANG DISTRICT suharyo suharyo; Fikhoh Nurlatifah
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/visikes.v20i2.5070

Abstract

ABSTRACTOne non-communicable disease that is still a major health problem in developing countries is hypertension; the prevalence of hypertension reaches 25.8%. Unhealthy lifestyle changes are one of the important factors that cause hypertension in the community. The study was conducted to obtain information about the relationship between physical activity, sleep quality, and coffee consumption habits with hypertension at the age of 45-65 years in the Belik Public Health Center, Pemalang Regency. The Case-Control approach was released in the study. The research target is people aged 45-65 years who seek treatment at Belik Public Health Center. The number of samples taken purposively was 100 respondents divided into 50 for the case group and 50 for the control group. The Chi-Square test was used to analyze the relationship between variables and the OR value to determine the contribution of the independent variables. The results showed that 75% had moderate physical activity, 74% had poor sleep quality, and 70% had low coffee consumption. Variables related to the incidence of hypertension were physical activity (P-value = 0.032, OR = 11) and sleep quality (P-value 0.006, OR = 3.765), while the coffee consumption variable was not related. Increasing exercise habits and regulating quality sleep patterns should be a priority for health promotion efforts in hypertension management programs. Keywords : Physical Activity, Hypertension, Coffee Consumption, Sleep Quality
HUBUNGAN INVEKSI HELMINTHIASIS DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (HB) PADA SISWA SD GEDONGBINA REMAJA KOTA SEMARANG 2011 Muhammad Amirudin Ali; Zaenal Sugiyanto; Suharyo Suharyo
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 2 (2012): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.391 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v11i2.669

Abstract

Helminthiasis adalah infeksi cacing pada usus manusia yang disebabkan oleh Enterobius vermicularis, Ascaris Lumbricoides dan Tricuris Trichuria. Helminthiasis adalah cacing yang sangat mudah menular. Ini tergantung keseimbangan antara parasit, manusia dan lingkungan. Sanitasi yang jelek dan kebersihan pribadi contohnya kebersihan dan memotong kuku, tidak mencuci tangan setelah defekasi, makanan yang terbuka, memudahkan penularan penyakit, terutama anak-anak. Pada survei awal di SD gedang Bina Remaja ditemukan 46,9% pelajar terinfeksi cacing ini. Tujuan penelitian ini untuk mencari hubungan antara helminthiasis dengan kadar Hb pelajar SD Gedong Bina Remaja tahun 2011.Metode penelitian ini observasional dan analisis laboratorium menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 32 pelajar dari SD Gedong Bina Remaja semarangyang memenuhi syarat. Uji statistik untuk menguji hipotesis antara variabel bebas dan terikat menggunakan uji Chi Square test.Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan antara infeksi Helminthiasis dengan kadar hemoglobin dengan p value 0,001 , ditemukan 46,9 % positif infeksi cacing dan 53,1% negatifcacing, dengan minimal kadar Hb 8,1g/dl dan maksimal 13,1g/dl dengan kadar Hb normal 18,8%, 53,3% rendah dan 18,1% sangat rendah.Untuk pelajar SD Gedong Bina Remaja untuk meningkatkan sanitasi dan kebersihan pribadi dengan secara teratur memotong kuku, membersihkan tangan sebelum makan dan setelah defekasi, dan tidak membeli makanan sembarang tempat dan meminum obat anti cacing membendazol sesuai dosis. Untuk peneliti lain melakukan penelitian infeksi helminthiasis pada anak.Kata Kunci: Enterobius vermicularis, kadar hemoglobin, Siswa SD
PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK DAN OLAH RAGA TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU (STUDI PADA KARYAWAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2010) Nurjanah Nurjanah; Suharyo Suharyo
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.671 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.465

Abstract

Background: One indicator of the health workforce is the lung function as an oxygen supplier organ for energy supply and metabolism. The presurvey show many employees smoke indoor, while campus must be a smoke free area. Therefore, this research will explain how the influence of smoking habits and exercise of pulmonary vital capacity of Udinus employees.Method: this is survey with cross sectional approach, conducted in May-July 2010 with measurement by spyrometre and interviews. The sample is Udinus employee, amount of 33 respondents. Data analysis using chi-square test.Result: there is no correlation between smoking status with pulmonary vital capacity (pvalue 0.188), because non-smoking employees exposed environmental tobacco smoke from the indoor smoker and there is no correlation between exercise habits with pulmonary vital capacity (p-value 0.465) because the sports habit is inadequate.