Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Gambaran Epidemiologi Kasus Leukemia Anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, 2004-2008 SIMANJORANG, CHANDRAYANI; ADISASMITA, ASRI; TEHUTERU, EDI
Indonesian Journal of Cancer Vol 4, No 1 (2010): Jan - Mar 2010
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This current study describes epidemiology of leukemia among children seeking care to Dharmais cancer hospital in the year 2004-2008. This is a case series study using primary and secondary data. Result showed the highest proportion of death was found among cases with AML leukemia, followed by patients with high risk ALL cases, and those who were refered. The older the age at first diagnosis, the smaller the probability to survive among children with leukemia, in general.
Risiko Kanker Payudara pada Pengguna Obat-obatan Hormonal PURWANTO, DENNI JOKO; REUWPASSA, JAUHARI OKA; ADISASMITA, ASRI C
Indonesian Journal of Cancer Vol 8, No 2 (2014): April-Juni 2014
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Commonly hormonal drugs used by woman are contraceptive and hormone replacement therapy (HRT). A contraceptive user in Indonesia is about 62% aged 16-49 years, modern contraceptive users is 58%. Injected contraception user is 32% followed by oral contraceptive (pill) is 14%. Literature review conducted in this study. The risk use of both hormonal contraception and HRT causing breast cancer still have different opinion The researchers concluded that both of these factors affect the incidence of breast cancer.
Jenis Histologik dan Umur pada Kanker Serviks Uteri di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” Dwipoyono, Bambang; -, Nasdaldy; -, Soemanadi; Sjamsuddin, Sjahrul; Adisasmita, Asri
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 1 (2007): Jan - Mar 2007
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1498.736 KB)

Abstract

Berbagai penelitian terhadap kanker serviks uteri telah dilakukan, khususnya di negara barat. Dari penelitian tersebut didapatkan adanya variabel-variabel yang kemudian dikenal sebagai faktor-faktor resiko yang kemudian diketahui peranannya terhadap kanker serviks uteri.Sebagai negara yang terletak di Asia dimana angka kejadian kanker serviks uteri, khususnya pada stadium lanjut masih tinggi dan semakin meningkat, maka pengetahuan terhadap kanker pada umummnya dan kanker serviks uteri pada khususnya haruslah semakin baik.Untuk mendapatkan angka survival dari penderita kanker serviks uteri dan mengevaluasi faktor prognostik jenis histopatologik, umur pada penderita kenker serviks yang berobat di Rumah Sakit Kanker "Dharmais", Jakarta.Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif dari penderita kanker serviks uteri. Data didapat berdasarkan catatan medik penderita yang berobat di Rumah Sakit Kanker "Dharmais", Jakarta pada tahun 1993/4 - 1997. Tercatat sebanyak 710 kasus tetapi hanya 175 kasus yang dapat dilakukan pemantauan selama 2 tahun. Karsinoma sel skuamosa 128 kasus (73,12%) dan adenokarsinoma (termasuk adenoskuamokarsinoma) 14 kasus (8%), 33 kasus tidak dinyatakan jenis histopatologi sel kankernya).Dari 175 kasus yang dapat dievaluasi didapatkan jenis histopatologik adenokarsinoma tinggi pada stadium I dan residif juga pada kelompok umur muda (< 40 tahun), perbedaan tidak bermakna (p = 0,342 dan p = 0,396). Stadium mempengaruhi survival : stadium awal (IA-IIA) 85,2%, stadium lanjut (IIB-IV) 50,4% dan residif 36,7% (p = 0,001). Kelompok umur muda (< 40) dan jenis histopatologik yang mengandung kelenjar mempunyai nilai survival 2 tahun yang lebih baik dibandingkan kelompok umur yang lebih tua, jenis histopatologik skuamosa.Stadium awal (IA-IIA), jenis histopatologik yang mengandung kelenjar dan kelompok umur muda (< 40 tahun) mempunyai angka survival yang lebih baik selama 2 tahun "follow up"Kata kunci: Stadium, jenis histopatologik, umur, survival .
Hubungan antara Menyusui dengan Risiko Kanker Ovarium ADISASMITA, ASRI; MARYANI, DINI; DWIPOYONO, BAMBANG
Indonesian Journal of Cancer Vol 10, No 3 (2016): July - September 2016
Publisher : Indonesian Journal of Cancer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (985.452 KB)

Abstract

ABSTRACTIncidence of Ovarian Cancer, which has a high mortality rate, has been reported to increase since 2008 in Indonesia. A number of protective factors have been identified, one of which is breastfeeding. Despite this, published literature on the association of breastfeeding and ovarian cancer in Indonesia has not been found. The aim of this study is to determine the effect of breastfeeding on ovarian cancer in general, as well as among pre and post menopause patients. This case control study was done at “Dharmais”Cancer Hospital, involving 71 patients with ovarian cancer as the cases, and 140 cervical cancer patients who served as the controls. Interviews were done during follow-up visits. Patients, with adouble primary cancer,were not included in the study. The study shows that lifetime breastfeeding contributes to a decrease in the risk of ovarian cancer by 55% (OR=0.45, 95%CI 0.23 – 0.91) among all cases; the decrease was 53% (OR=0.47, 95%CI 0.23 – 0.96) for those who had previously given birth. These results were adjusted for level of education and menopause status at the time of diagnosis. Women with a history of breastfeeding have a lower risk of having ovarian cancer. The longer the duration of breastfeeding, the lower the risk of having ovarian cancer. The reduced risk was more than 50% for those with a lifetime breastfeeding of 24 months or more. ABSTRAKInsiden kanker ovarium yang memiliki tingkat letalitas tinggi, terus mengalami peningkatan sejak 2008. Beberapa faktor protektifnya telah diidentifkasi, salah satunya adalah menyusui. Meskipun begitu, penelitian yang membahas mengenai faktor tersebut belum banyak dilakukan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara menyusui dengan risiko kanker ovarium, baik secara umum maupun pada kelompok pre-menopause dan postmenopause. Studi kasus kontrol ini dilakukan di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” dengan kasus pasien kanker ovarium (N=71) dan kontrol pasien kanker serviks (n=140). Interview dilakukan pada pasien yang melakukan follow up visit. Pasien dengan kanker primer lain selain kanker ovarium (double primary cancer case) tidak diikutsertakan dalam studi. Hasil penelitian menunjukkan total durasi menyusui seumur hidup (lifetime breastfeeding) berhubungan dengan penurunan risiko terjadinya kanker ovarium sebesar 55% (OR=0,45; 95%CI 0,23–0,91). Pada semua responden yang pernah melahirkan, penurunan risiko sebesar 53% (OR=0,47; 95%CI 0,23–0,96). Nilai tersebut telah dikontrol terhadap variabel pendidikan dan status menopause saat didiagnosis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa wanita dengan riwayat menyusui memiliki risiko yang lebih rendah untuk menderita kanker ovarium. Semakin lama durasi menyusui, semakin besar penurunan risiko terjadinya kanker ovarium, yaitu sebesar lebih dari 50% bagi mereka yang menyusui lebih dari 24 bulan.
Jenis Histologik dan Umur pada Kanker Serviks Uteri di Rumah Sakit Kanker Dharmais Dwipoyono, Bambang; -, Nasdaldy; -, Soemanadi; Sjamsuddin, Sjahrul; Adisasmita, Asri
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 1 (2007): Jan - Mar 2007
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1498.736 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v1i1.1

Abstract

Berbagai penelitian terhadap kanker serviks uteri telah dilakukan, khususnya di negara barat. Dari penelitian tersebut didapatkan adanya variabel-variabel yang kemudian dikenal sebagai faktor-faktor resiko yang kemudian diketahui peranannya terhadap kanker serviks uteri.Sebagai negara yang terletak di Asia dimana angka kejadian kanker serviks uteri, khususnya pada stadium lanjut masih tinggi dan semakin meningkat, maka pengetahuan terhadap kanker pada umummnya dan kanker serviks uteri pada khususnya haruslah semakin baik.Untuk mendapatkan angka survival dari penderita kanker serviks uteri dan mengevaluasi faktor prognostik jenis histopatologik, umur pada penderita kenker serviks yang berobat di Rumah Sakit Kanker "Dharmais", Jakarta.Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif dari penderita kanker serviks uteri. Data didapat berdasarkan catatan medik penderita yang berobat di Rumah Sakit Kanker "Dharmais", Jakarta pada tahun 1993/4 - 1997. Tercatat sebanyak 710 kasus tetapi hanya 175 kasus yang dapat dilakukan pemantauan selama 2 tahun. Karsinoma sel skuamosa 128 kasus (73,12%) dan adenokarsinoma (termasuk adenoskuamokarsinoma) 14 kasus (8%), 33 kasus tidak dinyatakan jenis histopatologi sel kankernya).Dari 175 kasus yang dapat dievaluasi didapatkan jenis histopatologik adenokarsinoma tinggi pada stadium I dan residif juga pada kelompok umur muda (< 40 tahun), perbedaan tidak bermakna (p = 0,342 dan p = 0,396). Stadium mempengaruhi survival : stadium awal (IA-IIA) 85,2%, stadium lanjut (IIB-IV) 50,4% dan residif 36,7% (p = 0,001). Kelompok umur muda (< 40) dan jenis histopatologik yang mengandung kelenjar mempunyai nilai survival 2 tahun yang lebih baik dibandingkan kelompok umur yang lebih tua, jenis histopatologik skuamosa.Stadium awal (IA-IIA), jenis histopatologik yang mengandung kelenjar dan kelompok umur muda (< 40 tahun) mempunyai angka survival yang lebih baik selama 2 tahun "follow up"Kata kunci: Stadium, jenis histopatologik, umur, survival .
Pendapatan Daerah, Pembiayaan Kesehatan, dan Gizi Buruk pada Balita: Studi Korelasi Tingkat Kabupaten/Kota Septyana Choirunisa; Asri C. Adisasmita
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 9 No. 1 Agustus 2014
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1887.111 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v9i1.458

Abstract

Pendanaan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam memengaruhi derajat kesehatan, termasuk salah satu masalah gizi pada balita yang disebut gizi buruk. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pendapatan daerah dan pembiayaan kesehatan serta korelasinya dengan gizi buruk pada balita di tingkat kabupaten/kota di Indonesia tahun 2007. Penelitian ini merupakan studi ekologi/korelasi. Data pendapatan daerah dan pembiayaan kesehatan didapat dari Kementerian Keuangan, sedangkan data gizi buruk menggunakan data Riset Kesehatan Nasional tahun 2007. Sebanyak 250 kabupaten/kota yang diteliti dengan tidak mengikutsertakan kabupaten/kota yang datanya tidak lengkap atau tidak valid. Secara nasional, hanya persentase pendapatan asli daerah (PAD) per total pendapatan yang berkorelasi dengan gizi buruk, meskipun korelasinya lemah (r = 0,22). Berdasarkan kawasan di Indonesia, Kawasan Indonesia Barat dan Kawasan Indonesia Timur menunjukkan persentase PAD per total pendapatan berkorelasi lemah dengan gizi buruk (r = 0,20 dan r = 0,53). Terlihat kecenderungan bahwa semakin tinggi persentase pendapatan daerah dan pembiayaan kesehatan, semakin rendah persentase gizi buruknya. Korelasi antara pendapatan daerah, pembiayaan kesehatan dan masalah status gizi tidak dapat diabaikan. Data yang lebih lengkap dan valid diperlukan untuk dikembangkan penelitian selanjutnya.Health financing is one of the factors which contribute important role in influencing health status, including nutritional problem among children under five, called severely wasted. Therefore, the aim of this study was to describe districts income and health financing and examine it correlations with the prevalence of severely wasted among children under 5 years at regencies/ municipalities level in Indonesia in 2007. This research was an ecological study. Data on revenue and health financing were obtained from Ministry of Finance, and severely wasted data were obtained from the Indonesian Basic Health Research (Riskesdas) 2007. There are 250 regencies/municipalities were being objects of this research, while the others were excluded due to incomplete/missing or invalid data. Result shows nationally, only the percentage of local revenue by total district income had correlation with severely wasted, although it is weak (r = 0,22). By regions, in the Western Region Indonesia and the Eastern Region Indonesia, those variable had weak correlation with severely wasted (r = 0,20 and r = 0,53). The graphics trend shows higher percentage of local revenue and health financing, related to lower number of the prevalence of severely wasted. The correlation between district income and health financing for poor nutritional status cannot be ruled out. More valid and complete data on district income and health financing is needed for further research.
DETERMINANTS OF NEONATAL MORTALITY BASED ON THE 2017 INDONESIAN DEMOGRAPHIC AND HEALTH SURVEY (IDHS) Fidya Rumiati; Asri C. Adisasmita
The Indonesian Journal of Public Health Vol. 16 No. 3 (2021): THE INDONESIAN JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.989 KB) | DOI: 10.20473/ijph.v16i3.2021.363-374

Abstract

ABSTRACTInfant mortality is still a major health problem in Indonesia as 63% of deaths occur in the neonatal period. The trend of the neonatal mortality rate in Indonesia has decreased from 15 (2017) to 13 deaths per 1,000 live births (2018), but this does not meet the Sustainable Development Goals (SDGs) target. Evidence-based health interventions are based on determinants that most influences neonatal mortality. The purpose of this study was to determine the most influential determinants of neonatal mortality in Indonesia. This research is an analytic observational study that uses the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data, with a cross-sectional design. This study’s population was the last baby of married women of childbearing age (15-49 years) and was recorded in the 2017 IDHS with a sample of 15,102 babies. The outcome variable in this study was neonatal mortality. The analysis was conducted in stages, namely univariate analysis, bivariate analysis using the chi-square statistical test (X2), and multivariate analysis using logistic regression. The results showed that 85.71% of deaths occurred in the early neonatal period. The most influential determinants of neonatal mortality were male sex (adj OR = 2.91: 95% CI 1.78-4.76), low birth weight (adj OR = 12.08: 95% CI 7.38-18.86) and parity status ≥ 4 (adj OR = 2.11: 95% CI 1.22-3.61). Public health interventions aimed at reducing neonatal mortality should be linked to newborn and maternal characteristics that significantly influence Indonesia's neonatal mortality. Therefore, health services must consider adequate postpartum neonatal care that is fully integrated with medical care. Moreover, further prevention of potential factors that cause low birth weight before conception should be implemented and further control of births would optimize the family planning program. Keywords: gender, low birth weight, parity status, determinant, neonatal mortality, Indonesia
Risk Factors for Mortality of Patients with Covid-19 in RSJPD Harapan Kita, Jakarta Zhara Juliane; Asri Chasanah Adisasmita; Yoga Yunadi
Jurnal Respirologi Indonesia Vol 42, No 2 (2022)
Publisher : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)/The Indonesian Society of Respirology (ISR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36497/jri.v42i2.287

Abstract

Abstract Background:TheCovid-19 disease has caused significant morbidity and mortality worldwide since Covid-19 was first reported in December 2019. More intense kinds of the disorder main to loss of life arise greater regularly in older sufferers and people with more than one comorbidities. This study  aims  to determine the risk factors associated with death in Covid-19 patients at RSJPD Harapan Kita.Methods:A total of 500 patients with a positive result on the Covid-19 polymerase-chain-reaction (PCR) test from RSJPD Harapan Kita were analyzed. The Demographic, clinical, and outcome data were extracted from the hospital's medical record system.  To explore the risk factors associated with mortality, univariable and multivariable logistic regression analyses were used.Results:Of the 500 patients included in this study, 110 (22%) died in the hospital. The multivariate regression analysis showed that age³65 years (adjusted odds ratio (aOR), 2,624; (95% CI: 1,552 – 4,435), chronic lung disease (aOR, 8,173; 95% CI: 3,834 – 17,422), chronic kidney disease (aOR,2,523; 95% CI: 1,358 – 4,689), and cardiovascular disease (aOR, 3,149; 95% CI: 1,763 – 5,624) had been recognized as risk factors of mortality among Covid-19 patients. Conclusion: Age ³65 years, chronic lung disease, chronic kidney disease patients, and cardiovascular disease had been recognized as risk factors of mortality among Covid-19 patients in RSJPD Harapan Kita. More research on the risk factors related to Covid-19-associate death is had to manage ailment development and to enhance its treatment.Keywords: Covid-19, Risk Factors, Mortality, Comorbidities.
PENGARUH KOMPLIKASI KEHAMILAN TERHADAP KEMATIAN NEONATAL DINI DI INDONESIA Arwinda Nugraheni; Renti Mahkota; Asri C Adisasmita
Media Medika Muda Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Kematian neonatal dini merupakan penyumbang kematian bayi dan perinatal yang merupakan indikator derajat kesejahteraan dan kesehatan bangsa. Angka kematian bayi dan perinatal di Indonesia masih tergolong tinggi dibanding negara Asia lainnya. Komplikasi kehamilan diduga menjadi faktor kuat kematian neonatal dini. Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh adanya komplikasi kehamilan dan setiap jenis komplikasi kehamilan serta ingin mengetahui PAR (Population Attributle Risk) terhadap kematian neonatal dini di Indonesia pada anak yang lahir 2002–2007 terhadap kematian neonatal dini setelah dikendalikan seluruh confounding.Metode: Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah crossectional dengan analisis multivariat complex sample cox regression. Sampel penelitiansebanyak 13893 dari 33 provinsi Indonesia yang diambil dengan metode Stratified two-stage cluster design. Hasil: Hasil analisis menunjukkan komplikasi kehamilan terhadap kematian neonatal dini dimodifikasi oleh berat lahir. Peneliti membuat dua model untuk membuktikan pengaruh komplikasi kehamilan terhadap kematian neonatal dini. Pada model pertama, PR komplikasi kehamilan terhadap kematian neonatal dini pada strata berat lahir <2000 gram sebesar 28,74 (95%CI: 10,21-81,02) PAR 13,92%, pada stratum ≥2000 gram sebesar PR 1,03 (95%CI: 0,32-3,34) PAR 11,94%. Pada model kedua, PR prematuritas memiliki risiko tertinggi PR 3,98 (95%CI 1,36-11,63) dengan PAR 8,1%.Simpulan : Pemerintah dan masyarakat dapat meningkatkan efektivitas ANC untuk penurunan komplikasi kehamilan dan prematuritas.Kata kunci: Komplikasi kehamilan, kematian neonatal dini, SDKI 2007
Diabetic Status of People Affected by Leprosy in Donorojo Leprosy Recovered Village: A Cross Sectional Study Nadhila Beladina; Asri Adisasmita
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas Vol 6, No 1: Februari 2021
Publisher : Master of Epidemiology, School of Postgraduate Studies, Diponegoro University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jekk.v6i1.9235

Abstract

Background: Just like diabetes, leprosy also cause painless neuropathic ulcers which process is mediated by Schwann-cell. Biochemical changes on leprosy patients presumed to have role on pathogenesis of diabetes mellitus.  Methods: This study is cross-sectional study aimed to know further about diabetic status on population of people affected by leprosy, as the preliminary study to prove the association between diabetes mellitus and leprosy.  Data, such as diabetic status, type of leprosy, grade of disability, and other variables are collected from 127 people affected by leprosy in Donorojo leprosy recovered village.Result: Result showed that 19.7% are having diabetes mellitus, and other 23.6% are in pre-diabetic condition. This number is higher than prevalence of diabetes mellitus in Central Java (2.09%) and Indonesia (2%).Conclusion : Further research is needed to prove the association between leprosy and diabetic status.  All leprosy patients should be recommended to be routinely screened for diabetes mellitus.