Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

KAJIAN KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TINGGAL DENGAN MODEL INNERCOURT Azizah, Ronim
Nalars Vol 13, No 2 (2014): Jurnal Arsitektur NALARs Volume 13 Nomor 2
Publisher : Nalars

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Sejak akhir abad ke-20, kota-kota dunia telah dilanda pemanasan global. Untuk mengatasi kondisi itu, rumah masyarakat kota tropis pada umumnya menggunakan sistem penghawaan buatan demi mendapatkan kenyamanan termal, seperti AC, ceiling fan atau kipas angin. Cara ini tentu mengakibatkan pemborosan energi dan memicu kondisi global itu lebih buruk lagi. Secara umum rumah tinggal mempunyai halaman depan dan belakang bangunan serta pada bagian ruang dalam dibuat tertutup. Untuk mendapatkan kenyamanan termal secara alami maka diupayakan terjadi pergerakan angin dari luar ke dalam bangunan melalui bukaan yaitu berupa  pintu dan jendela pada bagian depan dan belakang rumah. Selain menggunakan bukaan di depan dan belakang bangunan maka ada beberapa cara lain untuk memperoleh kenyamanan termal secara alami antara lain dengan menggunakan air (kolam atau air mancur) dan cerobong udara. Rumah yang diteliti merupakan rumah kuno milik keturunan Tionghoa yang telah direnovasi pada tahun 1912. Rumah ini terletak di kawasan Pasar Gede yang biasa disebut kawasan Pecinan yang merupakan permukiman padat kota. Tujuan penelitian ini adalah berupaya membangun konsep desain yang membantu memecahkan permasalahan kenyamanan termal pada rumah tinggal di perkotaan yang padat dengan cara menguji kenyamanan termal pada rumah tinggal dengan model innercourt. Penelitian ini dilakukan melalui uji kenyamanan termal dengan cara mengukur suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin pada area teras, innercourt dan ruang dalam. Alat ukur kenyamanan termal yang digunakan adalah model dijital LM-81HT dan LM-81AM. Pengukuran dilakukan pada 16 September 2013 jam 11.30 – 12.30 wib. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dengan media innercourt maka pada lantai satu terjadi penurunan suhu didalam bangunan terhadap suhu di luar bangunan mencapai 4°C sedangkan pada lantai dua terjadi penurunan suhu didalam bangunan terhadap suhu diluar bangunan mencapai 2°C. Dan pada lantai tiga menghasilkan suhu dalam ruang sama dengan suhu diluar bangunan. ABSTRACT. Since end of 20th century, cities in the world have been hit by global warming. To   overcome this condition, tropical house of community of the city have used artificial thermal system to get thermal comfort such as Air Conditioner, ceiling fan as well as fan. This methods will give another impact of waste energy and supporting worst global warming. Generally, a house has a front and rear yard in the building and spaces inside the house have made separately enclosed. To get thermal comfort naturally, thus it should be planned to have air circulation from outside to inside the house through windows and doors at the front and the rear of the house. There area some methods to get thermal comfort beside using doors and windows, such as providing waters inside the house (pools and fountain) as well as air chimney. The object of the research has been regarded as an old house belong to Chinese which had been renovated in 1912. This house is located at the area of Pasar Gede which known as China Town (Pecinan). The aim of this research is to create design concept which could solve a problem of thermal comfort within houses in the crowded cities by testing and assessing thermal comfort of houses with innercourt model. This research will be completed by measuring the temperature within the house, humidity and speed of the wind at terrace area, innercourt and space within the house. Measuring instrument that has been used is a digital model LM-81HT and LM-81AM. Measurement has been completed on 16th September 2013, time 11.30-12.30 WIB. The result of the research has shown that innercourt media has an significant role within house. There are significant changes on the first floor, temperature of this floor has decreased to 4°C. On the other hand, on second floor the temperature has decreased to 2°C. And on third floor the temperature is remain the same with the outside of the house. 
KRITIK ‘DEPIKTIF’ ARSITEKTUR PADA PETRONAS TWIN TOWERS KUALA LUMPUR Azizah, Ronim
Sinektika Vol 13, No 2: Juli 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.436 KB)

Abstract

Paper ini bertujuan untuk mendeskripsikan kritik arsitektur terhadap gedung Petronas Twintowers, yang ditekankan pada kritik depiktif. Gedung Petronas Twintowers merupakan bangunan abad 21 yang dirancang oleh arsitek pakar skyscraper, Cesar Pelli yang telah terpilih di dalam kompetisi desain bangunan pencakar langit antar bangsa pada tahun 1991. Bangunan tersebut menjadi lambang kemajuan ekonomi dan menjadi landmark negara Malaysia. Pembahasan kritik arsitektur dilakukan dengan studi pustaka yaitu: (1) sumber-sumber dari dokumen tekstual; (2) sumber-sumber dari dokumen gambar; dan (3) sumber-sumber dari dokumen artefaknya. Kritik arsitektur terhadap gedung Petronas Twintowers, ditekankan pada kritik depiktif yaitu aspek statis berupa suasana konkrit (bentuk, bahan, dan tekstur) dan aspek dinamis berupa jenis-jenis ruang, kondisi didalam dan luar gedung serta pergerakan didalam bangunan. Pada akhir pembahasan, menghasilkan simpulan yang mengungkapkan bahwa aspek statis berupa denah berpola geometri segi delapan mencerminkan corak Islami, simbolkesatuan, harmoni, stabilitas dan rasionalitas yang merupakan prinsip dalam Islam. Aspek dinamis berupa bangunan 6 lantai yang menerapkan sistim bangunan pintar (IBS) yang memudahkan pengelolaan dan pengontrolan gedung. Selubung bangunan didominasi oleh material stainless steel dan alumunium sebagai antisipasi terhadap pelapukan dan mampu mereduksi kebisingan, daya pantul cahaya cukup kuat danmenghalangi radiasi sinar UV.
SANITASI EKOLOGIS IPAL SANIMAS DI KAMPUNG SANGKRAH SURAKARTA Azizah, Ronim
Sinektika Vol 13, No 1: Januari 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.799 KB)

Abstract

Sangkrah merupakan kampung perkotaan yang padat dan kumuh yang memiliki sanitasi lingkungan yang buruk. Untuk memenuhi kebutuhan buang air besar masyarakat biasanya menggunakan sarana WC umum karena hanya sedikit warga yang memiliki km/wc. Saat ini Kampung Sangkrah telah menggunakan Sanimas (sanitasi berbasis masyarakat) sebagai lokasi percontohan pengelolaan sanitasi lingkungan yang buruk. Lokasi MCK berada di lokasi yang masyarakatnya bersedia untuk berpartisipasi dalam pembangunan Sanimas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sanitasi ekologis yang diterapkan pada IPAL Sanimas dan seberapa besar hasil pengolahannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Metode penelitian dengan cara observasi lapangan untuk: (1) pencarian data gambar dan data tekstual; dan (2) melakukan identifikasi sistim sanitasi pada IPAL SANIMAS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IPAL Sanimas di Kampung Sangkrah mampu mengatasi masalah sanitasi lingkungan yang buruk dengan cara: (1) membuat saluran pembuangan dari MCK secara terpisah antara grey water dan black water; (2) pembuangan limbah dari kloset (black water) diolah dengan biodigester yang menghasilkan gas metan sebagai bahan bakar memasak untuk membantu kegiatan sosial seperti Idul Adha; (3) limpahan air dari biodigester dan limbah grey water disalurkan ke bak settler, baffle reaktor dan anaerobik filter yang kemudian disalurkan ke sungai.
KAJIAN KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TINGGAL DENGAN MODEL INNERCOURT Azizah, Ronim
Nalars Vol 13, No 2 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 2 Juli 2014
Publisher : Nalars

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Sejak akhir abad ke-20, kota-kota dunia telah dilanda pemanasan global. Untuk mengatasi kondisi itu, rumah masyarakat kota tropis pada umumnya menggunakan sistem penghawaan buatan demi mendapatkan kenyamanan termal, seperti AC, ceiling fan atau kipas angin. Cara ini tentu mengakibatkan pemborosan energi dan memicu kondisi global itu lebih buruk lagi. Secara umum rumah tinggal mempunyai halaman depan dan belakang bangunan serta pada bagian ruang dalam dibuat tertutup. Untuk mendapatkan kenyamanan termal secara alami maka diupayakan terjadi pergerakan angin dari luar ke dalam bangunan melalui bukaan yaitu berupa  pintu dan jendela pada bagian depan dan belakang rumah. Selain menggunakan bukaan di depan dan belakang bangunan maka ada beberapa cara lain untuk memperoleh kenyamanan termal secara alami antara lain dengan menggunakan air (kolam atau air mancur) dan cerobong udara. Rumah yang diteliti merupakan rumah kuno milik keturunan Tionghoa yang telah direnovasi pada tahun 1912. Rumah ini terletak di kawasan Pasar Gede yang biasa disebut kawasan Pecinan yang merupakan permukiman padat kota. Tujuan penelitian ini adalah berupaya membangun konsep desain yang membantu memecahkan permasalahan kenyamanan termal pada rumah tinggal di perkotaan yang padat dengan cara menguji kenyamanan termal pada rumah tinggal dengan model innercourt. Penelitian ini dilakukan melalui uji kenyamanan termal dengan cara mengukur suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin pada area teras, innercourt dan ruang dalam. Alat ukur kenyamanan termal yang digunakan adalah model dijital LM-81HT dan LM-81AM. Pengukuran dilakukan pada 16 September 2013 jam 11.30 – 12.30 wib. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dengan media innercourt maka pada lantai satu terjadi penurunan suhu didalam bangunan terhadap suhu di luar bangunan mencapai 4°C sedangkan pada lantai dua terjadi penurunan suhu didalam bangunan terhadap suhu diluar bangunan mencapai 2°C. Dan pada lantai tiga menghasilkan suhu dalam ruang sama dengan suhu diluar bangunan. ABSTRACT. Since end of 20th century, cities in the world have been hit by global warming. To   overcome this condition, tropical house of community of the city have used artificial thermal system to get thermal comfort such as Air Conditioner, ceiling fan as well as fan. This methods will give another impact of waste energy and supporting worst global warming. Generally, a house has a front and rear yard in the building and spaces inside the house have made separately enclosed. To get thermal comfort naturally, thus it should be planned to have air circulation from outside to inside the house through windows and doors at the front and the rear of the house. There area some methods to get thermal comfort beside using doors and windows, such as providing waters inside the house (pools and fountain) as well as air chimney. The object of the research has been regarded as an old house belong to Chinese which had been renovated in 1912. This house is located at the area of Pasar Gede which known as China Town (Pecinan). The aim of this research is to create design concept which could solve a problem of thermal comfort within houses in the crowded cities by testing and assessing thermal comfort of houses with innercourt model. This research will be completed by measuring the temperature within the house, humidity and speed of the wind at terrace area, innercourt and space within the house. Measuring instrument that has been used is a digital model LM-81HT and LM-81AM. Measurement has been completed on 16th September 2013, time 11.30-12.30 WIB. The result of the research has shown that innercourt media has an significant role within house. There are significant changes on the first floor, temperature of this floor has decreased to 4°C. On the other hand, on second floor the temperature has decreased to 2°C. And on third floor the temperature is remain the same with the outside of the house. 
SANITASI EKOLOGIS PADA IPAL SANIMAS SEBAGAI PENGHASIL BIOGAS DALAM MENDUKUNG KEGIATAN SOSIAL PADA RUANG PUBLIK DI KAMPUNG JOYOTAKAN SURAKARTA Azizah, Ronim; Nugroho, Agung
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 15, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

At the present time, the condition of the utility in dense urban settlements and slums is very poor. Kampung Joyotakan a dense urban villages and slums, has a poor environmental sanitation. The needs of excretion, the people use a public toilets are located at the edge of village, in a ditch and the river close the site. A communal bathing, wasing and toilet block facilities (locally known as MCK-mandi, cuci, kakus) is very simple and not equipped with adequate sewage treatment systems that can contaminate groundwater and river. Currently, Kampung Joyotakan has used Sanimas (community based sanitation) as pilot sites to poor environmental sanitation management. Contruction of communal bathing, wasing and toilet block facilities are equipped with the wastewater treatment plant to be the solution for the management poor sanitaion in Kampung Joyotakan. Location MCK at the public area are used sosial activity for everyday. Based this conditions, it is necessary to study sanitation systems is applied to the wastewater treatment plant and any benefits for communities. Research method by means observations to search image and textual data and to identify the sanitation systems of Sanimas wastewater treatment plant. The aim research is to data verifivication and comparative methode of data analysis in the form of the concept of ecological sanitatuon and sanitaion systems at the Sanimas wastewater treatment plant. The results of this study indicate that Sanimas wastewater treatment plant in Kampung Joyotakan able to overcome the problem of poor enviromenatl sanitation through: (1) made of sanitary sewerage separately between grey water and black water, (2) the disposal of wastewater from toilets threated with biodigester that produces methane as a fuel for cooking in public area to help social events such as Iedul Adha, (3) an overflow of wastewater form biodigester and grey water flows into settler plant, baffle reactor and anaerobic filter are flows into the river. Pada masa sekarang ini, kondisi utilitas lingkungan di perkampungan perkotaan yang padat dan kumuh sangat buruk. Kampung Joyotakan merupakan kampung perkotaan yang padat dan kumuh, memiliki sanitasi lingkungan yang buruk. Untuk memenuhi kebutuhan buang air besar masyarakat biasanya menggunakan sarana WC umum yang terletak di pinggir kampung, di selokan dan sungai yang dekat dengan lokasi tersebut. Sarana MCK sangat sederhana dan tidak dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah yang layak dapat mencemari air tanah dan sungai. Saat ini Kampung Joyotakan telah menggunakan SANIMAS (sanitasi berbasis masyarakat) sebagai lokasi percontohan pengelolaan sanitasi lingkungan yang buruk. Pembangunan MCK yang dilengkapi IPAL menjadi solusi untuk penanganan sanitasi buruk di Kampung Joyotakan. Lokasi MCK berada di ruang publik yang keseharian digunakan sebagai area sosial masyarakat. Berdasarkan  kondisi ini, maka perlu dikaji sistim sanitasi yang diterapkan pada IPAL Sanimas dan kemanfaatan apa saja yang  diperoleh masyarakat. Metode penelitian dengan cara observasi lapangan untuk: (1) pencarian data gambar dan data tekstual; dan (2) melakukan identifikasi sistim sanitasi pada IPAL SANIMAS. Penelitian ini bertujuan untuk verifikasi data sehingga analisis menggunakan  metode komparasi data berupa konsep sanitasi ekologis dan sanitasi pada IPAL SANIMAS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IPAL SANIMAS di Kampung Joyotakan mampu mengatasi masalah sanitasi lingkungan yang buruk dengan cara: (1) membuat saluran pembuangan dari MCK secara terpisah antara grey water dan black water; (2) pembuangan limbah dari kloset (black water) diolah dengan biodigester yang menghasilkan gas metan sebagai bahan bakar memasak  untuk membantu kegiatan sosial seperti Idul Adha; (3) limpahan air dari biodigester dan limbah grey water disalurkan ke bak settler, baffle reaktor dan anaerobik filter yang kemudian disalurkan ke sungai.
EKSPLORASI DENAH RUMAH TINGGAL DI LAHAN MAGERSARI Azizah, Ronim
Nalars Vol 15, No 2 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 2 Juli 2016
Publisher : Nalars

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Dengan semakin tingginya harga lahan di perkotaan serta tingkat pendapatan penduduk yang berbeda-beda maka membangun rumah dengan cara magersari menjadi sebuah pilihan. Rumah magersari menggunakan lahan secara bersama oleh keluarga ataupun orang lain dimana lahan terbagi menjadi beberapa petak untuk dibangun beberapa rumah tinggal. Rumah magersari juga memiliki fasilitas umum yang digunakan secara komunal berupa MCK (mandi, cuci, kakus), infrastruktur dan akses jalan. Kondisi ini menjadi lebih efektif jika dibandingkan dengan membeli lahan baru dengan harga yang sangat tinggi. Pengembangan atau perubahan desain rumah mungkin saja terjadi sehingga perlu digali sejauhmana pengembangan desain rumah tinggal yang dibangun pada lahan magersari dengan mempertimbangkan keberadaan fasilitas komunal. Pencarian data menggunakan metode survei dan pembahasan dilakukan dengan studi pustaka yaitu: (1) sumber-sumber dari dokumen tekstual; (2) sumber-sumber dari dokumen gambar; dan (3) sumber-sumber dari dokumen artefaknya. Pada akhir pembahasan, menghasilkan simpulan yang menjelaskan bahwa tata ruang desain rumah magersari mampu mengintegrasikan zona ruang-ruang privat (rumah inti) dan zona ruang publik (fasilitas komunal).  Kata kunci: rumah, magersari, pengembangan rumah ABSTRAK. Recently, to build a house by using "magersari" method has became an appropriate choice because of the economic condition of the community and refer to the high price of the land. Magersari house is a method by using the land together within family or other people. The method is by dividing the land into some blocks of land which will contain a small house for each block. This magersari house will provide public facilities which will be used communally such as MCK (Mandi, Cuci, Kakus), infrastructure and access for pedestrians and vehicles. This condition become effectively if compare by buying new land with high price. The development and transformation of the house design could be happened, thus it will be a necessary to explore how extend to which the development will continue within magersari house by considering the existence of communal facilities. Collecting data will be conducted by survey method and the analysis will be completed by exploring literature study: (1) textual document sources; (2) figure document sources; (3) artefact document sources. For final discussion, it will be concluded by explaining about how extend to which the layout of the magersari house design could integrate all private space zones (main space) and public space zones (communal facilities) within magersari house. Keywords: house, magersari, house development
Pengukuran Greenship Home Pada Rumah Tinggal Berkonsep “Green” Di Perkotaan Azizah, Ronim -; Wardani, Eny Dwi; Mardikasari, Awita Aryani
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 19, No 1 (2017): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The limited availability of land and global warming have resulted a more difficult thermal comfort to occur, especially in the urban residential houses. The purpose of this research is to find an alternative solution for green building in the urban residential houses. Method to solve this problem is by using Greenship criteria version Home v.0.1., which consists of six test material, there are: (1) site (code: ASD); (2) Energy (code: EEC); (3) water (code: WAC); (4) material (code: MRC); (5) convenience (code: IHC); and (6) management (code: BEM). Object tested with these parameters are houses designed with the concept of green, among others: a house in Salatiga, a house in Solo and a house of  Rempah Karya in Colomadu. The results of these tests show that house  in Salatiga able to achieve a platinum rating while Solo was able to achieve a gold rating and house of rempah karya only able to achieve a silver rating.Ketersediaan lahan yang semakin terbatas dan pemanasan global menjadikan semakin sulitnya kenyamanan termal diperoleh khususnya pada rumah tinggal perkotaan. Tujuan dalam penelitian ini adalah menemukan solusi alternatif untuk green building pada rumah tinggal perkotaan.  Metode pemecahan permasalahan ini menggunakan kriteria Greenship Versi Home v.0.1., yang terdiri dari enam materi uji, yaitu: (1) site (kode: ASD); (2) energi (kode: EEC); (3) air (kode: WAC); (4) material (kode: MRC); (5) kenyamanan (kode: IHC); dan (6) manajemen (kode: BEM).  Obyek yang dilakukan pengujian terhadap greenship home adalah rumah yang dirancang dengan konsep green, antara lain: rumah di Salatiga, rumah di Solo dan rumah rempah karya di Colomadu. Hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa rumah di Salatiga mampu memenuhi peringkat platinum sedangkan rumah di Solo mampu meraih peringkat emas dan rumah rempah karya hanya mampu meraih peringkat perak.
PENERAPAN KONSEP HIJAB PADA RUMAH TINGGAL PERKOTAAN Azizah, Ronim
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 17, No 2 (2015): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research identified the housing design which implement the hijab concept with limited square land. According to this limitation, the housing design will be minimalist. In general, a house consist of rooms for settlement function such as living room, bedroom, bathroom and kitchen. This general room arrangement leads to an unclear division of public and private zone. Therefore, architecture functions as a tool to accommodate human activity and hijab in housing design to implement Islam ideology that manage human live-hood.  Through this fusion of architecture and hijab arrangement, the Islamic housing design can be created. this research is using descriptive method which identified the extend of hijab concept implementation in urban housing design with limited square lot. Data analysis use several parameters (1) Physical hijab such as room arrangement, wall, door and window and (2) non physical hijab such as the users activity or behavior. the result shows that hijab concept in urban housing design consist of (1) physical hijab such as room arrangement that divide public and private zone and (2) non physical hijab such as behavior or etiquette of visiting which implementing Islamic culture.Penelitian ini menjelaskan tentang desain rumah tinggal yang menerapkan konsep hijab  meskipun dengan luas lahan yang terbatas. Dengan keterbatasan luas lahan tersebut maka rancangan rumah tinggal berupa rumah  minimalis. Secara umum rumah tinggal terdiri atas ruang-ruang standar untuk berhuni yaitu ruang tamu, ruang tidur, km/wc dan dapur. Dengan tata ruang yang standar tersebut maka terjadi pemisahan yang tidak jelas antara zona publik dan zona privat. Oleh karena itu maka arsitektur berfungsi untuk mewadahi aktivitas dan hijab sebagai ajaran yang mengatur tata kelakukan menurut ajaran islam. Dengan adanya perpaduan tatanan arsitektur dan tatanan hijab maka model rumah tinggal islami dapat diwujudkan. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif  yaitu mengkaji sejauhmana penerapan konsep hijab pada rumah tinggal di perkotaan dengan luas lahan yang terbatas.  Analisis data menggunakan parameter: (1) hijab fisik berupa tata ruang, dinding, pintu, dan jendela  dan (2) hijab non fisik berupa perilaku atau aktifitas pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep hijab pada rumah tinggal di perkotaan terdiri atas: (1) hijab fisik berupa tata ruang yang memisahkan zona publik dan privat dan (2) hijab non fisik berupa perilaku atau adab bertamu yang menerapkan budaya islam. 
Pengukuran Greenship Home Pada Rumah Tinggal Berkonsep “Green” Di Perkotaan Azizah, Ronim -; Wardani, Eny Dwi; Mardikasari, Awita Aryani
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 19, No 1 (2017): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v19i1.9494

Abstract

The limited availability of land and global warming have resulted a more difficult thermal comfort to occur, especially in the urban residential houses. The purpose of this research is to find an alternative solution for green building in the urban residential houses. Method to solve this problem is by using Greenship criteria version Home v.0.1., which consists of six test material, there are: (1) site (code: ASD); (2) Energy (code: EEC); (3) water (code: WAC); (4) material (code: MRC); (5) convenience (code: IHC); and (6) management (code: BEM). Object tested with these parameters are houses designed with the concept of green, among others: a house in Salatiga, a house in Solo and a house of  Rempah Karya in Colomadu. The results of these tests show that house  in Salatiga able to achieve a platinum rating while Solo was able to achieve a gold rating and house of rempah karya only able to achieve a silver rating.Ketersediaan lahan yang semakin terbatas dan pemanasan global menjadikan semakin sulitnya kenyamanan termal diperoleh khususnya pada rumah tinggal perkotaan. Tujuan dalam penelitian ini adalah menemukan solusi alternatif untuk green building pada rumah tinggal perkotaan.  Metode pemecahan permasalahan ini menggunakan kriteria Greenship Versi Home v.0.1., yang terdiri dari enam materi uji, yaitu: (1) site (kode: ASD); (2) energi (kode: EEC); (3) air (kode: WAC); (4) material (kode: MRC); (5) kenyamanan (kode: IHC); dan (6) manajemen (kode: BEM).  Obyek yang dilakukan pengujian terhadap greenship home adalah rumah yang dirancang dengan konsep green, antara lain: rumah di Salatiga, rumah di Solo dan rumah rempah karya di Colomadu. Hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa rumah di Salatiga mampu memenuhi peringkat platinum sedangkan rumah di Solo mampu meraih peringkat emas dan rumah rempah karya hanya mampu meraih peringkat perak.
PENERAPAN KONSEP HIJAB PADA RUMAH TINGGAL PERKOTAAN Azizah, Ronim
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 17, No 2 (2015): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v17i2.6881

Abstract

This research identified the housing design which implement the hijab concept with limited square land. According to this limitation, the housing design will be minimalist. In general, a house consist of rooms for settlement function such as living room, bedroom, bathroom and kitchen. This general room arrangement leads to an unclear division of public and private zone. Therefore, architecture functions as a tool to accommodate human activity and hijab in housing design to implement Islam ideology that manage human live-hood.  Through this fusion of architecture and hijab arrangement, the Islamic housing design can be created. this research is using descriptive method which identified the extend of hijab concept implementation in urban housing design with limited square lot. Data analysis use several parameters (1) Physical hijab such as room arrangement, wall, door and window and (2) non physical hijab such as the user's activity or behavior. the result shows that hijab concept in urban housing design consist of (1) physical hijab such as room arrangement that divide public and private zone and (2) non physical hijab such as behavior or etiquette of visiting which implementing Islamic culture.Penelitian ini menjelaskan tentang desain rumah tinggal yang menerapkan konsep hijab  meskipun dengan luas lahan yang terbatas. Dengan keterbatasan luas lahan tersebut maka rancangan rumah tinggal berupa rumah  minimalis. Secara umum rumah tinggal terdiri atas ruang-ruang standar untuk berhuni yaitu ruang tamu, ruang tidur, km/wc dan dapur. Dengan tata ruang yang standar tersebut maka terjadi pemisahan yang tidak jelas antara zona publik dan zona privat. Oleh karena itu maka arsitektur berfungsi untuk mewadahi aktivitas dan hijab sebagai ajaran yang mengatur tata kelakukan menurut ajaran islam. Dengan adanya perpaduan tatanan arsitektur dan tatanan hijab maka model rumah tinggal islami dapat diwujudkan. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif  yaitu mengkaji sejauhmana penerapan konsep hijab pada rumah tinggal di perkotaan dengan luas lahan yang terbatas.  Analisis data menggunakan parameter: (1) hijab fisik berupa tata ruang, dinding, pintu, dan jendela  dan (2) hijab non fisik berupa perilaku atau aktifitas pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep hijab pada rumah tinggal di perkotaan terdiri atas: (1) hijab fisik berupa tata ruang yang memisahkan zona publik dan privat dan (2) hijab non fisik berupa perilaku atau adab bertamu yang menerapkan budaya islam.Â