Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PRONOMINA PERSONA DALAM TEKS PARIWISATA PADA PESONAINDONESIA.KOMPAS.COM/GRAMATICAL COHESION OF PERSONAL PRONOUNS IN THE TOURISM TEXT ON PESONAINDONESIA.KOMPAS.COM Bakdal Ginanjar; Dwi Purnanto; Hesti Widyastuti; Chattri S. Widyastuti
Aksara Vol 33, No 2 (2021): AKSARA, EDISI DESEMBER 2021
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.227 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v33i2.498.257-268

Abstract

AbstrakPenelitian ini diarahkan pada kajian teks wacana pariwisata dengan pendekatan analisis wacana. Permasalahan yang dikaji adalah aspek kebahasaan pembangun kepaduan teks wacana berupa kohesi gramatikal referensi persona pada teks pariwisata di laman pesonaindonesia.kompas.com. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan aspek kebahasaan kohesi gramatikal referensi persona pada teks pariwisata dalam media digital yang hasilnya dapat dipakai sebagai salah satu dasar merespons tuntutan kualitas strategi komunikasi promosi yang kreatif.  Penelitian ini berjenis kualitatif deskriptif dalam linguistik. Sumber data berasal dari situs/laman pesonaindonesia.kompas.combulan Januari—Oktober 2019. Data berwujud teks wacana pariwisata. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Data dianalisis dengan metode agih dengan teknik ganti. Kajian ini menemukan pendayagunaan referensi pronominal persona yang difungsikan untuk membangun teks wacana yang khas dari teks pariwisata secara koheren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks pariwisata menggunakan aspek-aspek gramatikal kohesi referensi persona pertama, kedua, ataupun ketiga. Referensi persona kedua mendominasi dalam teks pariwisata di laman pesonaindonesia.kompas.com. guna menciptakan keutuhan dan kepaduan wacana. Lebih lanjut, pemilihan referensi persona tersebut ditujukan untuk mendekatkan diri dengan pembaca dan terkandung implikasi persuasif bagi pembaca. Kata kunci: kohesi, referensi persona, teks pariwisata, wacana AbstractThis research is directed at the study of tourism discourse texts with the discourse analysis approach. The problem studied is the linguistic aspects of the building of the discourse text cohesion in the form of grammatical cohesion of persona references in the pariwisa text on the pesonaindonesia.kompas.com page. The aim is to describe the linguistic aspects of grammatical cohesion of references to charms in the tourism text in digital media, the results of which can be used as a basis for responding to the demands of the quality of creative promotional communication strategies. This research is a descriptive qualitative type in linguistics. The data source is from pesonaindonesia.kompas.com website / page from January to October 2019. The data is in the form of a tourism discourse text. The method of data collection is done by referring to the method. Data were analyzed by the method of distribution. The results showed that the tourism text uses grammatical aspects of the first, second, and third persona reference cohesion. The second persona reference dominates in the tourism text on the pesonaindonesia.kompas.com page. in order to create wholeness and cohesiveness of discourse. Furthermore, the selection of the reference persona is intended to get closer to the reader and has persuasive implications for the reader.Keywords: discourse, cohesion, personal pronouns, tourism text
Ideology representation in the editorial of Koran Tempo and Kompas on COVID-19 handling in Indonesia Bakdal Ginanjar; Chattri Sigit Widyastuti; Sumarlam Sumarlam
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 50, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.346 KB) | DOI: 10.17977/um015v50i12022p113

Abstract

Ideology representation in the editorial of Koran Tempo and Kompas on COVID-19 handling in IndonesiaThis article examines the editorials in Koran Tempo and Kompas in representing their ideology of COVID-19 handling in Indonesia. This linguistic research is conducted qualitative­ly. The data were in the form of Indonesian-language editorial discourse, which discussed the COVID-19 handling in Indonesia. The written research data were taken from national news­papers, namely Koran Tempo and Kompas, and were obtained through the use of listening and note-taking techniques. They were then analyzed using Van Dijk’s critical discourse analysis model. The results of the analysis show that there are differences in the representa­tion of ideology in Koran Tempo and Kompas on COVID-19 handling in Indonesia through their editorials that are systematically constructed in microstructure, superstruc­ture, and macrostructure. In the microstructure, ideology is realized through the lexicon, specifically the use of the dominant persona, use of syntactic structures in the form of active-passive sentences, affirmative sentences, and imperative sentences, as well as the use of repetition styles and metaphors. Koran Tempo uses ideological patterns as actions and ideology beliefs in its superstructure. Meanwhile, Kompas uses ideological patterns as systems of thought and systems of action. The difference between the microstructure and the superstructure results in a different macrostructure. Koran Tempo portrays government as the key stakeholder in handling COVID-19 in Indonesia. Meanwhile, Kompas’ editorial was directed at how the handling of COVID-19 was done through communal actions. The Koran Tempo ideology underlines who has a role in handling COVID-19, while the Kompas ideology focuses at what needs to be done in handling COVID-19.Keywords: critical discourse analysis, editorial discourse, ideology, COVID-19Representasi ideologi dalam tajuk Koran Tempo dan Kompas tentang penanganan COVID-19 di IndonesiaArtikel ini mengkaji perihal bagaimana tajuk pada Koran Tempo dan Kompas merepresentasikan ideologinya tentang penanganan COVID-19 di Indonesia. Penelitian ini berjenis kualitatif dalam bidang linguistik. Data yang dianalisis berbentuk wacana tajuk berbahasa Indonesia yang berisi tentang penanganan COVID-19 di Indonesia. Sumber data penelitian berwujud tertulis yang diambil dari surat kabar nasional: Koran Tempo dan Kompas. Metode simak dan teknik catat dilakukan untuk mengumpulkan data. Model analisis wacana kritis dari Van Dijk diterapkan untuk meng­analisis data. Hasil analisis menggambarkan adanya perbedaan representasi ideologi Koran Tempo dan Kompas tentang penanganan COVID-19 di Indonesia melalui tajuk yang dikonstruksi secara sistematis dalam struktur mikro, super struktur, dan struktur makro. Dalam struktur mikro, ideologi direalisasikan melalui leksikon, khususnya penggunaan kata persona yang dominan, peng­gunaan struktur sintaksis berupa kalimat aktif-pasif, kalimat berita, dan kalimat perintah, serta pengguna­an gaya repetisi dan metafora. Koran Tempo menggunakan pola ideologi sebagai tindakan dan ideologi sebagai keyakinan dalam super strukturnya. Sebaliknya, Kompas mengguna­kan pola ideologi sebagai sistem pemikiran dan sistem tindakan. Perbedaan struktur mikro dan super struktur tersebut menghasilkan struktur makro yang berbeda pula. Koran Tempo mengangkat tema tentang pemerintah sebagai aktor kunci dalam penanganan COVID-19 di Indonesia. Sementara itu, tema tajuk Kompas diarahkan pada penanganan COVID-19 yang dilakukan dengan berbagai tindakan secara bersama-sama. Ideologi Koran Tempo mengarah pada siapa yang berperan dalam penanganan COVID-19, sedangkan ideologi Kompas mengarah pada apa yang perlu dilakukan dalam penanganan COVID-19. Kata kunci: analisis wacana kritis, wacana tajuk, ideologi, COVID-19
KONSEPTUALISASI PANCASILA DALAM METAFORA BAHASA INDONESIA: SEBUAH KAJIAN AWAL (Conseptualization of Pancasila in Indonesian Metaphor: An Early Study) Bakdal Ginanjar; Chattri Sigit Widyastuti
Kandai Vol 15, No 2 (2019): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.26 KB) | DOI: 10.26499/jk.v15i2.940

Abstract

Pancasila merupakan ideologi Indonesia dan menjadi dasar, pandangan hidup, dan falsafah dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, pemahaman dan penghayatan pada Pancasila dinilai sudah mulai menurun dalam berbagai kehidupan.Berdasarkan realita itu, penelitian ini mengkaji pemetaan konseptualisasi Pancasila akhir-akhir ini dalam media massa cetak dengan perspektif metafora konseptual. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif dalam linguistik yang berusaha melihat masyarakat menggunakan bahasa secara nyata dalam sebuah wacana untuk mengetahui konseptualisasi dari ide dan emosi yang abstrak. Dari artikel tentang Pancasila dalam media massa cetak yang dikumpulkan dengan metode simak dan teknik catat, metafora tentang Pancasila diidentifikasi dan dianalisis dengan teori metafora konseptual melalui metode padan referensial .Hasil analisis menunjukkan adanya korespondensi antara ranah sumber dengan ranah target. Pancasila dikonseptualkan dengan sesuatu yang lain berdasarkan fungsi, kekuatan, ciri, sifat, dan pengalaman manusia. Berdasarkan perspektif metafora konseptual, Pancasila dipetakan atas “Pancasila Adalah Rumah”, “Pancasila Adalah Wadah Kosong”, “Pancasila Adalah Benteng”, “Pancasila Adalah Pakaian”, dan “Pancasila Adalah Keabadian”.(Pancasila is an Indonesian ideology and becomes the basis, outlook on life and philosophy in social life. However, understanding and appreciation of Pancasila is considered to have begun to decline in various lives. Based on that reality, this study examines the recent Pancasila conceptualization mapping in print mass media with a conceptual metaphor perspective. This research is a qualitative descriptive type in linguistics that seeks to see people use real language in a discourse to find out the conceptualization of abstract ideas and emotions. From articles on Pancasila in the printed mass media that were collected by listening methods and note techniques, metaphors about Pancasila were identified and analyzed with conceptual metaphor theory through the referential equivalent method. The results of the analysis showed a correspondence between the source and target domains. Pancasila is conceptualized with something else based on the functions, strengths, characteristics, traits, and human experience. Based on the conceptual metaphorical perspective, Pancasila is mapped on “Pancasila Is House”, “Pancasila Is Empty Container”, “Pancasila Is Fortress”, “Pancasila Is Clothing”, and “Pancasila Is Evenence”.)
Fenomena Disfemisme dalam Kartun Anak Pada Pertelevisian Indonesia Lelly Dwi Anjani; Bakdal Ginanjar
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 10, No 1 (2021): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v10i1.1787

Abstract

This paper examines the use of dysphemism in children's cartoon shows in Indonesian television which are categorized as dangerous and cautious according to KPAI and KPI. The issue of this paper is focused on discussing the types of dysfemism used. This research is a descriptive qualitative type. The data of this research are sentences containing dysphemism. The data source of this research is the children's cartoon show Spongebob Squarepants¸ Crayon Shinchan, and Little Krishna taken from television and Youtube shows. The method of providing data is done by referring to the record and record techniques. The method of data analysis is done by the method of distribution with techniques for direct elements, fade techniques, and dressing techniques. The results of data analysis are presented by informal methods. Based on the results of data analysis, it was concluded that the type of dysfemism in children's cartoon shows in Indonesian television is in the form of 1) a comparison between humans and animals that are conventionally considered to have certain behaviors, 2) term or nickname derived from taboo body organs, body effluvia (odor or secretion), and sexual behavior, 3) nickname or dysphemistic greetings taken from physical characters that are seen so that it is considered to be an abnormal person, 4) curses and nicknames that use the term from mental abnormalities or mental illness, 5) sexist, racist, speciesist, classist, ageist and otherIST dysfemism that function as insults, and 6) the term insult or disrespect that calls insult to the intended character.AbstrakDalam tulisan ini dikaji penggunaan disfemisme dalam tayangan kartun anak pada pertelevisian Indonesia yang dikategorikan berbahaya serta hati-hati menurut KPAI dan KPI. Permasalahan dalam tulisan ini difokuskan pada pembahasan jenis disfemisme yang digunakan. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa kalimat yang mengandung disfemisme. Sumber data penelitian ini adalah tayangan kartun anak “Spongebob Squarepants”¸ “Crayon Shinchan”, dan “Little Krishna” yang diambil dari tayangan televisi dan YouTube. Metode penyediaan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik rekam dan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode agih dengan teknik bagi unsur langsung, teknik lesap, dan teknik ganti. Hasil analisis data disajikan dengan metode informal. Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan bahwa jenis disfemisme dalam tayangan kartun anak pada pertelevisian Indonesia berupa 1) perbandingan manusia dengan hewan yang secara konvensional dianggap memiliki perilaku tertentu, 2) istilah atau julukan yang berasal dari organ tubuh yang ditabukan, efluvia tubuh (bau atau sekresi), dan perilaku seksual, 3) julukan atau sapaan disfemistik yang diambil dari karakter fisik yang terlihat sehingga dianggap seolah menjadi orang yang abnormal, 4) kutukan dan julukan yang menggunakan istilah dari abnormalitas mental atau penyakit jiwa, 5) disfemisme sexist, racist, speciesist, classist, ageist, dan -IST lainnya yang berfungsi sebagai penghinaan, dan 6) istilah penghinaan atau tidak hormat yang menyerukan penghinaan pada karakter yang dituju.
TINDAK TUTUR DALAM TEKS KEPEWARAAN Bakdal Ginanjar; Hesti Widyastuti; Hanifullah Syukri
Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 21, No 1 (2020): AKSARA: Jurnal Bahasa dan Sastra
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.292 KB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji tindak tutur yang terdapat dalam teks kepewaraan. Tindak tutur ini sangat khas mengingat tujuan yang ingin dicapai oleh teks berbeda dengan teks lainnya. Penelitian ini berjenis kualitatif deskriptif dalam linguistik. Data berwujud tuturan pewara. Data diambil dari teks pewara dalam pelatihan kepewaraan di Perum. Graha Jati Indah, Jati, Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah. Data diambil dengan metode simak, teknik rekam, dan teknik catat. Data dianalisis dengan menggunakan metode padan pragmatis. Hasil analisis menunjukkan bahwa pewaramenggunakan tuturan ilokusi berupa asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. http://dx.doi.org/10.23960/aksara/v21i1.pp33-40
Bentuk Dasar pada Redupliksi Berafiks dalam Bahasa Indonesia Diana Kurniawati; Pradana Ricardo; Bakdal Ginanjar
Deiksis Vol 14, No 3 (2022): Deiksis
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/deiksis.v14i3.11610

Abstract

Bentuk dasar dari kata ulang penting sekali artinya bagi penentuan golongan pengulangan. Akan tetapi, tidak semua kata ulang dapat dengan mudah ditentukan bentuk dasarnya. Terutama bentuk dasar dari pengulangan sebagian dan pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk dasar pada reduplikasi berafiks dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan petunjuk penentuan bentuk dasar bagi kata ulang yang dikemukakan oleh Ramlan (1985). Penelitian ini berjenis kualitatif deskriptif. Data penelitian berupa kalimat yang mengandung reduplikasi berafiks. Sumber data berupa novel Bintang karya Tere Liye (2017), novel Waktu untuk Tidak Menikah karya Amanatia Junda (2019), novel terjemahan Dunia Anna karya Jostein Garder (2019), buku Refresh Your Heart karya Abu Zulfan Ardhani (2014) dan buku Gestapu 65 karya Salim Haji Said (2018). Metode penyediaan data pada penelitian ini adalah metode simak dan teknik catat. Analisis dilakukan dengan metode agih serta teknik bagi unsur langsung (BUL) dan teknik lesap. Adapun hasil penelitian menunjukkan reduplikasi bereafiks ber- ada yang tergolong sebagai reduplikasi sebagian dan ada pula yang tergolong ke dalam reduplikasi pembubuhan afiks. Begitu pula dengan reduplikasi berafiks meN-, ter-, dan –an. Sementara reduplikasi berafiks di- dan di-kan serta se- dan se-nya hanya ditemukan jenis reduplikasi sebagian.
Penggunaan Eufemisme dalam Komentar di Postingan Akun Instagram Akun @nadiemmakarim Yosephine Marrietta Ardhya Yosani; Bakdal Ginanjar; Ayu Fitria Nurjanah
Hasta Wiyata Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2022.005.02.02

Abstract

Social media is an application that humans can use to communicate, one of which is Instagram. In communicating, the language used is polite language or contains euphemisms so as not to cause misunderstandings with the interlocutor. In this study, research was conducted on the types of euphemisms contained in the comments on the Instagram account @nadiemmakarim. The purpose of this study is to describe the types of euphemisms contained in the comments of the Instagram account @nadiemmakarim. This research is in the form of a qualitative descriptive with the data source of the Instagram account @nadiemmakarim. The data is in the form of 35 comments and analyzed using the agih method and the dressing technique. The results of this study found that there are figurative euphemisms, clipping euphemisms, acronym euphemism, one word euphemisms to replace another word, and jargon euphemisms. The most dominant type of euphemism is one word euphemism to replace another word with the function og softening the word so as not to offend the interlocutor.
DERIVASI VERBA DENOMINA BAHASA INDONESIA PADA WEBSITE BERITA ONLINE (KAJIAN MORFOLOGI) Galuh Mustikasari; Ninik Pratiwi; Bakdal Ginanjar
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 18, No 2 (2022): Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fon.v18i2.5147

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini membahas tentang derivasi verba denomina bahasa Indonesia pada artikel berita online. Pada tahap pembahasan penelitian ini akan menguraikan proses morfologis data yang berbentuk kata pada artikel berita periode tahun 2021. Tujuan penelitian ini agar pembaca dapat memahami proses morfologis sekaligus fenomena perpindahan kategori kelas kata yang ditemui pada tulisan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yakni cara kerja dalam penelitian yang mendeskripsikan data yang berupa kalimat maupun kata berdasarkan nomina pembentuk verba dan distribusi afiks pembentuk verba denomina. Metode penyediaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik catat. Data dianalisis menggunakan metode Agih dengan teknik lanjutan Ultimate Constituent Analysis (UCA) atau Urai Unsur Terkecil untuk menguraikan satuan lingual tertentu atas unsur-unsur terkecilnya. Data akan disajikan dalam bentuk nonformal dengan mengklasifikan data yang didapat, lalu diuraikan setiap pola pada masing-masing bentuk yang ditemukan. Hasil penelitian ini menemukan 18 bentuk proses afiksasi yang menyebabkan perpindahan kategori kata dan makna kata. Kesimpulannya adalah tidak semua verba berasal dari bentuk dasar verba, melainkan dapat berasal dari bentuk nomina. Benuk afiksasi yang membentuk verba tidak hanya berdasarkan prefiks, tetapi juga konfiks. Selain itu, proses verba denomina akan menghasilkan derivasi pada kata yang diturunkan.KATA KUNCI: Afiksasi; berita; derivasi; verba denominaDERIVATION OF INDONESIAN VERB DENOMINATIONS IN TERMINAL MOJOK ABSTRACT: This study discusses the derivation of Indonesian denominational verbs in online news articles. At the discussion stage, this research will describe the morphological process of data in the form of words in news articles for the period 2021. The purpose of this study is so that readers can understand the morphological process as well as the phenomenon of word class category displacement encountered in writing. This study uses a qualitative descriptive method, namely the way of working in research that describes data in the form of sentences and words based on the noun forming the verb and the distribution of affixes forming the denominational verb. The method of providing data used in this study is the method of listening to the technique of note-taking. The data were analyzed using the agih method with an advanced technique of 'Ultimate Constituent Analysis' (UCA) to describe certain lingual units of the smallest elements. The data will be presented in a non-formal form by classifying the data obtained, then describing each pattern in each of the forms found. The result of this research is that there are 18 forms of affixation process that cause the displacement of word categories and word meanings. The conclusion is that not all verbs come from the basic form of the verb, but can come from the noun form. The forms of affixation that form verbs are not only based on prefixes, but also confixes. In addition, the process of denominational verbs will result in the derivation of the derived word.KEYWORDS: Affixation; berita; derivation; noun verb
PERGESERAN MAKNA KOSAKATA FLORA DALAM METAFORA DI MEDIA SOSIAL TWITTER: KAJIAN SEMANTIK Ailsa Zevaulima Dilivia; Lukman Febriyanto; Bakdal Ginanjar
Linguistik Indonesia Vol 41, No 1 (2023): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v41i1.418

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pergeseran makna istilah penunjuk flora bawang, terong, kentang, kacang, kencur, dan cabe di media sosial Twitter. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa kalimat yang mengandung  istilah bawang, terong, kentang, kacang, kencur, dan cabe di media sosial Twitter. Sumber data penelitian ini adalah unggahan pada media sosial Twitter dalam rentang waktu dari bulan Juli hingga September 2022. Metode penyediaan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode agih yang dilanjutkan dengan teknik ganti. Hasil analisis data akan disajikan dengan metode informal. Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan bahwa makna baru yang terbentuk akibat adanya pergeseran makna kata penunjuk flora cenderung bersifat peyoratif dibandingkan dengan amelioratif.
Afiks se- sebagai Afiks Derivasional dalam Bahasa Indonesia Ailsa Zevaulima Dilivia; Khotimatul Rosidah; Bakdal Ginanjar
Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Madah
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31503/madah.v14i1.522

Abstract

This study aims to describe the changes in the form of affixation in Indonesian language. This research is a qualitative descriptive type. The data of this research are in the form of sentences containing the prefix se- which are sourced from online newspapers, anthologies of short stories, and scientific books. Data were collected by means of listening method and note-taking technique which were then analyzed  sequentially by using distributional method, immediate constituent technique, deletion, replacing, and expansion techniques. The results of data analysis were presented by means of informal and formal methods. It was concluded that the derivational affix se- functions to form nouns from adjectives and verbs, numerals from adjectives and nouns, adjectives from verbs, and adverbs from verbs and nouns.