Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENGOLAHAN LEACHATE DENGAN MENGGUNAKAN MULTI SOIL LAYERING (MSL) Monik Kasman; Peppy Herawati; Hikmah Hikmah
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 14, No 3 (2014): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.683 KB) | DOI: 10.33087/jiubj.v14i3.267

Abstract

Landfill leachate is defined as any contaminated liquid effluent percolating through deposited waste and emitted within a landfill or dump site through external sources, of which its route of exposure and toxicity often remains unknown. Leachate migration could be potential source of  run off and ground water pollutants. Hence, this research was objected to observe the effectivity of MSL method in reducing pollutant from leachate. This research was conducted by introducing landfill leachate of Talang Gulo down to MSL reactor 15x50x50 cm by gravity force. MSL reactor was installed by unpermeable layer and permeable layer. Unpermeabel layer was composed by mixed soil and activated carbon by ratio 2:1, while permeable layer was gravel with diameter 0,5 – 1,0 cm. The effect of hydraulic loading rate (HLR) which consisting of  250 l/m2.day, 500 l/m2.day and 1000 l/m2.day on reduced pollutan including pH, COD, ammoniac and pH value was observed. Based on the results, it was concluded that MSL method was able to reduce pollutant up to the percentage of 90%.  It was highly depends on HLR, the efficiency reduction increases as the HLR decreases. Efficiency for COD, ammoniac, and Fe were 53,457%, 98,325% and 88,5% respectively while pH value was  7,00 or neutral.Keywords:   reduction eficiency, Leachate, Multi Soil Layering (MSL)
PENGARUH KONSELING MENGGUNAKAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN (ABPK) TERHADAP PEMILIHANKONTRASEPSI IMPLAN Hikmah Hikmah; Siti Indah Farida
Jurnal JKFT Vol 4, No 1 (2019): Jurnal JKFT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jkft.v4i1.2189

Abstract

Keluarga berencana merupakan program pemerintah di Indonesia yang masih menjadi polemik. Kota Tangerang menjadi peringkat kelima pengguna implant di kota/kabupaten di provinsi Banten. Salah satu cara untuk meningkatkan pemilihan kontrasepsi implant yaitu memberikan konseling dengan menggunakan ABPK untuk membantu pasien dalam proses pengambilan keputusan sehingga pasien lebih mudah untuk menentukan metode Keluarga Berencana (KB) yang paling tepat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konseling menggunakan alat bantu pengambilan keputusan (ABPK) terhadap pemilihan kontrasepsi implant. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 104 orang dengan teknik total sampling. Metode yang digunakan quasi eksperimen intack group comparison. Pengumpulan data menggunakan instrument penelitian berupa lembar ceklist. Teknik Analisa data yang digunakan adalah uji Ttidak berpasangan, dengan Teknik pengambilan sampel total sampling hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh konseling mengunakan ABPK terhadap pemilihan kontrasepsi implant dimana (P value =0.092>0,05). Dalam meningkatkan kualitas pelayanan KB, hendaknya petugas kesehatan khususnya bidan memberikan konseling KB dengan menggunakan ABPK sehingga dapat memberikan kemudahan kepada klien dalam menentukan pemilihan kontrasepsi yang sesuai.
HUBUNGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DENGAN TUMBUH KEMBANG TODDLER DI POSYANDU BUNGA PADI KOTA TANGERANG Hikmah Hikmah; Yanti Riyantini; Yuri Wahyuni
Jurnal JKFT Vol 1, No 2 (2016): Jurnal JKFT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jkft.v2i2.66

Abstract

Imunisasi   merupakan   usaha   memberian   kekebalan   kepada   bayi   dan   anak   dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu sehingga anak akan memiliki kekebalan tubuh yang kuat dan akan menjadi anak yang sehat. Imunisasi dasar yang diberikan secara lengkap akan mempengaruhi tahap tumbuh kembang pada masa todler. Pertumbuhan yang normal dan perkembangan yang sesuai dengan usianya sangat baik untuk kelanjutan hidup dimasa depannya. Posyandu Buga Padi Kota Tangerang masih terdapat toddler yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap serta pertumbuhan dan perkembangan yang tidak  normal  dan  tidak  sesuai  dengan  usianya.Tujuan  penelitian  ini  untuk  mengidentifikasi hubungan imunisasi dengan   tumbuh kembang toddler di Posyandu Bunga Padi Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross- sectional. Penelitian ini dilakukan kepada toddler yang berada diwilayah kerja Posyandu Bunga Padi Kota Tangerang pada bulan Juni-Juli 2016. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 todler. Analisa penelitian ini menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan uji chi-square. hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kelengkapan imunisasi dengan pertumbuhan toddler di Posyandu Bunga Padi Kota Tangerang dengan nilai  p = 0,000 <   0,05 dan ada hubungan antara kelengkapan imunisasi dengan pertmbuhan toddler di Posyandu Bunga Padi Kota Tangerang dengan nilai p = 0,000 <    0,05. Kesimpilannya ada hubungan antara imunisasi dengan  tumbuh  kembang  toddler  dengan  nilai  p  =  0,000  <    0,05.  Saran  Selaku  orang  tua, diharapkan selalu memberikan imunisasi sesuai dengan jadwal yang diharuskan  dan pengetahuan ibu tentang kesehatan anak   tentang proses pertumbuhan dan perkembangan agar anak memiliki tumbuh kembang yang optimal dan sesuai dengan usianya. 
HUBUNGAN PENGGUNAAN SITUS MEDIA SOSIAL DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMAN 14 KOTA TANGERANG Syifa Nuraeni; Azizah Al Ashri Nainar; Hikmah Hikmah
Jurnal JKFT Vol 6, No 2 (2021): Jurnal JKFT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jkft.v6i2.5747

Abstract

Pada masa remaja ada beberapa masalah salah satunya, yaitu masalah seksualitas. Penyebab perilaku seksual pada remaja salah satunya memberikan fasilitas handphone, penggunaan media sosial yang sering digunakan remaja untuk menghabiskan waktu berjam- jam untuk melihat, mengomentari unggahan di media sosial. Tujuan peneliti untuk mengetahui hubungan penggunaan situs media sosial dengan perilaku seksual remaja Di SMAN 14 Kota Tangerang. Desain penelitian yang digunakan deskriptif dengan Cross-Sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner penggunaan situs media sosial dan perilaku seksual yang telah di uji validitas dan reliabilitas. Jumlah sampel dalam penelitian ini 80 responden yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan perilaku seksual tinggi lebih banyak sering menggunakan situs media sosial yaitu 17 responden (54,8%), dibandingkan yang jarang menggunakan situs media sosial. Sedangkan responden dengan perilaku seksual rendah lebih jarang menggunakan situs media sosial yaitu 34 responden (69,4%) dibandingkan yang sering menggunakan media sosial. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa terdapat terdapat Hubungan Penggunaan Situs Media Sosial Dengan Perilaku Seksual Remaja Di SMAN 14 Kota Tangerang dengan nilai p = 0,031. Saran bagi remaja agar berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan dan pentingnya pendidikan seksual bagi remaja untuk mencegah tindakan penyimpangan seksual.Kata kunci: Penggunaan situs media social, Perilaku seksual, Remaja
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI EKONOMI KREATIF KAMPUNG ASIR-ASIR ASIA KECAMATAN LUT TAWAR KABUPATEN ACEH TENGAH Faidha Rahmi; Hikmah Hikmah
Eqien - Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 10 No 1 (2022): EQIEN - JURNAL EKONOMI DAN BISNIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dr Kh Ez Mutaqien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.897 KB) | DOI: 10.34308/eqien.v10i1.577

Abstract

At the beginning of 2019 the world was hit by the Covid-19 pandemic which resulted in the paralysis of the economy of people around the world, including Indonesia. The government's policy to overcome this epidemic was to limit community activities (lockdown). paralyzed in all sectors. The Covid-19 pandemic has damaged the economic order of the people of Central Aceh district. Likewise, Kampung Asir-Asir Asia, one of the villages in Lut Tawar District, was also affected by the Covid-19 pandemic. Asir-Asir Asia Village is located at the foot of the Leweng hill extending along the Lut Tawar Lake. The livelihoods of the people here are mostly trading and entrepreneurship. , many of these communities are no longer able to continue their business until they really expect government assistance both from social assistance and other assistance that can lighten their burden a little. The dharma of higher education is expected to be able to provide solutions to the problems that are being faced by the Asir-Asir Asian community. This year's White Elephant University Real Work Lecture has the theme KKN-Thematic. We, from one of the field supervisors, want to strengthen the community's economy. This study aims to revive the economy of the community affected by the Covid-19 Pandemic through community empowerment in the field of creative economic production and designing business models and business plans as well as marketing expansion by utilizing degitalization so that people immediately rise from the crush of a prolonged pandemic.
EFEKTIFITAS PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN MENGGUNAKAN KOMBINASI JUS KACANG HIJAU DAN TELUR AYAM REBUS TERHADAP PERUBAHAN STATUS GIZI STUNTING DI KABUPATEN PANDEGLANG Catur Erty Suksesty; Hikmah Hikmah; Eka Mardiana Afrilia
IMJ (Indonesian Midwifery Journal) Vol 3, No 2 (2020): IMJ (Indonesian Midwifery Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/imj.v3i2.3869

Abstract

Stunting adalah suatu kondisi dimana tinggi badan seorang anak jauh lebih pendek dibandingkan dengan tinggi badan anak seusianya. Berdasarkan riskesdas tahun 2018 diketahui prevalensi balita dengan tinggi badan sangat pendek  dan pendek sebesar 30,8%. Masalah deficit energy dan protein tertinggi di kabupaten pandeglang dengan prevalensi diatas 70%. Pemberian makanan tambahan merupakan salah satu strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi. Pemberian makanan pelengkap perpaduan jus kacang hijau dan telur ayam rebus merupakan makanan padat energy dan protein yang berasal dari bahan-bahan yang mudah didapatkan di masyarakat dengan harga yang terjangkau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektivitas program pemberian makanan tambahan kombinasi terhadap perubahan status gizi anak stunting. Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 12-59 bulan yang mengalami stunting di desa pakulurang kabupaten pandeglang. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 24 balita yang diberikan intervensi pemberian makanan kombinasi selama 30 hari. Penelitian ini merupakan penelian kuasi eksperimen dengan rancang one group pre and post test desing yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efektifitas kombinasi pemberian makanan tambahan dalam meningkatkan status gizi anak stunting. Rancangan analisis menggunakan uji T   dan uji Chi-Square diperoleh 45,8% balita yang mebnjalani perbaikan gizi setelah diberikan kombinasi makanan tambahan. Terdapat hubungan yang kuat antara intervensi yang dilakukan terhadap perubahan berat badan balita dengan nilai  Namun tidak terdapat perbedaan perubahan tinggi badan balita yang signifikan dengan nilai
EFEKTIFITAS PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN MENGGUNAKAN KOMBINASI JUS KACANG HIJAU DAN TELUR AYAM REBUS TERHADAP PERUBAHAN STATUS GIZI STUNTING DI KABUPATEN PANDEGLANG Catur Erty Suksesty; Hikmah Hikmah; Eka Mardiana Afrilia
IMJ (Indonesian Midwifery Journal) Vol 3, No 2 (2020): IMJ (Indonesian Midwifery Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/imj.v3i2.3704

Abstract

Stunting adalah suatu kondisi dimana tinggi badan seorang anak jauh lebih pendek dibandingkan dengan tinggi badan anak seusianya. Berdasarkan riskesdas tahun 2018 diketahui prevalensi balita dengan tinggi badan sangat pendek  dan pendek sebesar 30,8%. Masalah deficit energy dan protein tertinggi di kabupaten pandeglang dengan prevalensi diatas 70%. Pemberian makanan tambahan merupakan salah satu strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi. Pemberian makanan pelengkap perpaduan jus kacang hijau dan telur ayam rebus merupakan makanan padat energy dan protein yang berasal dari bahan-bahan yang mudah didapatkan di masyarakat dengan harga yang terjangkau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektivitas program pemberian makanan tambahan kombinasi terhadap perubahan status gizi anak stunting. Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 12-59 bulan yang mengalami stunting di desa pakulurang kabupaten pandeglang. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 24 balita yang diberikan intervensi pemberian makanan kombinasi selama 30 hari. Penelitian ini merupakan penelian kuasi eksperimen dengan rancang one group pre and post test desing yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efektifitas kombinasi pemberian makanan tambahan dalam meningkatkan status gizi anak stunting. Rancangan analisis menggunakan uji T   dan uji Chi-Square diperoleh 45,8% balita yang mebnjalani perbaikan gizi setelah diberikan kombinasi makanan tambahan. Terdapat hubungan yang kuat antara intervensi yang dilakukan terhadap perubahan berat badan balita dengan nilai  Namun tidak terdapat perbedaan perubahan tinggi badan balita yang signifikan dengan nilai
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-12 BULAN DI POSYANDU NUSA INDAH KEL. SUDIMARA JAYA KEC. CILEDUG KOTA TANGERANG Hikmah Hikmah; Tria Ishma Rosita
IMJ (Indonesian Midwifery Journal) Vol 1, No 2 (2018): IMJ: Indonesian Midwifery Journal
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.37 KB) | DOI: 10.31000/imj.v1i2.1898

Abstract

Masalah kesehatan yang terkait gizi di Indonesia semakin kompleks dalam beberapa dekade mendatang karena Indonesia masih memerlukan waktu panjang untuk mengatasi kemiskinan yang erat kaitannya dengan kekurangan gizi. Sampai saat ini Indonesia masih menghadapi masalah gizi kurang seperti Kurang Energi Protein (KEP). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di Posyandu Kamboja Kel.Sudimara Jaya Kec. Ciledug tahun 2017. Pengambilan data dilakukan pada periode Mei s/d April, sampel penelitian ini adalah bayi yang berusia 6-12 bulan di posyandu nusa indah kel. Sudimara jaya kec. Ciledug. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 44 responden, tehnik pengambilan data dengan cara total sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 44 responden yang mengalami status gizi kurang lebih banyak 23 (52,3%) dibandingkan bayi yang mengalami status gizi baik berjumlah 21 (47,7%). Dari hasil penelitian ini, ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif  berjumlah  17 responden (38,6%) dan ibu yang memberikan ASI Eksklusif berjumlah 27 responden (61,6%), bayi usia 6-12 bulan yang pola makannya kurang berjumlah 16 responden (36,4%) dan bayi usia 6-12 bulan yang pola makannya baik berjumlah 28 responden (63,6%) dan bayi usia 6-12 bulan yang tingkat pendidikan terakhir ibu rendah (SD-SMP) berjumlah 26 responden (59,1%) dan bayi usia 6-12 bulan yang tingkat pendidikan terakhir tinggi (SMA-PT) berjumlah 18 responden (40,9%). Variabel yang berhubungan dengan status gizi pada bayi usia 6-12 bulan di posyandu Nusa Indah Kel. Sudimara jaya Kec. Ciedug yaitu pemberian ASI Eksklusif ( P Value = 0,004 ) dengan nilai OR = 41,066, dan pola makan  ( P Value = 0,001 ) dengan nilai OR = 79,332. Variabel dengan nilai OR tertinggi  yaitu pola makan yaitu nilai (OR = 79,332) artinya bahwa pola makan yang kurang memiliki peluang 79 kali untuk terjadinya kurang gizi pada bayi usia 6-12 bulan dibandingkan dengan pola makan yang baik. Saran dalam penelitian ini yaitu  untuk ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan agar menambah wawasan khususnya tentang status gizi dan pola makan, dan diharapkan sering mengontrol perkembangan anak ke pelayanan kesehatan terdekat.
HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER DI SMA NEGERI 7 TANGERANG Puji Fauziah; Kartini Kartini; Hikmah Hikmah
IMJ (Indonesian Midwifery Journal) Vol 5, No 1 (2021): IMJ (Indonesian Midwifery Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/imj.v5i1.6009

Abstract

Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang berjalan antar umur 12-21 tahun dan ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikosoial. Tidak dapat disangkal bahwa masa remaja awal merupakan suatu masa dimana fluktuasi emosi (naik dan turun) berlangsung lebih sering. Regulasi emosi sendiri lebih pada pencapaian keseimbangan emosional yang dilakukan oleh seseorang baik melalui sikap atau perilakunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan nyeri haid (dismenore) pada remaja. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jumlah sampel 134 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dan uji analisis data menggunakan uji chi square. Hasil uji statistik chi square menunjukkan terdapat hubungan antara regulasi emosi dengan intensitas nyeri dismenore primer di SMA Negeri 7 Tangerang dengan nilai p value = 0,045 (p value < a 0,05). Diharapkan pihak sekolah lebih meningkatkan bimbingan konseling terutama mengenai emosi pada siswi yang sedang mengalami nyeri haid dan bimbingan kesehatan jasmani di bidang olahraga untuk melakukan peregangan dalam mengatasi masalah nyeri haid yang diketahui tingginya angka kejadian nyeri haid di tempat tersebut.
ANALISIS PERBEDAAN POSISI MENERAN TERLENTANG DAN KOMBINASI TERHADAP LAMA KALA II DAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN Hikmah Hikmah; Titin Martini; Ade Tyas Mayasari
IMJ (Indonesian Midwifery Journal) Vol 1, No 1 (2017): IMJ: Indonesian Midwifery Journal
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.42 KB) | DOI: 10.31000/imj.v1i1.143

Abstract

Morbiditas post natal biasanya diakibatkan karena terjadinya perdarahan post partum, dan sebagai faktor predisposisinya adalah kala II lama. Penyebab perdarahan jalan lahir paling banyak karena ruptur pada jalan lahir, baik karena ruptur spontan maupun ruptur yang disengaja (episiotomi). Posisi ibu dalam persalinan kala II mempunyai dampak terhadap kenyamanan ibu selama persalinan dan lama persalinan. Posisi kala II yang efektif bisa mempercepat persalinan dan mengurangi ketidaknyamanan ibu dengan mengurangi tekanan-tekanan pada jalan lahir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara posisi meneran terlentang dan kombinasi terhadap lama kala II serta kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey analitik. Penelitian di lakukan di  wilayah kerja Klinik Syafyeni, Kec. Curug, Kab. Tangerang dan pengambilan data di lakukan pada bulan Maret-Mei 2016. Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu yang bersalin di Klinik Syafyeni. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 61 ibu  bersalin (75,3%) dengan lama kala II secara normal dan sebanyak 20 ibu bersalin (24,7%)  dengan kala II memanjang. Sebanyak 54 responden (66,7%) mengalami ruptur perineum artinya sebagian besar responden mengalami ruptur perineum. sebanyak 53 responden (65,4%) bersalin dengan posisi kombinasi artinya sebagian besar responden menggunakan posisi kombinasi selama proses persalinan kala II. Perbedaan antara posisi meneran dengan lama kala II diketahui bahwa ibu bersalin yang mengalami kala II memanjang lebih banyak pada posisi kombinasi sebanyak 16  (30,19%) dibandingkan dengan posisi terlentang yang hanya 4  (14,29%). Dari uji statistik dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara posisi meneran terlentang dan kombinasi dengan lama kala II. Ada perbedaan yang signifikan antara posisi meneran terlentang dan kombinasi dengan kejadian ruptur perineum diketahui bahwa ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum lebih banyak pada posisi bersalin kombinasi yaitu 42 (79,25%) dibandingkan dengan posisi terlentang yaitu sebanyak 12 (42,86%). Bidan dapat memberikan konseling mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan proses persalinan, salah satunya adalah posisi meneran yang nyaman sehingga dapat mengurangi  kala II memanjang dan ruptur perineum.