Dita Kurnia Sari
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Application of solution focused brief counseling model to increase of counselee resilience as a part of multicultural society Dita Kurnia Sari
SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling Vol 1, No 1 (2016): SCHOULID
Publisher : Indonesian Counselor Association (IKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.603 KB) | DOI: 10.23916/schoulid.v1i1.29.12-19

Abstract

Modern multicultural society and is a dynamic life marked by interaction between the components of a diverse society based on the rule of science and technology. A society that is increasingly complex due to the rapid changes in various aspects of life often creates problems for the individual's life. For example, inner tension, internal and external conflicts, and emotional disturbance. Facing these challenges, the individual is expected to have resilience was good. The role of the counselor is to help the counselee improve resilience with counseling approach effectively. Counseling models that meet the criteria of an effective and efficient is the Solution Focused Brief Counseling. Counseling model emphasizes the collaborative process between counselor and counselee to find solutions to achieve the expected goals. In the process of this counseling model uses questioning techniques to uncover the story, advantages, strengths and exceptions problems experienced by counselee in a short time.
Self-Regulated Learning Siswa SMK Muhammadiyah di Kota Yogyakarta: Kedua Orang Tua Berpengaruhkan? Wahyu Nanda Eka Saputra; Irvan Budhi Handaka; Dita Kurnia Sari
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Vol 4 No 1 (2019): Volume 4, Nomer 1, April 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jp.v4n1.p7-11

Abstract

Hasil belajar yang maksimal merupakan salah satu pencapaian yang diharapkan oleh siswa, termasuk orang tuanya. Namun, berbagai masalah tentang belajar siswa di sekolah menjadi masalah yang masih dialami oleh siswa. Sebagai contohnya siswa yang enggan melakukan proses belajar yang mandiri dan bahkan siswa cenderung belajar jika dikendalikan oleh guru di sekolah. Permasalahan tersebut tergolong siswa yang kurang mampu mengoptimalkan keterampilan self-regulated learning. Salah satu yang mengindikasi dan mempreduksi tingkat self-regulated learning adalah keberadaan kedua orang tua di rumah siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi perbedaan tingkat self-regulated learning berdasarkan siswa yang tinggal bersama kedua orang tuanya dengan siswa yang tinggal tidak bersama kedua orang tuanya. Penelitian ini melibatkan jumlah sampel sebanyak 415 siswa SMK Muhammadiyah di Kota Yogyakarta yang diambil menggunakan teknik stratified random sampling. Sampel terdiri dari 143 siswa tidak tinggal bersama orang tuanya dan 272 siswa tinggal bersama kedua orang tuanya. Tingkat self-regulated learning diukur menggunakan skala self-regulated learning. Teknik analisis data yang digunakan adalah Independent Sample T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor self-regulated learning siswa SMK yang tinggal dengan kedua orang tuanya dengan siswa siswa yang tidak tinggal dengan kedua orang tuanya. Hasil penelitian ini seyogyanya menjadi dasar bagi konselor untuk meningkatkan self-regulated learning siswa dengan melibatkan unsur internal pada diri siswa buka unsur eksternal pada diri siswa seperti peran orang tua.
Application of solution focused brief counseling model to increase of counselee resilience as a part of multicultural society Dita Kurnia Sari
SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling Vol 1, No 1 (2016): SCHOULID
Publisher : Indonesian Counselor Association (IKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.603 KB) | DOI: 10.23916/schoulid.v1i1.29.12-19

Abstract

Modern multicultural society and is a dynamic life marked by interaction between the components of a diverse society based on the rule of science and technology. A society that is increasingly complex due to the rapid changes in various aspects of life often creates problems for the individual's life. For example, inner tension, internal and external conflicts, and emotional disturbance. Facing these challenges, the individual is expected to have resilience was good. The role of the counselor is to help the counselee improve resilience with counseling approach effectively. Counseling models that meet the criteria of an effective and efficient is the Solution Focused Brief Counseling. Counseling model emphasizes the collaborative process between counselor and counselee to find solutions to achieve the expected goals. In the process of this counseling model uses questioning techniques to uncover the story, advantages, strengths and exceptions problems experienced by counselee in a short time.
Urgensi Pendidikan Berpikir Kritis Era Merdeka Belajar bagi Peserta Didik Nanda Alfan Kurniawan; Randi Saputra; Ummu Aiman; Alfaiz Alfaiz; Dita Kurnia Sari
Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 16 No. 1 (2020): Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/tarbawi.v16i01.576

Abstract

Pendidikan bagi peserta didik telah memasuki paradigma baru di masa pandemi COVID-19 pada lima bulan terakhir. Kebijakan yang ditempuh pemerintah dengan menetapkan merdeka belajar menjadi era baru dalam dunia pendidikan. Peserta didik pada satuan tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi perlu menyesuaikan diri dengan situasi baru dalam proses belajar era merdeka belajar masa kini. Situasi pandemi COVID-19 mengajak pendidikan untuk melakukan aktivitas belajar dan pembelajaran secara tidak langsung melalui media berbasis online dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi hasil revolusi industri 4.0. Pendidikan melalui media berbasis online memberikan peluang bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri dengan pembinaan dan bimbingan dari para pendidik dan tenaga kependidikan pada tingkat dasar hingga pendidikan tinggi. Peserta didik membutuhkan bentuk pendidikan yang tepat agar mampu menyesuaikan kondisi pribadi dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam pendidikan era merdeka belajar. Pendidikan berpikir kritis menjadi salah satu alternatif bagi peserta didik untuk membekali aspek fisik dan psikis agar mampu menyesuaikan diri dalam pendidikan di era medeka belajar. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran deskriptif mengenai pentingnya pendidikan berpikir kritis bagi peserta didik di era merdeka belajar. metode penelitian ini menggunakan studi pustaka. sumber data adalah artikel penelitian dan buku-buku yang relevan dengan tujuan penelitian. Teknik analisis data menggunakan analisis isi (conten analys) dan instrumen penelitian berupa chek list sumber data penelitian yang di butuhkan. hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan berpikir kritis bagi peserta didik menjadi kebutuhan penting di era merdeka belajar. sehingga pendidik dan tenaga kependidikan perlu menyediakan fasilitas dalam menyediakan pendidikan berpikir kritis bagi peserta didik.
Self-Regulated Learning Siswa SMK Muhammadiyah di Kota Yogyakarta: Kedua Orang Tua Berpengaruhkan? Wahyu Nanda Eka Saputra; Irvan Budhi Handaka; Dita Kurnia Sari
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Vol 4 No 1 (2019): Volume 4, Nomer 1, April 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.667 KB) | DOI: 10.26740/jp.v4n1.p7-11

Abstract

Hasil belajar yang maksimal merupakan salah satu pencapaian yang diharapkan oleh siswa, termasuk orang tuanya. Namun, berbagai masalah tentang belajar siswa di sekolah menjadi masalah yang masih dialami oleh siswa. Sebagai contohnya siswa yang enggan melakukan proses belajar yang mandiri dan bahkan siswa cenderung belajar jika dikendalikan oleh guru di sekolah. Permasalahan tersebut tergolong siswa yang kurang mampu mengoptimalkan keterampilan self-regulated learning. Salah satu yang mengindikasi dan mempreduksi tingkat self-regulated learning adalah keberadaan kedua orang tua di rumah siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi perbedaan tingkat self-regulated learning berdasarkan siswa yang tinggal bersama kedua orang tuanya dengan siswa yang tinggal tidak bersama kedua orang tuanya. Penelitian ini melibatkan jumlah sampel sebanyak 415 siswa SMK Muhammadiyah di Kota Yogyakarta yang diambil menggunakan teknik stratified random sampling. Sampel terdiri dari 143 siswa tidak tinggal bersama orang tuanya dan 272 siswa tinggal bersama kedua orang tuanya. Tingkat self-regulated learning diukur menggunakan skala self-regulated learning. Teknik analisis data yang digunakan adalah Independent Sample T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor self-regulated learning siswa SMK yang tinggal dengan kedua orang tuanya dengan siswa siswa yang tidak tinggal dengan kedua orang tuanya. Hasil penelitian ini seyogyanya menjadi dasar bagi konselor untuk meningkatkan self-regulated learning siswa dengan melibatkan unsur internal pada diri siswa buka unsur eksternal pada diri siswa seperti peran orang tua.