Meira Erawati
Nursing Department, Faculty Of Medicine, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, S.H, Tembalang, Semarang

Published : 34 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

KOMBINASI MUSIK GAMELAN SERTA SENAM LANSIA UNTUK LANSIA DENGAN HIPERTENSI Mulyawati, Yuli; Erawati, Meira
Jurnal Keperawatan Komunitas Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Komunitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia pada tahun 1990- 2025 akan mempunyai kenaikan jumlah lanjut usia sebesar 414%, suatu angka paling tinggi diseluruh dunia. Usia lanjut membawa konsekuensi meningkatnya berbagai penyakit kardiovaskuler, salah satunya adalah hipertensi yang sering disebut the silent killer. Data tekanan darah di bulan November- Desember 2011 diperoleh bahwa sekitar 60% dari 115 lansia di Unit Rehabilitasi SosialPucanggading Semarang menderita hipertensi. Kombinasi dari terapi musik dan senam lansia merupakan salah satu penanganan non farmakologi untuk hipertensi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keefektifan kombinasi musik gamelan laras pelog dan slendro serta senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Jenis penelitian ini adalah quasi experimental denganrancangan penelitian one group (pretest- posttest) design. Penelitian dilakukan pada 20 responden melalui teknik purposive sampling pada bulan Februari 2012 di Unit Rehabiltasi Sosial Pucanggading Semarang.Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengukuran tekanan darah secara langsung. Analisis hasil penelitian menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan tekanandarah sistol dan diastol yang signifikan (p value 0.0001) dengan taraf  kesalahan (α) 0.05 yaitu dari 163,25 mmHg menjadi 146,75 mmHg dan dari 100,50 mmHg menjadi 89,25 mmHg. Kombinasi musik gamelan laras pelog dan slendro serta senam lansia efektif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Terapi ini direkomendasikan bagi dunia keperawatan sebagai salah satu alternatif dari keperawatan holistik dalam penanganan hipertensi pada lansia.
Pengalaman Pengajar Paud Dalam Pelaksanaan Skrining Denver Ii Pada Anak Usia Pra Sekolah Dewi, Rizki Cintya; Erawati, Meira
Jurnal Keperawatan Anak Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Keperawatan Anak
Publisher : Jurnal Keperawatan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usia dini merupakan periode keemasan anak karena pada periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan paling pesat pada otak manusia. Pada usia ini sangat penting dilakukan deteksi dini pada anak salah satunya melalui skrining Denver II untuk mendeteksi keterlambatan perkembangan pada anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Tujuan penelitian ini mengeksplorasi pengalaman pengajar pendidikan anak usia dini (PAUD) dalam pelaksanaan skrining Denver II pada anak usia pra sekolah. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Populasi penelitian ini adalah seluruh pengajar PAUD di Kecamatan Tembalang yang telah mengikuti pelatihan dan melaksanakan skrining Denver II pada anak usia pra sekolah. Besar sampel pada penelitian ini adalah 8 informan yang diambil dengan teknik purposive sampling.Pengumpulan data dilakukan melalui fokus grup diskusi (FGD) dan wawancara mendalam. Teknik analisa data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penelitian ini menghasilkan enam tema besar meliputi perkembangan bahasa pada anak usia pra sekolah, cara efektif pelaksanaan skrining Denver II pada anak usia pra sekolah, manfaat skrining Denver II bagi perkembangan anak usia pra sekolah, dukungan atau fasilitas yang diperoleh pengajar PAUD dalam pelaksanaan skrining Denver II , kendala yang dihadapi pengajar PAUD dalam pelaksanaan skrining Denver II dan harapan pengajar PAUD dalam pelaksanaan skrining Denver II pada anak usia pra sekolah. Perawat sebagai pemberi pelayanan komunitas harus lebih memperhatikan kebutuhan perkembangan anak melalui stimulasi, deteksi dan intervensi dini.Selain itu, institusi PAUD sebaiknya dapat menerapkan kurikulum plus dalam bidang perkembangan anak untuk mendukungnya.
Ibm Aplikasi “Interactive Smart Board” untuk Pendidikan Kesehatan Siswa Taman Kanak-Kanak Di Wilayah Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Erawati, Meira; Yulianti, Natalia Ratna
Jurnal Keperawatan Anak Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Keperawatan Anak
Publisher : Jurnal Keperawatan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru Taman Kanak-Kanak di wilayah Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan terhadap anak didiknya ketika masa pendaftaran anak sekolah. Namun data yang sudah ada tersebut berakhir dalam buku induk anak yang tidak ada tindak lanjutnya. Sementara itu, guru merasa tidak tahu harus melakukan apa bila mendapati anak didiknya yang memperlihatkan penyimpangan dalam perkembangannya. Masalah kesehatan yang menjadi masalah utama bagi anak-anak usia prasekolah menjadi perhatian bagi guru di Taman Kanak-Kanak. Namun pengetahuan dan fasilitas yang tidak memadai seringkali membuat para guru kesulitan untuk menanamkan perilaku sehat bagi anak didiknya. Metode penyelesaian masalah. Pelatihan deteksi, analisis dan stimulasi tumbuh kembang anak usia prasekolah bagi guru Taman Kanak-kanak di wilayah Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Pelatihan pemanfaatan “interactive smart board” bagi para guru taman kanak-kanak di wilayah Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Pendistribusian interactive smart board kepada setiap sekolah Taman Kanak-Kanak di wilayah Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Hasil. Pelatihan deteksi, analisis dan stimulasi tumbuh kembang anak usia prasekolah bagi guru Taman Kanak-kanak di wilayah Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang dan pemanfaatan “interactive smart board” dilaksanakan selama 2 hari yaitu tanggal 6 dan 7 April 2016. Pelatihan ini diikuti oleh 16 peserta yang masing-masing merupakan utusan dari taman kanak-kanak dimana peserta mengajar. Pelatihan ini menghasilkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru Taman kanak-kanak dalam melakukan deteksi, analisis dan stimulasi tumbuh kembang bagi anak usia prasekolah. Peserta pelatihan juga merasakan kemudahan dalam menggunakan thematic interactive smart board untuk pendidikan kesehatan bagi anak didiknya
Pengalaman Keluarga Dalam Pemberian Nutrisi Bagi Bayi Pada Tahun Pertama Di Daerah Pedesaan Erawati, Meira; Naviati, Elsa
Jurnal Keperawatan Anak Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Keperawatan Anak
Publisher : Jurnal Keperawatan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian makanan tambahan bagi bayi pada 1 tahun pertama usianya mendasari pertumbuhan dan perkembangan bayi pada waktu-waktu selanjutnya. Pemberian makanan ini menjadi penting untuk diperhatikan oleh orang tua terutama ibu agar tercapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Perilaku pemberian makanan tambahan bagi bayi dilatarbelakangi oleh banyak faktor diantaranya pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, keadaan sosial ekonomi dan keadaan geografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman keluarga dalam pemberian nutrisi bagi bayi pada tahun pertama di daerah pedesaan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan penelitian kualitatif. Data kualitatif didapatkan dengan menggunakan pendekatan fenomenologis yang menekankan pada interpretatif secara individu, ditunjukkan dalam perilaku tertentu di masyarakat. Penelitian ini menghasilkan 5 tema antara lain faktor-faktor pendorong keluarga dalam pemberian ASI bagi bayi pada umur 6 bulan pertama, faktor-faktor penghambat keluarga dalam pemberian ASI bagi bayi sampai umur 6 bulan pertama, faktor pendorong pemberian makanan tambahan pendamping ASI sebelum anak mencapai usia 6 bulan, faktor pendukung keluarga memilih jenis makanan pertama bagi bayi, serta tingkat pertumbuhan anak pada tahun pertama di daerah pedesaan.
Pengalaman Pengajar Paud dalam Pelaksanaan Skrining Denver Ii Ppda Anak Usia Pra Sekolah Dewi, Rizki Cintya; Erawati, Meira
Jurnal Keperawatan Komunitas Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Keperawatan Komunitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usia dini merupakan periode keemasan anak karena pada periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan paling pesat pada otak manusia. Pada usia ini sangat penting dilakukan deteksi dini pada anak salah satunya melalui skrining Denver II untuk mendeteksi keterlambatan perkembangan pada anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Tujuan penelitian ini mengeksplorasi pengalaman pengajar pendidikan anak usia dini (PAUD) dalam pelaksanaan skrining Denver II pada anak usia pra sekolah. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Populasi penelitian ini adalah seluruh pengajar PAUD di Kecamatan Tembalang yang telah mengikuti pelatihan dan melaksanakan skrining Denver II pada anak usia pra sekolah. Besar sampel pada penelitian ini adalah 8 informan yang diambil dengan teknik purposive sampling.Pengumpulan data dilakukan melalui fokus grup diskusi (FGD) dan wawancara mendalam. Teknik analisa data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penelitian ini menghasilkan enam tema besar meliputi perkembangan bahasa pada anak usia pra sekolah, cara efektif pelaksanaan skrining Denver II pada anak usia pra sekolah, manfaat skrining Denver II bagi perkembangan anak usia pra sekolah, dukungan atau fasilitas yang diperoleh pengajar PAUD dalam pelaksanaan skrining Denver II , kendala yang dihadapi pengajar PAUD dalam pelaksanaan skrining Denver II dan harapan pengajar PAUD dalam pelaksanaan skrining Denver II pada anak usia pra sekolah. Perawat sebagai pemberi pelayanan komunitas harus lebih memperhatikan kebutuhan perkembangan anak melalui stimulasi, deteksi dan intervensi dini.Selain itu, institusi PAUD sebaiknya dapat menerapkan kurikulum plus dalam bidang perkembangan anak untuk mendukungnya.
Pilot Study of Nursing Students’ Knowledge towards Genetic Topics Erawati, Meira; Kusumaningrum, Niken S D
Nurse Media Journal of Nursing Vol 5, No 1 (2015): (JUNE 2015)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.146 KB) | DOI: 10.14710/nmjn.v5i1.10188

Abstract

Backgrounds: Nowadays, the science of genetics in Indonesia has not touched the world of nursing education and practice in health care. As the first step in order to introduce genetics topic into nursing education, an assessment is needed to identify student’s knowledge and comfort toward genetics topic.Purpose: The aim of this pilot study was to identify nursing students’ knowledge about genetics.Methods: Research design used in this pilot study was descriptive with cross-sectional approach. The survey was conducted using a questionnaire that adopted and adapted from “The Genetic Needs Assessment Survey” developed by Maradique et.al. This questionnaire was distributed to nursing students at one state school of nursing in Central Java, Indonesia.Result: There were 170 nursing students participated in the pilot study. Descriptive statistic was performed and the results indicated that they were lack of knowledge about genetics topic. Most of students were not familiar to genetic terms, for example locus, missense mutation, nonsense mutation, frameshift mutation, and karyotype. Students were not comfortable to use OMIM and draw pedigree. Respondents argued that more education strategy could be applied to improve student knowledge and understanding of the genetics.Conclusion: Introduction and recognition of genetics topic in nursing education was needed. Integration of genetics topic into nursing education can be applied by the existing subject or by itself subject to students; either individually or classically.
The Optimum Dose of Beta-Glucan for Stimulating Peripheral Blood Mononuclear Cells (PBMCs) to Produce Cytokines: In Vitro Study Erawati, Meira
Indonesian Journal of Medicine Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.611 KB)

Abstract

Background: Beta-glucan has been frequently used in laboratory trials as an immunomodulator in both in vivo and in vitro studies, but the ef­fective dose for measuring its performance has not been established. Like other immunomodula­tors, researchers must establish the right dose of beta-glucan in their laboratory experiments for the purpose of testing substances as immuno­modulators without achieving false-positive or –negative results. This study aimed to determine the optimum dose of beta-glucan to induce cyto­kine production by peripheral blood mononu­clear cells (PBMCs) in vitro.Subjects and Method: This was a laboratory experimental study. This study measur­ed the production of two cytokines, including in­terferon gamma (IFN-γ) and interleukin 12 (IL-12), from the isolated PBMCs of healthy subjects. The doses of beta-glucan used as immunomodu­lator in­clu­ded 1, 5, 10, 20, and 50 μg/ml. Beta-glucan was add­ed to the PBMC culture medium, and the PBMCs were cultured for 6 days. On the sixth day, the supernatant was harvested and the cytokine production was analyzed using sandwich enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Cytokines were also analyzed using the human IFN-γ ELISA kit and the human IL-12 ELISA kit, and data analysis was performed by one-way ANOVA.Results: IFN-γ levels were found to be increased in the group treated with 5 μg/ml beta-glucan. The highest IFN-γ levels (70.0 pg/ml) were observed in the group treated with 10 μg/ml beta-glucan. The production of IL-12 increased sharply in the group treated with5 μg/ml beta-glucan but decreased in the group treated with 10 μg/ml beta-glucan. The mean cytokine levels of the beta-glucan group were found to be significantly different from those of the control group (p=0.001). One-way ANOVA revealed that the highest IL-12 production (77.2 pg/ml) occurred at a dose of 5 μg/ml beta-glucan. This average value was significantly different from the average production of IL-12 in the control group (p=0.001).Conclusion: The optimum dose of beta-glucan for stimulating PBMCs to produce IFN-γ in vitro was 10 μg/ml, while for the production of IL-12, the dose was 5 μg/ml. Both cytokines can be mea­sured within 6 days of cell culture.Keywords: beta-glucan, immunomodulator, cy­to­kinesCorrespondence: Meira Erawati. Faculty of Medicine, Diponegoro University. Jl. Prof. Soedarto, S.H, Tembalang, Semarang, Indonesia. Email: meira­e­rawati­@­gmail.com. Mobile: +62-81915339685Indonesian Journal of Medicine (2020), 5(2): 170-177https://doi.org/10.26911/theijmed.2020.05.02.12
Karakteristik Diabetic Foot Ulcer (DFU) pada Individu dengan Diabetes Mellitus (DM): Studi Deskripsi – Cross Sectional Kusumaningrum, Niken Safitri Dyan; Saputri, Afriana Dwi; Kusuma, Henni; Erawati, Meira
Journal of Holistic Nursing Science Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/nursing.v7i2.3074

Abstract

Diabetic Foot Ulcer (DFU) is one of the complications often experienced by patients with diabetes mellitus (DM). This is a serious problem that leads to disability, morbidity, and mortality among diabetic patients. However, in Indonesia, studies about DFU characteristics are very limited. This study aimed to describe DFU characteristics among patients with DM. A consecutive sampling involved patients who met inclusion criteria was performed in Tugurejo Hospital; Islamic Sultan Agung Hospital, and Dr. Moewardi Hospital. Their demographic characteristics, clinical condition, and wound appearances were noted and documented. Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale (DFUAS) that consists of 11 characteristics was used to observe the wound features. The data were quantitatively analyzed to elucidate the result. A total of 73 patients participated in this study. It was revealed that 50.7% were females and 75.3% have been diagnosed with hyperglycemia. The average age of the respondents was 53.26 years. Observation of DFU characteristics showed that depth of wound was identified more in subcutaneous/ dermis to fatty tissue (40 patients; 54.8%) than in other layers. Moreover, our findings indicated that most of the respondents were identified at a severe level of the wound (55; 75.3%). It is concluded that DFU characteristics vary among patients with DM. Early identification and intensive surveillance are important to improve the management of DFU and to avoid lower limb amputation.
Children’s Opinion on Vegetables Consumption: A Qualitative Study on School-Agers in City of Semarang Natalia Ratna Yulianti; Eka Wahyuningrum; Andri Kenti Gayatina; Meira Erawati
Indonesian Journal of Applied Research (IJAR) Vol. 2 No. 2 (2021): Indonesian Journal of Applied Research (IJAR)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/ijar.v2i2.126

Abstract

(1) Background: It Is recommended that children consume adequate amount of vegetables. However, the problem still remained in every single family and community. Many studies to find out its causes have been done. Unfortunately, most of them were conducted on parents only. Little is known from children’s own perspective. Children’s perspective is important to help adults in choosing vegetables for the children. Thus, this study aimed to explore children’s opinion on vegetables consumption.; (2) Methods: Qualitative design was employed. Samples were selected using purposive technique sampling. Nine participants aged 6-12 years were interviewed in a focus group discussion. Data were analysed using qualitative data analysis by Miles and Huberman.; (3) Results: The FGD indicates three themes: why kids dislike vegetables, sort of vegetables which kids love to consume, reasons why kids want to eat vegetables.; (4) Conclusions: Health education and involving children in their own food preparation is promising way to improve vegetables intake. Further research is to develop a new form of health education and a program in which children are involved to choose and prepare their own vegetables.
PENGALAMAN PASANGAN HIDUP DALAM MENDAMPINGI PENGOBATAN PASIEN MULTIDRUG RESISTANT TUBERCULOSIS (MDR TB) LIFE PARTNER'S EXPERIENCE IN ASSISTING TREATMENT OF MDR TB PATIENT Sakti Vivendi Rosa Widyastuti; Meira Erawati; Reni Sulung Utami; Nur Setiawati Dewi
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v10i1.696

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: pasien Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR TB)  merupakan orang yang resisten terhadap obat isoniazid dan rifampisin. Dukungan keluarga terutama pasangan hidup diperlukan ketika pasien MDR TB menjalani pengobatan. Pasangan hidup mempunyai peran penting dalam keberhasilan pengobatan. Tujuan: mengeksplorasi pengalaman pasangan hidup dalam mendampingi pasien yang menjalani pengobatan MDR TB. Metode: penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus untuk mengeksplorasi bagaimana pengalaman pasangan hidup pasien MDR TB dalam mendampingi dan mendukung pasien yang menjalani pengobatan MDR TB. Partisipan: pemilihan partisipan menggunakan purposive sampling yaitu pasangan hidup yang aktif mendampingi pasien MDR TB dalam menjalani pengobatan. Jumlah partisipan pada penelitian ini adalah tiga orang. Hasil: penelitian ini dapat dikategorikan menjadi dua tema yaitu tantangan dalam merawat pasangan yang menderita MDR TB dan pasrah dalam menjalani hidup. Kesimpulan: pasangan hidup pasien MDR TB memiliki sikap dan perasaan khawatir terhadap kepatuhan pengobatan pasangan, kecemasan jika pengobatan MDR TB tidak berhasil dan terjadi kekambuhan pada pasangan.Kata Kunci:Tuberkulosis resisten obat, Pasangan Hidup, Pendampingan, Pengobatan