Mixghan Norman Antono
Universitas Trunojoyo Madura

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Inovasi Pembelajaran Karakter Humanis Melalui Sanggar Sastra dengan Pendekatan CRS (Consideration Research Student) dalam Matakuliah Apresiasi dan Kritik Sastra Khusnul Khotimah; Ahmad Jami’ul Amil; Abdul Rosid; Mixghan Norman Antono
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v12i1.2437

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan kajian pembelajaran sastra, peneletian ini mengkaji tentang pembelajaran sastra dan pendidikan karakter pada materi perkuliahan apresiasi dan kritik sastra. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah instrumen peneliti sendiri, instrumen proses pembelajaran, dan instrumen pendidikan karakter. Proses pembelajaran apresiasi dan kritik sastra diketahui dari hasil pengamatan dan penilaian penilaian kinerja mahasiswa selama mengikuti pembelajaran sastra. Proses pembelajaran setelah dilakukan tindakan ternyata sudah sesuai dengan landasan kualitas proses yang dibuat yaitu, ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar mahasiswa yaitu sebagai berikut: a) melibatkan mahasiswa secara aktif, b) Menarik minat dan perhatian mahasiswa, c) membangkitkan motivasi mahasiswa, d) Peragaan dalam pembelajaran Sastra melalui pementasan sandur. Nilai-nilai humanis yang diterapkan yaitu; menghargai pendapat orang lain (kebebasan menngeluarkan pendapat), Kerjasama, rela berkorban, peduli terhadap orang lain, dan tolong menolong, dan Solidaritas. pembelajaran apresiasi dan kritik sastra menekankan pada nilai-nilai humanis sehingga menciptakan keragaman yang harmonis dalam bingkai sastra.
IDENTIFIKASI GANGGUAN BERBAHASA DENGAN INSTRUMEN PERKEMBANGAN BAHASA LOOVAS PADA ANAK PESISIR MADURA STUDI KASUS ANAK BERINISIAL KK DAN MPS Abdul Rosid; Mixghan Norman Antono
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 7, No 1 (2022): Metalingua, Edisi April 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/metalingua.v7i1.14904

Abstract

 Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gangguan berbahasa yang dialami oleh anak-anak di pesisir Madura. Gangguan tersebut menyebabkan beberapa kendala pemerolehan Bahasa kedua anak-anak di pesisir Madura. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk gangguan berbahasa terutama yang diakibatkan oleh faktor lingkungan sosial. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Intrumen dalam penelitian ini menggunakan instrument perkembangan Bahasa yang dikembangkan oleh Lovaas mencakup empat komponen utama, yakni komponen kemampuan memperhatikan, kemampuan meniru, keterampilan mengidentifikasi, dan kemampuan menandai. Keempat komponen perkembangan Bahasa itulah yang digunakan untuk mengidentifikasi gangguan berbahasa yang dialami KK yang memiliki keterbatasan dalam mengekspresikan Bahasa serta MPS yang mengalami gangguan berbicara psikogenik. Gangguan berbahasa yang dialami oleh KK dan MPS disebabkan oleh lingkungan sekitar yang lebih banyak mengasingkan mereka atau kurang memperhatikannya.
PENANDA EMOTIF PARTIKEL JONEGOROAN Mixghan Norman Antono
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 5, No 1 (2020): Metalingua, Edisi April 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/metalingua.v5i1.7122

Abstract

This research is a qualitative study conducted to reveal the emotive markers of particles used by the Jonegoroan Subdialek Language. At least this subdialect has seven particles, including: (1) –leh, (2) –je, (3) –jal, (4) –jan, (5) –em and –nem, (6) –nyo, and ( 7) -men. . Each particle has a different emotive marker. When classified, the use of particles in the Jonegoroan subdialect serves to mark the emotive affirmation, disappointment, overload, ownership, and statement of the negationKeywords: Particle, Jonegoroan Subdialek, emotive marker
GANGGUAN BERBAHASA TOKOH ABANG DALAM FILM RECTOVERSO “MALAIKAT JUGA TAHU” (KAJIAN PSIKOLINGUISTIK) Nia Ifatul Mufidah; Mixghan Norman Antono
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 4, No 2 (2019): Metalingua, Edisi Oktober 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.406 KB) | DOI: 10.21107/metalingua.v4i2.6133

Abstract

Diistilahkan spektrum autisme atau Autisme Spectrum Disorder (ASD) karena terdapat variasi yang sangat beragam antar penyandangnya. Masing-masing memiliki kemampuan, sintoma dan kesulitan yang unik baik dalam keterampilan sosial, berkomunikasi dan berperilaku. Penelitian ini dilakukan dengan menyimak dan kemudian mencatat hal penting yang berhubungan dengan gangguan berbahasa yang akan diteliti yakni mengenai autisme dalam film Rectoverso “Malaikat Juga Tahu”. Dapat diketahui bahwa dalam film Rectoverso “Malaikat Juga Tahu” berkisah tentang Abang yang memiliki keterbatasan mental yang mempunyai kebiasaan menyusun sabun menyerupai piramida sampai jumlahnya seratus dan dia selalu menjadwal warna baju yang mau dia cuci berdasarkan hari. Dia belum bisa berkomunikasi verbal dengan benar. Hanya mampu mengujarkan bahasa yang biasa dipakai sebagai penunjang kegiatan rutinitasnya. Dia berusia 38 tahun namun dalam dirinya bersemayam mental anak usia empat tahun. Segala aspek komunikasi sulit dicapai penyandang autisme, kecuali aspek fonologis yang sebagian penyandang tetap dapat dikuasai. Perkembangan keterampilan bahasanya tidak saja mengalami keterlambatan tetapi juga penyimpangan.
EKOLEKSIKON KENELAYANAN DI PULAU MANDANGIN- MADURA Mixghan Norman Antono; Naelur Rahmah
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v8i1.351

Abstract

As a language study, this research is structured based on the basic assumption that Mandangin is a potential area for tourism development in Madura. This research offers a simple concept as an effort to make Mandangin a literacy-friendly tourist area in Madura by conducting an ecolexicon inventory based on the ecological conditions of the Mandangin people themselves. This research was conducted using a descriptive qualitative method. This method is used to apply ecological, sociolinguistic, and lexicological theories more comprehensively. The results of this study indicate that there are interesting fisheries ecolexicon treasures to be inventoried and then an analysis of lexical and grammatical meanings is carried out, namely marine biota ecolexicon treasures. The results of the inventory and meaning are then used as a reference in determining dimensional aspects including the biological dimension which refers to the use of biotic and abiotic terms, the sociological dimension which refers to social interaction, and the ideological dimension which is indicated by loyalty to tradition. Keywords: ecolexicon, fishermen, Mandangin Island
Pemerolehan Sintaksis pada Anak Usia Dini Zulfa Ulin Nikmah; Muparrohah Muparrohah; Mixghan Norman Antono
JECER (journal Of Early Childhood Education And Research) Vol 4 No 1 (2023)
Publisher : FKIP Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jecer.v4i1.38568

Abstract

Anak usia dini merupakan usia awal pembentukan kebiasaan pada anak, termasuk dalam pemerolehan bahasa yang biasa digunakan dalam keseharian anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tuturan pemerolehan sintaksis pada anak usia dini, dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara, dan perekaman dilengkapi dengan catatan lapangan. Pada tataran sintaksis, seorang anak usia 4 tahun 5 bulan dan seorang anak usia 3 tahun 9 bulan pola kalimat yang dihasilkan sangat sederhana, kalimat yang dihasilkan masih tidak lengkap, Penggunaan satu kata dan dua kata masih sering digunakan oleh anak-anak, pengucapannya masih belum sempurna, tetapi sudah mampu menghasilkan kalimat berita (deklaratif), kalimat perintah (imperatif), dan kalimat tanya (interogatif) secara sederhana. Pada analisis sintaksis ini menunjukkan bahwa anak usia dini sudah mampu menghasilkan kata maupun kalimat dalam setiap kegiatannya meskipun pola kalimatnya masih belum lengkap. Hal itu dapat dibuktikan dari tuturannya sehari-hari dengan lawan tuturnya yaitu dari keluarga anak tersebut maupun dari lingkungan sekitar. Dalam proses pemerolehan Bahasa yang terjadi pada anak usia dini, kosa kata akan lebih banyak terbentuk dari keluarga