Mixghan Norman Antono
Universitas Trunojoyo Madura

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua

IDENTIFIKASI GANGGUAN BERBAHASA DENGAN INSTRUMEN PERKEMBANGAN BAHASA LOOVAS PADA ANAK PESISIR MADURA STUDI KASUS ANAK BERINISIAL KK DAN MPS Abdul Rosid; Mixghan Norman Antono
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 7, No 1 (2022): Metalingua, Edisi April 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/metalingua.v7i1.14904

Abstract

 Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gangguan berbahasa yang dialami oleh anak-anak di pesisir Madura. Gangguan tersebut menyebabkan beberapa kendala pemerolehan Bahasa kedua anak-anak di pesisir Madura. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk gangguan berbahasa terutama yang diakibatkan oleh faktor lingkungan sosial. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Intrumen dalam penelitian ini menggunakan instrument perkembangan Bahasa yang dikembangkan oleh Lovaas mencakup empat komponen utama, yakni komponen kemampuan memperhatikan, kemampuan meniru, keterampilan mengidentifikasi, dan kemampuan menandai. Keempat komponen perkembangan Bahasa itulah yang digunakan untuk mengidentifikasi gangguan berbahasa yang dialami KK yang memiliki keterbatasan dalam mengekspresikan Bahasa serta MPS yang mengalami gangguan berbicara psikogenik. Gangguan berbahasa yang dialami oleh KK dan MPS disebabkan oleh lingkungan sekitar yang lebih banyak mengasingkan mereka atau kurang memperhatikannya.
PENANDA EMOTIF PARTIKEL JONEGOROAN Mixghan Norman Antono
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 5, No 1 (2020): Metalingua, Edisi April 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/metalingua.v5i1.7122

Abstract

This research is a qualitative study conducted to reveal the emotive markers of particles used by the Jonegoroan Subdialek Language. At least this subdialect has seven particles, including: (1) –leh, (2) –je, (3) –jal, (4) –jan, (5) –em and –nem, (6) –nyo, and ( 7) -men. . Each particle has a different emotive marker. When classified, the use of particles in the Jonegoroan subdialect serves to mark the emotive affirmation, disappointment, overload, ownership, and statement of the negationKeywords: Particle, Jonegoroan Subdialek, emotive marker
GANGGUAN BERBAHASA TOKOH ABANG DALAM FILM RECTOVERSO “MALAIKAT JUGA TAHU” (KAJIAN PSIKOLINGUISTIK) Nia Ifatul Mufidah; Mixghan Norman Antono
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 4, No 2 (2019): Metalingua, Edisi Oktober 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.406 KB) | DOI: 10.21107/metalingua.v4i2.6133

Abstract

Diistilahkan spektrum autisme atau Autisme Spectrum Disorder (ASD) karena terdapat variasi yang sangat beragam antar penyandangnya. Masing-masing memiliki kemampuan, sintoma dan kesulitan yang unik baik dalam keterampilan sosial, berkomunikasi dan berperilaku. Penelitian ini dilakukan dengan menyimak dan kemudian mencatat hal penting yang berhubungan dengan gangguan berbahasa yang akan diteliti yakni mengenai autisme dalam film Rectoverso “Malaikat Juga Tahu”. Dapat diketahui bahwa dalam film Rectoverso “Malaikat Juga Tahu” berkisah tentang Abang yang memiliki keterbatasan mental yang mempunyai kebiasaan menyusun sabun menyerupai piramida sampai jumlahnya seratus dan dia selalu menjadwal warna baju yang mau dia cuci berdasarkan hari. Dia belum bisa berkomunikasi verbal dengan benar. Hanya mampu mengujarkan bahasa yang biasa dipakai sebagai penunjang kegiatan rutinitasnya. Dia berusia 38 tahun namun dalam dirinya bersemayam mental anak usia empat tahun. Segala aspek komunikasi sulit dicapai penyandang autisme, kecuali aspek fonologis yang sebagian penyandang tetap dapat dikuasai. Perkembangan keterampilan bahasanya tidak saja mengalami keterlambatan tetapi juga penyimpangan.