Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : YARSI Medical Journal

Peningkatan Konduktansi Maksimal Ion Kalium Setelah Pemberian 7-Ketokolesterol pada sel PC-12 SecaraIn vitro Kusuma, Indra
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 20, No 2 (2012): MEI - AGUSTUS 2012
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.929 KB) | DOI: 10.33476/jky.v20i2.159

Abstract

Stroke menyebabkan kondisi hipoksia-iskemia yang menimbulkan berbagaikerusakan. Perubahan neurokimia otak pada stroke menyebabkan oksidasikolesterol. Produk oksidasi kolesterol yaitu 7-ketokolesterol diketahui mengubahkomposisi lipid raft, sifat protein membran dan meningkatkan eksositosisneurotransmitter. Kanal Kv berperan pada terminasi eksositosis danmempertahankan keseimbangan ionik sel saraf. Pemberian 7-ketolesterol padasel PC-12 bertujuanmelihat respon kanal Kv. Perekaman patch clamp dilakukandengan tehnik whole-cell secara voltage clamp. Hasil eksperimen terekamkenaikan arus listrik (p<0.05) pada potensial membran negatif, penurunanreversal potensial (p>0.05) dan peningkatan konduktansi maksimal ion kalium(p<0.05). Hasil eksperimen berupa perubahan konduktansi maksimalmenunjukkan pengaruh 7-ketokolesterol pada kinetika dan fungsi kanal Kv yangdiperkirakan sebagai akibat perubahan interaksi lipid-protein pada lipid raft.Pada konteks stroke respon kanal Kv turut berkontribusi pada prosesneurotoksisitas yang berujung pada kematian sel.Stroke menyebabkan kondisi hipoksia-iskemia yang menimbulkan berbagaikerusakan. Perubahan neurokimia otak pada stroke menyebabkan oksidasikolesterol. Produk oksidasi kolesterol yaitu 7-ketokolesterol diketahui mengubahkomposisi lipid raft, sifat protein membran dan meningkatkan eksositosisneurotransmitter. Kanal Kv berperan pada terminasi eksositosis danmempertahankan keseimbangan ionik sel saraf. Pemberian 7-ketolesterol padasel PC-12 bertujuanmelihat respon kanal Kv. Perekaman patch clamp dilakukandengan tehnik whole-cell secara voltage clamp. Hasil eksperimen terekamkenaikan arus listrik (p<0.05) pada potensial membran negatif, penurunanreversal potensial (p>0.05) dan peningkatan konduktansi maksimal ion kalium(p<0.05). Hasil eksperimen berupa perubahan konduktansi maksimalmenunjukkan pengaruh 7-ketokolesterol pada kinetika dan fungsi kanal Kv yangdiperkirakan sebagai akibat perubahan interaksi lipid-protein pada lipid raft.Pada konteks stroke respon kanal Kv turut berkontribusi pada prosesneurotoksisitas yang berujung pada kematian sel.
Gangguan fungsi sitoskeleton pada proses vitrifikasi keratinosit primer manusia Kusuma, Indra; Hadi, Restu Syamsul; Sandra, Yurika
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 25, No 2 (2017): MEI - AGUSTUS 2017
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.168 KB) | DOI: 10.33476/jky.v25i2.118

Abstract

Keratinosit basal memiliki sifat multipotent, dibutuhkan kultur bebas-serum agar terhindar dari diferensiasi spontan. Kultur keratinosit memberikan peluang untuk berbagai jenis aplikasi riset dan terapi seperti bioengineered skin. Penyimpanan sel dengan metode vitrifikasi terbukti dapat melindungi fungsi embrio pada layanan bayi tabung. Penggunaan vitrifikasi pada penyimpanan keratinosit diharapkan dapat menjadi melindungi fungsi sel.            Sampel kulit diperoleh dari preputium anak usia 4-9 tahun sebanyak 7 orang yang diperoleh dengan informed consent dari orang tua atau wali. Isolasi keratinosit menggunakan metode enzimatik dengan dispase dan trypsin/EDTA. Viabilitas dan proliferasi sel di ukur secara kalorimetrik dengan reagen WST-1 pada panjang gelombang 450 nm dan tehnik tryphan blue exclusion test. Data yang diperoleh diolah secara statistic dengan uji student t-test.            Kriopreservasi dengan tehnik vitrifikasi dapat mempertahankan viabilitas pasca thawing sebesar 80% tidak ada perbedaan bermakna dengan tehnik slow-freezing (p>0,05). Meski demikian hanya 30% dari sel tersebut dapat melakukan perlekatan. Hal ini jauh lebih rendah daripada tehnik slow-freezing yang dapat melakukan perlekatan hingga 70% (p<0,05). Fotomikrograph yang diambil pasca thawing menunjukkan keratinosit yang mengalami blebbing. Disfungsi sitoskeleton akibat syok hiperosmotik dapat menyebabkan cell blebbing.            Pembekuan sel dengan metode vitrifikasi mempengaruhi viabilitas, perlekatan dan kemampuan proliferasi sel dalam kultur. Syok hiperosmotik diperkirakan menyebabkan disfungsi sitoskeleton sehingga menjadi penyebab rendahnya kemampuan perlekatan dan hilangnya daya proliferasi pasca thawing yang dialami sel dengan perlakuan vitrifikasi. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan modifikasi komponen kriomedium yang dapat melindungi fungsi keratinosit.