Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Sistem Kendali Pemakaian Energi Listrik Pada Gedung Kuliah A-205 JTE PNB Berbasis Bidirectional Visitor Counter I Made Sumerta Yasa; I Wayan Teresna; I Wayan Raka Ardana
BULETIN FISIKA Vol 23 No 1 (2022): BULETIN FISIKA February Edition
Publisher : Departement of Physics Faculty of Mathematics and Natural Sciences, and Institute of Research and Community Services Udayana University, Kampus Bukit Jimbaran Badung Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/BF.2022.v23.i01.p08

Abstract

Electrical energy is needed in the A-205 JTE PNB lecture building during the teaching and learning process (PBM). The use of electrical energy includes lighting, Air Conditioning (AC), computers, laptops and LCD projectors. The dominant use of electrical energy is about 8 hours a day. The regulation of electrical energy requires high skilled human resources in making effective use of electrical energy, activating energy-saving behaviors or cultures such as turning off air conditioning and lighting after use. Other efforts are to increase the efficiency of the use of electrical energy, improve the power factor, and replace equipment such as more efficient lighting, more efficient air conditioners. In addition, it can also be done with a tool in the form of a bidirectional visitor counter-based electrical energy control system by installing the control system in each classroom. This control system functions on the use of electrical energy, namely when the classroom is used (there are students/people) the control system works to connect the electric current to the load. On the other hand, when the classroom is not used (there are no students/persons) the control system does not work (does not connect) the electric current to the load. It was found that the use of the control system in the A-205 JTE PNB classroom can save electrical energy by 0.6935 kWh, which is a percentage saving of 23%. This means that the control system based on the bidirectional visitor counter used in the A-205 classroom is more effective in regulating the use of electrical energy so that it can save electrical energy.
ANALISIS PEMILIHAN GELOMBANGSQUARE SEBAGAI PEMBIAS SWITCHING TERHADAP KESTABILAN GELOMBANG OUTPUT INVERTER I Made Sumerta Yasa
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 13 No 2 (2013): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.539 KB)

Abstract

Inverter merupakan alat yang dipergunakan mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. Inverter terbentuk dari rangkaian oscillator, buffer, driver, switching electronics dan transformtor. Output inverter yang dihasilkan adalah tegangan dan frekuensi yang stabil. Untuk memperoleh tegangan yang stabil dibutuhkan pembiasan switching yang stabil salah satunya dengan menggunakan gelombang square. Menggunakan gelombang square untuk pembiasan switching dapat memberikan unjuk kerja sistem yang bagus karena lebih kebal terhadap gangguan/derau. Untuk menyatakan inverter tersebut dalam kondisi stabil diperlukan pengujian pemberian beban sesuai dengan inverter yang direncanakan. Berdasarkan pengujian dan pengolahan data yang dilakukan dengan memberikan beban yang bervariasi dari 5 watt sampai 60 watt, maka diperoleh kesimpulan memang benar gelombang output osilator menentukan kestabilan gelombang output inverter dan kestabilan inverter rata-rata sebesar 88,1 %.
Analisis Perubahan Sinyal Frekuensi Input Terhadap Kebutuhan Kapasitas Catu Daya DC Power Amplifer OCL I Made Sumerta Yasa; I Putu Sutawinaya
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 15 No 3 (2015): November
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.045 KB)

Abstract

Audio amplifier idealnya akan menghasilkan sinyal keluaran yang bentuknya sama persis dengan bentuk sinyal masukan, hanya amplitudonya lebih besar karena adanya penguatan (gain). Namun, sayangnya di dunia ini tidak ada yang ideal. Sinyal keluaran dari audio amplifier selalu tidak sama persis bentuknya dibandingkan dengan sinyal masukannya. Cacat pada audio amplifier dapat berupa dengung, suara kurang kencang, treble pecah, bass tidak penuh, interfrensi dan lainnya. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh salah satunya berupa catu daya DC power amplifier yang tidak stabil atau kapasitas catu dayanya kurang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sinyal input dengan frekuensi yang berbeda dari 20 Hz sampai dengan 20 KHz terhadap kebutuhan catu daya DC nya pada power amplifier OCL tersebut. Dari penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dengan perubahan frekuensi input power amplifier maka terjadi perubahan kebutuhan kapasitas daya yang berubah pula, pada frekuensi input rendah membutuhkan catu daya yang lebih besar dibandingkan dengan pada saat diberikan sinyal frekuensi input tinggi, sehingga dalam merancang power supply DC untuk power amplifier OCL sangat perlu diperhatikan kestabilannya pada kondisi frekuensi rendah atau nada-nada rendah pada saat mendengarkan musik.
EVALUASI ERROR KWH METER ANALOG PENGUKURAN LANGSUNG DENGAN METODE PENERAAN WAKTU PADA LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BALI Djoko Suhantono; I Made Sumerta Yasa; Kadek Amerta Yasa
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 8 No 1 (2018): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.852 KB) | DOI: 10.31940/matrix.v8i1.750

Abstract

Secara logika, suatu alat ukur kWh meter akan mengalami perubahan fisik maupun elektrodinamiknya bila alat tersebut digunakan secara terus-menerus. Karyawan P2TL PLN banyak menemui penyimpangan di lapangan pada alat ukur kWh meter analog satu fasa. Hal ini kemungkinan dapat terjadi pada kWh meter di Laboratorium Listrik Jurusan Teknik Elektro. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian secara konvensional dengan metode peneraan waktu. Hasil yang diperoleh bahwa error masing-masing alat ukur melampaui batas yang dijinkan yaitu lebih dari 5,366% dan kurang dari -4%. Hal ini tidak sesuai ketentuan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri.