Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tembang Dolanan Anak-anak Sri Hesti Heriwati
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 5, No 1 (2007)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3802.349 KB) | DOI: 10.33153/glr.v5i1.1247

Abstract

consciouslY makes every effort to express the sense. One can find an outlet for his  estbetic sense through various kinds of means or media. A literary man will express  his estbetic sense through a means of language. A language is something that is not  separable from human lift. Children understand the realz!J around them, make  social interaction and describe the reality again using a language. Tembang dolanan.  a work of art with which children familiar, is an author's work containing estbetic  values.A literary text is a whole systemic unit of language taken the shape of oral  or writing utterance. A text specifically  refers to a unit syntacti« or semantic strudllre  which coherentlY creates interrelated relations so it makes a full message/ injormation.  A literary text contained in children bembang dolanan is possible to be anaIYzed  from ma'!Y aspects depending on the study. In relation to the above problems, the  discourse of children's tembang dolanan will be closelY studied grammaticallY and  lexicallY.Keywords: Tembang (recited Javanese Poetry), discourse,  grammatical, lexical.
KESALAHAN BERBAHASA YANG SERING DILUPAKAN Sri Hesti Heriwati
Pendhapa Vol 3, No 2 (2012)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.407 KB) | DOI: 10.33153/pendhapa.v3i2.1199

Abstract

Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan persyaratanmutlak untuk melakukan penalaran. Terkait dengan penalaran maka penguasaan tatabahasa Indonesia dan kosakata yang baik perlu dilakukan bagi seorang ilmuan untukmengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Aspek mengungkapkan suatu gagasanterkadang muncul kendala yang membawa dampak pemakaian bahasa melakukan kesalahanberbahasa Indonesia. Melalaikan norma dan kaidah berbahasa khususnya tentang ejaanbahasa Indonesia dan penaataan dalam kalimat sering dilakukan para pemakai bahasa.Sarana untuk mengungkapkan perasaan, sikap, dan pikiran melalui bahasa mengalamikendala karena aspek penalarannya. Demikian juga kemampuan berbahasa untuk komunikasiilmiah dirasakan sangat kurang apalagi dalam komunikasi tulisan. Hal ini disebabkanoleh proses pendidikan yang kurang memperlihatkan aspek penalaran dalam pengajaranbahasa. Bahasa keilmuan merupakan salah satu ragam bahasa yang harus dikuasai olehmereka yang berkecimpung dalam dunia keilmuan dan akademik. Ragam bahasa keilmuanpada dasarnya merupakan ragam bahasa yang memenuhi kaidah kebahasaan. Tulisan inimenunjukkan sebagian kaidah bahasa Indonesia yang seharusnya digunakan. Kaidah bahasadifokuskan pada pengalihbahasaan istilah asing ke bahasa Indonesia. Pembakuan bahasamerupakan suatu prasyarat untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa keilmuan.Publikasi itu merupakan salah satu sarana untuk menuju ke status tersebut. Keefektifanusaha dipengaruhi oleh sikap dan tanggapan kita terhadap bahasa Indonesia. Komunikasiilmiah dalam bahasa Indonesia belum sepenuhnya mencapai titik kesepakatan yang tinggidalam hal kesamaan pemahaman terhadap kaidah bahasa termasuk pemakaian ejaan danpargraf. Tulisan ini mencoba mengingatkan kepada kita betapa sering dilalaikannya normadan kaidah kebahasaan yang sudah dibakukan.Kata Kunci: ejaan, paragraf
JAVA TRADITIONAL DELIVERY RITUAL INSTRUMENTS IN THE WORK OF DODOT BATIK Danang Priyanto; Sri Hesti Heriwati
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.571 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i1.1620

Abstract

This article entitled “Javanese Traditional Birth Ritual Devices in Dodot Batik Works” focuses on the process of creating written batik dodot with the idea of Javanese traditional birth ritual tools. Interest in the existence of these devices is starting to be unknown in the community. The fact that conventional Javanese childbirth is no longer used in the early 21st century in Java is clarified by the Minister of Health Regulation (Permenkes) no. 97 of 2014 states that childbirth must be carried out in a health care facility (Fasyankes) through a midwife who is an expert in the field of obstetrics. The purpose of the creation is to create a handmade batik dodot based on the idea of a traditional Javanese birth ritual device that will be applied to the body with a draping technique. The art used is a symbolic concept with the concept of stacking which emphasizes the creation of the components that make up the batik pattern consisting of the main, supporting, and isen-isen motifs. Analysis of the data used using an interpretation method through an aesthetic approach. The steps of creation include 1) research using ethical and emic data sources, 2) experiments emphasizing dye experiments and central motif sketching techniques, 3) contemplating the stage of finding symbols/metaphors, and 4) forming to make arrangements into a design pattern ( prototype). The works created are four dodot works with a length of 106 cm and a width of 520 cm. The work produced is Anjangkepi Gesang with the philosophy of hope that his parents will be able to fulfill all his needs, Ambuka Science with the philosophy of hope that both parents will be able to understand all knowledge, Angganda Arum with the philosophy of hope that both parents will have a beautiful life and happy, Amadangi Jagad with the philosophy of the hope of both parents that one day his son will be able to benefit the environment around him. The dodot created is applied to the body through a draping technique by forming wrinkles, pleats, and drapes.Keywords: Ritual Devices; Javanese Customary Birth; Dodot; Batik. PIRANTI RITUAL PERSALINAN ADAT JAWA DALAM KARYA DODOT BATIK  AbstrakArtikel ini berjudul “Piranti Ritual kelahiran Adat Jawa Dalam Karya Dodot Batik” difokuskan pada proses cipta dodot batik tulis dengan ide piranti ritual kelahiran adat Jawa. Ketertarikan pada keberadaan piranti tersebut yang mulai tidak dikenal di tengah masyarakat. Fakta bahwa praktek persalinan adat Jawa sudah tidak lagi digunakan pada awal abad 21 di Jawa diperjelas dengan Peraturan Menteri Kesehatan  (Permenkes) no. 97  tahun 2014 yang tertulis persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) dengan melalui bidan yang ahli pada bidang obstetri. Tujuan penciptaan   adalah menciptakan karya dodot batik tulis bersumber ide piranti ritual kelahiran adat Jawa yang akan diaplikasikan ke tubuh dengan teknik draping. Konsep seni yang digunakan adalah konsep simbolik dengan konsep tata susun yang menekankan penciptaan komponen motif penyusun pola batik terdiri dari motif utama, pendukung dan isen-isen. Analisis data yang digunakan menggunakan metode interpretasi dengan melalui pendekatan estetika. Langkah-langkah penciptaan meliputi 1) riset dengan memanfaatkan sumber data etik dan emik, 2) eksperimen menekankan pada eksperimen bahan pewarna dan teknik skets motif utama, 3) perenungan tahap menemukan simbol/metafora, dan 4) pembentukan melakukan penyusunan menjadi sebuah pola desain (purwa rupa).  Karya yang diciptakan berupa empat buah karya dodot dengan panjang 106 cm dan lebar 520 cm. Karya yang dihasilkan adalah Anjangkepi Gesang dengan filosofi harapan kedua orangtua agar kelak putranya mampu mencukupi segala kebutuhannya, Ambuka Ilmu dengan filosofi harapan kedua orangtua agar kelak putranya mampu dalam memahami segala pengetahuan, Angganda Arum dengan filosofi harapan kedua orangtua agar kelak putranya memiliki kehidupan yang indah dan bahagia, Amadhangi Jagad dengan filosofi harapan kedua orangtua agar kelak putranya mampu bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Dodot yang telah diciptakan diaplikasikan pada tubuh melalui teknik draping dengan membentuk kerutan, lipitan dan draperi.Kata kunci: Piranti Ritual; Persalinan Adat Jawa; Dodot; Batik.