Herawati Hamim
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO (Oryza sativa L.) M. Azhari Prabukesuma; Herawati Hamim; Niar Nurmauli
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.602 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1970

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh: perbedaan waktu aplikasi pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo;  perbedaan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo; interaksi antara waktu aplikasi pupuk dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.  Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai Oktober 2013 di Kabupaten Lampung Selatan.  Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 3 x 4. Faktor pertama adalah waktu aplikasi pupuk NPK saat tanam (A1), saat tanam + awal berbunga (A), saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh (A3) dan faktor kedua adalah dosis pupuk NPK 100 kg ha-1 (P1), 200 kg ha-1 (P2), 300 kg ha-1 (P3). ). 400 kg ha-1 (P4) Homogenitas data diuji dengan uji Barllet, sifat kemenambahan data diuji dengan uji Tukey dan  jika asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam. Pemisahan nilai tengah menggunakan orthogonal polynomial pada taraf 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: waktu aplikasi pupuk A1 menghasilkan anakan produktif yang lebih tinggi daripada waktu aplikasi A2. Waktu aplikasi pupuk A meningkatkan gabah total 0,212 butir setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg NPK ha-1, menghasilkan gabah isi 255,4 butir dan bobot kering gabah per hektar lebih tinggi 0,364 t ha-1 daripada waktu aplikasi A1. Waktu aplikasi pupuk A3 menurunkan gabah total dan bobot kering gabah masing-masing 0,225 butir dan 0,007 gr setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg NPK ha-1;  berbagai taraf dosis pupuk NPK yang diberikan memberikan perbedaan pada parameter pengamatan tinggi tanaman, anakan produktif, panjang malai, gabah isi, gabah total, bobot 100 butir, bobot kering gabah dan bobot kering gabah per hektar; waktu aplikasi pupuk NPK terbaik adalah aplikasi pupuk A2 dengan dosis pupuk 231,67 kg NPK ha-1 memberikan bobot kering gabah per hektar 2,609 t ha-1.
PENGARUH PEMUPUKAN UREA DAN TEKNIK DEFOLIASI PADA PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.) VARIETAS PIONEER 27 Arman Affandi; Herawati Hamim; Niar Nurmauli
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.061 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i1.1936

Abstract

Penelitian mengenai “Pengaruh Pemupukan Urea dan Teknik Defoliasi Pada Produksi Jagung (Zea mays L.) Varietas Pioneer27” telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung dari bulan November 2011 sampai bulan Februari 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dosis pupuk urea yang optimum terhadap produksi tanaman jagung varietas pioneer 27, mengetahui produksi tanaman jagung varietas pioneer 27 dengan perlakuan defoliasi atau tanpa defoliasi, dan mengetahui interaksi antara dosis pupuk Urea dan defoliasi pada tanaman jagung varietas pioneer 27. Perlakuan disusun secara faktorial (4 x 2) dengan ulangan sebanyak 3 (tiga). Faktor pertama adalah pupuk urea yang terdiri dari 4 (empat) taraf yaitu 100 kg ha-1 (P1), 200 kg ha-1 (P2), 300 kg ha-1 (P3) dan 400 kg ha-1 (P4). Faktor kedua adalah teknik defoliasi yang terdiri dari 2 (dua) taraf yaitu tanpa defoliasi (D0) dan defoliasi disisakan tiga daun dibawah tongkol (D1). Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Barlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tukey. Selanjutnya data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjutan polinomial ortogonal 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis sebesar 100 kg ha-1 ureamampu memberikan bobot biji kering per petak sebesar 11,61 kg yang setara dengan 9,5 t ha-1, dan pemberian > 200 kg ha-1 tidak nyata meningkatkan bobot biji per petak. Perlakuan defoliasi ataupun tanpa defoliasi tidak bebeda terhadap bobot biji kering tanaman jagung. Terdapat interaksi antara dosis pupuk urea dengan perlakuan defoliasi untuk meningkatkan bobot berangkasan yaitu dengan dosis pupuk 254,77 kg ha-1 urea dengan teknik defoliasi akan menghasilkan bobot kering brangkasan yang optimum sebesar 113,87 g.
EFISIENSI PEMUPUKAN UREA DAN LAHAN PADA TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DALAM MENINGKATKAN HASIL JAGUNG Tyas Hendra Sonjaya; Herawati Hamim; Niar Nurmauli
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.265 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i3.1852

Abstract

Penanaman jagung dengan kacang tanah dapat menjadi pilihan yang ideal dalam penerapan pola tanam tumpangsari. Nitrogen yang berasal dari tanaman kacang tanah dapat membantu pemenuhan kebutuhan N tanaman jagung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efisiensi pemupukan urea dan penggunaan lahan pada pola tanam tumpangsari jagung dan kacang tanah dalam meningkatkan hasil jagung. Rancangan yang digunakan adalah rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan sembilan perlakuan yang diulang tiga kali, yaitu tumpangsari jagung dan kacang tanah dengan tujuh taraf dosis pupuk masing-masing 0, 50, 100, 150, 200, 250, dan 300 kg urea/ha, monokultur kacang tanah, dan monokultur jagung. Pengelompokan didasarkan pada waktu pengamatan. Homogenitas ragam diuji dengan uji Barlett, kemenambahan data diuji dengan uji Tukey, dan untuk pemisahan nilai tengah dilakukan uji perbandingan ortogonal pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju tumbuh tanaman, laju pengisian biji, bobot pipilan kering, dan indeks panen jagung pada pola tanam monokultur lebih baik dibanding pada pola tanam tumpangsari. Penerapan tumpangsari jagung dan kacang tanah tidak menunjukkan efisiensi pemupukan urea secara agronomis karena peningkatan bobot pipilan kering jagung hanya sebesar 0,004 t/ha (4 kg/ ha) setiap peningkatan dosis 1 kg urea/ha, namun pada lahan tumpangsari jagung dan kacang tanah dengan dosis 200, 250, dan 300 kg urea/ha menunjukkan efisiensi penggunaan lahan dengan nilai LER masing-masing 1,18, 1,19, dan 1,30.
PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27 Diana Saragih; Herawati Hamim; Niar Nurmauli
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.077 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i1.1890

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) waktu aplikasi urea yang diberikan secara bertahap dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung hibrida Pioneer 27, (2) dosis pupuk urea yang optimum dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung Pioneer 27, dan (3) interaksi antara dosis dan waktu aplikasi pupuk urea dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung Pioneer 27. Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2011 sampai Februari 2012 di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah pemberian dosis pupuk urea dengan 4 taraf (100 kg urea/ha (d1), 200 kg urea /ha (d2), 300 kg urea /ha (d3), dan 400 kg urea /ha (d4), sedangkan faktor kedua adalah waktu aplikasi pemberian pupuk urea dengan 3 taraf (2 kali pada 1 MST dan awal berbunga (t1), 3 kali pada 1 MST, 3 MST, dan awal berbunga (t2), dan 4 kali pada 1 MST, 2 MST, 3 MST, dan awal berbunga (t3)). Keragaman diuji dengan uji Bartlett, sifat kemenambahan data diuji dengan uji Tukey, kemudian dilakukan analisis ragam, dan dilanjutkan dengan uji ortogonal dan ortogonal polinomial pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) waktu aplikasi urea yang diberikan secara bertahap hanya dapat meningkatkan tinggi tanaman. Pemberian 3 dan 4 kali lebih baik dibandingkan pemberian 2 kali, (2) pemberian dosis 285 kg urea/ha mampu meningkatkan bobot kering berangkasan, (3) pemberian dosis 100 kg urea/ha dengan aplikasi 2 kali (1 MST dan awal berbunga) sudah meningkatkan hasil jagung sebesar 10,65 t/ha.
PENGARUH PUPUK UREA TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG YANG DITUMPANGSARIKAN DENGAN KACANG TANAH Af Idatim Masruroh; Herawati Hamim; Niar Nurmauli
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.072 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i1.1839

Abstract

Penelitian bertujuanuntukmengetahui (1) hasil tanaman yang lebih tinggi antara tanaman yang ditumpangsarikan dengan tanaman monokultur; dan (2) menentukan dosis pupuk Urea yang optimum untuk tumpangsari jagung dengan kacang tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2014 di Lapang Terpadu dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Lampung.Rancangan yang digunakan adalah rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan sembilan perlakuan yaitu monokultur jagung, monokulturkacang tanah, tumpangsari jagung dengan kacang tanah pada dosis urea untuk tanaman jagung 0 (P3), 50 (P4), 100 (P5), 150 (P6), 200 (P7), 250 (P8) dan 300 (P9) kg/ha. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji ortogonal pada taraf α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) hasil tanaman monokultur lebih tinggi daripada hasil tanaman tumpangsari. Rata-rata hasil tanaman jagung yang ditanam secara tumpangsari yaitu 1,69 t/ha dan tanaman kacang tanah yang ditumpangsarikan rata-ratanya yaitu 0,42 t/ha, tanaman jagung yang ditanam secara monokultur hasilnya 2,61 t/ha dan hasil kacang tanah yang ditanam monokultur yaitu 1,07 t/ha. Hasil tumpangsari tertinggi yaitu pada pemupukan urea 300 kg/ha dengan hasil jagung 2,57 t/ha dan kacang tanah 0,46 t/ha, (2) belum diperoleh dosis pupuk urea yang optimum untuk jagung yang ditumpangsarikan dengan kacang tanah.
DEFOLIASI DAN PEMBERIAN PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN HASIL JAGUNG (ZEA MAYS L.) VARIETAS PIONEER 27 Devy Putri Aryadi; Niar Nurmauli; Herawati Hamim
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.484 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i2.1979

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui defoliasi yang terbaik dalam meningkatkan hasil tanaman jagung varietas pioneer 27, (2) mengetahui dosis pupuk urea yang optimum dalam meningkatkan hasil tanaman jagung varietas pioneer 27, dan (3) mengetahui kombinasi yang terbaik dari defoliasi dan dosis pemupukan dalam meningkatkan hasil tanaman jagung varietas pioneer 27.  Penelitian dilakukan di kebun percobaan Politeknik Negeri Lampung dari bulan November 2011 sampai Februari 2012. Perlakuan disusun secara faktorial (2 x 4) dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 (tiga) ulangan. Faktor pertama adalah defoliasi yang terdiri dari 2 (dua) taraf yaitu disisakan dua daun di bawah tongkol (d1) dan empat daun di bawah tongkol (d2). Faktor kedua adalah pemberian dosis urea yang terdiri dari 4 (empat) taraf, yaitu 100 kg ha-1 (u1), 200 kg ha-1 (u2), 300 kg ha-1 (u3), dan 400 kg ha-1 (u4). Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Barlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey. Bila asumsi terpenuhi, maka data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan Uji Ortogonal dan Ortogonal Polinomial pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan defoliasi tidak berpengaruh terhadap semua variabel pengamatan pertumbuhan dan hasil jagung, kecuali pada variabel pengamatan bobot kering brangkasan, Pemberian pupuk urea tidak berpengaruh terhadap semua variabel pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung, sehingga dengan pemberian dosis urea sebesar 100 kg urea/ha telah cukup untuk mendapatkan hasil yang sama dengan pemberian dosis urea sebesar 200, 300, dan 400 kg urea ha-1 dengan hasil rata-rata yang disisakan 2 dan 4 daun di bawah tongkol sebesar 10,14 t ha-1 dan 10,13 t ha-1, dan tidak terdapat kombinasi yang terbaik antara perlakuan defoliasi dan pemberian pupuk urea.