Nur Yasin
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TOKSISITAS EKSTRAK BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP ULAT KROP KUBIS (Crocidolomia pavonana F.) Rully Pebriansyah; Nur Yasin; Subeki Subeki; Hamim Sudarsono
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.878 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i3.1854

Abstract

Penggunaan insektisida sintetis banyak digunakan petani dalam mengatasi serangan hama Crocidolomia pavonana pada tanaman kubis. Namun demikian, penggunakan insektisida ini dapat menyebabkan resistensi, resurjensi, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan, dan membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif lain untuk mengendalikan hama C. pavonana yaitu dengan insektisida nabati dari biji jarak pagar (Jatropha curcas L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak biji jarak pagar terhadap mortalitas ulat krop kubis C. pavonana dan tingkat konsentrasi ekstrak biji jarak pagar yang dapat menyebabkan mortalitas ulat krop kubis C. pavonana. Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu fraksinasi ektrak biji jarak pagar untuk menentukan fraksi aktif yang dapat mematikan ulat C. pavonana (bioassay I) dan pengujian fraksi aktif pada konsentrasikontrol, 78, 156, 312, 625, 1.250, 2.500, 5.000, 10.000, dan 20.000 ppm terhadap mortalitas ulatC. pavonana(bioassay II). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji jarak pagar fraksi 100% CHCl 3 konsentrasi 20.000 ppm pada 24 jsa menyebabkan mortalitas ulatC. pavonana sebesar 100% lebih tinggi daripada fraksi 3% MeOH/CHCl 3 , 20% MeOH/CHCl 3 ,dan MeOH. Ekstrak biji jarak pagar fraksi 100% CHCl 3 konsentrasi 10.000 ppm pada 96jsa menyebabkan mortalitas ulat C. pavonana lebih dari 50%.
PENGARUH APLIKASI BEBERAPA TARAF KONSENTRASI FORMULASI KERING Metarhizium anisopliae (Metchnikoff) Sorokin ISOLAT YOGYAKARTA TERHADAP MORTALITAS KEPIK PENGISAP BUAH KAKAO (Helopeltis spp.) DI LABORATORIUM Erwan Erdiyanto; Purnomo Purnomo; Lestari Wibowo; Nur Yasin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.388 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i3.2054

Abstract

Hama pengisap buah kakao (Helopeltis spp.) merupakan hama penting yang menyerang tanaman kakao. Pengendalian hama menggunakan insektisida selama ini masih kurang memuaskan. Selain itu, petani dalam menggunakan insektisida pada umumnya melebihi dosis anjuran. Penggunaan pestisida yang tidak tepat ini dapat mengganggu ekosistem, keseimbangan populasi musuh alami, menyebabkankan resurjensi atau ledakan hama serta resistensi hama. Untuk itu diperlukan pengendalian yang aman dan ramah lingkungan. Salah satu alternatif yang mencakup kedua hal ini yaitu penggunaan agensia pengendali hayati, seperti jamur entomopatogen, yang masih perlu untuk diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa taraf konsentrasi formulasi keringMetarhizium anisopliaeisolat Yogyakarta terhadap mortalitas hama kepik penghisap buah kakao (Helopeltisspp.). Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas 5 perlakuan. Pengelompokan berdasarkan 3 waktu aplikasi yang berbeda. Setiap unit percobaan terdiri atas 20 ekor imago Helopeltis spp. Perlakuan terdiri atas kontrol (P0), aplikasi formulasi kering M. anisopliae dengan konsentrasi 5 g l-1 air (P1), aplikasi formulasi kering M. anisopliae dengan konsentrasi 10 g l-1 air (P2), aplikasi formulasi kering M. anisopliae dengan konsentrasi 15 g l-1 air (P3), dan aplikasi formulasi kering M. anisopliae dengan konsentrasi konsentrasi 20 g l-1 air (P4). Data yang didapatkan dianalisis ragamnya dan dilanjutkan dengan Uji BNT dengan taraf nyata 1 atau 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi formulasi kering M. anisopliae isolat Yogyakarta menyebabkan mortalitas pada Helopeltis spp. Mortalitas Helopeltis spp. tertinggi pada 10 hsa terjadi pada perlakuan aplikasi formulasi kering M. anisopliae dengan konsentrasi 15 g l-1 air sebesar 88,24 %, dengan periode letal 4,21 hari yang tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 20 g l-1 air.
NEMATODA PARASIT TUMBUHAN DOMINAN PADA BIBIT DAN TANAMAN KOPI ROBUSTA (C. canephora var robusta) MUDA DI KABUPATEN TANGGAMUS, LAMPUNG I Gede Swibawa; Nur Yasin; Titik Nur Aeny; Sari Dewi
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.486 KB) | DOI: 10.23960/jat.v7i1.2986

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genus nematoda parasit tumbuhan yang dominan pada bibit dan tanaman kopi robusta (C. canephora var robusta) muda di Kabupaten Tanggamus dan mengetahui kelimpahan nematoda parasit tumbuhan yang dominan dan tingkat kerusakan tanaman akibat serangan nematoda pada bibit dan tanaman kopi robusta (C. canephora var robusta) muda di Kabupaten Tanggamus. Pengambilan sampel dilakukan di kebun pembibitan kopi Edufarm PT Nestle Indonesia di Kecamatan Talang Padang dan kebun tanaman kopi robusta muda milik petani binaan PT Nestle Indonesia di Kecamatan Ulu Belu, Air Naningan, Sumberejo, dan Pulau Panggung. Proses laboratorium dilakukan di Laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Agustus 2017 menggunakan metode survai. Data komunitas nematoda dianalisis menggunakan Prominance Value (PV). Kelimpahan seluruh nematoda dari tanah dan akar, kelimpahan genus nematoda parasit tumbuhan yang dominan dari akar dan tanah dan intensitaskerusakan akar dianalisis ragam dan pemisahan nilai tengah diuji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 38 genus nematoda yang terdiri dari 16 genus nematoda parasit tumbuhan dan 22 genus nematoda hidup bebas, lima genus nematoda parasit tumbuhan yang dominan yaitu Pratylenchus, Radopholus, Rotylenchulus, Helicotylenchus, dan Ditylenchus. Kelimpahan Pratylenchus pada bibit dan kopi robusta muda yaitu 13 – 190 individu/300 cc tanah dan 321 individu/10 g akar di kebun bibit. Intensitas kerusakan tanaman mutlak (keterjadian) dan kerusakan tanaman relatif (keparahan) bibit yaitu 27% dan 11,8% dengan intensitas kerusakan akar 69,20%. Intensitas kerusakan tanaman mutlak (keterjadian)dan kerusakan tanaman relatif (keparahan) tanaman kopi muda berkisar 32 – 61% dan 19 – 24% dengan intensitas kerusakan akar berkisar 35 – 48,17%.
PENGARUH APLIKASI BEBERAPA KONSENTRASI FORMULASI KERING Metarhizium anisopliae (Metsch.) Sorokin ISOLAT TEGINENENG TERHADAP MORTALITAS HAMA PENGISAP BUAH KAKAO (Helopeltis spp.) Zaka Saputra; Purnomo Purnomo; Nur Yasin; Lestari Wibowo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.248 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i3.2056

Abstract

Salah satu musuh alami yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama adalah jamur patogen serangga Metarhizium anisopliae. Pemanfaatan jamur entomopatogen sebagai bioinsektisida semakin berkembang.Teknologi produksi bioinsektisida dari jenis jamur entomopatogen dalam bentuk formulasi kering berkembang terus dan merupakan objek penelitian yang sangat menarik.  Banyak keuntungan dari jamur entomopatogen yang dibuat dalam bentuk formulasi kering, diantaranya adalah dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama, praktis, dan mudah diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi beberapa konsentrasi formulasi kering M. anisopliae isolat Tegineneng terhadap mortalitas hama pengisap buah kakao (Helopeltis spp.).  Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas 5 perlakuan. Pengelompokkan berdasarkan 3 kelompok waktu aplikasi yang berbeda.  Perlakuan terdiri atas kontrol (tanpa aplikasi M. anisopliae), aplikasi formulasi kering M. anisopliae konsentrasi 5 g l-1 air, aplikasi formulasi kering M. anisopliae konsentrasi 10 g l-1 air, aplikasi formulasi keringM. anisopliaekonsentrasi 15 g l-1 air, dan aplikasi formulasi keringM. anisopliaekonsentrasi 20 g l-1 air.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi formulasi kering jamurM. anisopliaekonsentrasi 20 g l-1 air menyebabkan mortalitas Helopeltis spp. sebesar 83,82%  berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan 5 g l-1 dan 10 g l-1, namun tidak berbeda nyata dibandingkan perlakuan 15 g l-1.
KAJIAN TOKSISITAS EKSTRAK DAUN (Mentha arvensis Linn.) TERHADAP MORTALITAS LARVA PENGGEREK BATANG JAGUNG (Ostrinia furnacalis Guen.) Eka Yulianita; Nur Yasin; Agus Muhamad Hariri; Subeki Subeki
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.477 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2033

Abstract

Penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis Guen.) merupakan salah satu hama penting pada tanaman jagung. Serangan hama ini dapat menyebabkan penurunan produksi tanaman jagung. Salah satu alternatif pengendalian hama yang aman terhadap lingkungan adalah dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai insektisida nabati. Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai insektisida nabati adalah mint (Mentha arvensis Linn.). Penelitian tentang penggunaan ekstrak daun mint pada larva penggerek batang jagung dilakukan melalui 3 tahap uji hayati (bioassay). Bioassay I dilakukan untuk mengetahui aktivitas insektisida antara fraksi lapisan air (H2O) dan fraksi lapisan etil asetat (EtOAc) terhadap mortalitas penggerek batang jagung. Dari Bioassay I ini diketahui bahwa fraksi yang lebih aktif adalah fraksi lapisan H2O. Fraksi lapisan H2O menyebabkan mortalitas larva penggerek batang jagung pada pengamatan 240 jsa sebesar 53,33% yang lebih tinggi daripada fraksi EtOAc sebesar 49,33%. Fraksi lapisan H2O ini kemudian diuapkan dan dielusi menjadi 4 fraksi yang tingkat polaritasnya mulai dari polar sampai non polar (fraksi 100% H2O, 20% H2O/MeOH, 50% H2O/MeOH, 100% MeOH) untuk bioassay II. Dari bioassay II diketahui bahwa fraksi 100% H2O mempunyai aktivitas insektisida yang lebih tinggi daripada fraksi campuran air dan metanol. Juga menyebabkan mortalitas penggerek batang jagung sebesar 54,67% pada pengamatan 264 jsa. Oleh karena itu, fraksi 100% H2O dilanjutkan untuk bioassay III dengan konsentrasi 0 ppm, 625 ppm, 1.250 ppm, 2.500 ppm, 5.000 ppm, 10.000 ppm, 20.000 ppm, dan 40.000 ppm. Hasil penelitian tahap akhir ini menunjukkan bahwa toksisitas ekstrak daun mint berpengaruh terhadap penggerek batang jagung. Ekstrak daun mint pada bioassay III dengan perlakuan 40.000 ppm pada 240 jsa dapat menyebabkan mortalitas penggerek batang jagung sebesar 54,67% namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan 20.000 ppm.