Jamalam Lumbanraja
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN SERAPAN HARA UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PERIODE TANAM KE- 2 DI GEDUNG MENENG BANDAR LAMPUNG Deliyana Deliyana; Jamalam Lumbanraja; Sunyoto Sunyoto; Muhajir Utomo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.422 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i3.1858

Abstract

Peningkatan produksi ubikayu umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi dilakukan dengan penambahan areal panen tetapi sulit dilakukan karena terjadi alih fungsi lahan dan pertambahan penduduk, sedangkan intensifikasi dapat dilakukan dengan cara pengolahan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem pengolahan tanah dan pengendalian gulma yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, produksi dan serapan hara serta sistem pengolahan tanah yang menguntungkan petani ubikayu. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Juni 2014 sampai Juli 2015. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 4 perlakuan yaitu : OTM (Olah Tanah Minimum); OTM+Herbisida (Olah Tanah Minimum+ Herbisida berbahan aktifGlifosat 2,4- D); OTS (Olah Tanah Sempurna); OTS+Herbisida (Olah Tanah Sempurna+Herbisida berbahan aktif Glifosat 2,4- D); dengan 4 ulangan. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet, aditivitas data diuji dengan uji Tukey, dan perbedaan nilai tengah diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5 % serta dilakukan uji korelasi variabel utama yaitu N, P, K.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan tanah minimum dan herbisida meningkatkan pertumbuhan ubikayu paling tinggi dibandingkan pengolahan tanah sempurna + herbisida, olah tanah minimum dan olah tanah sempurna. Sistem olah tanah sempurna + herbisida menghasilkan produksi ubikayu dan jumlah hara terangkut tanaman yaitu N, P dan K serta C- tanaman tertinggi dibandingkan olah tanah minimum + herbisida, olah tanah minimum dan olah tanah sempurna. Olah tanah sempurna dan herbisida lebih menguntungkan dari pada olah tanah sempurna, olah tanah minimum dan olah tanah minimum + herbisida di musim tanam kedua.
UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANONITROFOS DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK KIMIA TERHADAP PERTUMBUHAN, SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annuum L.) PADA TANAH ULTISOL, GEDONG MENENG Sopiyani Sopiyani; Jamalam Lumbanraja; Dermiyati Dermiyati; M. A. Syamsul Arif
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.995 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2110

Abstract

Pupuk Organonitrofos merupakan jenis pupuk organik yang berasal dari proses pengomposan kotoran sapi segar dan batuan fosfat yang ditambahkan mikroba pelarut fosfat dan mikroba penambat nitrogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimia yang menghasilkan pertumbuhan, produksi dan serapan hara terbaik pada tanaman cabai merah keriting, dan menetapkan efektivitas pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimia secara agronomi (RAE) dan ekonomi pada tanaman cabai merah keriting. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedong Meneng pada titik koordinat 5° 22’ 10" LS dan 105°14’ 38" BT dengan ketinggian 146 m di atas permukaan laut dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian lapang dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 sampai Maret 2013. Penelitian ini terdiri dari 6 perlakuan dengan 3 ulangan disusun dalam Rancangan Acak kelompok (RAK). Perlakuan yang digunakan yaitu: A (Kontrol), B (300 kg urea ha -1 , 150 kg SP36 ha -1 , 150 kg KCl ha -1 ), C (3.000 kg Organonitrofos ha -1 ), D (150 kg urea ha -1 , 100 kg SP36 ha -1 , 100 kg KCl ha -1 , 500 kg Organonitrofos ha -1 ), E (100 kg urea ha -1 , 50 kg SP36 ha -1 , 50 kg KCl ha -1 , 1.000 kg Organonitrofos ha -1 ), F (100 kg urea ha -1 , 50 kg SP36 ha -1 , 50 kg KCl ha -1 , 2.000 kg Organonitrofos ha -1 ). Data dianalisis dengan analisis ragam dan perbedaannilai tengah perlakuan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan: Pemberian pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimia tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan, bobot basah dankering berangkasan, serapan NPK tanaman, dan NPK tanaman + buah cabai merah keriting. Perlakuan E (100 kg urea ha -1 , 50 kg SP36 ha -1 , 50 kg KCl ha -1 , 1.000 kg Organonitrofos ha -1 ) dan F (100 kg urea ha -1 , 50 kg SP36 ha -1 , 50 kg KCl ha -1 , 2.000 kg Organonitrofos ha -1 ) berpengaruh nyata meningkatkan bobot segar, bobot kering buah dan serapan NPK buah cabai merah keriting. Tidak terdapat korelasi antara serapan NPK dengan tinggi tanaman. Terdapat korelasi antara serapan NPK dengan bobot segar, bobot kering buah dan bobot basah berangkasan cabai merah keriting. Perlakuan E efektif dalam meningkatkanproduksi buah cabai merah keriting secara agronomis (RAE) dan ekonomis.
UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANONITROFOS DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN, SERAPAN HARA, DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG HIJAU ( Phaseolus radiatus L.) PADA TANAH ULTISOL NATAR Untung Sakinata; Yafizham Yafizham; Jamalam Lumbanraja; Setyo Dwi Utomo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.438 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1996

Abstract

Permasalahan dalam pengelolaan tanaman kacang hijau di tingkat petani antara lain produktivitas yang masih rendah. Intensifikasi pertanian merupakan salah satu cara yang tepat dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada diantaranya dengan pemupukan.  Pupuk Organonitrofos merupakan pupuk organik baru yang memerlukan pengujian keefektivitasannya terhadap tanaman.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan, serapan hara, dan produksi tanaman kacang hijau. Selain itu, untuk mengetahui efektivitas pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk anorganik secara agronomis pada tanaman kacang hijau. Selain itu, untuk mengetahui efektivitas pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk anorganik secara agronomis pada tanaman kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dari bulan Desember 2012–April 2013. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 (enam) perlakuan yaitu A (tanpa pupuk); B (NPK rekomendasi); C (¾ NPK rekomendasi+ Organonitrofos 500 kg ha-1); D (½ NPK rekomendasi+Organonitrofos 1.000 kg ha-1); ); E (¼ NPK rekomendasi+Organonitrofos 2.000 kg ha-1); dan F (Organonitrofos 3.000 kg ha-1) dengan  tiga kali ulangan. Plot percobaan dikelompokkan berdasarkan ulangan dan topografi lahan.  Data yang dihasilkan di rata-rata berdasarkan kelompoknya, kemudian diuji homogenitas dengan uji Barllet dan aditivitas dengan uji Tukey.  Selanjutnya dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan D (½ NPK rekomendasi+Organonitrofos 1.000 kg ha-1) memberikan hasil lebih baik dan lebih efektif secara agronomis dalam meningkatkan pertumbuhan, serapan hara NPK, dan produksi tanaman kacang hijau dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal tersebut menjadikan kombinasi perlakuan ini lebih dianjurkan untuk diterapkan petani karena lebih berpotensi dalam meningkatkan produktivitas kacang hijau serta mampu memelihara kualitas lahan.
UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANONITROFOS DENGAN PUPUK KIMIA PADA TANAMAN CABAI RAWIT KATHUR (Capsicum frutescens) DI TANAH ULTISOL Bella Christine; Jamalam Lumbanraja; Dermiyati Dermiyati; Sutopo Ghani Nugroho
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.181 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2106

Abstract

Pupuk Organonitrofos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang berasal dari hasil dekomposisi campuran kotoran sapi segar dan batuan fosfat alam yang baru dikembangkan di Provinsi Lampung. Penelitan ini bertujuan untuk mempelajari uji efektivitas dan pengaruh pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimia terhadap pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman cabai rawit kathur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Oktober 2012 di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah Universitas Lampung. Penelitian ini terdiri dari 6 perlakuan dengan 3 ulangan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan adalah A=tanpa pemupukan, B=1.000 kg urea ha-1, 400 kg SP36 ha-1, 300 kg KCl ha-1, C=800 kg urea ha-1, 300 kg SP36 ha-1, 300 kg KCl ha-1, 500 kg Organonitrofos ha-1, D=600 kg urea ha-1, 200 kg SP36 ha-1, 200 kg KCl ha-1, 1.000 kg Organonitrofos ha-1, E=400 kg urea ha-1, 100 kg SP36 ha-1, 100 kg KCl ha-1, 2.000 kg Organonitrofos ha-1, F=5.000 kg Organonitrofos ha-1. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet, aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Perbedaan nilai tengah perlakuan diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) Perlakuan pupuk kombinasi E (400 kg urea ha-1 , 100 kg SP36 ha-1 , 100 kg KCl ha-1 , 2.000 kg Organonitrofos ha-1) dan pupuk Organonitrofos tunggal dengan dosis 5.000 kg ha-1 efektif terhadap produksi secara RAE masing-masing sebesar 47 dan 176%, serta perlakuan pupuk Organonitrofos tunggal menunjukkan yang paling ekonomis (2) Kombinasi pupuk Organonitrofos dan pupuk kimia dengan dosis 400 kg urea ha-1, 100 kg SP36 ha-1, 100 kg KCl ha-1, 2.000 kg Organonitrofos ha-1 memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan serapan hara NPK, sedangkan produksi terbaik terdapat pada perlakuan pupuk Organonitrofos tunggal dengan dosis 5.000 kg ha-1.
UJI EFEKTIFITAS PUPUK ORGANONITROFOS DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK KIMIA TERHADAP PERTUMBUHAN, SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merr) PADA MUSIM TANAM KETIGA Maya Azhari; Jamalam Lumbanraja; Henrie Buchari; Dermiyati Dermiyati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.713 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2036

Abstract

Pupuk Organonitrofos merupakan pupuk berbahan baku kotoran sapi, batuan fosfat, mikroorganisme pelarut fosfat (MPF) dan N-fikser yang baru dikembangkan di Provinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis terbaik dari kombinasi pupuk Organonitrofos dengan pupuk kimia dalam meningkatkan pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman kedelai pada musim tanam ketiga, serta menguji efektivitas pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimiasecara agronomi maupun secara ekonomi pada tanaman kedelai musim tanam ketiga. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember 2013 di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah Universitas Lampung. Pada penelitian ini terdapat 6 perlakuan dan 3 ulangan. Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pupuk Organonitrofos dengan pupuk kimia 40 kg urea ha -1 , 50 kg SP-36 ha -1 , 50 kg KCl ha -1 , 2500 kg Organonitrofos ha -1 memberikan nilai tertinggi dibandingkan perlakuan kombinasi lainnya dalam hal bobotpolong, bobot biji dan serapan hara N, P dan K biji. Kombinasi pupuk Organonitrofos dengan pupuk kimia memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot berangkasan, serapan hara N, P dan K tanaman dan produksi secara RAE (Relative Agronomic Effectiviness) pada perlakuan 20 kg urea ha -1 , 25 kg SP-36 ha -1 , 25 kg KCl ha -1 , 3000 kg Organonitrofos ha -1
UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANONITROFOS DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK KIMIA PADA TANAMAN JAGUNG DI TANAH ULTISOL GEDUNG MENENG Azanu Rudit Septima; Jamalam Lumbanraja; Dermiyati Dermiyati; Sutopo Ghani Nugroho
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.022 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i1.1982

Abstract

Organonitros merupakan pupuk organik formula baru yang perlu diuji efektivitas aplikasi pupuk tersebut terhadap tanaman, khususnya tanaman pangan dan hortikultura. Dalam hal ini, ujiefektivitas aplikasi pupuk Organonitrofos, dikombinasikan dengan pupuk kimia, dilakukan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi dosis pupuk Organonitrofos dan pupuk kimia yang paling mempengaruhi pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman jagung dan menguji efektivitas pupuk Organonitrofos terhadap pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman jagung. Percobaan plot (plot experiment) dengan tanaman jagung dilakukan di Kebun Laboratorium Lapang Terpadu Pakultas Pertanian Unila di Gedung Menang. Percobaan dilakukan dalam Rancangan Acak Kelompok, dengan 6 perlakuan dan ulangan 3. Ukuran petak percobaan 3 x 3 m. Perlakuan percobaan meliputi: Kontrol (tanpa pupuk); 100% pupuk kimia rekomendasi; 10% substitusi dengan Organitrofos; 20% substitusi dengan Organitrofos;40% substitusi dengan Organitrofos; dan 100% pupuk Organonitrofos. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dari performance pertumbuhan tanaman (bobot brangkasan) dan produksi jagung (bobot pipilan kering dan bobot seratus butir) terbukti secara konsisten perlakuan kombinasi pupuk kimia dengan Organonitrofos, yaitu substitusi sebagian pupuk kimia anjuran dengan pupuk Organonitrofos sebesar 40%, menghasilkan berangkasan tanaman, produksi pipilan kering, dan bobot seratus butir jagung tertinggi, diikuti pada peringkat kedua oleh perlakuan 100% pupuk Organonitrofos tanpa kombinasi dengan pupuk kimia