Lestari Wibowo
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) DAN JENIS KELAMIN KEONG EMAS (Pomacea sp.) TERHADAP DAYA RUSAK KEONG EMAS PADA TANAMAN PADI Rani Wijayanti; Lestari Wibowo; Solikhin Solikhin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.713 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i2.1863

Abstract

Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Terdapat beberapa kendala yang mengganggu pada budidaya tanaman padi, salah satu diantaranya adalah keong emas. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh varietas padi terhadap daya rusak keong emas pada tanaman padi, mempelajari pengaruh jenis kelamin keong emas terhadap daya rusaknya pada tanaman padi, dan mempelajari pengaruh interaksi varietas dan jenis kelamin keong emas terhadap daya rusaknya pada tanaman padi. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi TanamanGadingrejo, Kabupaten Pringsewu. Bahan yang digunakan adalah keong emas jantan, keong emas betina, varietas Ciherang, dan varietas lokal (padi ketan putih). Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok faktorial (2 x 4). Faktor pertama adalah varietas padi terdiri atas varietas Ciherang dan lokal. Faktor kedua adalah jenis kelamin keong emas terdiri atas tanpa keong emas, dua ekor keong emas jantan, dua ekor keong emas betina, dan keong emas jantan dan betina yang diulangsebanyak 3 kali. Data penelitian dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) varietas padi tidak berpengaruh terhadap daya rusak keong emas pada tanaman padi, (2) perbedaan jenis kelamin keong emas jantan dan betina tidak menyebabkan perbedaan intensitas kerusakan tanaman padi, dan intensitas kerusakan yang terjadi sebesar 84,17%, (3) tidak ada interaksi antara varietas padi dan jenis kelamin keong emas terhadap daya rusaknya pada tanaman padi.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI JARAK PAGAR (Jatropha Curcas L.) TERHADAP MORTALITAS KEONG EMAS (Pomacea sp.) DI RUMAH KACA Irma Banjarnahor; Lestari Wibowo; Agus M. Hariri; Rosma Hasibuan
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.582 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i2.1861

Abstract

Keong emas (Pomacea sp.) merupakan salah satu hama pada tanaman padi. Teknik pengendalian yang saat ini banyak dikembangkan adalah dengan memanfaatkan pestisida nabati. Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai molluskisida nabati adalah jarak pagar (Jatropha curcas L.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji jarak pagar muda dan tua dalam membunuh keong emas dan mengetahui perbedaan toksisitas kedua ekstrak tersebut terhadap keong emas. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Mei 6 Oktober 2015. Penelitian disusun dengan rancangan acak kelompok (RAK), dengan 9 perlakuan 4 ulangan. Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dan uji lanjut dengan perbandingan ortogonal kontras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji jarak pagar muda dan tua menyebabkan mortalitas keong emas. Selanjutnya diketahui bahwa ekstrak biji jarak pagar tua toksisitasnya lebih tinggi dibandingkan ekstrak biji jarak pagar muda dalam membunuh keong emas. Aplikasi ekstrak biji jarak pagar tua dengan konsentrasi 15 g/l air dan 20 g/l air menyebabkan mortalitas keong emas 100% pada hari ke 3 setelah aplikasi, sedangkan ekstrak biji jarak pagar muda dengan konsentasi tersebut baru dapat mematikan 100% keong emas uji pada hari ke 7 setelah aplikasi.
UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia A. Gray) SEBAGAI INSEKTISIDA BOTANI TERHADAP LARVA Spodoptera litura F. DI LABORATORIUM Tri Seno Sapoetro; Rosma Hasibuan; Agus M. Hariri; Lestari Wibowo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 2 (2019): JAT Mei 2019
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v7i2.3260

Abstract

Ulat grayak (Spodoptera litura F.) merupakan salah satu hama polifag yang menyerang banyak jenis tanaman. Hama ini tersebar luas dari subtropis sampai daerah tropis dengan luas serangan terus berkembang dari tahun ke tahun. Serangan ulat grayak di Indonesia dapat mencapai 80%. Pengendalian umumnya menggunakan insektisida kimia sintetik yang memiliki sifat yang negatif bagi lingkungan. Untuk itu perlu dikembangkan insektisida botani yang memanfaatkan tanaman sebagai sumbernya. Salah satunya menggunakan tanaman kipahit yang memilikikandungan kimia yang dapat menyebabkan gangguan aktifitas makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kipahit terhadap kematian dan perkembangan ulat grayak serta mengetahui konsentrasi ekstrak yang efektif untuk pengendalian. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2018 – Agustus 2018 bertempat diLaboratorium Bioteknologi dan Laboratorium Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Percobaan ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari 6 perlakuan dan 3 ulangan.Pada percobaan ini perlakuan konsentrasi ekstrak daun kipahit terdiri atas enam konsentrasi dan tiga ulangan: P 0 (0%), P 1 (1%), P 2 (2%), P 3 (3%), P 4 (4%) dan P 5 (5%). Setiap satuan percobaan menggunakan 10 ekor Spodoptera litura instar 3-4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kipahit berpengaruh nyata terhadap kematian S. litura pada 60 - 120 jsa dengan kematian tertinggi sebesar 93,33% terjadi pada konsentrasi 5% pada 120 jsa. Selain itu, uji toksisitas menunjukan nilai LC 50 ekstrak daun kipahit pada pengamatan 96, 108, dan 120 jam adalah 2,06%, 2,24%, dan 2,89%. Selanjutnya nilai LT 50 pada konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, 5% adalah 140,53 jam, 149, 16 jam, 98,25 jam, 98,25 jam dan 69,73 jam. Hasil penelitian tetang abnormalitas (larva, pupa, dan imago) menunjukkan data tertinggi pada larva adalah 93,33% dengan konsentrasi 5%, selanjutnya pada pupa adalah 40% terjadi pada konsentrasi 1% dan 2%, serta pada imago adalah 13,33% yang terjadi dikonsentrasi 2% dan 3%.