Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

BATIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN TUGU JEBRES Aan Sudarwanto
PROSIDING: SENI, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT Vol 4 No 1 (2021): Seni, Tenologi, dan Masyarakat #6
Publisher : LP2MP3M, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/semhas.v4i1.154

Abstract

Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Indonesia
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KRIYA LOGAM DI DESA TUMANG CEPOGO BOYOLALI Aan Sudarwanto; Kuntadi Wasi Darmojo
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 7, No 1 (2018): MEI 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.796 KB) | DOI: 10.24821/corak.v7i1.2647

Abstract

This article is the result of community service, taking the theme of the Development of Metal Craft Industry. The aim is to increase the competitiveness of the metal craft industry in the village of Tumang Cepogo Boyolali. With a focus on handling product quality and production speed so that they can compete as export products. The method or approach used in the development of the metal craft industry includes training education with lecture, interactive, guidance and mentoring techniques. Then the design and application supervision was carried out as well as the provision of appropriate technology equipment stimulation to solve production problems. The main problem of SMEs especially metal craft in Tumang village is the use of simple tools, which is one of the reasons why handicraft products cannot meet market demand in a short time. So we need a strategy on how to solve these problems. Besides that, there are many other problems that need handling as a form of development strategy. Among them are handling raw material problems, design, production tools, promotion strategies, marketing and management of human resources. The focus of this empowerment activity is more directed at aspects of improving the quality of metal handicraft production which includes strengthening production systems, strengthening human resources, utilizing appropriate technology use, design, design and product branding which ultimately lead to the export of metal craft products. Keywords: Empowerment, metal crafts, quality  Artikel yang merupakan hasil pengabdian pada masyarakat ini, mengambil tema Pengembangan Industri Kriya Logam. Adapun tujuannya untuk meningkatkan daya saing industri kriya logam yang berada di desa Tumang Cepogo Boyolali. Dengan menitikberatkan pada penanganan kualitas produk dan kecepatan produksi sehingga mampu bersaing sebagai produk ekspor.  Metode atau pendekatan yang digunakan di dalam pengembangan industri kriya logam ini  antara lain menggunakan pendidikan pelatihan dengan teknik  ceramah,  interaktif, bimbingan dan  pendampingan. Kemudian dilakukan supervisi  desain dan aplikasinya serta pemberian stimulasi  peralatan teknologi tepat guna untuk memecahkan persoalan produksi. Problem utama UKM khususnya kriya logam di desa Tumang adalah penggunaan alat yang sederhana, merupakan salah satu sebab mengapa produk kriya tidak bisa memenuhi permintaan pasar dalam waktu yang singkat. Sehingga diperlukan strategi bagaimana memecahkan permasalahan tersebut. Disamping itu banyak permasalahan-permasalahan lain yang diperlukan penanganan sebagai bentuk strategi pengembangan. Diantaranya penanganan permasalahan bahan baku, desain, alat produksi, strategi promosi, pemasaran dan pengelolaan sumber daya  manusia.Fokus dari kegiatan pemberdayaan ini lebih diarahkan pada pada aspek peningkatan kualitas produksi Kerajinan logam  yang meliputi penguatan sistem produksi, penguatan sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi tepat guna, perancangan desain, dan branding produk yang akhirnya bermuara pada eksport hasil produk kerajinan logam. Kata kunci : Pemberdayaan, kriya logam, kualitas
RUPA DAN MAKNA SIMBOLIS BATIK MOTIF MODANG, CEMUKIRAN Aan Sudarwanto
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1511.342 KB) | DOI: 10.33153/dewaruci.v8i1.1093

Abstract

This article presents and identifies the formand symbolicmeaning of the batikmotif known asmodang, cemukiran. Thepresentation beginswith an explanation of the formof the batikmotifmodang, cemukiran, followed by an interpretationof the symbols surrounding it. The symbols are interesting in that a single symbol can explain a dual function, namely atranscendent-vertical function (related to reference, size, and the behavioural patterns of the community) and an immanenthorizontalfunction (as a means of communication based on its context and close connection with the solidarity of thesupporting community). In order to discovermore about the symbols surrounding the batikmotifmodang, cemukiran, itis first necessary to learn about the background of the personwho designed thismotif. Based on the nature of thought of theJavanese with regard to sacred symbols,which are constantly used as guidelines in every aspect of their lives, themodangand cemukiranmotif can be understood to be a symbol of flames.Modang and cemukiran aremotifswhich have certainsimilarities from the point of view of their visual form. The modang motif can be said to be a form of stylization of thearrangement or organization of the shape of firewhich has a flexible nature. Based on this analysis, the shape of the fire canbe said to be closer to its real form, whereas the shape of the cemukiranmotif ismore of a deformation of shape; that is, anornamentation created by breaking down and then rearranging the shape to achieve the desired form. In itsmanifestation, fireis elaborated in the formofmodang and cemukiranmotifs,whose application appears on batik cloth, the decorative plating onthe sheath of a traditional dagger or keris, and a number of ornaments on the interior of the palace or keraton.Keywords: Symbol,Modang,Cemukiran, Flames 
PEMBERDAYAAN INDUSTRI KRIYA LOGAM DI DESA TUMANG CEPOGO BOYOLALI Aan Sudarwanto; Kuntadi Wasi Darmojo
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 3, No 1 (2018): Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v3i1.376

Abstract

Pemberdayaan industri kerajinan logam dalam kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri yang berorientasi pada produk ekspor, dimana konsentrasi penggunaan bahan baku utama didominasi bahan baku logam seperti tembaga, aluminium dan kuningan yang berada di di Desa Tumang. Penggunaan alat yang sederhana merupakan salah satu mengapa produk kerajinan tidak bisa memenuhi permintaan pasar dalam waktu yang singkat. Sehingga diperlukan strategi bagaimana memecahkan permasalahan tersebut. Disamping itu banyak permasalahan-permasalahan lain yang diperlukan penanganan sehingga kegiatan pemberdayaan ini sangat dibutuhkan. Fokus dari kegiatan pemberdayaan ini lebih diarahkan pada pada aspek peningkatan kualitas produksi Kerajinan logam yang meliputi penguatan sistem produksi, penguatan sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi tepat guna, perancangan desain, dan branding produk yang akhirnya bermuara pada eksport hasil produk kerajinan logam.
PENERAPAN MODEL BENTUK TRANFORMASI MENGGUNAKAN TEKNIK KARAKTER TERKUAT UNTUK MENGHASILKAN MOTIF BATIK Aan Sudarwanto
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1777.538 KB) | DOI: 10.33153/texture.v2i1.2626

Abstract

“Producing Batik Motives” is the result of research that focuses primarily on the application of the strongest character techniques. Utilized to answer the problems of craftsmen who have only been able to imitate in making motives. In addition to solving the problem of batik practitioners, where they always have difficulty in bringing up new motifs. Most batik artisans and practitioners must pay a special designer to bring up new motifs.The purpose of this research is to develop the batik handicraft industry as a labor-intensive small business by diversifying the motives, so that it will indirectly increase the selling value while providing many alternative choices for consumers. In addition, it also contributes to the preservation and enrichment of batik motifs, as well as being a model of development for batik artisans.The research will be conducted using experimental methods. It starts by looking for possible uses using the design of a computer graphics program. The research target is limited to the problem of visual images of popular artificial objects (Motor Scoopy) and fauna (lovebird birds). The object of his research is transformational motives for Alusan written batik products. Whereas the research area was conducted in the former Surakarta residency. The design steps to produce a prototype model begins with conducting research on ethics and emic, then experimenting with artificially created popular objects and unique fauna by searching for the strongest character into a batik motif and ending with the formationIt is hoped that with this application a technical model will emerge related to the strongest character in making batik motifs, which can be used as a learning reference for batik craftsmen, students and the general public.Keywords: Motive, Character, shape transformation, modelABSTRAKArtikel dengan judul “Penerapan Bentuk Transformasi Menggunakan Teknik Karakter Terkuat Untuk Menghasilkan Motif Batik” ini, merupakan hasil penelitian yang fokus utamanya pada aplikasi teknik karakter terkuat. Dimanfaatkan untuk menjawab permasalahan pengrajin yang selama ini hanya bisa meniru dalam membuat motif. Selain itu juga untuk memecahkan permasalahan praktisi batik, dimana mereka selalu kesulitan dalam memunculkan motif baru. Rata-rata sebagaian pengrajin dan praktisi batik harus membayar seorang desainer khusus untuk memunculkan motif baru. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan industri kerajinan batik sebagai usaha kecil padat karya dengan cara penganeka ragaman motif, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan nilai jual sekaligus memberi banyak alternatif pilihan kepada konsumen. Selain itu juga untuk memberi kontribusi terhadap pelestarian dan memperkaya motif batik, sekaligus dapat menjadi model pengembangan bagi para pengrajin batik.Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode eksperimental. Dimulai dengan mencari kemungkinan pemanfaatan menggunakan rancangan dari program komputer grafis. Dengan sasaran penelitian dibatasi pada masalah citra visual benda artifisial populer (Motor Scoopy) dan fauna (Burung lovebird). Objek penelitiannya adalah motif tranformasi untuk produk batik tulis alusan. Sedangkan wilayah penelitian dilakukan di eks-karisidenan Surakarta. Adapun langkah-langkah perancangan untuk menghasilkan model yang berupa prototipe diawali dengan melakukan riset emik dan etik kemudian melakukan eksperimen dengan mereka-reka benda artifisial populer dan fauna khas dengan mencari karakter terkuatnya menjadi motif batik dan diakhiri dengan pembentukanDiharapkan dengan aplikasi ini muncul model keteknikan terkait dengan karakter terkuat dalam membuat motif batik, yang dapat digunakan sebagai acuan pembelajaran bagi pengrajin batik, mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya.Kata kunci: Motif, Karakter, tranformasi bentuk, model
Pengembangan Kerajinan Sangkar Burung Kelurahan Kadipiro, Surakarta, Jawa Tengah Aan Sudarwanto; Rahayu Adi Prabowo; Ari Supriyanto
Abdi Seni Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4470.125 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v10i2.3042

Abstract

AbstrakKriya mempunyai cakupan yang sangat luas salah satunya adalah   kriya kayu, dimana   konsentrasi penggunaan bahan baku utamanya   didominasi   bahan baku kayu. Diantara keragaman produk kriya kayu adalah produk kerajian sangkar burung. Dari data yang ada diketahui bahwa dalam 10 tahun terakhir telah mengalami booming. Hal ini karena banyaknya muncul peternak burung sebagai komoditi perdagangan maupun banyaknya komunitas-komunitas pecinta burung baik dari kalangan masyarakat ekonomi lemah hingga masyarakat menengah dan atas. Kebutuhan sangkar burung meningkat dengan pesat hampir merata di setiap daerah dan berdampak pula muncul sentra kerajinan sangkar burung sebagai kantong penghasil sangkar burung. Salah satunya sentra kerajinan sangkar burung di kalurahan Kadipiro, Banjarsari, Surakarta. Terdapat  beberapa permasalahan  yang  menjadikendala di sentra kerajinan sangkar burung di kalurahan Kadipiro Surakarta, diantaranya adalah; Tidak mampu memproduksi dalam waktu yang singkat, tidak adanya standarisasi produk fungsional, kurangnya tenaga kerja trampil dalam mengembangkan produk. Tidak ada produk dengan branded tertentu sehingga mudah ditiru. Berpijak dari permasalahan dan kondisi di sentra kerajinan sangkar burung Kadipiro  maka  dilakukan kegiatan peningkatan pengembangan produk sangkar burung melalui program PPM, dengan target pengusaha bernama Yudi Haryadi yang saat ini sedang merintis kerajinan sangkar burung bernama “Carisa Sangkar” . Fokus dari kegiatan PPM ini lebih diarahkan pada pada aspek peningkatan kualitas produk karya kriya kayu khususnya sangkar burung dengan pembuatan desain yang baik sampai  menjadi  prototype.  Kemudian  dilakukan  penguatan sumber  daya  manusia, melalui pendampingan lapangan, yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan sekaligus secara tidak langsung dapat meningkatan kesejahteraan masyarakat.Kata kunci : Kriya,  kreativitas, sangkar burung, sistem produksi AbstractCraft has a very broad scope one of which is wood craft, where the concentration of the use of raw materials  is mainly  dominated by  wood raw  materials. Among the  wood craft  products are  bird cage. It is known that in the last 10 years becoming the peak season. This is due to the large number of bird breeders emerging as trade commodities as well as the many bird-loving communities from among the economically weak to the middle and upper classes. The need for bird cages is rapidly increasing almost evenly in every area and the impact is also emerging centers of bird cage crafts as bird cage producers. One  is a bird cage craft center in Kadipiro , Banjarsari, Surakarta. There are a number of problems that have become obstacles in the bird cage handicraft center in Kadipiro Surakarta, including not able to produce in a short time, there is no standardization of functional products, lack of skilled workforce in developing products. There is no specific branded product so it is easy to imitate. Based on the problems and conditions in the Kadipiro bird cage craft, activities to improve the development of bird cage products through the community service , with the target of a businessman named Yudi Haryadi who is currently pioneering a bird cage craft called “Carisa Cage”. Improving the quality of wood craft products, especially birdcages by making good designs to become prototypes. Then do strengthening human resources, through field assistance, which is expected to increase sales and at the same time indirectly improve community welfare.Keywords: crafts, creativity, bird cage, production system
RASIONALISASI DAN REALITAS BUDAYA JAWA TERHADAP MOTIF GURDA Aan Sudarwanto
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.029 KB) | DOI: 10.33153/bri.v10i2.2326

Abstract

The article that discusses the motive of the gurda aims to find out more clearly how the position and changes in the gurda motives in the perspective of Javanese society. In addition, it is also to find out the forms of the gurda motif and its application to Javanese culture from several perspectives, namely tradition, modern and postmodern.Changes from tradition to modernism then arrive at postmodern discourse to be interesting, because from there it can be analyzed how far the changes are from aspects of form, structure and application, as well as several causes. Several approaches are used in analyzing these problems. among others, using the concept of Max Weber's rationality and the concept of deconstruction that Derrida proposes.The importance of material objects raised in this article is based on the idea that the gurda motif on batik does not appear suddenly but has undergone a very long journey. The motif that symbolizes the eagle was originally described as more realistic and even anthropomorphic which can be found in various temple realiefs on Java, including Prambanan temple, Penataran temple, jago temple, candi Belahan and Sukuh temple. After becoming a batik motif until the postmodern era also experienced a very interesting dynamic to study so that it could become a model of changing a cultural phenomenon. Keywords: motifs of gurda, tradition, modern, postmodern discourse
SENI KERAJINAN TAS BERBASIS MOTIF BATIK Aan Sudarwanto
PROSIDING: SENI, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT No 1 (2016): Seni, Teknologi, dan Masyarakat #1
Publisher : LP2MP3M, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batik merupakan cara melukis di atas kain dengan melapisi bagian yang diinginkan dengan menggunakan lilin panas atau malam. Batik dalam perjalanannya terus mengalami perkembangan mengikuti perubahan jaman, misalnya dari sisi proses pembuatan, awalnya menggunakan canting kemudian berkembang menggunakan canting cap, sehingga muncul istilah batik tulis dan batik cap. Kemudian, yang awalnya menggunakan proses celup berkembang dilakukan juga teknik dengan colet atau kuas. Demikian juga dari sisi bahan baku yang awalnya hanya untuk media kain kemudian berkembang menggunakan berbagai media seperti kayu dan kulit, sehingga muncul istilah batik kayu dan batik kulit demikian seterusnya, muncul pula istilah batik printing, batik tekstil, batik lurik dan lain sebagainya. Kesemua dinamika dalam batik tersebut sebenarnya bermuara pada penyesuaian batik terhadap perkembangan kebudayaan manusia. Maka tidak heran apabila batik dalam perjalannya selalu berkembang dan muncul istilah-istilah yang baru. Dimikian pula ide gagasan produk seni kerajian tas berbasis motif batik, merupakan gagasan untuk menjawab perkembangan jaman. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental. Dimulai dengan membuat rancangan menggunakan program komputer grafis. Kemudian mencoba mengembangkan motif batik dan diaplikasikan pada material bahan baku tas dengan cara mencoba berulang-ulang sampai menemukan hasil yang paling maksimal menggunakan beberapa teknik seperti sablon, printing digital, laser, batik, dan bordir. Diharapkan dengan aplikasi motif batik pada produk kerajinan tas, maka batik dapat semakin dikenal dengan nilai tambah pada bentuk dan tampilan yang berbeda serta aplikasi yang berbeda pula.
TEKNIK TRADISIONAL UKIR LOGAM DI DESA TUMANG CEPOGO BOYOLALI Aan Sudarwanto; Kuntadi Wasi Darmojo
PROSIDING: SENI, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT No 3 (2018): Seni, Teknologi, dan Masyarakat #3
Publisher : LP2MP3M, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT The article entitled Teknik Tradisional Ukir Logam Di Desa Tumang Cepogo Boyolali (Metal Carving Traditional Technique) in TumangCepogoBoyolali Village is one of the results of research that was applied to community service activities (PPM) with the title PPPE Kriya Logam Pada Sentra Kerajinan Tembaga, Kuningan dan Aluminium di Desa Tumang Cepogo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (PPPE KriyaLogam at the Copper, Brass and Aluminum Craft Centers in Tumang Village, Cepogo, Boyolali Regency , Central Java). The purpose of the study was to identify and find out more about the technicality of metal crafts, especially the carving techniques found in TumangCepogo village, Boyolali, Central Java as data for engineering development. Metal crafts in Tumang village are hereditary cultural heritages that produce a lot of household appliances such as dandang, wajan, kwali, kendil, and others. Along with the time progress, it experiences developments with a touch of aesthetic creativity thatbecomes high-quality handicraft art items. the technique used in this develop-ment is metal carving techniques. Based on this, research on metal carving techniques has become important in relation to product development and the quality of high-quality crafts. The method used in this study belongs to the qualitative category. Some approaches are used in analyzing data, including interactive analysis. It is a flowing relationship of three main components, namely data reduction, data presentation and drawing conclu-sion whose activities are carried out interactively, thus carried out repeatedly so that it formsa cycle.
PEMBERDAYAAN INDUSTRI KRIYA LOGAM DI DESA TUMANG CEPOGO BOYOLALI Aan Sudarwanto; Kuntadi Wasi Darmojo
PROSIDING: SENI, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT No 2 (2017): Seni, Teknologi, dan Masyarakat #2
Publisher : LP2MP3M, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pemberdayaan industri kerajinan logam dalam kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini adalah bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri yang berorientasi pada produk ekspor, dimana konsentrasi penggunaan bahan baku utama didominasi bahan baku logam seperti tembaga, aluminium dan kuningan yang berada di di Desa Tumang. Penggunaan alat yang sederhana merupakan salah satu mengapa produk kerajinan tidak bisa memenuhi permintaan pasar dalam waktu yang singkat. Sehingga diperlukan strategi bagaimana memecahkan permasalahan tersebut. Disamping itu, banyak permasalahan-permasalahan lain yang diperlukan penanganan sehingga kegiatan pemberdayaan ini sangat dibutuhkan. Fokus dari kegiatan pemberdayaan ini lebih diarahkan pada pada aspek peningkatan kualitas produksi Kerajinan logam yang meliputi penguatan system produksi, penguatan sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi tepat guna, perancangan desain, dan branding produk yang akhirnya bermuara pada eksport hasil produk kerajinan logam.