Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MENUJU PADANGPANJANG SEBAGAI KOTA LITERATUR DUNIA: PKM PENYUSUNAN DOSSIER UNESCO CITY OF LITERATURE Saaduddin Saaduddin; Dede Pramayoza; Afrizal H; Roza Muliati; Hafif HR; Alvi Sena; Yoni Aldo
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 7, No 1 (2022): BATOBOH : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v7i1.1707

Abstract

Borang Dossier UNESCO merupakan satu borang pengajuan untuk mendapatkan status kota sebagai predikat yang diusulkan sesuai kompetensi kota dan skim pengajuan. Borang ini sudah direncanakan dari tahun 2017 semenjak gerakan literasi kota dicanangkan oleh Pemerintahan Daerah. Namun, baru pada tahun 2021 pembuatan ini dapat dilaksanakan dan diselesaikan. Pengajuan ini diusulkan berdasarkan penilaian strategis bahwa pengusulan, terlepas dari lulus atau tidak lulus boring pengajuan sudah terwujud dan ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam penataan ekosistem kota baik dalam bidang literature ataupun bidang kebudayaan. Pelaksanaan  Program Kemitraan Masyarakat (PkM) Penyusunan Borang Dossier UNESCO City Of Literature Kota Padangpanjang dilaksanakan di Kota Padangpanjang. Tempat yang digunakan antara lain; Ruang VIP Balaikota Padangpanjang, Rumah Gadang Gajah Maaram PDIKM Padangpanjang, dan Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padangpanjang. Metode yang digunakan dalam penyusunan ini adalah melakukan komparasi terhadap borang Dossier yang telah didapatkan, dan borang Dossier dari kota Literature dunia. Menggunakan data kualitatif dan kuantitatif yang didapatkan selama pengumpulan data, artikel ini diuraikan sebagai pemadatan dari boring yang telah disusun
PENERAPAN MULTI DISIPLIN SENI DALAM KEGIATAN DRUMBAND PADA EKSTRAKURIKULER SMA 3 PADANGPANJANG Hafif HR; Fahmi Marh; Ade Sulistiawan; Dino Ashari
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 1, No 2 (2016): Batoboh -Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v1i2.158

Abstract

Kegiatan Drumband merupakan suatu rangkaian kegiatan yang cukup komplek, tidak hanya berfokus kepada unsur musikal namun lebih luas dari pada itu, seni Drumband perwujudannya membutuhkan disiplin seni lainnya seperti seni tari, desain komunikasi visual dan seni kepemimpinan serta seni baris berbaris. Hal tersebut terangkum dalam Seni Drumband dengan penjabaran yang terdapat pada keutuhan drumband seperti pada section Battery,section Hornline dan section color guard. Kata Kunci :Drumband, Seni Musik, Seni Tari dan seni Desain Visual.
METODE PENGGARAPAN MUSIK ILUSTRASI THE SOUND OF CRUSADES M. Iqbal Widianto; Emridawati Emridawati; Hafif HR
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 7, No 2 (2021): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v7i2.2077

Abstract

The Sound of Crusades merupakan sebuah komposisi musik ilustrasi yang dibuat untuk mengekspresikan dan menghadirkan suasana perang salib melalui musik kepada para pendengarnya. Penggarapan komposisi ini berasal dari peristiwa perang salib, yaitu perang agama antara umat Islam dengan Kristen Eropa selama dua abad (akhir abad ke-11 sampai abad ke-13). Musik ini diolah dengan menggunakan perangkat elektronik seperti; hardware dan software untuk memproduksi musik multimedia, diantaranya; komputer, speaker monitor, midi controller, headset monitor, software Digital Audio Workstation, Virtual Studio Technology dan Virtual Studio Technology Instrument serta fitur Automation, Velocity dan Fx. Musik ini tergolong musik programa, dimana di dalamnya terdapat adegan dan cerita dengan visual slide gambar. Komposisi musik ini dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan alur cerita yang terjadi pada perang salib. Hasil akhir dari komposisi musik ilustrasi ini, berupa visualisasi video yang berisikan slide ilustrasi gambar perang salib.
PENYAJIAN SOLIS MARIMBA REPERTOAR WINTER ANTONIO VIVALDI, NOCTURNE IN C SHARP MINOR FREDERIC CHOPIN Toni Rahmat Putra; Ferry Herdianto; Hafif HR
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 7, No 1 (2021): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v7i1.1534

Abstract

This article about percussion music performances in marimba playing techniques as an instrument presented by solis. presenting two repertoires namely Winter (L'Inverno) created by Antonio Vivaldi from the Baroque era in the 18th century, presented in the form of a marimba solis performance and a second repertoire of a by Frederic Chopin, Nocturne In C Sharp Minor in the Romantic era presented in Solis Marimba with accompaniment Ensamble of strings. The two repertoires presented have differences ranging from difficulty levels, styles, game techniquesABSTRAK Artikel ini memuat tentang pertunjukan musik perkusi dalam teknik bermain marimba sebagai instrument yang disajikan oleh solis. membawakan dua repertoar yaitu Winter (L’Inverno) diciptakan oleh Antonio Vivaldi dari era Barok pada abad 18, disajikan dalam bentuk pertunjukan solis marimba dan repertoar kedua sebuah karya Frederic Chopin, Nocturne In  C Sharp Minor pada era Romantic yang disajikan dalam Solis Marimba dengan iringan Ensamble string. Kedua repertoar yang disajikan  memiliki perbedaan mulai dari tingkat kesulitan, style, teknik permainan.
KONSEP GARAPAN ANDUNG HU: SEBUAH TAFSIR MUSIKAL ATAS RATAPAN KEMATIAN MASYARAKAT BATAK TOBA Della Rosa Panggabean; Fresti Yuliza; Sherli Novalinda; Hafif HR
Melayu Arts and Performance Journal Vol 5, No 1 (2022): Melayu Arts and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v5i1.2501

Abstract

This article discusses the musical concept of an orchestral piece entitled Andung Hu, which in Batak language means my lament. Andung Hu’s work departs from the reinterpretation of the Andung tradition, a lamentation of sorrow in the context of the death committed by the Toba Batak people. Applying the method of transformation, with the concept of transit and transition, this paper is intended as a form of elaboration of the concept of Andung Hu’s work. The data collected from the work process by Della Rosa Pangabean, which was analyzed critically-reflectively, by viewing the work process as a form of artistic research. The results of the analysis show that the transformation process from the Andung tradition in the Toba Batak society to the Andung Hu Orchestra takes three key stages, namely: interpretation; orchestration; and improvisation. The materials and tools used in the stages of the creation process are: scales; atonal technique; motive; development techniques; and taganing motifs. The result of the work is a composition in the form of a program music entitled Andung Hu.Keywords: lamentation; Toba Batak; musical concept; Andung Hu; orchestraAbstrakTulisan ini membicarakan tentang konsep musikal dari sebuah karya orkestra berjudul Andung Hu, yang dalam Bahasa Batak berarti ratapanku. Karya Andung Hu berangkat dari reinterpretasi atas tradisi Andung, sebuah ratapan kesedihan dalam konteks kematian yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba. Menerapkan metode transformasi atau alih wahana, dengan konsep transit dan transisi, tulisan ini dimaksudkan sebagai bentuk penjabaran konsep garapan dari karya Andung Hu. Data-data dihimpun dari proses berkarya oleh Della Rosa Pangabean, yang dianalisis secara kritis-reflektif, dengan memandang proses berkarya tersebut sebagai suatu bentuk penelitian artitik. Hasil analisis menunjukkan bahwa proses transformasi dari tradisi Andung dalam masyarakat Batak Toba menjadi karya Orkestra Andung Hu, menempuh tiga tahapan kunci, yakni: interpretasi; orkestrasi; dan improvisasi. Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam tahapan proses penciptaan itu adalah: tangga nada; teknik atonal; motif; teknik pengembangan; dan motif taganing. Adapun hasil karya adalah sebuah komposisi dengan bentuk musik programa yang diberi judul Andung Hu.Kata Kunci: ratapan kematian; Batak Toba; konsep musikal; Andung Hu; orkestrasi
Musik Programa Sebagai Alternatif Pendokumentasian Peristiwa Masa Lalu (Programme Music as an Alternative for Documenting Past Events) Vindo Alhamda Putra; Hafif HR; Ahmad Zaidi
MUSICA : Journal of Music Vol 1, No 2 (2021): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.888 KB) | DOI: 10.26887/musica.v1i2.1913

Abstract

Artikel ini memuat tentang karya musik programma yang berangkat dari peristiwa galodo yang terjadi di Bukik Tui Padangpanjang pada tanggal 4 Mei 1987. Peristiwa ini terjadi pada sore menjelang magrib dan memakan korban 133 jiwa. Pengkarya menghadirkan suasana sesuai alur cerita sebelum terjadinya galodo sampai setelah terjadinya peristiwa tersebut. Konsep garapan yang dihadirkan berupa musik multimedia, dengan menggunakan software Digital Audio Workstation. Masalah dalam artikel mencakup tentang bagaimana produksi musik digital yang dalam menjadi alternatif pendokumentasian peristiwa. Metode yang digunakan pada karya ini adalah eksplorasi dan eksperimen dari sample audio yang diolah, dimana bahan bakunya bersumber dari suara sound fx dan Virtual Sound Technology (VST) dengan menggunakan Cubase Pro 10.5 sebagai wadah pengolahannya. Tujuan penulisan artikel ini adalah menjabarkan karya Music of Screen: Galodo Bukik Tui yang dapat menjadi alternatif pendokumentasian peristiwa. Hasil dari artikel ini adalah gambaran langkah kerja produksi Music of Screen: Galodo Bukik Tui sebagai alternatif pendokumentasian peristiwa.Kata kunci: Peristiwa; Musik Programma; Musik Multimedia; Sound fx; Virtual Sound TechnologyABSTRACTThis article describes a musical program that started from the Galodo incident that occurred in Bukik Tui Padangpanjang on May 4, 1987. This incident occurred at sunset and claimed 133 lives. The author presents the atmosphere according to the storyline before the Galodo event until it occurs after the event. The concept presented is in the form of multimedia music, using Digital Audio Workstation software. The problem in the article covers how digital music production is an alternative for documenting events. The method used in this work is exploration and experimentation of processed audio samples, where the raw materials are sourced from sound fx and Virtual Sound Technology (VST) using Cubase Pro 10.5 as the processing container. The purpose of writing this article is to describe the work of Music of Screen: Galodo Bukik Tui which can be an alternative for documenting events. The result of this article is an overview of the steps in the music production of Music of Screen: Galodo Bukik Tui as an alternative for documenting events.Keywords: Incident; Program Music; Multimedia Music; Sound fx; Virtual Sound Technology
BECOMING UNGGAN WOMEN: SUBJECTIVITY AND INDIVIDUALITY Fahmi Marh; Yang Junchu; Selvi Kasman; Hafif HR
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.245 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i1.1635

Abstract

The women who play music in Nagari Unggan are Minangkabau women. Nagari Unggan women's freedom to play music without men is an anomaly for the Minangkabau indigenous people. Women's liberation becomes something discordant or taboo. His present free existence can be in the form of subordination, and vice versa can be in respect and emancipation. This paper will reveal the free event of the Unggan Woman as becoming or becoming a woman to being Parewa. This research on the narrative of female music players from Calempong Unggan was analyzed using the Deleuze concept; becoming, subjectivity, and individuation occur, but first, the discussion starts from subjectivity and individuation. Meanwhile, Becoming a form of being an Unggan woman is a novelty for Unggan women for their freedom to play calempong. The Woman's narrative was built using qualitative analysis methods through life history ethnography, in the form of reports of women's lives in the Calempong performance room, especially musical players who are experienced in telling their experiences—starting from the narrative of past livesBECOMING PEREMPUAN UNGGAN: SUBJEKTIVITAS DAN INDIVIDUASI AbstrakPerempuan yang bermain musik di Nagari Unggan adalah perempuan Minangkabau. Kebebasan perempuan Nagari Unggan bermain musik tanpa didampingi laki-laki menjadi sesuatu yang anomali bagi masyarakat adat Minangkabau. Kebebasan perempuan itu menjadi sesuatu yang sumbang atau tabu. Keberadaanya sekarang yang bebas itu bisa berupa subordinasi dan sebaliknya bisa berupa penghormatan dan emansipatif. Tulisan ini akan mengungkapkan peristiwa bebas perempuan Unggan itu sebagai becoming atau kemenjadian perempaun menjadi Parewa. Hasil dari penelitian narasi perempuan pemain musik Calempong Unggan ini di analisis menggunakan konsep Deleuze; becoming, subjektivitas dan individuasi, yang terjadi di dalamnya, namun terlebih dahulu diskusi dimulai dari subjektivitas dan individuasi. Sedangkan becoming sebagai bentuk kemenjadian perempuan Unggan menjadi kebaruan perempuan Unggan atas kebebasannya bermain calempong. Narasi Perempuan Ungggan tersebut dibangun dengan metode analisis kualitatif melalui etnografi life history, berupa narasi kehidupan perempuan dalam ruang pertunjukan calempong, terutama pemain musik yang benar-benar berpengalaman menceritakan pengalamannya. Mulai dari narasi kehidupan masa lalu, masa sekarang untuk membangun masa depan perempuan Unggan sebagai pemain musik perempuan yang bebas di Minangkabau.
PANCARAGAM AS AN ALTERNATIVE OF CULTURAL MUSIC CULTURE IN PAUAH AND KURANJI PADANG REGIONS HAFIF HR
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 22, No 1 (2020): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (875.899 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v22i1.1037

Abstract

Celebratory music has become a tradition in society. Almost all regions in Nusantara have a form and kind of music that used as a procession, whether in a wedding or other cultural ceremony. In Minangkabau, celebratory music as a tradition is taking a kind of music named Talempong Pacik, using talempong, sarunai, pupuik batang padi, gendang sarunani, and gendang tambua. In Pauah and Kuranji, celebratory music is also has a function as entertainment music that develops in the society called Pancaragam. The presence of this music is background by military ceremony music and then developed into entertainment music as well as being used as a procession music using conventional brass instruments such as trumpets, saxophone, and trombone also percussion instruments such as cymbal, snare drum, and bass drum. The presence of Pancaragam music in Pauah and Kuranji has give manifest function or real function, objective consequences that gave contribution in adjustment or adaptation of the system that desired and realized by the participants of the system. The existence of Pancaragam as an alternative for society is used in ceremony and serves as entertainment in wedding ceremony. Until now, Pancaragam is still used by the society in Pauah and Kuranji as an alternative ceremony music culture and also as an entertainment in wedding ceremony.
Re-Interpretasi Tradisi Dendang Ratok Suayan Maik Ka Turun Pada Pembuatan Komposisi “Maratok” (Re-Interpretation of Dendang Ratok Suayan Maik Ka Turun Tradition in Making the Composition of "Maratok") Raissa Danuka; Hafif HR; Andranofa Andranofa
MUSICA : Journal of Music Vol 2, No 2 (2022): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/musica.v2i2.2896

Abstract

Maratok merupakan karya komposisi musik yang berangkat dari kesenian tradisi Dendang Ratok Suayan Maik Ka Turun yang berasal dari Nagari Suayan, Kec. Akabiluru, Kab. Limo Puluah Kota. Dendang Ratok Suayan maik ka turun merupakan ratapan yang mengisahkan tentang kesedihan atas kematian seseorang.  Ide penciptaan karya ini diambil dari aksentuasi isak yang terdapat didalam dendang ratok Suayan maik ka turun, lebih tepatnya berada pada ujung-ujung syair dendang. Sehingga aksentuasi isak diolah menjadi komposisi musik Maratok menggunakan pendekatan re-interpretasi tradisi. Komposisi Maratok digarap dalam dua bagian dengan bentuk free form menggunakan format ensamble campuran. Komposisi ini menggunakan beberapa teknik pengolahan motif seperti sequence, repetisi dan imitasi, teknik garapan komposisi musik seperti canon, serta teknik dissonansi harmoni tanpa menghilangkan ciri khas dari dendang ratok Suayan maik ka turun.ABSTRACTMaratok is a musical composition that departs from the traditional art of Dendang Ratok Suayan maik ka turun from Nagari Suayan, Kec. Akabiluru, Kab. Limo Puluah Kota. The dendang Ratok Suayan maik ka turun is a lament that tells of sadness over someone's death. The idea for the creation of this work was taken from the accentuation of isak contained in the dendang ratok Suayan maik ka turun, more precisely at the ends of the dendang poems. So that the accentuation isak is processed into a Maratok musical composition using a traditional re- interpretation approach. The Maratok composition was worked out in two parts in a free form using a mixed ensemble format. This composition uses several motif processing techniques such as sequences, repetition and imitation, musical composition techniques such as canon, as well as dissonance harmony techniques without losing the characteristics of the dendang ratok Suayan maik ka turun.
Tafsir Ritual Pemujaan Dewi Saraswati Bali Menjadi Komposisi Musik Ilustrasi Dalam Garapan Musik Multimedia (The Interpretation of The Ritual of Devotion Goddess Saraswati Bali Became an Illustrative Composition of Music In Multimedia Music) Yuda Pratama; Yon Hendri; Hafif HR
Scoring: Journal of Film Music Vol 1, No 1 (2023): Scoring Jurnal of Film Musik
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/scoring.v1i1.3399

Abstract

ABSTRAKArtikel ini memuat tentang karya musik ilustrasi yang berangkat dari prosesi  Ritual Pemujaan Dewi Saraswati  yang dilaksaanakan  di Bali pada setiap tahunnya yang dilakukan pada pagi hari. Pengkarya menghadirkan suasana sesuai alur cerita dari tahap persiapan hingga tahan prosesi ritual,. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mewujudkan komposisi musik ilustrasi dalam bentuk garapan multimedia dengan mengambil ide musical  dari mantra pemujaan terhadap Dewi Saraswati.  Metode pencitaan yang digunakan  dalam penggarapan karya ini adalah  metode penciptaan A.M. Hawkins yang terdiri atas tiga tahap yaitu ; (2) Tahap explorasi , (2) tahap eksperimen, (3) perwujudan.  Penggarapan komposisi musik  ilustrasi  ini menghasilkan komposisi musik multimedia yang berjudul “ Ilustrasi of Music “Ritual Pemujaan Saraswati dalam bentuk free formKata Kunci:Ritual Pemujaan Dewi Saraswati; Musik Ilustrasi; Musik MultimediaABSTRACTThis article contains an illustrated piece of music that departs from the procession of the Ritual Worship of Dewi Saraswati which is held in Bali every year which is done in the morning. The creators present the atmosphere according to the storyline from the preparation stage to the ritual procession. The purpose of writing this article is to create an illustrated musical composition in the form of a multimedia work by taking the musical idea from the mantra of worship of Dewi Saraswati. The creation method used in the creation of this work is A.M. Hawkins which consists of three stages namely; (2) Exploration stage, (2) experimental stage, (3) embodiment. The cultivation of this illustration music composition resulted in a multimedia music composition entitled "Illustration of Music" Saraswati Worship Ritual in free form Keywords: Goddess Saraswati Worship Rituals; Illustrated Music; Multimedia Music.