Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan antara Penguasaan Tata Bahasa dengan Keterampilan Menulis Narasi Bahasa Inggris Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Depok Prita Pantau Putri Santosa
Deiksis Vol 9, No 02 (2017): Deiksis
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.082 KB) | DOI: 10.30998/deiksis.v9i02.1172

Abstract

The goal of this research is to analyse and prove the correlation between grammar mastery and students’English narrative writing skill at the 11th grade of SMK Negeri 2 Depok. Research data was collected by giving multiple cohoice tests of grammar and narrative writing skill. Furthermore, the data was analyzed quantitatively in order to know correlation coefficient, determination coefficient and signifinancy coefficient as part of hypothesis test. Data analysis was conducted with ? = 0,05. Based on the result of hypothesis test, the researcher has found the significant correlation of grammar mastery and  students’ English narrative writing skill.  Kata Kunci: Penguasaan Tata Bahasa, Ketrampilan Menulis Narasi
Analisis Pengendalian Kualitas Produk Roti Menggunakan Metode Good Manufacturing Practices (GMP) Dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Pada UKM Ahnaf Bakery Amalia Nurrahmah; Sri Hartini; Prita Pantau Putri Santosa
Jurnal Teknologi dan Manajemen Vol. 20 No. 2 (2022): JURNAL TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN
Publisher : Politeknik STMI Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52330/jtm.v20i2.61

Abstract

UKM Ahnaf Bakery adalah salah satu usaha di bidang olahan pangan yang memproduksi roti. Usaha roti ini berdiri di Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor selama 2 tahun terakhir. Permasalahan yang terjadi pada UKM Ahnaf Bakery penulis mengamati masih tidak memenuhi pedoman GMP dari hasil observasi awal ditemukan beberapa aspek GMP yang tidak memenuhi seperti aspek bangunan dan fasilitas, karyawan, pemeliharaan dan sanitasi hingga penyimpanan. Permasalahan yang terkait dengan sanitasi ditinjau dari pelaksanaan SSOP di UKM Ahnaf Bakery misalnya dalam hal jaminan kebersihan yang belum memadai dengan belum adanya kontrol dan pemeriksaan laboratorium terhadap air yang digunakan untuk produksi dan belum adanya pengecekan kesehatan karyawan. Selain itu pihak UKM Ahnaf Bakery juga belum dapat menerapkan sistem HACCP karena beberapa kendala seperti masih terbatasnya kualitas sumber daya manusia yang memahami sistem manajemen HACCP. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan GMP dan SSOP di UKM Ahnaf Bakery, serta mengidentifikasi potensi resiko dan bahaya pada tahapan proses produksi roti UKM Ahnaf Bakery dengan menggunakan sistem HACCP terhadap persyaratan standar yang telah ditentukan oleh pemerintah, yang selanjutnya dirumuskan rekomendasi alternatif strategi pengendalian kualitas yang harus dilakukan sebagai upaya perbaikan dalam menjamin kualitas dan keamanan roti di UKM Ahnaf Bakery. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan pelaksanaan GMP pada produksi Roti di UKM Ahnaf Bakery memiliki kategori Cukup Memenuhi (Sedang) dengan hasil penilaian rata-rata penerapan GMP sebesar 62 %. Penerapan SSOP pada produksi Roti di UKM Ahnaf Bakery memiliki kategori Cukup Memenuhi (Sedang) dengan hasil penilaian rata-rata penerapan SSOP sebesar 53,33%. Pada analisa bahaya untuk menentukan titik kendali kritis (CCP) menggunakan konsep HACCP di UKM Ahnaf Bakery didapatkan sembilan tahapan proses pembuatan roti yang dianggap sebagai CCP yaitu proses penerimaan bahan kering, penerimaan bahan lemak, pengovenan roti, pendinginan roti, pembuatan krim, penyimpanan krim, pemberian krim dan toping, pengemasan dan penyimpanan produk akhir. Rekomendasi alternatif strategi pengendalian kualitas produk roti yang dirumuskan berdasarkan hasil penelitian antara lain penerapan aplikasi GMP, SSOP dan HACCP, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, meningkatkan pengawasan mutu bahan baku, pemeliharaan mesin dan peralatan produksi dan meningkatkan pengawasan dan pengendalian kinerja produksi.
Analisis Lean Manufacturing Produk Keramik dengan Pendekatan VALSAT dan Pemodelan DES Pada PT. Perkasa Primarindo Daisy Fannysia; Sri Hartini; Prita Pantau Putri Santosa
Jurnal Teknologi dan Manajemen Vol. 20 No. 2 (2022): JURNAL TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN
Publisher : Politeknik STMI Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52330/jtm.v20i2.63

Abstract

PT. Perkasa Primarindo merupakan perusahaan manufaktur di bidang industri keramik. Permasalahan yang terjadi di PT. Perkasa Primarindo yaitu yaitu kemampuan perusahaan yang tidak optimal dalam memenuhi target produksi yang dipengaruhi oleh kualitas produk dan waktu produksi hingga ke tangan konsumen keramik akibat banyaknya cacat yang disebabkan antara lain ketergantungan beberapa proses produksi pada kondisi cuaca. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemborosan berupa aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam produksi. Metode yang digunakan yaitu metode VALSAT dan pemodelan DES dengan menggunakan software Flexsim 6.0 untuk mengatasi pemborosan yang terjadi di PT. Perkasa Primarindo. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, hasil waste assessment model pemborosan yang dominan terjadi adalah waste defect sebesar 20,29%, waste transportation sebesar 18,39% dan waste inventory sebesar 13,00%. Berdasarkan hasil output VALSAT yaitu mapping tools yang terpilih untuk mengeliminasi pemborosan dominan adalah PAM dengan skor 567,66. Berdasarkan analisis PAM, pada kondisi aktual kategori aktivitas NNVA memiliki persentase waktu yang cukup tinggi yaitu sebesar 46,54%, kemudian NVA sebesar 0,09% dan VA sebesar 53,38%. Pada kondisi usulan, persentase waktu aktivitas NNVA dapat dikurangi menjadi 45,16%, kemudian NVA berkurang menjadi sebesar 0%, dan VA dalam kondisi sama dengan kondisi awal. Hal ini juga didukung terjadinya penurunan lead time penyelesaian pada hasil simulasi model yang diusulkan, dimana pada simulasi kondisi awal lead time menyelesaikan proses produksi adalah 501688,39 detik menjadi 474128,13 detik pada hasil simulasi kondisi usulan. Sehingga dengan menerapkan usulan perbaikan melalui process activity mapping, usulan kaizen dan pendekatan simulasi dapat menurunkan 5,49% lead time penyelesaiannya dari kondisi awal.