Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENCEGAHAN AKIBAT TERJADINYA KARAT PADA PIPA BOILER (Studi Kasus) Nengah Ludra Antara
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 13 No 3 (2013): November
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.659 KB)

Abstract

Sebagaian besar masyarakat belum megetahui secara mendalam tentang apa dan bagaimana proses terjadinya karat serta seberapa jauh tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh serangan karat secara kuantitatif, karat yang diartikan sebagai korosi, yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum di kalangan industri perhotelan maupun industri lainnya. Hal ini karat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu: Kavitasi, Erosi, Benturan Partikel, Kelelahan, Endapan Tembaga , Radiant Chamber, dan Karat Lingkungan, dengan proses terbentuknya gelembung – gelembung uap cairan dipercepat oleh kandungan partikel padat dalam fluida, jumlah cycle yang tidak memadahi menyebabkan kelelahan, begitu pula zat tembaga yang terlarut di air menjadi deposit yang berpengaruh pada kelanjutan proses pengkaratan pada pipa Boiler yang di kenal dengan Batu Ketel, dan pengaruh kondisi lingkungan yang berubah-ubah sangat mempengaruhi laju karatan , seperti pH air yaitu keasaman air pengisi Boiler yang kontak dengan elektrolit sangat mempengaruhi pada proses terjadinya karat pada logam (pipa). Pencegahan dapat di lakukan melalui pengecetan, pembalutan dan penggunaan material anti karat, dan perlindungan katodik , anodik serta netralisasi zat koroden, menempatakan posisi tekanan head setinggi mungkin yang dapat dicapai untuk menghindari terbentuknya gelembung-gelembung uap dari cairan yang dipompakan-nya, dengan pelapisan timah, seng, aluminium, paduan tembaga nikel (70 -30) yang mengandung 0,4 – 1 persen besi yang dapat menahan benturan (regangan) dan padaun antara Ti – 6AL – 4V (Tinanium, Aluminium dan Vanadium).
Organic Waste Chopper Tool Design Using Autodesk Inventor 2015 Software Nengah Ludra Antara
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 20 No 2 (2020): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/logic.v20i2.1812

Abstract

In the program of mechanical engineering, the software used to draw is Autodesk Inventor. Autodesk inventor is a CAD program in the program of engineering that is applied to the design of mechanics in 3D. In designing a tool, of course, it is preceded by a planned design concept. In making a design a tool requires a process or steps for making the design. These steps include the size, dimensions, and materials used in making organic waste chopper tool. The drawing process uses the 2015 Autodesk Inventor program, the first is the making of sketches, components on the machine, followed by assembly of each component, then rendering images, animation as the final stages of drawing design input into "IDW" complete with size, scale, material. Image projection to make it easier for designers to make tools. Drawings of plan and complete details covering the scale dimensions will be able to simplify the manufacturing process (production) of the components of the tool and can reduce the risk of errors in the process of making tools.
ANALISA UNBALANCE MESIN GERINDA PEDESTAL DI WORKSHOP MEKANIK POLITEKNIK NEGERI BALI (STUDI KASUS) Nengah Ludra Antara
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 4 No 2 (2014): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Politeknik Negeri Bali merupakan pendidikan yang mencetak tenaga profesional, terdiri dari beberapa jurusan salah satunya adalah Jurusan Teknik Mesin yang membidangi tentang Teknik permesinan, dimana unbalancing yang terjadi pada Mesin Gerinda Pedestal disebakan oleh pemakanan atau pemakian tidak seimbang antara batu gerinda sisi kiri dengan sisi kanan dengan selisih perbandingannya yang diijinkan 0 s/d < 2 mm, hasil uji yang telah dilakukan antara batu gerinda sebelum dilakukan penggantian pada batu gerinda dengan selisih pemakian atau habis terpakai batu gerinda bagian kanan = 3,9 mm, dan bagian kiri = 6,2 mm, jadi selisih pemakian (habis terpakai) = 6,2 – 3,9 = 2,3 mm, kenyataan lebih besar dari dua ( > 2) tidak diijinkan, sedangkan batu gerinda penggantinya dengan selisih pemakian 4,35 – 2,9 = 1,45 mm lebih kecil dari dua ( < 2 ) masuk kategori di ijinkan. Untuk mengatasi unbalancing bisa dilakukan dengan jalan Balancing dengan cara Dressing dan Truing serta pengawasan, pembersihan, pemeriksaan, pelumasan setelah habis pelaksanakan praktek/kerja.