Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

MANAJEMEN WAKTU PENGANGKUTAN DALAM MEMINIMALISIR PENYUSUTAN BOBOT BADAN AYAM BROILER Achmad Marzuki; Ahmad Robiul Awal Udin; Joni Arifin
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 15 No 1 (2015): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v15i1.53

Abstract

Proses transportasi ayam broiler dari kandang pemeliharaan ke rumah  pemotongan ayam (RPA) bisa menimbulkan stres. Stres transportasi tidak dapat dihindari, namun bukan berarti bahwa dampak negatif stres tidak bisa dikurangi. Upaya alternatif menekan dampak merugikan stres transportasi salah satunya melalui manajemen waktu transportasi, yaitu transportasi pagi, siang, dan sore hari. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui waktu yang paling baik dan tepat untuk melakukan transportasi agar tidak terjadi penyusutan bobot badan yang terlalu tinggi. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 – 9 November 2011 di Politeknik Negeri Jember dan Desa Mangaran Situbondo dengan jarak tempuh ±75 km. Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam broiler. Perlakuan 1 adalah transportasi ayam broiler pagi/dini hari (02.00 WIB) lama perjalanan 1 jam 32 menit, perlakuan 2 adalah transportasi ayam broiler  siang hari (12.00 WIB) lama perjalanan 2 jam 11 menit, dan perlakuan 3 adalah transportasi ayam broiler sore hari (16.00 WIB) lama perjalan 1 jam 57 menit. Hasil penelitian diperoleh bahwa manajemen waktu pengangkutan berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap penyusutan bobot badan ayam broiler dan didapat hasil perlakuan terbaik yaitu perlakuan 1 (transportasi ayam broiler pagi/dini hari).
SUBSTITUSI PAKAN KOMERSIAL OLEH TEPUNG DAUN SEMAK BUNGA PUTIH (Chromolaena odorata) TERFERMENTASI TERHADAP PERFORMA DAN IOFC (Income Over Feed Cost) PUYUH PEDAGING Gilang Nursandhi; Achmad Marzuki; - Suratno
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 14 No 2 (2014): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v14i2.54

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana proses fermentasi dapat memperbaiki kualitas kandungan nutrisi tepung daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata), serta pengaruh penggunaannya dalam ransum terhadap performa dan IOFC puyuh pedaging. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan memakai rancangan acak lengkap (RAL) pola searah yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri atas P0 (ransum kontrol), P1 (5% fermentasi tepung daun Semak Bunga Putih), P2 (10% fermentasi tepung daun Semak Bunga Putih), dan P3 (15% fermentasi tepung daun Semak Bunga Putih). Parameter yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, dan income over feed cost (IOFC).Hasil analisa proksimat mendapatkan bahwa, proses fermentasi dapat memperbaiki kualitas kandungan nutrisi tepung daun Semak Bunga Putih. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa, penggunaan fermentasi tepung daun Semak Bunga Putih dalam ransum berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap konsumsi pakan (P0 : 69.12, P1 : 68.25, P2 : 68.68, P3 : 68.07 gram/ekor/minggu), pertambahan bobot badan (P0 : 27.77, P1 : 27.50, P2 : 28.40, P3 : 28.29 gram/ekor/minggu), dan konversi pakan puyuh (P0 : 2.49, P1 : 2.48, P2 : 2.42, P3 : 2.41), tetapi memberikan pengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap nilai IOFC puyuh (P0 : 1105, P1 : 1199, P2 : 1259, P3 : 1344 rupiah).Kesimpulan dari penelitian ini adalah fermentasi tepung daun Semak Bunga Putih dapat digunakan sebagai substitusi pakan komersial sampai taraf 15% dalam ransum, karena tidak berpengaruh negatif dan cenderung dapat memperbaiki performa, serta  meningkatkan nilai IOFC puyuh pedaging.
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN AYAM PETELUR DAN KONSENTRASI EM4 DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI RUMPUT SETARIA (Setaria sphacelata), - Niknik; Achmad Marzuki; Bambang Sugiyanto
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 14 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v14i1.55

Abstract

Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, bila dibiarkan dapat berdampak buruk bagi lingkungan, manusia  bahkan ternak itu sendiri. Salah satunya limbah padat seperti feses. Dari limbah ternak tersebut para peternak juga dapat menghasilkan keuntungan karena limbah tersebut dapat diolah menjadi pupuk organik. Pupuk organik tersebut dapat dimanfaatkan untuk tanaman rumput sehingga para peternak dapat menyajikan hijauan berkualiatas unggul dan ekonomis. Dalam proses pembutan pupuk organik dapat ditambahkan starter yang sudah beredar di pasar antara lain EM4 dengan maksud mengoptimalkan manfaat dan kandungan unsur hara dari pupuk organik tersebut.Tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk organik kotoran ayam petelur dan konsentrasi EM4 terhadap  produksi rumput Setaria sphacelata.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan empat perlakuan dan setiap perlakuan diulang enam kali, adapun perlakuannya adalah K1 yaitu kotoran ayam petelur : 98 gr/rumpun, K2 yaitu kotoran ayam petelur (1 kg) + 1 Tutup Botol EM4 (13 cc) : 98 gr/rumpun dan K3 yaitu kotoran ayam petelur (1 kg) + 2 Tutup Botol EM4 (26 cc) : 98 gr/rumpun.Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon pertumbuhan dan produksi rumput Setaria sphacelata yang terbaik dihasilkan oleh perlakuan K1, dengan hasil tinggi tanaman 44,05 cm, panjang daun 30,34 cm, jumlah anakan 18,25  batang, dan produksi bahan segar 0,19 kg/bedeng (panen pertama). Tinggi tanaman 68,88 cm, panjang daun 49,21 cm, jumlah anakan 55  batang, dan produksi bahan      segar 18,91 kg/bedeng (panen kedua). Pemupukan dilakukan sebanyak  dua kali yaitu pada periode panen pertama yang dilakukan dua minggu setelah penanaman dan pemupukan kedua dilakukan  dua hari panen pertama.Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa Kotoran ayam petelur (K1) dengan dosis 98 gr/rumpun dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas rumput Setaria sphacelata pada panen pertama dan kedua. Kotoran ayam petelur dan konsentrasi EM4 (K2 dan K3) memiliki tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang kurang baik terhadap rumput Setaria sphacelata yaitu dengan hasil produksi K2 0,10 kg/bedeng dan K3 0,13 kg/bedeng (panen pertama) dan K2 12,83 kg/bedeng dan 1,25 kg/bedeng (panen kedua).Untuk tanaman rumput Setaria sphacelata dapat menggunakan pupuk kotoran ayam petelur dengan dosis 98 gram/rumpun tanpa harus ditambahkan atau dicampurkan dengan larutan EM4, karena hanya dengan pemberian pupuk kotoran ayam petelur 98 gram/rumpun pertumbuhan dan produktivitasnya tinggi.
PEMBERIAN MULSA JERAMI PADI DAN PUPUK KASCING PADA RUMPUT SETARIA (Setaria sphacelata) Pebrianti Sarira Palulun; Achmad Marzuki
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 13 No 3 (2013): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v13i3.97

Abstract

Limbah ternak dan pertanian adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan dan pertanian seperti usaha pemeliharaan ternak dan sisa hasil pertanian, bila dibiarkan dapat berdampak buruk bagi lingkungan, manusia dah bahkan ternak itu sendiri. Salah satunya limbah padat seperti feses dan jerami padi. Dari limbah ternak tersebut para peternak juga dapat menghasilkan keuntungan karena limbah tersebut dapat diolah menjadi pupuk organik. Pupuk organik tersebut dapat dimanfaatkan untuk tanaman rumput sehingga para peternak dapat menyajikan hijauan berkualiatas unggul dan ekonomis.Kascing atau vermicompost adalah kotoran cacing tanah. Kascing mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur makro dan mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Unsur-unsur kimia yang terkandung di dalamnya siap diserap tanaman dan sangat berguna bagi pertumbuhan dan produksinya. Disamping itu kascing mengandung mikroba dan hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Jumlah mikroba yang banyak dan aktivitasnya yang tinggi bisa mempercepat pelepasan unsur-unsur hara dari kotoran cacing menjadi bentuk yang tersedia bagi tanamanMulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik. Mulsa dibedakan menjadi dua macam dilihat dari bahan asalnya, yaitu mulsa organik dan anorganik. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai mulsa organik adalah jerami (Adisarwanto dan Wudianto dalam Mariano. 2003). Mulsa organik jerami padi dapat meningkatkan dan mempertahankan kandungan air tanah lebih dibandingkan mulsa golongan leguminosa karena mulsa jerami padi lebih tahan. (Yoyo dalam Agusni dkk. 2000).Tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan mulsa organik jerami padi dan pupuk kascing terhadap pertumbuhan dan produsi rumput Setaria sphacelata.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan empat perlakuan dan lima kali ulangan, adapun perlakuannya adalah P1 yaitu mulsa organik jerami padi : 12 kg/bedeng, P2 yaitu pupuk kascing : 300 gr/rumpun dan K3 yaitu kombinasi mulsa organik jerami padi : 6 kg/bedeng dan pupuk kascing : 150gr/rumpun.Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon pertumbuhan dan produksi rumput Setaria sphacelata yang terbaik dihasilkan oleh perlakuan P2, dengan hasil jumlah anakan 84,25, panjang daun 40,08cm, tinggi tanaman 57,38 cm, dan produksi 4,90 kg. Pemupukan dilakukan sebanyak  dua kali yaitu pada periode defoliasi yang dilakukan dua minggu setelah penanaman dan pemupukan kedua dilakukan  dua hari sebelum panen.Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa pupuk kascing (P2) dengan dosis 300 gr/rumpun dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas rumput Setaria sphacelata pada saat defoliasi dan panen. Perlakuan dengan mulsa organic jerami padi dan kombinasi antara mulsa organic jerami padi dan pupuk kascing (P1 dan P3) memiliki tingkat pertumbuhan dan produksi yang kurang baik terhadap rumput Setaria sphacelata yaitu dengan hasil produksi P1 0,36 kg/bedeng dan K3 0,81 kg/bedeng (defoliasi) dan P1 2,60 kg/bedeng dan 4,40 kg/bedeng (panen). Untuk tanaman rumput Setaria sphacelata dapat menggunakan pupuk kascing dengan dosis 300 gram/rumpun tanpa harus menggunakan mulsa, karena hanya dengan pemberian pupuk kascing 300 gram/rumpun pertumbuhan dan produksinya tinggi.
Pemberian Pakan Bentuk Cramble dan Mash TerhadapProduksi Ayam Petelor Achmad Marzuki; Bahrur Rozi
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 18 No 1 (2018): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v18i1.849

Abstract

The purpose of this study is to determine the effect of feeding the form of crumble and mash on the production of laying hens from the pre layer phase. This research was conducted from November 11, 2015 to January 11, 2016, in laying chicken coop owned by Mr. Mahmud Kerajan Village Sumber Danti Village Sukowono District Jember District. The materials used in the study of laying pre layers (age 20 weeks) strains of Isa Brown, maize, concentrate, bran. Data analysis used was t test between (P1) chicken feed in the form of mash and (P2) chicken feed in with crumble form.The results showed that the feeding of Crumble form showed no significant difference to feed consumption ratio and feed egg ratio, and significantly different to HDP (Hen Day Production) laying hens. so it can be concluded that feeding of Crumble form can be given to increase egg production, giving advantage of difference of egg number during maintenance (age 20-28 weeks) that is 1213 grains
PENGARUH PROMOSI, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SKINCARE SOMETHINC Dyah Ayu Rara Sukmawati; Muhammad Mathori; Achmad Marzuki
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia STIE Widya Wiwaha Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1055.719 KB) | DOI: 10.32477/jrabi.v2i2.487

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi, harga, dan kualitas produk secara parsial maupun simultan terhadap keputusan pembelian produk skincare Somethinc. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen produk skincare Somethinc di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah sampel 100 responden menggunakan teknik sampling non random dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS versi 25.00. Menguji hipotesis parsial menggunakan uji t dan simultan menggunakan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial promosi, harga, dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk skincare Somethinc. Selanjutnya, berdasarkan hasil perhitungan secara simultan menunjukkan bahwa promosi, harga, dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk skincare Somethinc sebesar 48,1% dan sisanya51,9% dipengaruhi oleh faktor lain.
Rancang Bangun Bipolar SPWM (Sinusoidal Pulse Width Modulation) Pada Beban Non Linier Pada Inverter 1 Phase Achmad Marzuki; Ramli Ramli; Bangbang Hermanto
Jurnal ELIT Vol 1 No 1 (2020): Jurnal ELIT
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.867 KB) | DOI: 10.31573/elit.v1i1.54

Abstract

Menghasilkan sebuah bentuk gelombang Sinusoidal murni sangat penting didalam sistem penyaluran energi listrik. Tulisan ini berhubungan dengan Rancang bangun sebuah Inverter yang memiliki bentuk keluaran tegangan sinusoidal dengan menggunakan Teknologi SPWM (Sinusoida Pulse witdth Modulation). Hal yang paling esensial didalam teknologi SPWM adalah pemilihan jenis SPWM (Bipolar,Unipolar, atau lainnya) untuk menghasilkan bentuk sinyal Switching yang digunakan untuk menghasilkan Saklar On dan Off secara benar didalam sebuah rangkaian H-Bridge. Rancang bangun SPWM Inverter ini diawali dengan Disain Sinyal Generator yang akan mengeluarkan 4 buah sinyal switching pada Rangkaian H-Bridge. Sinya-sinyall generator tersebut akan dikendalikan oleh sebuah kontroller yang mengatur kendali timing pada sinyal generator. Keluaran arus H-bridge tersebut akan dikirim ke sebuah Transformator Step-Up untuk menghasilkan sebuah gelombang tegangan dan arus sinusoidal. Untuk mengetahui kinerja Inverter jenis SPWM ini akan diuji dengan pemberian beban yang bersifat Non-linier yaitu beberapa kombinasi lampu LEDs. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bentuk keluaran gelombang pada inverter SPWM ini menghasilkan bentuk sinusoidal murni pada saat tanpa beban, tetapi saat berbeban bentuk gelombangnya sedikit mengalami perubahan bentuk akibat adanya harmonisa yang dibangkitkan oleh beban Non-linier.