Titik Haryani
Sekolah Tinggi Teologi Torsina

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pandangan Etika Kristen terhadap Tindakan Eutanasia pada Pasien Tahap Terminal Titik Haryani
EPIGRAPHE (Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani) Vol 6, No 1: Mei 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33991/epigraphe.v6i1.367

Abstract

This article is to show that Christian ethics have a role in the act of euthanasia in someone who is terminally ill. This decision-making is closely related to the human spirit in the realm of eternity. Suicide or murder is against the sixth commandment of the Torah. Mistakes in making decisions will result in fatal mistakes related to Heaven and Hell. The Lord Jesus is an example for humans in the face of suffering. The light sufferings of the world work out eternal glory above all that is greater. Euthanasia has pros and cons; therefore, Christians must return to the Bible as a basis for making decisions about euthanasia in terminally ill patients.Artikel ini untuk menunjukkan bahwa etika Kristen memiliki peranan terhadap tindakan  eutanasia pada seorang yang mengalami sakit tahap terminal. Pengambilan keputusan ini sangat berhubungan dengan roh manusia dialam kekekalan. Bunuh diri atau membunuh bertentangan dengan hukum ke enam dalam Hukum Taurat. Kesalahan dalam mengambil keputusan akan mengakibatkan kesalahan fatal yang berhubungan dengan Surga dan Neraka. Tuhan Yesus adalah teladan bagi manusia dalam menghadapi penderitaan. Penderitaan ringan dalam dunia mengerjakan kemuliaan kekal melebihi segala-galanya yang lebih besar. Eutanasia menjadi pro dan kontra, oleh sebab itu orang Kristen harus kembali kepada Alkitab sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam tindakan eutanasia pada pasien tahap terminal.
Aplikasi Makna Pergaulan Menurut 1 Korintus 15:33-34 bagi Pemuda Kristen Masa Kini Deslinawati Telaumbanua; Titik Haryani; Asih Rachmani Endang Sumiwi
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.915 KB)

Abstract

The social challenges experienced by Christian youth are very difficult and important challenges, they are faced with a cruel world that provides everything that can destroy them if they can't use and use it well. The purpose of this study is to explain the meaning of association according to 1 Corinthians 15:33-34 and to explain the application of the meaning of association according to 1 Corinthians 15:33-34 for today's Christian youth. This study uses qualitative research that uses a hermeneutic approach. The conclusion of this study is, Christian youth should not be easily deceived, avoid destructive associations, have good moral character to live righteously, be aware of sin, know God, and pay attention and care for those around them.Tantangan pergaulan yang dialami oleh pemuda Kristen merupakan tantangan yang sangat sulit dan penting, mereka diperhadapkan dengan dunia yang kejam yang menyediakan segala sesuatu yang bisa menghancurkan mereka apabila tidak bisa menggunakan dan memanfaatkannya dengan baik. Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan tentang makna pergaulan menurut 1 Korintus 15:33-34 dan untuk menjelaskan aplikasi makna pergaulan menurut 1 Korintus 15:33-34 bagi pemuda Kristen masa kini. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang memakai pendekatan hermeneutika. Kesimpulan penelitian ini adalah, pemuda Kristen jangan mudah dibohongi, menghindari pergaulan yang merusak, memiliki karakter moral yang baik untuk hidup benar, sadar terhadap dosa, mengenal Allah, dan memperhatikan serta peduli terhadap orang sekitar.
Pentingnya Pengembangan Potensi Remaja di Gereja Sebagai Generasi Penerus Gereja dan Bangsa Titik Haryani
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article shows the importance of developing the potential of youth in the church who will become the next generation of Church and State. Adolescence is a time of growth. The potential of adolescents is also in the process of growth and development. If from a young age they get support in developing their potential, they will be able to develop optimally. So that teenagers will be able to develop themselves as a whole. The church has a responsibility in educating potential youth. Potential that develops optimally will produce masterpieces for teenagers. The potential of the youth will be the next generation of church and state. Adolescents who have potential will be useful for the nation and the state.Artikel ini menunjukkan bahwa pentingnya pembinaan potensi remaja di gereja yang akan menjadi generasi penerus Gereja dan Negara. Masa remaja adalah masa pertumbuhan. Potensi remaja juga sedang dalam pertumbuhan dan perkembangan. Apabila sejak usia remaja mendapatkan dukungan dalam mengembangkan potensinya maka akan dapat berkembang secara maksimal. Sehingga para remaja akan dapat mengembangkan dirinya secara utuh. Gereja memiliki tanggung jawab dalam mendidik potensi remaja. Potensi yang berkembang secara maksimal akan menghasilkan mahakarya bagi para remaja. Potensi yang dimiliki para remaja akan menjadi generasi penerus gereja dan negara. Remaja yang memiliki potensi akan berguna bagi bangsa dan Negara.
Pembentukan Karakter Anak dalam Keluarga Berdasarkan Amsal 23:14 Suferniwati Fau; Sigit Ani Saputro; Titik Haryani
Miktab: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karakter merupakan benih yang tertanam dalam diri manusia sejak manusia diciptakan oleh Allah dalam Kejadian 1: 28. Letak kesamaan manusia dengan Allah berada pada karakter, ketika Allah menciptakan dan menghembuskan nafas kehidupan kepada manusia pertama yaitu Adam di situlah Roh Allah tertanam dalam diri manusia. Beberapa masalah yang sangat mempengaruhi pembentukan karakter anak yaitu kurangnya pemahaman bagi orang tua bahwa, pembentukan karakter anak sangat penting untuk dilakukan sejak anak masih kecil, dan adanya masalah dalam menerapkan pembentukan karakter terhadap anak sehingga membuat karakter anak menjadi tidak baik. Metode yang digunakan adalah metode eksegesis terapan yang mencari, mengumpulkan, mempelajari data menggunakan literatur-literatur dan berbagai buku yang berhubungan dengan pokok pembahasan. Sehubungan dengan metode kualitatif yang digunakan dalam penulisan skripsi ini akan mengarahkan kepada penjelasan apa adanya. Adapun kesimpulan akhir sebagai berikut: pertama, pembentukan karakter sangat penting untuk diterapkan kepada anak-anak sejak dini agar karakter anak menjadi baik di masa yang akan datang; kedua penggunaan rotan dalam pembentukan karakter anak harus dilakukan dengan cara yang bijak dan berhikmat dengan berlandaskan kasih, tujuan penggunaan tongkat yaitu untuk mendidik anak menjadi lebih baik; ketiga, lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan karakter anak karena keluarga merupakan lingkungan pertama di mana seorang anak mendapatkan nilai-nilai kehidupan namun tidak hanya lingkungan keluarga, melainkan lingkungan sekolah, gereja dan masyarakat.