Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN STUNTING DENGAN KARAKTERISTIK ANAK, ASUPAN GIZI, DAN ANEMIA PADA BATITA DI WILAYAH PUSKESMAS CIBEBER Dinar Mutiara; Andri Andrian Rusman; Rizky Sukma Ruhiman
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 3 (2021): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.297 KB)

Abstract

Stunting adalah suatu keadaantinggi badan menurut umur (TB/U) seseorang yang tidak sesuai dengan umur dan merupakan indikator dari malnutrisi pada anak usia dini. Seseorang dikatakan stuntingbila z-score indeks TB/U atau PB/U-nya kurang dari (-2) standar deviasi berdasarkan World Health Organization-Multicentre Growth Reference Study(WHO-MGRS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stunting dengan karakteristik anak (usia, jenis kelamin, dan BBLR), asupan zat gizi (asupan zat besi dan protein), dan anemia pada anak batita di wilayah Puskesmas Cibeber. Penelitian inidilakukan dengan metode analitik secara potong lintang. Pengumpulan sampel diambil dengan cara non-probability sampling,yaitu menggunakan metode consecutive sampling pada bulan Januari -Februari 2021 dan diperoleh 32 sampel. Instrumen yang digunakan berupa alat ukur tinggi badan, hemoglobinometer, dan lembar food recall 2 x24 jam. Hasil uji statistik kai kuadrat didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara asupan zat gizi dengan kejadian stunting pada batita, yaitu asupan protein dengan nilai p= 0,012 dan asupan zat besi dengan nilai p= 0,028. Tidak terdapat hubungan yang signifikan pada jenis kelamin dengan nilai p= 0,476, BBLR dengan nilai p= 0,365, dan anemia dengan nilai p= 0,288 dengan kejadian stuntingpada anak batita. Kesimpulan pada penelitian ini setelah dilakukan uji bivariat adalah faktor asupan zat gizi yang berupa asupan zat besi dan protein memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting pada anak batita. Pemenuhan kebutuhan gizi batita sangat dibutuhkan untuk mencegah stunting sehingga proses perkembangan anak batita dapat berjalan sesuai dengan tahapannya.DOI : 10.35990/mk.v4n3.p293-304
Differences in mediterranean diet adherence on bmi, waist circumference, fat percentage, muscle mass in obesity Endry Septiadi; Dinar Mutiara; Henny Juliastuti; Iis I Rakhmat; Dewi R Handayani
ACTA Medical Health Sciences Vol. 1 No. 1 (2022): ACTA Medical Health Sciences
Publisher : ACTA Medical Health Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.131 KB)

Abstract

Obesity is a multifactorial disease that occurs when there is an abnormal accumulation of body fat due to an imbalance between energy intake and energy expenditure. The prevalence of Riset Kesehatan Dasar in 2018 showed that 21.8% of the Indonesian population over 18 years is obese. One of the diets recommended by European Association for the Study of Obesity Community for obesity is the Mediterranean diet. This study aims to determine the difference of adherence level in the Mediterranean diet to nutritional status, and muscle mass in obese patients. The method used in this study is analytic observational with prospective cohort observations. Subjects in this study were 37 obese patients who were monitored for diet four times in one month with food frequency questionnaire and checked for BMI, waist circumference, body fat percentage, and muscle mass at the end of the month. BMI and body fat percentage were analyzed using the Anova test while waist circumference and muscle mass data were analyzed using the Kruskal Wallis test. The level of adherence to the Mediterranean diet has been shown to significantly affect BMI (p=0.008), waist circumference (p=0.042), body fat percentage (p=0.014), and muscle mass (p=0.009) in obese patients. This associated with the composition of Mediterranean diet which affects increase in thermogenesis, fat oxidation, anti-inflammatory, and increases satiety for a longer period. The results of this study support the hypothesis that there is the difference of adherence to the Mediterranean diet to nutritional status and muscle mass in obese patients.   DOI : 10.35990/amhs.v1n1.p28-37