Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki ada tidaknya perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti strategi metakoginitif dengan siswa yang mengikut pembelajaran konvensional, mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi, sedang dan rendah serta melihat ada tidaknya interaksi antara strategi metakognitif dan kemandirian belajar dalam mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental dengan desain The Nonequivalent Posttest Only Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap MAN 1 Pekanbaru tahun ajaran 2018/2019. sampel diambil secara purposive sampling adalah kelas X MIA 1 dan X MIA 2. Analisis data yang digunakan untuk hipotesis 1 menggunakan uji-t sedangkan untuk hipotesis 2 dan 3 menggunakan anova dua arah. Hasil analisis data dengan menggunakan uji-t hipotesis 1 menunjukkan t hitung = 3.309 t tabel = 1.9977. sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang mengikuti pembelajaran strategi metakognitif dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hasil analisis data dengan menggunakan anova dua arah menunjukkan F(B)hitung = 40.45 lebih dari F(B)table = 3.15 dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi, sedang dan rendah. Sedangkan interaknsi F(A×B)hitung = 0.47 lebih dari F(A×B)tabel = 3.15 sehingga dapat ditunjukan bahwa tidak terdapat interaksi antara strategi metakognitif dan kemandirian belajar dalam mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
Copyrights © 2019