cover
Contact Name
Saaduddin
Contact Email
red.ekspresiseni@gmail.com
Phone
+6281371972228
Journal Mail Official
red.ekspresiseni@gmail.com
Editorial Address
https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/about/editorialTeam
Location
Kota padang panjang,
Sumatera barat
INDONESIA
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
ISSN : 14121662     EISSN : 25802208     DOI : http://dx.doi.org/10.26887/ekspresi
Core Subject : Humanities, Art,
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni welcomes full research articles in the area of Visual Art and Performing Art. Scope areas are: related to Art and Culture, Creative Process and conceptual research in visual art and Performing Art.
Articles 235 Documents
ALAM DAN ADAT SEBAGAI SUMBER ESTETIKA LOKAL KESENIAN TALEMPONG LAGU DENDANG Nadya Fulzi
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 18, No 1 (2016): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1588.331 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v18i1.90

Abstract

Kesenian Talempong Lagu Dendang adalah kesenian tradisional khas Nagari Limbanang Kabupaten Limapuluh Kota. Sebagai sebuah objek seni yang estetis Talempong Lagu Dendang memiliki unsur-unsur estetis yang bersumber dari lingkungan sekitar tempat seni ini berasal. Peneltian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara karakteristik alam dan adat Nagari Limbanang dengan pembentukan konsep estetika lokal kesenian Talempong Lagu Dendang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan estetika. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, sedangkan analisis data dilakukan dengan cara mengkategorikan, menafsirkan dan menghubungkann data dengan teori yang relevan. Adapun teori yang digunakan adalah teori estetika dari Nyoman Kutha Ratna yang memandang estetika sebagai sesuatu yang mengandung makna keindahan, kebaikan, keutamaan dan kebajikan. Hasil dari penelitian ini berupa konsep estetika lokal yang tersirat dalam berbagai bahasa kiasan seperti: basilang, garitiak cando aia ilia, nada sisik/bungo dan donga-mandongakan.
VISUALISASI MOTIF ITIAK PULANG PATANG PADA KRIYA KAYU Rahmad Washinton
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 17, No 2 (2015): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (890.513 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v17i2.106

Abstract

Bentuk motif Minangkabau yang beragam jenis, dan memiliki makna menjadikan pengkarya  tertarik  untuk mengangkat  salah satu dari motif Minangkabau  yaitu motif Itiak Pulang Patang sebagai ide penggarapan karya seni. Ketertarikan pengkarya mengangkat  motif itiak pulang patang karena motif tersebut terlihat seperti susunan bentuk yang harmonis dan selaras. Diambil dari gerak irama itiak ketika  berbaris  pulang  dari  tempat  mencari  makannya,  kemudian  motif  itiak pulang  patang  bermakna  santai  dan  kekompakkan.  Bentuk  motif  itiak  pulang patang  ini  akan  pengkarya  visualisasikan  kedalam  bentuk  karya  seni  berupa lampu hias duduk
CROSS-CUTTING : PEMBENTUKAN KONFLIK DALAM FILM “HAJI BACKPACKER” Prajanata Bagiananda Mulia
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 19, No 2 (2017): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1913.489 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v19i2.152

Abstract

Cross–cutting, sebuah teknik dalam editing film dengan memainkan dua situasi adegan berbeda ruang, yang seperti akan bertemu namun kenyataannya tidak. Sutradara film Haji Backpacker melalui peran editornya menyusun urutan gambar menggunakan teknik- teknik tertentu, seperti yang dominan terlihat pada film Haji Backpacker yaitu penerapan teknik cross-cutting. Penggambaran adegan di luar satu kesatuan cerita seperti adegan mimpi, adegan masa lalu, dan sejenisnyadigunakan untuk meningkatkan ketegangan, menampilkan konflik, dan menunjukkan titik perbandingan ataupun perbedaan. Penelitian ini mencoba membedah bagaimana sebuah teknik sederhana dalam editing filmseperti cross-cutting yang mencoloktampak pada film Haji Backpacker mempunyai peran kuat dalam gaya bercerita sehingga mempengaruhi pembentukan konflik cerita. Teknik cross- cuttingdilihat dari bagaimana dan mengapa ia muncul, hingga pemaknaan pada konflik internal maupun eksternal yang ditimbulkan terhadap film Haji Backpacker. Hasil dari penelitian ini bahwa konflik mampu dilihat dan dibentuk melalui teknik cross-cutting yang selalu terikat dalam suatu tema besar tiap kemunculannya
KOMODIFIKASI: MANIPULASI BUDAYA DALAM (AJANG) PARIWISATA Rosta Minawati
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 15, No 1 (2013): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1551.087 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v15i1.179

Abstract

Manipulasi budaya dalam ajang pariwisata mengangkat realitas lapangan yang empirik berkaitan dengan komodifikasi. Fenomena manifulasi budaya menjadikan budaya sebagai objek yang memiliki nilai tukar atau nilai jual melalui industri budaya dan jasa sebagai komoditas. Secara umum, gejala komodifikasi terperangkap dalam dialektika sakral ke profan, memunculkan atraksi kemunduran aspek ritual, kontestasi dan pertentangan konsep dan ideologi sehingga memunculkan mitos baru (mitos modern). Praktik tersebut memunculkan kriminal baru yang tidak terlepas dari peran kapitalis.
PENGALAMAN PEMBELAJARAN MUSIK MELAYU DI ISI PADANGPANJANG Arga Budaya
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 14, No 2 (2012): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1884.751 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v14i2.195

Abstract

Masalah pembelajaran musik Melayu di Jurusan Seni Musik Institut Seni Indonesia (ISI) padangpanjang menjadi fokus pembahasan hasil penelitian ini. Sebab proses mengajar-belajar belum sesuai dengan sistem pembelajaran yang diharapkan. Fenomena itu mengakibatkan tidak tercapai kompetensi keterampilan mahasiswa memainkan alat-alat musik Melayu. Setelah dilakukan penelitian melalui pendekatan kualitatif interpretatif, temuan penelitian mengemukakan dosen cenderung memberikan materi pembelajaran berdasarkan pengalaman saja. Maksudnya teori dan langsung praktek diberikan berdasarkan pengalaman yang diterima waktu jadi mahasiswa dahulu.
METODE LATIHAN TEATER MELALUI EKSPLORASI PSIKOLOGIS Sulaiman Juned
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 14, No 2 (2012): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.35 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v14i2.227

Abstract

Pola pelatihan calon aktor/aktris di Komunitas Seni Teater di sekolah. Penggabungan pelatihan tekhnis dan psikologis. Literatur yang menjadi acuan adalah an ekplorasi teori-teori psikoanalisis atau ilmu ketidaksadaran. Dalam kehidupan arkhetipe dan simptomp-simptomp yang tersimpan di area amigdala adalah kumpulan dari simbol yang tidak akan berdusta. Kemampuan mengelola arkhetipe ini akan menjadi modal seorang aktor dalam menampilkan akting yang estetik di atas panggung. Secara garis besar pelatihan berangkat dari keterampilan fisik dan psikologis untuk melatih kepekaan.
PENCIPTAAN TEATER DAN PERLINDUNGAN HAK CIPTA Tatang Rusmana
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 18, No 1 (2016): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1590.304 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v18i1.8

Abstract

Theater is a human’s creation in the field of art that has economic value. Any kind of theater needs to get the protection of copyright. Law number 19 year 2002 about the copyright is the law product that gives protection and appreciation for human’s creativity in science, art, and literature. The artists of theater as the creators are the subject of copyright law who has exclusive rights to announce or multiply their creations and those exclusive rights include the rights of economy and moral. The understanding and awareness about this copyright tend to be ignored by the artists of theater particularly in Indonesia in which the creations of theater with various artistic forms achieved from their artists’ creativities develop significantly. They need to be given a protection through the existence of copyright law. Therefore, the socialization of Copyright Law year 2002 to the circle of theater artists is an urgent matter to be done because those artists who are the subject of this copyright law do not fully understand about it.
PENAMPILAN JALAN KEPANG DI SAWAHLUNTO: SEBUAH DISKURSUS SENI POSKOLONIAL Dede Pramayoza
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 16, No 2 (2014): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1077.62 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v16i2.74

Abstract

Jalan Kepang merupakan nama salah satu seni penampilan rakyat di Sawahlunto, Sumatera  Barat, yang memiliki  kemiripan  nama dengan  salah satu kesenian  di pulau   Jawa.   Keunikan   jalan   kepang   mendorong   sebuah   kebutuhan   untuk memahami  maknanya  secara  lebih jauh.   Melalui  pembacaan  yang meminjam metode  semiotika  atas  foto-foto  penampilan   Jalan  Kepang,  terbukti  bahwa kesenian ini memiliki ciri-ciri yang mirip sekaligus berbeda dengan jaran kepang di Pulau Jawa. Fakta itu menghadirkan kebutuhan untuk membaca konteks masyarakat  pendukung kesenian ini, yakni masyarakat  ‘orang rante’. Hubungan antara teks penampilan dengan konteks sejarah dan budaya ‘orang rante’ menunjukkan  bahwa  kesenian  ini  merupakan  bentuk  mimikri,  yang  berfungsi sebagai   ritual  komunitas.   Secara  keseluruhan,   jalan  kepang   adalah  bentuk peristiwa budaya poskolonial, yang memantulkan narasi sejarah dan pengalaman masa kolonial dari masalalu komunitas ‘orang rante’.
KABA LAREH SIMAWANG SEBAGAI KONSEP DASAR PENCIPTAAN TARI LAKI-LAKI Yan Stevenson
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 18, No 1 (2016): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1401.157 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v18i1.85

Abstract

Kaba Lareh Simawang menjadi inspirasi dalam penciptaan karya tari Laki-Laki. Pembacaan ulang kaba tersebut mengilhami dan menginspirasi untuk menjadikan alur cerita dalam tari ini menjadi berbeda. Karya tari Laki-Laki Siti Jamilah tidak membunuh anak dan dirinya sendiri namun menjadi lebih kuat dan mampu menyia-nyiakan suaminya sehingga suaminya terabaikan. Sementara istrinya yang kedua bernama Siti Rawani juga memperlakukan Lareh Simawang dengan sikap yang sama dengan Siti Jamilah. Kaba Lareh Simawang menjadi sumber inspirasi penciptaan karya tari Laki-Laki. Kaba Lareh Simawang dalam penggarapannya merujuk kepada beberapa kajian sumber. Istri pertama Lareh Simawang yang bernama Siti Jamilah merupakan seorang perempuan yang patuh, setia, dan taat kepada suaminya. Kepatuhan, kesetiaan, dan ketaatan Siti Jamilah kepada suaminya Lareh Simawang digambarkan pada bagian awal karya.
AKSARA INCUNG KERINCI SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN SENI KRIYA Husni Mubarat
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 17, No 2 (2015): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.701 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v17i2.101

Abstract

Aksara Incung Kerinci merupakan naskah kuno yang dipakai oleh suku Kerinci pada dahulunya sebagai wahana untuk menulis sastra, hukum adat, dan mantera- mantera  yang ditulis  pada  kulit kayu,  tanduk  kerbau,  bambu  dan daun  lontar. Aksara Incung digunakan sebagai sumber penciptaan karya. Penciptaan karya ini melalui  tiga  tahap,  yaitu  eksplorasi,   perancangan,   dan  perwujudan   melalui pencarian bentuk seni kriya yang baru, kreatif, dan inovatif, dengan tidak meninggalkan kaidah-kaidah seni rupa modern. Perwujudan karya menggunakan media kayu, serbuk kayu, logam kuningan, logam besi, dan bambu. Penciptaan karya seni kriya ini dapat menjadi media sebagai pengembangan  aksara Incung Kerinci

Page 1 of 24 | Total Record : 235


Filter by Year

2011 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 25, No 2 (2023): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 25, No 1 (2023): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 2 (2022): Edisi Juli- Desember 2022 Vol 24, No 1 (2022): Edisi Januari-Juni 2022 Vol 23, No 2 (2021): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 23, No 1 (2021): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 22, No 2 (2020): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 22, No 1 (2020): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 21, No 2 (2019): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 21, No 1 (2019): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 21, No 1 (2019): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 20, No 2 (2018): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 20, No 2 (2018): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 20, No 1 (2018): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 20, No 1 (2018): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 19, No 2 (2017): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 19, No 2 (2017): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 19, No 1 (2017): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 19, No 1 (2017): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 18, No 2 (2016): Ekspresi Seni Vol 18, No 2 (2016): Ekspresi Seni Vol 18, No 1 (2016): Ekspresi Seni Vol 17, No 2 (2015): Ekspresi Seni Vol 17, No 1 (2015): Ekspresi Seni Vol 17, No 1 (2015): Ekspresi Seni Vol 16, No 2 (2014): Ekspresi Seni Vol 16, No 2 (2014): Ekspresi Seni Vol 16, No 1 (2014): Ekspresi Seni Vol 16, No 1 (2014): Ekspresi Seni Vol 15, No 1 (2013): Ekspresi Seni Vol 14, No 2 (2012): Ekspresi Seni Vol 14, No 2 (2012): Ekspresi Seni Vol 14, No 1 (2012): Ekspresi Seni Vol 14, No 1 (2012): Ekspresi Seni Vol 13, No 2 (2011): Ekspresi Seni Vol 13, No 2 (2011): Ekspresi Seni Vol 13, No 1 (2011): Ekspresi Seni Vol 13, No 1 (2011): Ekspresi Seni More Issue