cover
Contact Name
Joseph Christ Santo
Contact Email
jurnal@sttberitahidup.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal@sttberitahidup.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. karanganyar,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teologi Berita Hidup
ISSN : 26564904     EISSN : 26545691     DOI : https://doi.org/10.38189
Jurnal Teologi Berita Hidup merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi yang berkaitan dengan kepemimpinan dan pelayanan Kristiani, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup Surakarta. Focus dan Scope penelitian Jurnal Teologi Berita Hidup adalah: Teologi Biblikal, Teologi Sistematika, Teologi Pastoral, Etika Pelayanan Kontemporer, Kepemimpinan Kristen, Pendidikan Agama Kristen.
Arjuna Subject : -
Articles 29 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021" : 29 Documents clear
Membentengi Pemuda Gereja dari Ajaran Guru Palsu Melalui Pemahaman 2 Petrus 3:3 Santy Sahartian
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.70

Abstract

Based on 2 Peter 3: 3 latter-day life is the appearance of mockers called false teachers carrying false teachings, namely denying Jesus as a savior, turning the day of the Lord or the day of the second coming of Jesus, and rejecting the Word of God. The lives of these false teachers only follow the passions. Adultery, obscene, all of it to blaspheme the glory of God. To fortify youth in dealing with heresies and living according to lust is to provide proper teaching and formation on the knowledge of Christ in 2 Peter 1: 5-7. The growth of true faith, namely to the faith of virtue, to the virtue of knowledge, to the knowledge of self-mastery, to the mastery of perseverance, to the perseverance of godliness, to the piety of love for you, to your love for all people. Where this love does not demand reciprocity, this love is the love that is willing to sacrifice for the people it loves. With the right knowledge of Jesus, it will be difficult for young people to influence teachings that are not true.Kehidupan zaman akhir berdasar 2 Petrus 3:3 adalah tampilnya pengejek-pengejek yang di sebut guru palsu membawa ajaran sesat, yaitu menyangkal Yesus sebagai juruselamat, memutarbalikan hari Tuhan atau hari kedatangan Yesus yang kedua kalinya, dan menolak Firman Allah. Kehidupan guru-guru palsu ini hanya mengikuti hawa nafsu. Nafsu zinah, cabul, semuanya itu kepada menghujat kemuliaan Allah. Untuk membentengi pemuda dalam menghadapi ajaran-ajaran sesat dan kehidupan menuruti hawa nafsu adalah dengan memberi pengajaran dan pembinaan yang tepat tentang pengenalan akan Kristus dalam 2 Petrus 1:5-7. Adanya pertumbuhan iman yang benar, yaitu kepada iman  kebajikan, kepada kebajikan pengetahuan, kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, kepada ketekunan kesalehan, kepada kesalehan kasih akan saudara, kepada kasih saudara kasih semua orang. Di mana kasih ini tidak menuntut balasan, kasih ini adalah kasih rela berkorban bagi sesama yang dikasihinya. Dengan pengenalan yang benar akan Yesus , maka pemuda akan sulit di pengaruhi ajaran yang tidak benar.
Analisis Perbandingan Gramatikal-Historis Bahasa Lidah dalam 1 Korintus dan Kisah Para Rasul Yohanes Hasiholan Tampubolon; Aeron Frior Sihombing; Geri Gehotman Mangasake; Hafa’ akhododo; Maria Mayda Bunge Tana; Ricky Pianto Randa; Williams Jefferson Bill Walimena
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.80

Abstract

Glossolalia is currently a relevant topic. There is much controversy and debate about the practice of speaking in tongues. This paper will conduct a comparative analysis of tongues in 1 Corinthians and Acts. The practice referred to is specifically whether the Bible allows simultaneous speaking in tongues based on both books. Also regarding the speaking in tongues, whether it must be understood by others or is it necessary for someone to interpret it. This situation also occurs in the current context. Believers in some churches when in a worship (singing or praying) together speaking in tongues and without interpretation. The author finds that there are significant differences regarding the practice of speaking in tongues as instructed by Paul in 1 Corinthians and the story of speaking in tongues as written by Luke in Acts. In fact, there is an interpretive vacuum that contemporary interpreters must fill. The author uses a comparative method and a grammatical-historical hermeneutic approach to the biblical text.
Efektivitas Model Pembelajaran Simbolik Pada Perkuliahan Agama Kristen dalam Menginternalisasikan Nilai-Nilai Iman dan Moral Sampitmo Habeahan; Yakobus Ndona
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.95

Abstract

The using of learning model determines learning outcomes. The symbolic learning model is a way to improve Christian lectures internalize the values of faith and moral so that it can contribute namely to form a human person with nobel character. What kinds of learning model is effective? The learning model in certain material is not effective in other material. Based on the problem and the formulation of the problem, the objectives of the study: First, to design and test it out the symbolic learning model in Christian Lectures. Second, to find out and to reveal the effectiveness the symbolic learning model in internalizing the values of faith and moral in Christian lectures. The characteristic of this research to solve the problem that being faced and make the condition better by action which is refined continuously. Researchers reflection found out the source of the problem is not in accordance. The researcher will be tested it out a alternative model by doing the model symbolic learning in Christian lectures. The discovery will contribute in national education in overcoming the gap between attain a level of understanding and character development. The research used the spiral model Kemmis and Taggart that will emphasize the reflection spiral. It self consist of planning, action, observation, reflection and replanning. The research was done with two circles. The result of the reflection and first circle recommendation determine needs and the activities of second circle. The data collection will be done by interview, observation, documentation and questionnaire. So, will be analyzed be by reduced, on display and conclusion. The data was analyzed quantitatively by formula: I =  X 100% (Internalization of values : total value = total college students x 100). The result of the research that the using of learning model symbol based in Christian education lectures can be used to achieve the values of faith and moral and stimulate the college student to build commitment embodiment of values in life.Penggunaan model pembelajaran menentukan hasil belajar.  Model pembelajaran simbolik sebagai jalan untuk mengembangkan perkuliahan Agama Kristen dengan menginternalisasikan nilai-nilai iman dan moral, sehingga dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan Pendidikan Nasional yakni membentuk pribadi manusia yang berakhlak mulia. Apakah model pembelajaran simbolik efektif untuk menginternalisasi nilai iman dan moral mahasiswa? Berdasarkan masalah dan rumusan masalah penelitian ini bertujuan Pertama; untuk mendesain dan mengujicobakan model pembelajaran simbolik dalam perkuliahan Agama. Kedua; untuk menemukan dan mengungkapkan efektivitas model pembelajaran simbolik dalam menginternalisasikan nilai-nilai iman dan moral dalam perkuliahan Agama Kristen. Sifat khas penelitan ini adalah untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi dan membuat kondisi lebih baik dengan tindakan yang disempurnakan secara terus-menerus. Refleksi peneliti menemukan sumber persoalan pada model pembelajaran yang tidak sesuai. Peneliti akan mengujicobakan suatu model alternatif, yakni model pembelajaran simbolik pada PAK, untuk menemukan efektivitas dari model ini. Penemuan akan berkontribusi pada dunia pendidikan dalam mengatasi jurang antara pencapaian tingkat pemahaman dengan pengembangan karakter. Penelitian menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart yang akan menekankan spiral refleksi diri yang terdiri dari perencanaan, tindakan, orservasi, dan refleksi dan perencanaan kembali sebagai untuk memahami apa yang seharusnya di buat untuk mengembangkan situasi pendidikan. Penelitian dilakukan dengan dua siklus. Hasil refleksi dan rekomendasi siklus pertama menentukan kebutuhan dan kegiatan siklus kedua. Pengumpulan data akan dilakukan lewat wawancara, pengamatan, dokumentasi, dan angket. Maka dianalisis dengan cara direduksi, didisplay, disimpulkan. Data angket akan dianalisis secara kuantitatif dengan rumus I =  X 100% (Internalisasi nilai = jumlah nilai: Jumlah Mahasiswa x 100). Hasil penelitian bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis simbol dalam perkuliahan Pendidikan Agama Kristen dapat digunakan untuk mencapai iman dan moral serta merangsang mahasiswa untuk membangun komitmen perwujudan nilai-nilai dalam kehidupan.
Peningkatan Pertumbuhan Gereja Melalui Sikap Gembala Jemaat Berdasarkan 1 Petrus 5:2-3 Yanto Paulus Hermanto
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.82

Abstract

The growth of the church is God's will, so this goal is a priority for God's church. The growth of the church cannot be separated from the character Peter who is a disciple who was asked by the Lord Jesus to shepherd His people. Church growth cannot be separated from the attitude of church leaders (pastors), therefore the problem discussed in this study is how to increase church growth through the attitude of the church pastor based on 1 Peter 5: 2-3. By researching and answering the formulation of this problem, it is hoped that the leaders of the congregation and congregation will have knowledge and attitudes that are in accordance with the word of God, and finally church growth is experienced by all churches.Pertumbuhan gereja merupakan kehendak Allah, sehingga sasaran ini menjadi prioritas bagi gereja Tuhan. Pertumbuhan gereja tidak bisa dipisahkan dari tokoh Petrus yang merupakan murid yang diminta Tuhan Yesus untuk menggembalakan umat-Nya.  Pertumbuhan gereja pun tidak dapat dipisahkan dari sikap pemimpin jemaat (gembala), oleh sebab itu masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan pertumbuhan gereja melalui sikap gembala jemaat berdasarkan 1 Petrus 5:2-3. Dengan meneliti dan menjawab rumusan masalah ini diharapkan para pemimpin jemaat dan jemaat memiliki pengetahuan dan sikap yang sesuai firman Allah, dan akhirnya pertumbuhan gereja dialami oleh semua gereja.
Tujuan Penciptaan sebagai Cara Memahami Keberagaman Etika dalam Kekristenan Tony Salurante; Aprianus Moimau; Filmon Berek
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.91

Abstract

Moral diversity can be a problem and has presented challenges and opportunities for Christian ethics, especially as it relates to the spirituality of the congregation. The prevalent moral pluralism shows a different understanding of the Bible's contents and the process of understanding God's will, coupled with the emergence of theories that want to make a certain viewpoint. In the process of exploring these issues, the article offers a reflection based on the teleological approach to creationism. The thesis of this article states that the doctrine of creation can be one of the important foundations in shaping Christian ethics in contemporary era.Keragaman moral bisa menjadi masalah dan telah menghadirkan tantangan dan peluang bagi etika Kristen, terutama yang berkaitan dengan kehidupan spiritualitas jemaat. Pluralisme moral yang banyak terjadi menunjukkan pemahaman yang berbeda juga dalam menggali isi Alkitab dan proses memahami kehendak Allah, ditambah lagi dengan munculnya teori-teori yang ingin menyudutkan satu pandangan tertentu. Dalam proses mengeksplorasi masalah-masalah ini, artikel ini menawarkan refleksi yang didasari dengan pendekatan teleologis dari ajaran penciptaan. Tesis dari artikel ini mengatakan bahwa doktrin penciptaan bisa menjadi salah satu fondasi penting dalam membentuk etika Kristen di zaman kontemporer.
Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasarkan Kitab Nehemia Pasal 1-13 Di Kalangan Gembala Sidang Joko Sembodo; Yusak Sigit Prabowo
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.101

Abstract

Human resource management is a tremendous force that can be extracted and developed for church growth, both in quality and quantity. This research was conducted to determine the tendency of human resource management implementation and the most dominant dimension based on the book of Nehemia chapter 1-13 among pastors of the Gereja Bethel Injil Sepenuh (Full Gospel Bethel Church) in Surakarta. This research uses quantitative research methods with data analysis obtained from the study of the book of Nehemiah chapter 1-13 and other literature sources, carried out by measuring the application of the theory that has been obtained in the field by collecting data that is processed descriptively quantitatively. Data were obtained from 50 respondents, namely pastors from the Gereja Bethel Injil Sepenuh in Surakarta. The results obtained are the tendency of implementing human resource management based on the book of Nehemiah chapter 1-13 among the pastors of the Gereja Bethel Injil Sepenuh in Surakarta on moderate criteria. The dominant dimension in the implementation of human resource management based on the book of Nehemiah chapters 1-13 among pastors of the Gereja Bethel Injil Sepenuh in Surakarta is human resource management planning.Manajemen sumber daya manusia merupakan kekuatan yang luar biasa  yang bisa digali dan dikembangkan bagi pertumbuhan gereja, baik itu secara kualitas maupun secara kuantitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan implementasi manajemen sumber daya manusia dan dimensi yang paling dominan berdasarkan kitab Nehemia pasal 1-13 di kalangan gembala sidang Gereja Bethel Injil Sepenuh Se-Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan analisis data yang diperoleh dari studi Alkitab Nehemia pasal 1-13 dan sumber literatur pustaka lainnya, dilakukan dengan mengukur penerapan teori yang sudah diperoleh tersebut di lapangan dengan mengumpulkan data yang diolah secara deskriptif kuantitatif. Data diperoleh dari 50 responden, yaitu gembala sidang yang berasal dari Gereja Bethel Injil Sepenuh se-Surakarta. Adapun hasil yang didapat adalah kecenderungan implementasi manajemen sumber daya manusia berdasarkan kitab Nehemia pasal 1-13 di kalangan gembala sidang Gereja Bethel Injil Sepenuh Se-Surakarta pada kriteria sedang. Dimensi  yang dominan dalam implementasi manajemen sumber daya manusia berdasarkan kitab Nehemia pasal 1-13 di kalangan gembala sidang Gereja Bethel Injil Sepenuh se-Surakarta adalah perencanaan manajemen sumber daya manusia.
Perananan Dianoia di dalam Kekudusan Ditinjau dari 1 Petrus 1:13-16 Sozania Zega; Hendi Hendi
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.85

Abstract

Holiness is a familiar topic for Christians, of course. Even among believers today, churches usually emphasize holiness only in terms of morals, ethics, and good works. So it is not surprising that behind what appears on the outside, often the life of a believer hides heinous sins. Even the lives of servants of God, pastors, and church leaders are not immune from hidden corruption. A priest who is 50 years old, can molest a minor for years without being caught. This was even done under the guise of being a servant of God where the victim at that time became a student or child under the suspect's supervision. Seeing the reality of life like this, the writer believes that holiness cannot be seen as merely an external morality, but there is something deeper at play in it. Previous literature has attempted to explain what holiness is. This research tries to find the importance of διανοία in holiness by using the exegetical method, namely the interpretation of the verse by verse on the letter of 1 Peter 1: 13-16. By seeing the existence of διανοία (mind) which mainly contributes to holiness which then transforms one's actions to become holy. So the author took the wrong example of the text in 1 Peter 1: 13-16. The author analyzes the text and produces four points: first, διανοίας fully hopes on the grace of God. second, tighten διανοίας. Third, διανοίας is not indulgent. Fourth, Result of διανοίας. From the four points, the writer will explain how important διανοίας is in holiness.
Pergeseran Perspektif Teologi Penggembalaan Dengan Layanan Virtual Pada Masa Pandemi Sekarang dan Nanti Mariani Harmadi; Adi Dharma Budiatman
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.88

Abstract

Sebelum pandemi covid-19 pola penggembalaan berkiprah di dunia nyata dan pada masa pandemi hijrah ke dunia maya dengan tantangan tersendiri walau terjadinya di ruang dan waktu yang tanpa batas. Namun dengan komposisi jemaat yang tidak berimbang antara native-digital dan migrant-digital, maka perspektif teologi penggembalaan sebagai dasar yang sudah teruji dan mapan mengalami gugatan untuk bergeser demi mengemban tugas dan fungsi sebagai gembala terhadap domba-dombanya yang secara manusia sedang mengalami penderitaan dan menghadapi ujian iman. Kejenuhan atas dampak pandemi yang berlangsung tanpa kepastian berakhirnya, mulai menimbulkan hasrat para domba untuk melirik sajian layanan virtual lainnya yang tersedia dari pelbagai gereja, sinode, komunitas Kristen lainnya dengan aneka menu santapan. Hal ini merupakan ujian bagi peran gembala atas kemanusiaan para dombanya yang berpotensi tergiur untuk menikmati rumput tetangga yang nampak lebih hijau. Selain juga para gembala yang tergodai untuk menjadi pengkhotbah favorit dengan sejumlah follower setara public figure umum hingga jerat untuk menggembalakan dirinya sendiri (Yeh 34:2). Metode yang digunakan yaitu riset kualitatif deskripsi dengan meneliti sumber kepustakaan untuk menganalisa aspek-aspek kajian dari teologi pastoral, biblika, hermeneutik, dan trend yang berkembang untuk menemukan hasil yang sesuai tujuan yaitu penggambaran tentang perspektif teologi pastoral dengan kondisi jemaat sebagai domba dalam penderitaan dan kemanusiaannya yang sedang teruji untuk tetap berada dalam kandang yang tercukupi kebutuhan rohaninya.
Hospitalitas Pendidikan Kristiani dalam Masyarakat Majemuk Serva Tuju; Harls Evan R. Siahaan; Melkius Ayok; Fereddy Siagian; Donna Sampaleng
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.99

Abstract

The diversity of human identities in the context of pluralism is essential. However, differences are often seen as something "stranger" and unfriendly, especially in socio-religious relations context. In a plurality of society, the church must be able to place itself in social relations, especially in treating "strangers." This article aimed to offer an approach and theme of hospitality in teaching people or members of the congregation, whether in church, family, or school. Using a qualitative literature approach, applying the interpretive descriptive method, and argumentative comparisons, it is concluded that the hospitality of Christian education is the value for carrying out the law of love in social relations amidst diverse identities.AbstrakKeberagaman identitas manusia dalam konteks pluralisme adalah hakikat. Namun, perbedaan tidak jarang dipandang sebagai sesuatu yang “asing” dan tidak bersahabat, terlebih dalam konteks relasi sosial-agama. Gereja di tengah masyarakat yang pluralitas harus mampu menempatkan diri dalam relasi sosial, terlebih dalam memperlakukan “yang asing”. Artikel ini menawarkan sebuah pendekatan dan tema hospitalitas dalam mengajarkan umat, atau anggota jemaat, baik di gereja, keluarga, maupun sekolah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif literatur, dan menerapkan metode deskriptif interpretatif, dan komparasi argumentatif, disimpulkan, bahwa hospitalitas pendidikan Kristiani merupakan value untuk melakukan hukum kasih dalam relasi sosial di tengah keberagaman identitas.
Ineransi Alkitab sebagai Dasar Kurikulum Pendididikan Kristen Hardi Budiyana
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.92

Abstract

Inerrancy means the Bible is infallible. Because the Bible was revealed by God the Holy Spirit Himself. Even though the researcher is a sinner; however, the initiator is a God who cannot do wrong. The Holy Spirit uses all the individual potentials (shortcomings and strengths) of the Bible writers and is completely under the leadership and control of the Holy Spirit, so that what the authors of the books of the Bible write do not come from the author, but from God concerning the Word of God himself. A Christian can accept this inerrant biblical quality, so he must also accept other biblical qualities. This study uses a descriptive qualitative method regarding the Christian education curriculum that must be based on the inerrancy of the Bible. Biblical inerrancy emphasizes that the Bible is the Word of God, the Bible was written without errors because the idea of writing came from God. The curriculum is structured based on the inerrancy of the Bible with the aim of Christian education so that learners know God's work of salvation in and through the Lord Jesus alone, so that they believe that Jesus is God, so that those who believe have eternal life and their lives are changed by the Holy Spirit through the power of the Bible. The power of the Bible is because the Bible is the Word of God. Nothing can survive under the sovereignty of God's written Word, which is the Bible. Therefore, the Christian religious education curriculum is built based on the Bible in order to achieve its goals.Ineransi berarti Alkitab tidak mungkin salah. Karena Alkitab diwahyukan oleh Allah Roh Kudus sendiri. Walau penelitinya adalah orang berdosa; namun, inisiatornya adalah Allah yang tidak mungkin berbuat salah. Roh Kudus menggunakan semua potensi individual (kekurangan dan kelebihan) penulis Alkitab dan secara utuh berada dalam pimpinan dan kontrol Roh Kudus, sehingga yang ditulis oleh penulis kitab dalam Alkitab bukanlah berasal dari penulis, melainkan dari Allah mengenai Firman Allah sendiri. Orang Kristen dapat menerima sifat Alkitab yang ineransi ini, maka ia pasti juga menerima sifat-sifat Alkitab yang lain. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif mengenai kurikulum pendidikan  Kristen harus didasarkan pada ineransi Alkitab.  Ineransi Alkitab menekankan Alkitab adalah Firman Tuhan, Alkitab ditulis tanpa ada kesalahan karena ide dari tulisan berasal dari Allah. Kurikulum disusun berdasar pada ineransi Alkitab dengan tujuan Pendidikan Kristen agar pembelajar mengenal karya keselamatan Allah di dalam dan melalui Tuhan Yesus saja, supaya percaya bahwa Yesuslah Allah, sehingga yang percaya beroleh hidup yang kekal dan hidupnya diubah oleh Roh Kudus melalui kuasa Alkitab. Kuasa Alkitab adalah karena Alkitab adalah Firman Allah. Tidak ada yang dapat bertahan di bawah kedaulatan Firman Tuhan yang tertulis, yaitu Alkitab. Karena itu kurikulum pendidikan Agama Kristen dibangun berdasarkan Alkitab agar mencapai tujuan.

Page 1 of 3 | Total Record : 29