cover
Contact Name
Lia Cundari
Contact Email
liacundari@ft.unsri.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_tekim@unsri.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Teknik Kimia
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 08530963     EISSN : 27214885     DOI : -
Jurnal Teknik Kimia merupakan publikasi tulisan ilmiah hasil riset dan pengalaman lapangan di bidang Teknik Kimia, mulai dari prinsip dasar atau fundamental sampai pada penerapan/aplikasinya di industri. Jurnal Teknik Kimia dalam versi cetak telah diterbitkan sejak tahun 1996. Jurnal Teknik Kimia juga diterbitkan dalam versi on line mulai tahun 2013. Pada versi on line dapat diakses publikasi di Jurnal Teknik Kimia sejak tahun 2008 sampai sekarang.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 22 No 3 (2016): Jurnal Teknik Kimia" : 8 Documents clear
PENGOLAHAN PALM OIL MILL EFFLUENT (POME) DENGAN METODE FENTON DAN KOMBINASI ADSORPSI-FENTON Tuty Emilia Agustina; Budi Sulistyono; Rendotian Anugerah
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 3 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan produsen dan eksportir minyak kelapa sawit terbesar. Meningkatnya permintaan terhadap minyak kelapa sawit akan meningkatkan kapasitas produksi yang berdampak terhadap peningkatan jumlah limbah industri kelapa sawit. Limbah pada industri kelapa sawit terdiri dari limbah padat, cair dan gas. Limbah cair kelapa sawit populer dikenal sebagai Palm Oil Mill Effluent (POME). Limbah POME mengandung senyawa organik sehingga nilai COD, BOD dan TSS tinggi. Proses Fenton merupakan metode AOPs yang paling menonjol karena mampu menghasilkan radikal hidroksil lebih cepat. Bentonit digunakan sebagai adsorben dalam mengolah limbah POME ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah POME dengan metode Fenton dan kombinasi adsorpsi-Fenton. Pengaruh perbandingan rasio molar FeSO4.7H2O:H2O2 pada reagen Fenton sebesar 1:60, 1:80 dan 1:100 serta waktu pengadukan selama 15, 30, 45 dan 60 menit juga dipelajari. Didapatkan hasil penurunan paling tinggi yaitu sebesar 79% pada metode Fenton dengan rasio molar 1:60. Penurunan BOD dan TSS paling tinggi yaitu yaitu sebesar 76,85% dan  91,25% diperoleh pada proses kombinasi adsorpsi-Fenton Penurunan COD dan BOD optimal  pada 30 menit pertama untuk semua variabel selanjutnya nilai variabel cenderung tidak berubah secara signifikan.
PENGARUH RASIO REAKTAN PADA IMPREGNASI DAN SUHU REDUKSI TERHADAP KARAKTER KATALIS KOBALT/ZEOLIT ALAM AKTIF Tri Kurnia Dewi; Mahdi; Teguh Novriyansyah
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 3 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada proses reaksi kimia seperti hidrogenasi, cracking maupun hydrocracking, dibutuhkan katalis perengkah yang merupakan katalis heterogen. Salah satu jenis katalis heterogen adalah katalis logam-pengemban, yang terdiri dari logam yang diembankan pada bahan pengemban padat seperti zeolit alam aktif. Pada penelitian ini, dilakukan pengembanan katalis logam kobalt ke dalam zeolit alam aktif melalui metode impregnasi. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah rasio berat reaktan (Co dan zeolit alam aktif) pada impregnasi katalis dengan variasi 2:20; 3:20; 4:20; 5:20 dan 6:20 serta suhu reduksi dengan variasi 250oC; 300oC; 350oC; 400oC dan 450oC. Produk katalis Co/ZAA dianalisa tingkat keasamannya dengan cara adsorpsi amoniadan piridin. Luas permukaan katalis Co/ZAA dianalisa menggunakan Surface Area Analyzer dengan metode BET. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar rasio berat reaktan kobalt/zeolit alam aktif maka semakin besar pula keasaman dan luas permukaan katalis yang terbentuk. Keasaman dan luas permukaan katalis Co/ZAA juga mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan suhu reduksi. Keasaman katalis terbesar pada penelitian ini adalah pada rasio reaktan Co/ZAA 6:20 dan pada suhu reduksi 450 oC yaitu masing-masing 6,4615 mol/g dan 7,5202 mol/g (keasaman dengan adsorbat amonia), 2,6047 mol/g dan 3,6662 mol/g (keasaman dengan adsorbat piridin). Luas permukaan katalis terbesar pada penelitian ini adalah pada rasio berat reaktan Co/ZAA 6:20 yaitu 32,63 m2/g dan pada suhu reduksi 450 oC yaitu 38,95 m2/g.
Pengolahan palm oil mill effluent (pome) dengan metode fenton dan kombinasi adsorpsi-fenton Tuty Emilia Agustina; Budi Sulistyono; Rendotian Anugrah
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 3 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan produsen dan eksportir minyak kelapa sawit terbesar. Meningkatnya permintaan terhadap minyak kelapa sawit akan meningkatkan kapasitas produksi yang berdampak terhadap peningkatan jumlah limbah industri kelapa sawit. Limbah pada industri kelapa sawit terdiri dari limbah padat, cair dan gas. Limbah cair kelapa sawit populer dikenal sebagai Palm Oil Mill Effluent (POME). Limbah POME mengandung senyawa organik sehingga nilai COD, BOD dan TSS tinggi. Proses Fenton merupakan metode AOPs yang paling menonjol karena mampu menghasilkan radikal hidroksil lebih cepat. Bentonit digunakan sebagai adsorben dalam mengolah limbah POME ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah POME dengan metode Fenton dan kombinasi adsorpsi-Fenton. Pengaruh perbandingan rasio molar FeSO4.7H2O:H2O2 pada reagen Fenton sebesar 1:60, 1:80 dan 1:100 serta waktu pengadukan selama 15, 30, 45 dan 60 menit juga dipelajari. Didapatkan hasil penurunan paling tinggi yaitu sebesar 79% pada metode Fenton dengan rasio molar 1:60. Penurunan BOD dan TSS paling tinggi yaitu yaitu sebesar 76,85% dan 91,25% diperoleh pada proses kombinasi adsorpsi-Fenton Penurunan COD dan BOD optimal pada 30 menit pertama untuk semua variabel selanjutnya nilai variabel cenderung tidak berubah secara signifikan.
Pengaruh rasio reaktan pada impregnasi dan suhu reduksi terhadap karakter katalis kobalt/zeolit alam aktif Tri Kurnia Dewi; Mahdi Mahdi; Teguh Novriyansyah
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 3 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada proses reaksi kimia seperti hidrogenasi, cracking maupun hydrocracking, dibutuhkan katalis perengkah yang merupakan katalis heterogen. Salah satu jenis katalis heterogen adalah katalis logam-pengemban, yang terdiri dari logam yang diembankan pada bahan pengemban padat seperti zeolit alam aktif. Pada penelitian ini, dilakukan pengembanan katalis logam kobalt ke dalam zeolit alam aktif melalui metode impregnasi. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah rasio berat reaktan (Co dan zeolit alam aktif) pada impregnasi katalis dengan variasi 2:20; 3:20; 4:20; 5:20 dan 6:20 serta suhu reduksi dengan variasi 250oC; 300oC; 350oC; 400oC dan 450oC. Produk katalis Co/ZAA dianalisa tingkat keasamannya dengan cara adsorpsi amoniadan piridin. Luas permukaan katalis Co/ZAA dianalisa menggunakan Surface Area Analyzer dengan metode BET. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar rasio berat reaktan kobalt/zeolit alam aktif maka semakin besar pula keasaman dan luas permukaan katalis yang terbentuk. Keasaman dan luas permukaan katalis Co/ZAA juga mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan suhu reduksi. Keasaman katalis terbesar pada penelitian ini adalah pada rasio reaktan Co/ZAA 6:20 dan pada suhu reduksi 450 oC yaitu masing-masing 6,4615 mol/g dan 7,5202 mol/g (keasaman dengan adsorbat amonia), 2,6047 mol/g dan 3,6662 mol/g (keasaman dengan adsorbat piridin). Luas permukaan katalis terbesar pada penelitian ini adalah pada rasio berat reaktan Co/ZAA 6:20 yaitu 32,63 m2/g dan pada suhu reduksi 450 oC yaitu 38,95 m2/g.
Studi karakteristik semprotan bahan bakar campuran biodiesel-minyak solar pada oil burner Leily Nurul Komariah; Afifah Akhwan; Raalyka Dea Phihimyl
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 3 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan yang biodegradable, dan memiliki karakteristik fisik dan kimia yang mirip dengan minyak diesel. Nosel adalah komponen yang terdapat didalam oil burner sebagai pengkabut bahan bakar dengan fase liquid menjadi fase gas ke dalam ruang bakar yang dapat mempengaruhi perilaku pembakaran pada oil burner. Sehingga diambil langkah untuk dilakukan studi eksperimen untuk menguji karakteristik semprotan campuran bahan bakar biodiesel – minyak solar pada oil burner. Variasi minyak biodiesel dicampur minyak solar yang digunakan dalam eksperimen ini yaitu, 0%, 25%, dan 100% biodiesel, dengan variasi tipe nosel solid cone 45o, solid cone 60o, semi-solid cone 80o. Karakteristik yang diuji dari semprotan berupa, profil semprotan, jangkauan vertikal dan horizontal semprotan, serta data sudut semprotan dari masing–masing variasi biodiesel. Dari eksperimen yang dilakukan, dihasikan bahwa semakin besar persen biodiesel dalam minyak solar, jangkauan horizontal yang dihasilkan semakin pendek, jangkauan vertikal yang dihasilkan semakin semakin panjang, dan sudut semprotan yang dihasilkan semakin besar. Sedangkan, semakin besar tipe nosel (sudut nosel) yang digunakan maka jangkauan horizontalnya semakin pendek.
Pembuatan dan purifikasi bioetanol dari tandan kosong kelapa sawit variabel waktu fermentasi dan jumlah ragi Muhammad Faizal; M. Isa Ansyori Fajri; Maria Putri Pardede
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 3 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tandan Kosong Kelapa Sawit adalah limbah padat yang berasal dari Kelapa Sawit. Kelapa Sawit merupakan produk unggulan yang banyak menghasilkan minyak. Tetapi limbah yang dihasilkannya tidak sedikit. Sekitar 20-23% berat limbah yang akan dihasilkan dari Kelapa Sawit. Untuk itu, dilakukan pembuatan bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk mengurangi dampak limbah dan menambah nilai dari limbah tersebut. Penelitian ini menggunakan variasi Waktu Fermentasi 1, 2, 3, dan 4 hari serta berat ragi untuk fermentasi 1, 2, dan 3 gram. Hasil penelitian menunjukkan semakin lama waktu fermentasi maka semakin besar pula kadar etanol yang dihasilkan. Ditunjukkan dari waktu 4 hari dengan berat ragi 3 gram menghasilkan kadar bioetanol sebesar 5,11%. Penggunaan zeolit juga dilakukan untuk purifikasi dari bioetanol dengan tujuan menaikkan kadar bioetanol yang dihasilkan. Ditunjukkan dari waktu 4 hari dengan berat ragi 3 gram menghasilkan kadar bioetanol sebesar 5,43%. Dan kenaikan kadar bioetanol paling besar pada sampel dengan waktu 3 hari dengan berat ragi 3 gram sebesar 0,57%.
Pembuatan biobriket dari campuran tempurung kelapa dan cngkang biji karet Rosdiana Moeksin; Nabila Zarwan; Muhammad Alhusary
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 3 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah pertanian di Indonesia sangat melimpah tetapi tidak dimanfaatkan secara maksimal, seperti tempurung kelapa dan cangkang biji karet (para). Penggunaan bahan bakar di dunia saat ini mengalami peningkatan yang pesat dikarenakan bahan bakar fosil yang semakin berkurang. Oleh sebab itu, biobriket diharapkan dapat menjadi pilihan untuk menjadi bahan bakar alternatif. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan nilai kalori dengan cara karbonisasi (pada temperature 450̊C, 500̊C, dan 550̊C pada waktunya 1 jam), mencampurkan arang dari campuran tempurung kelapa dengan cangkang biji karet (para) dengan komposisi tertentu sehingga nantinya dapat diketahui komposisi mana yang paling baik digunakan dan juga memenuhi standar nasional Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, biobriket yang memiliki hasil terbaik yaitu campuran cangkang biji karet dengan tempurung kelapa pada temperatur karbonisasi 500̊C. Komposisi biobriket terbaik adalah campuran cangkang biji karet dengan tempurung kelapa 12:6 dengan nilai kalori 6182 cal/gr. Untuk biobriket dengan penambahan aspal mengalami peningkatan nilai kalor menjadi 6879 cal/gr.
Pengaruh konsentrasi asam pada proses hidrolisis dan waktu fermentasi pembuatan bioetanol dari buah sukun (artocarpus altilis) Siti Miskah; Nisa’ul Istiqomah; Sella Malami
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 3 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketersediaan energi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk saat ini maupun masa yang akan datang. Saat ini masyarakat dunia khususnya Indonesia masih bergantung pada sumber energi tidak terbarukan (fosil). Salah satu alternatif pengganti bahan bakar fosil adalah dengan bioenergi seperti bioetanol.Boetanol ini tidak akan pernah habis selama masih adanya oksigen, air yang melimpah, dan adanya budidaya pertanian. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium. Sukun (Artocarpus artilis) merupakan salah satu produk pertanian yang memiliki kandungan pati cukup tinggi yaitu sebesar 89% dan tidak termasuk sebagai sumber makanan pokok di Indonesia. Di Indonesia pemanfaatan buah sukun masih belum maksimal karena selama ini sukun dimanfaatkan sebatas makanan ringan atau dijadikan tepung. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan bioetanol dengan bahan baku buah sukun (Artocarpus artilis). Variabel yang dikaji adalah konsentrasi H2SO4 (1 %, 2%, 3%, 4%, 5%) dan waktu fermentasi ( 3 hari, 4 hari, 5 hari, 6 hari). Dari hasil penelitian didapatkan kadar etanol tertinggi pada konsentrasi H2SO4 dan waktu fermentasi tiga hari sebesar 29,0497%.

Page 1 of 1 | Total Record : 8