cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Edutech
ISSN : 08521190     EISSN : 25020781     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Edutech adalah jurnal majalah ilmiah di Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang terbit sebanyak tiga kali dalam setahun pada bulan Februari, Juni, dan Oktober. Semua artikel yang dikirim melalui proses peer review double blind dan ulasan editor sebelum di publikasikan.Jurnal Edutech atau kepanjangan dari Educational Technology ini menerima artikel tentang pendidikan, teknologi pendidikan dan komunikasi
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 2 (2019)" : 8 Documents clear
PENGEMBANGAN ADAPTABILITAS MANAJEMEN MADRASAH MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2017 Suharto, Nugraha
EDUTECH Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v18i2.14965

Abstract

Madrasas should be able to become the front line in the face of the ASEAN Economic Community (MEA), marked by economic movements at high speeds and free moves without control. The swirl of the power of economic movement will crush every country that is unable to survive it, and every country must be ready to mingle and compete if they want to survive. The world of education has become the main and solid foundation to continue to stand up to it, and for madrasas to be the main challenge the management is no longer conventional but must have adaptive management to the pace of economic change. The development of this adaptability model is a pathway and guide for madrasah managers to have global competitiveness while continuing to develop superior religious values that are world-oriented and world-oriented and hereafter.Madrasah seharusnya mampu menjadi barisan terdepan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ditandai dengan pergerakan ekonomi dalam kecepatan tinggi dan bergerak bebas tak terkendali. Pusaran kekuatan pergerakkan ekonomi kan melumatkan setiap negara yang tidak mampu bertahan menghadapinya, dan setiap negara harus siap untuk berbaur dan berkompetisi jika ingin bertahan. Dunia pendidikan menjadi pondasi utama dan kokoh untuk tetap berdiri menghadapinya,  dan bagi  madrasah menjadi tantangan utama pengelolaannya tidak lagi bersifat konvensional akan tetapi harus memiliki manajemen yang adaftif terhadap kecepatan perubahan ekonomi. Pengembangan model adaftabilitas ini menjadi alur dan panduan bagi pengelola madrasah untuk memiliki daya saing global dengan tetap mengembangkan nilai diri yang religius unggul dan berorientasi dunia dan akhirat.
NOMOPHOBIA DALAM PERSPEKTIF MEDIA, BUDAYA DAN TEKNOLOGI Hardianti, Fitri
EDUTECH Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v18i2.17134

Abstract

Nomophobia is an abbreviation of "No Mobile Phone Phobia" which is a concern that arises when it is far from its Mobile Phone. Those who have a tendency to suffer from nomophobia will be overwhelmed with anxiety when away from their Mobile Phone so they will always try to be close to their Mobile Phone. This can certainly be a psychiatric disorder and can even have an aggressive impact on others if you don't find the Mobile Phone with him. The purpose of this research is to find out the meaning of nomophobia in the perspective of media, culture and technology from the point of view of students who have nomophobic tendencies. The method used in this study is qualitative with a phenomenological approach. Data collection techniques used were in-depth interviews. The data analysis technique uses miles and huberman interactive model analysis. And the data validity technique in this study uses source triangulation. The results of this study are that it is known that there is a close connection between Nomophobia and the perspective of media, culture and technology. As for the meaning, rituals and motives of a person in using Mobile Phone is different. Among the meanings of the informants regarding Mobile Phone, namely: there are those who interpret it as a source of information, some say as a tool that connects with other people, and there are also those who interpret it as a source of income. As for the self-ritual of students with nomophobic tendencies where they are daily dependent on the presence of mobile phones, whether it is to seek information, related to work and so on. And besides, their motives for using Mobile Phone can be concluded that is related to the need for technology in facilitating their daily work.Nomophobia adalah singkatan dari "No Mobile Phone Phobia" yang merupakan kekhawatiran yang muncul ketika jauh dari Handphone-nya. Mereka yang memiliki kecenderungan menderita nomophobia akan diliputi rasa cemas saat jauh dari Ponselnya sehingga mereka akan selalu berusaha dekat dengan Ponselnya. Hal ini tentunya bisa menjadi gangguan kejiwaan dan bahkan bisa berdampak agresif pada orang lain jika tidak menemukan Handphone bersamanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna nomophobia dalam perspektif media, budaya dan teknologi dari sudut pandang siswa yang memiliki kecenderungan nomophobia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam. Teknik analisis data menggunakan analisis model interaktif miles dan huberman. Dan teknik keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini diketahui bahwa ada hubungan erat antara Nomophobia dengan perspektif media, budaya dan teknologi. Adapun makna, ritual dan motif seseorang dalam menggunakan Handphone berbeda-beda. Diantara pengertian informan mengenai Handphone yaitu : ada yang mengartikan sebagai sumber informasi, ada yang mengatakan sebagai alat penghubung dengan orang lain, dan ada juga yang mengartikan sebagai sumber pendapatan. Adapun ritual diri siswa dengan kecenderungan nomophobic dimana mereka sehari-hari bergantung pada keberadaan handphone, baik itu untuk mencari informasi, berhubungan dengan pekerjaan dan lain sebagainya. Selain itu, motif mereka dalam menggunakan Handphone dapat disimpulkan terkait dengan kebutuhan akan teknologi dalam mempermudah pekerjaan sehari-hari mereka.
DEVELOPING THE INFORMATION LITERACY-BASED CURRICULUM FOR TEACHER EDUCATION Winangun, Muhammad Mamduh; Darmawan, Deni
EDUTECH Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v18i2.15018

Abstract

The ability of information literacy is very important for teachers in carrying out their duties and functions because it is related to the teacher's ability to find, access, and evaluate information. In addition, information literacy skills are also related to lifelong learning that teachers need to improve their competence independently. Information literacy competencies need to be established through education and training in universities. Some studies have found that the teacher's literacy ability is still low. It takes an effort to prepare teacher candidates who have information literacy skills, one of which is by developing an information literacy-based curriculum (ILbC) for teacher education. In this article, the author studies literature related to curriculum concepts, organizations, models, designs and curriculum structure based on information literacy for teacher education. Base on the analysis, the ecletic (combination of cognitive process and technological concept) concept, integrate curriculum organization, Walker model, and problem centered design is appropriate fo developing ILbC. The curriculum structure is also presented. This curriculum is expected to be an alternative to develop information literacy skills of prospective teacher students.Kemampuan literasi informasi sangat penting bagi guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya karena berkaitan dengan kemampuan guru dalam mencari, mengakses, dan mengevaluasi informasi. Selain itu, keterampilan literasi informasi juga berkaitan dengan pembelajaran sepanjang hayat yang dibutuhkan guru untuk meningkatkan kompetensinya secara mandiri. Kompetensi literasi informasi perlu dibentuk melalui pendidikan dan pelatihan di perguruan tinggi. Beberapa penelitian menemukan bahwa kemampuan literasi guru masih rendah. Dibutuhkan upaya untuk mempersiapkan calon guru yang memiliki keterampilan literasi informasi, salah satunya dengan mengembangkan kurikulum berbasis literasi informasi (ILbC) untuk pendidikan guru. Pada artikel ini, penulis mengkaji literatur terkait konsep kurikulum, organisasi, model, desain dan struktur kurikulum berbasis literasi informasi untuk pendidikan guru. Berdasarkan analisis, konsep ekletik (kombinasi proses kognitif dan konsep teknologi), integrasi organisasi kurikulum, model Walker, dan desain yang berpusat pada masalah sesuai untuk mengembangkan ILbC. Struktur kurikulum juga disajikan. Kurikulum ini diharapkan dapat menjadi alternatif untuk mengembangkan keterampilan literasi informasi siswa calon guru.
PROSEDUR PELAYANAN LEMBAGA KEPADA PUBLIK AKADEMIK DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Fitria, Amida Windari
EDUTECH Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v18i2.17143

Abstract

Communication procedure in public service academic at SLBN A Bandung City, Not all public academic know procedure. Some even made difficulties due to the stages that required the West Java Provincial Education Office first. Make a lot of academic public who repeat in making research letters conducted in SLBN A Bandung City. The uniqueness of this case study research lied in (1) the selection of research sites which are schools that provide special education for the visually impaired or previously known as the oldest extraordinary education in Southeast Asia. (2) Public Relations is not optimal in academic public services. (3) lies in a blind person who occupies the Deputy Principal for Public Relations and Advocacy in the SLBN A Bandung City. This study aims to know communication procedures in academic public services, the data in this research with qualitative approach is obtained through observation, in-depth interview, and literature study. The results showed that communication procedures in academic public services have seven procedures including Administration for PPL/PPG/KKN, Letter of Recommendation for the West Java Provincial Education Office for research, Disposition of Principals, Field Schedule Coordination, Conditioning Objects, Public Assistance by the Responsible Person / Teacher and Submitting the Activity Report.Prosedur komunikasi pada akademik layanan publik di SLBN A Kota Bandung, Tidak semua akademisi publik mengetahui prosedur. Bahkan ada yang mengalami kesulitan karena tahapan yang mengharuskan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat terlebih dahulu. Membuat banyak civitas akademika yang mengulang dalam pembuatan surat penelitian yang dilakukan di SLBN A Kota Bandung. Keunikan penelitian studi kasus ini terletak pada (1) pemilihan lokasi penelitian yang merupakan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus bagi tunanetra atau yang sebelumnya dikenal sebagai pendidikan luar biasa tertua di Asia Tenggara. (2) Humas belum optimal dalam pelayanan publik akademik. (3) terletak pada seorang tunanetra yang menduduki jabatan Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dan Advokasi di SLBN A Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur komunikasi dalam pelayanan publik akademik, data dalam penelitian ini dengan pendekatan kualitatif diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur komunikasi dalam pelayanan publik akademik memiliki tujuh prosedur antara lain Administrasi PPL/PPG/KKN, Surat Rekomendasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk penelitian, Disposisi Kepala Sekolah, Koordinasi Jadwal Lapangan, Pengkondisian Objek, Pendampingan Masyarakat oleh Penanggung Jawab/Guru dan Penyampaian Laporan Kegiatan.
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FIP UPI PADA TOPIK PENGEMBANGAN KONSEP DALAM ORIENTASI DAN MOBILITAS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL LEARNING CYCLE Sidiq, Zulkifli
EDUTECH Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v18i2.15032

Abstract

This study aims to: (1) improve student learning outcomes in introductory orientation and mobility courses by applying the learning cycle model learning model to obtain an average value of at least 80% as instructional effects created by lecturers, (2) increase learning motivation which includes: relations of cooperation, participation, passion and enthusiasm for student learning in introductory orientation and mobility courses as part of the (nurturant effects). This research method uses classroom action research. The research subjects were 41 regular 3B students. The variables studied included learning completeness, motivation, and learning outcomes that were successfully achieved by students after the learning scenario for 2 (two) cycles was carried out. Data about learning events are taken using the observation sheet instrument, display data using student worksheets, and learning outcome data taken with the test instrument. Analysis of research data using quantitative and qualitative data analysis with descriptive statistical techniques. The results showed an increase, in which students showed an average post test score of 89.87, a number that was completed by 41 students. While the results of observations amounted to 100% of the aspects implemented. Student learning motivation shows an average of 87.89 (very high). The results of the correlation between learning outcomes and learning motivation show sufficient correlation. With the results of these studies it can be interpreted that improvement in learning can be said to be successful because it has exceeded the limit of 80% learning completeness criteria.Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah pengantar orientasi dan mobilitas dengan menerapkan model pembelajaran model learning cycle hingga memperoleh nilai rerata minimal 80% sebagai efek pembelajaran (instructional effects) yang diciptakan dosen, (2) meningkatkan motivasi belajar yang meliputi: hubungan kerjasama, partisipasi, gairah dan semangat belajar mahasiswa pada mata kuliah pengantar orientasi dan mobilitas sebagai sertaan (nurturant effects). Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) Subyek penelitian berjumlah 41 mahasiswa reguler 3B. Variabel yang diteliti meliputi ketuntasan belajar, motivasi, dan hasil belajar yang berhasil dicapai oleh mahasiswa setelah skenario pembelajaran selama 2 (dua) siklus dilaksanakan. Data tentang peristiwa pembelajaran diambil dengan menggunakan instrumen lembar observasi, data tampilan menggunakan lembar kerja mahasiswa, dan data hasil belajar diambil dengan instrumen tes. Analisis data penelitian menggunakan analisis data kuantitaif dan kualitatif dengan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan, dimana mahasiswa menunjukkan nilai rata-rata post test 89,87, jumlah yang tuntas 41 mahasiswa. Sedangkan hasil observasi sebesar 100% aspek yang dilaksanakan. Motivasi belajar mahasiswa menunjukkan rata-rata 87,89 (sangat tinggi). Hasil korelasi antara hasil belajar dan motivasi belajar menunjukkan korelasi yang cukup. Dengan hasil penelitian tersebut maka dapat ditafsirkan bahwa perbaikan pembelajaran dapat dikatakan berhasil karena telah melebihi batas dari kriteria ketuntasan belajar 80%. 
TECHONOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (TPACK) DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MAHASISWA PPG SD PRAJABATAN Hartati, Tatat; Heryanto, Dwi; Annisa, Nuri; Nuriyanti, Risma; Saputra, Alpin Herman; Sutedi, Rahmat
EDUTECH Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v18i2.15092

Abstract

The quality of learning carried out by an educator has not yet received serious attention. This has an impact on the low quality of graduates produced. The core research aims to develop and implement Technology Pedagogical Content Knowledge (TPACK) for participants of the Prajabatan Elementary Teacher Professional Program (PPG). The method used is a combined qualitative and quantitative approach with the R D method with a 4 D path modification, namely define, design, develop, and disseminate. The subjects in this study were 42 students of Prajabatan Elementary School PPG students who were divided into control and experimental classes. 21 students each. The results of this study are in the form of a literacy and high-level TPACK-based TPACK model and the results of the pretest and posttest scores with a significance value of 0.001 which can be concluded that the TPACK-based literacy model and high-level thinking abilities influence the learning quality of Prajabatan Elementary School students.Kualitas pembelajaran yang dilaksanakan seorang pendidik hingga saat ini belum mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini berdampak pada rendahnya kualitas lulusan yang dihasilkan. Penelitian inti bertujuan untuk menyusun dan menerapkan Technology Pedagogical Content Knowledge (TPACK) bagi peserta Program Profesi Guru (PPG) SD Prajabatan. Metode yang digunakan adalah pendekatan gabungan kualitatif dan kuantitatif dengan metode R D dengan modifikasi alur 4 D, yakni define, design, develop, dan  disseminate  Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa PPG SD Prajabatan yang berjumlah 42 mahasiswa yang terbagi ke dalam kelas kontrol dan eksperimen yang masing-masing berjumlah 21 mahasiswa. Hasil dari penelitian ini adalah berupa model TPACK berbasis literasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta hasil perolehan nilai pretest dan postes dengan nilai signifikansi 0.001 yang dapat disimpulkan bahwa model TPACK berbasis literasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran mahasiswa PPG SD Prajabatan.
KETERCAPAIAN SEKOLAH BERASRAMA DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN AKSES PENDIDIKAN Perdana, Novrian Satria
EDUTECH Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v18i2.15127

Abstract

One of the main problems in the field of education in Indonesia to date is quality and access. The decline in the results of the UN 2017 and APK to the next level indicates that a more comprehensive and affordable education model is needed. Dormitory education models in the form of boarding schools can implement a comprehensive-holistic education program including religion, academic development, the ability to survive (soft skills and hard skills), the insight of the Unitary Republic of Indonesia (NKRI), and building global insight. Considering the importance of boarding schools, up to now many boarding schools have been established but little research has been conducted on the conditions of their achievement based on the National Education Standards. Based on this, the purpose of this study was to analyze the achievement of boarding schools in an effort to improve access and quality of education seen from the National Education Standards (SNP). This research method uses purposive sampling by taking a sample in the Province of South Sumatra in 2017. The unit of analysis in this study is boarding schools in South Sumatra Province. Based on the achievement of boarding schools in South Sumatra Province, which consists of aspects of policy in the area about the existence of boarding schools, grades values of boarding schools, and collaboration with outside parties indicate that the existence of boarding schools can overcome the problems of access and quality of education in South Sumatra Province. Regarding access, students in remote areas have been provided with SMK Negeri 1 Gelumbang and for special access to athletes who need time and special curriculum, there is a Sriwijaya State Sports Middle School. To overcome the problem of efforts to improve the quality of education, there have been 17 Palembang State Senior High Schools and South Sumatra State High Schools which have educators and education personnel, learning and care curricula as well as very adequate facilities and infrastructure.Salah satu permasalahan utama dalam bidang pendidikan di Indonesia hingga saat ini adalah kualitas dan akses. Menurunnya hasil UN 2017 dan APK ke level selanjutnya menunjukkan bahwa diperlukan model pendidikan yang lebih komprehensif dan terjangkau. Model pendidikan asrama berupa pondok pesantren dapat melaksanakan program pendidikan holistik yang komprehensif meliputi agama, pengembangan akademik, kemampuan bertahan (soft skill dan hard skill), wawasan NKRI, dan membangun global wawasan. Mengingat pentingnya pondok pesantren, hingga saat ini sudah banyak didirikan pondok pesantren namun belum banyak dilakukan penelitian tentang kondisi pencapaiannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis capaian pondok pesantren dalam upaya peningkatan akses dan mutu pendidikan dilihat dari Standar Nasional Pendidikan (SNP). Metode penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan mengambil sampel di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2017. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pondok pesantren yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan capaian pondok pesantren di Provinsi Sumatera Selatan yang terdiri dari aspek kebijakan di daerah tentang keberadaan pondok pesantren, nilai nilai pondok pesantren, dan kerjasama dengan pihak luar menunjukkan bahwa keberadaan pondok pesantren dapat mengatasi permasalahan tersebut. akses dan mutu pendidikan di Provinsi Sumatera Selatan. Soal akses, siswa di pelosok sudah disediakan SMK Negeri 1 Gelumbang dan untuk akses khusus atlet yang membutuhkan waktu dan kurikulum khusus ada SMP Olah Raga Negeri Sriwijaya. Untuk mengatasi masalah upaya peningkatan mutu pendidikan tersebut, telah terdapat 17 SMA Negeri Palembang dan SMA Negeri Sumatera Selatan yang memiliki pendidik dan tenaga kependidikan, kurikulum pembelajaran dan pengasuhan serta sarana dan prasarana yang sangat memadai.
TRANSFORMASI PEMBELAJARAN UNTUK MENCIPTAKAN PENGALAMAN PENGGUNAAN TIK MELALUI BLENDED LEARNING Rahmi, Ulfia; Azrul, Azrul
EDUTECH Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v18i2.16895

Abstract

This study aims to analyze the learning transformation process of future educators and education personnel through the application of blended learning as an effort to optimize the implementation of the ICT-based curriculum. The problem that occurs is the lack of relevance of the learning activities of prospective educators and education staff in higher education to current and future field conditions and needs. This research was conducted on 32 students who were enrolled in the Learning and Learning Theory course. Data were collected through: 1) observation of learning activities and assignments at each meeting, both in person and virtual, and 2) interviews with students who attended the lecture. Then the data were analyzed descriptively qualitatively. The results show that there is a transformation of learning for prospective educators and education staff through blended learning. Blended learning creates high learning interactivity so that prospective educators and education staff have learning experiences, especially using ICT as long as students are given wide opportunities to be actively involved.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses transformasi pembelajaran calon pendidik dan tenaga kependidikan masa depan melalui penerapan blended learning sebagai upaya untuk mengoptimalkan implementasi kurikulum berbasis ICT. Masalah yang terjadi adalah kurang relevannya kegiatan pembelajaran calon pendidik dan tenaga kependidikan di perguruan tinggi dengan keadaan dan kebutuhan lapangan saat ini dan masa depan. Penelitian ini dilakukan terhadap 32 mahasiswa yang terdaftar pada mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. Data dikumpulkan melalui: 1) observasi terhadap kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas setiap pertemuan baik langsung maupun virtual, dan 2) wawancara dengan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan tersebut. Kemudian data tersebut dianalisis secara kualiitatif deskriptif. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi transformasi pembelajaran bagi calon tenaga pendidik dan kependidikan melalui blended learning. Blended learning menciptakan interaktivitas pembelajaran yang tinggi sehingga calon tenaga pendidik dan kependidikan memiliki pengalaman belajar terutama menggunakan ICT selama mahasiswa diberikan kesempatan yang luas untuk terlibat secara aktif.

Page 1 of 1 | Total Record : 8