cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice)
ISSN : 23388404     EISSN : 26572311     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) is published twice a year, containing research articles, review, and short communication in pharmacy science field, including medicinal chemistry, analytical chemistry, biologjcal pharmacy, pharmaceutical sciences and clinical pharmacy research and practice of pharmacy in industry, clinic, and community practice, such as pharmacies, distributors, and pharmacy education.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 1 (2023): February" : 9 Documents clear
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Penyebab Bau Kaki Renna Yulia Vernanda; Agnes Dwi Ariyanti; Claudia Oktaviana; Firman Sandi Gunawan; Yohana Maria Vianney Prastica; Flora Raliana Mauryn; Angelica Krisensiani Rati; Fridolin Putri Hasfayo; Margareta Vita Ribeiro
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol 10, No 1 (2023): February
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v10i1.4486

Abstract

Foot odour is caused by combination of sweat and bacteria. Smelly feet can lead to lack of confidence and discomfort. In this study, conducted on 21 probands to isolate the microbes with the following criteria: male, aged 18-25 years, wore shoes for 8 hours without taking them off, moist, and smelly feet. Isolating microbes from the feet using a cotton swab. The result of the study found 7 isolates. Several bacteria isolates, namely: Staphylococcus sp, Bacillus sp, Enterobacter sp. In addition, isolates from fungi Aspergillus sp, Penicillium sp, Syncephalastrum sp, and Candida krusei yeast were isolate 
Kajian Pustaka Efektivitas dan Efek Samping Terapi Kombinasi Budesonide - Formoterol Fumarate pada Pasien Asma Riri Nur Oqviani; Elisabeth Kasih; Yufita Ratnasari Wilianto
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol 10, No 1 (2023): February
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v10i1.4111

Abstract

Asma merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi kronis pada saluran pernapasan, ditandai dengan adanya gejala seperti mengi, sesak napas, sesak pada bagian dada, batuk yang terjadi secara berulang karena adanya penyumbatan dan keterbatasan aliran udara pada saluran pernapasan. Faktor penyakit asma seperti adanya paparan alergen, akibat dari kegiatan olahraga, perubahan pola makan, perubahan cuaca, serta karena infeksi virus yang dapat menyebabkan peradangan pada saluran napas. Budesonide merupakan golongan obat kortikosteroid yang dapat memberikan efek pengobatan pada asma ketikadiberikan dalam bentuk inhalasi. Formoterol fumarate merupakan golongan obat agonis beta-2 long actingyang bersifat bronkodilator setelah diberikan melalui inhalasi. Glukokortikoid (kostikosteroid) bekerja dengan menghambat respon pada jaringan yang mengalami proses inflamasi, dikombinasikan dengan Long-Acting β2-Agonist yang merangsang reseptor adrenergi pada paru-paru sehingga dapat merelaksasikan otot polos bronkus. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian pustaka mengenai efektivitas terapi dan efek samping dari pemberianterapi kombinasi budesonide-formoterol fumarate pada pasien asma. Proses pencarian artikel dilakukan menggunakan database PubMed dan didapatkan 9 artikel yang sesuai dengan kriteriainklusi dan eksklusi penelitian.Hasil penelitian dari 9 artikel tersebut menunjukkan bahwa kombinasi budesonide200 μg dan formoterol fumarate6 μg yang digunakan 1 inhalasi 1-2 kali sehari efektif dalam mengurangi risiko eksaserbasiparah, inflamasi, serta baik untuk mengontrol gejala pada pasien dewasa dengan asma ringan sampai sedang yang dapat dilihat melalui skor ACQ-5 dan FEV1sertaaman digunakan dalam pengobatan asma kecuali dalam penggunaan jangka panjang (>48 minggu) efeksamping yang dapat muncul seperti nasofaringitis (35%)daninfeksi saluran pernapasan atas (32%).
Pengaruh Garam Krayan terhadap Bakteri Cairan Sulkus Gingiva Anak dengan Gingivitis Ringan (Kajian pada Streptococcus alpha) Caecilia Dewi Ratna Prathiwi; Rinaldi Budi Utomo; Putri Kusuma Wardhani
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol 10, No 1 (2023): February
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v10i1.4566

Abstract

Latar belakang: gingivitis adalah Penyakit periodontal paling sering terjadi pada anak-anak. Streptococcus alpha (S. alpha) adalah bakteri yang paling sering ditemukan pada gingivitis anak. Pertumbuhan bakteri patogen dalam rongga mulut dapat dicegah dengan Antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh larutan garam Krayan pada bakteri yang ditemukan pada cairan sulkus gingiva terutama S.alpha.Metode: penelitian ini adalah ekperimental laboratorium. Streptococcus alpha diperoleh dari isolasi dari cairan sulkus gingiva anak dengan gingivitis ringan. Garam Krayan diperoleh dari pegunungan Krayan di Kalimantan Utara. Konsentrasi larutan yang digunakan adalah 20%, 25%, 30%, 35% dan 40%. Hambatan pertumbuhan garam Krayan terhadap S. alpha dihitung dengan menggunakan zona hambatan pada agar Mueller Hinton yang ditambahkan agar darah domba. Uji statistik penelitian ini menggunakan uji One Way Anova.Hasil: hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan garam Krayan 20% memiliki diameter zona hambat 12.380 ± .22550mm, konsentrasi 25% 13,568 ± .11122, konsentrasi 30% 14,578 ± .12337, konsentrasi 35% 19,400 ± .12550 dan konsentrasi 40% 21,130 ± .04743mm. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan di seluruh kelompok perlakuan.Kesimpulan: garam Krayan memiliki pengaruh daya hambat terhadap pertumbuhan S. alpha. Semakin besar konsentrasi larutan garam semakin besar pula hambatan yang dihasilkan.
Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Wortel (Daucus carotaL.) dan Uji Aktivitasnya sebagai Tabir Surya secara In Vitro Rakhmi Hidayati; Dessy Erliani Mugita Sari; Nailissa’adah Noor
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol 10, No 1 (2023): February
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v10i1.4467

Abstract

Wortel memiliki kandungan β-karoten yang berpotensi sebagai tabir surya. Krim merupakan sediaan yang memberi rasa nyaman pada penggunaan kulit, sehingga dilakukan pengembangan formula sediaan krim ekstrak wortel (Daucus carota L.) sebagai krim tabir surya. Penelitian ini bertujuan mengoptimasi formula sediaan krim ekstrak wortel dengan variasi nilai HLB kombinasi emulgator Span 60 dan Tween 80. Ekstrak diformulasikan ke dalam krim yang dibagi menjadi tiga formula yaitu formula I, formula II, formula III berturut-turut 11,395; 9,335; dan 10,365. Penentuan formula terbaik didapatkan dari evaluasi sediaan krim yang meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji SPF.Analisis data menggunakan uji One Way Anova hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan emulgator kombinasi span 60 dan tween 80 dapat menghasilkan sediaan krim yang memenuhi mutu fisik yang baik. Uji SPF diuji menggunakan uji Kruskal Wallis dilanjutkan uji Mann Whitney hasilnya formula 1 memiliki serapan SPF yang paling tinggi artinya optimasi emulgator span 60 dan tween 80 dapat mempengaruhi aktivitas kadar tabir surya pada krim. Hasil penelitian ini krim variasi nilai HLB kombinasi emulgator span 60 dan tween 80 dengan nilai HLB 11,365 lebih sesuai untuk formula sediaan krim ekstrak wortel karena memiliki serapan SPF tertinggi.
Uji Aktivitas Antikolesterol Variasi Ekstrak Etanol Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) Secara In Vitro Siska Andriani; Devina Ingrid Anggraini
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol 10, No 1 (2023): February
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v10i1.4574

Abstract

Masyarakat sering mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food)  yang mengandung  asam lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi  sehingga mengakibatkan pada peningkatan kadar kolesterol darah. Kadar kolesterol yang tinggi di dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya hiperkolesterol dan jika berlangsung lama mengakibatkan hipertensi, stroke, jantung koroner, dan obesitas. Terdapat berbagai pengobatan dari bahan alam yang  membantu dalam penurunan kadar kolesterol. Sawi pakcoy (Brassica chinensis) mempunyai kandungan seperti flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin yang diduga dapat menurunkan kadar kolesterol. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak sawi pakcoy  dan pengaruh perbedaan konsentrasi pelarut ekstraksi terhadap penurunan kolesterol secara in vitro. Penentuan aktivitas antikolesterol dilakukan menggunakan metode Lieberman burchard yang diukur dengan spektrofotometri uv-vis pada panjang gelombang maksimal 667,5 nm. Konsentrasi ekstrak etanol 70% sawi pakcoy yang digunakan berturut turut pada konsentrasi 5, 10, 15, 10, 25 ppm sedangan ekstrak etanol 96% menggunakan konsentrasi 15, 20, 25, 30, dan 35 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% sawi pakcoy memiliki aktivitas antikolesterol lebih baik yang ditunjukkan dengan nilai EC50 sebesar 20,76 ppm dibandingkan ekstrak etanol 96% sawi pakcoy memiliki EC50 sebesar 29,10 ppm.
Uji Angka Lempeng Total (ALT) Dan Angka Kapang Khamir (AKK) Pada Jamu Gendong Di Pasar Tradisional Wonokriyo Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen Saniati Hasanah; Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah; Laeli Fitriyati
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol 10, No 1 (2023): February
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v10i1.4195

Abstract

Latar Belakang: Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang sangat diminati oleh masyarakat dikarenakan manfaatnya yang dapat menjaga kesehatan serta mengobati penyakit. Jamu gendong tidak memerlukan izin edar, tetapi kualitas jamu harus tetap diperhatikan sehingga sediaan jamu aman dikonsumsi. Tujuan: Mengetahui ada tidaknya cemaran mikroba berupa bakteri dan kapang khamir pada sediaan jamu gendong beras kencur, kunyit asam, temulawak dan pahitan yang dijual di pasar tradisional Wonokriyo, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen. Metode: Sampel jamu diambil dari empat penjual yaitu penjual A, B, C dan D. Tahapan penelitian meliputi pengambilan sampel, homogenisasi sampel, uji angka lempeng total (ALT) dan uji angka kapang khamir (AKK). Data kemudian dianalisis menggunakan uji statistic One Way ANOVA.  Hasil: Jamu gendong beras kencur, kunyit asam, temulawak dan pahitan yang dijual oleh penjual A, B, C dan D diperoleh nilai ALT yang memenuhi persyaratan yaitu tidak lebih dari >105 koloni/ml. Sedangkan jamu beras kencur yang dijual oleh penjual D diperoleh nilai ALT >105 koloni/ml sehingga tidak memenuhi persyaratan. Jamu gendong beras kencur, kunyit asam, temulawak dan pahitan diperoleh nilai AKK tidak lebih dari 103 koloni/ml sehingga memenuhi persyaratan. Tidak ada perbedaan yang signifikan (P>0,05) pada nilai ALT dan AKK dari semua jenis sampel jamu gendong yang berasal dari keempat penjual. Kesimpulan: Semua jamu memenuhi persyaratan mutu dilihat dari nilai AKK dan ALT, namun 1 sampel jamu beras kencur yang tidak memenuhi syarat ALT.
Penetapan Kadar Saponin dalam Gambas (Luffa acutangula L.) Hasil Pengeringan Matahari dan Pengeringan Oven Menggunakan Metode Gravimetri Natasya Hanindita Fitrianingsih; Novena Yety Lindawati
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol 10, No 1 (2023): February
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v10i1.4648

Abstract

Gambas fruit or oyong or often called ceme (Luffa acutangula L) or ridged gourd is a plant that belongs to the Cucurbitaceae family. Gambas fruit contains several important nutrients and also contains several chemical compounds, one of which is saponin which can be useful as an experctorant, antitussive, antidiabetic, anticholesterol, anticancer, antibacterial and antifungal. This research was conducted with the aim of knowing the differences in saponin levels and differences in yield in sun-dried and oven-dried squash fruits. Differences in temperature and drying method may allow for differences in the yield and saponin levels in the squash. Determination of saponin levels was carried out using the gravimetric method which was the advantage of not requiring a comparator (standard saponins). The result showed that the sun drying yield was 8,24% with ±SD 0,00021 and the oven drying yield was 7,21% with ±SD 0,02821 while the saponin content in sun drying was 0,39% with a coefficient of variation of 0,001% and oven drying saponin content of 11,96% with a coefficient of variation of 0,002%.
Review : Aktivitas Farmakologi Rumput Laut Genus Gracilaria (Rhodopyceae) Siska Nurazizah; Ardi Rustamsyah; Farid Perdana; Dani Sujana; Mimin Kusmiyati
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol 10, No 1 (2023): February
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebaran rumput laut di Indonesia berada hampir diseluruh penjuru tanah air, namun produksi dan perdagangan rumput laut Indonesia sampai saat ini didominasi oleh genus Gracilaria dari kelas Rhodopyceae sebagai penghasil agar. Beberapa penelitian telah dilakukan dan menunjukan aktivitas dari Gracilaria. Tujuan review artikel ini adalah memberikan informasi tentang aktivitas farmakologi genus Gracilaria, dengan menggunakan metode studi literatur dari beberapa penelitian mengenai aktivitas dari Gracilaria. Beberapa spesies dari genus ini, berpotensi untuk aktivitas antioksidan, antibakteri, terapi adjuvans pada penyakit peridontal, antidiabetes, antiobesitas, antikolesterol, antiosteoklas, hepatoprotektor, antikanker, homeostatis, antikoagulan, antiulcer, dan imunostimulan.
Cosmetovigilance: “Beautiful Is Pain” Mochamad Yusuf Zainudin; Luthfi Chabib
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol 10, No 1 (2023): February
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v10i1.4132

Abstract

Cosmetics are defined as preparations used on the skin, mouth, nails, hair and eyes with the aim of increasing attractiveness, providing fragrance or protection of body odor, cleaning. The difference between drugs and cosmetics is sometimes not clear. Regulations covering cosmetic products that discuss the products used are safe and can be used by healthy people, product safety, and efficacious from cosmetic products approved by national authorities before being sold to consumers. Monitoring the safety of cosmetic products, and is a very important component of public health activities. After sales supervision of cosmetic products must be widely spread in the community, and problems related to these products can be solved, and identified in order to achieve a safe product. In August 2022, a search for the term cosmetovigilance in the Google search database returned 38 articles Family physicians and expert care practitioners, have a very useful role in providing an understanding of Adverse Drug Reactions (ADRs) caused by cosmetic products, and with such occurrences they can encourage patients to report Adverse Drug Reactions (ADRs) to the appropriate officials. authorized. Raise awareness of the new concept and become valuable commentary on public health at large.

Page 1 of 1 | Total Record : 9