cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
NADWA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 27 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2014): Kepribadian Anak" : 27 Documents clear
Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Otaya, Lian G.
Nadwa Vol 8, No 1 (2014): Kepribadian Anak
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2014.8.1.571

Abstract

Internalization of values-based character education on student himself can be done through an objective and transparent assessment system. This will be useful to foster honesty, discipline, and responsibility of students. Objective assessmentwas actually born of conscience. The real truth in it as something that is produced by conscience is something that is pure and candid. Transparent assessment of the implementation of the assessment should be known, from the aspect of the valuesobtained, the basic decision-making, processing until the final result indicated value, and acceptable. With such a rating system that would give birth to a student who has a character to help form a strong mental. Strong mental is precondition to be qualified competitive human.AbstrakInternalisasi pendidikan karakter berbasis nilai pada diri mahasiswa dapat dilakukan melalui sistem penilaian yang objektif dan transparan. Hal ini akan berguna untuk memupuk kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab pada diri mahasis-wa. Penilaian yang objektif itu sebetulnya terlahir dari hati nurani. Kebenaran sejati ada di dalamnya karena sesuatu yang dihasilkan oleh hati nurani merupakan sesuatu yang murni dan apa adanya. Penilaian yang transparan harus diketahuipelaksanaan penilaiannya, dari aspek nilai yang didapat, dasar pengambilan keputusan, pengolahan nilai sampai hasil akhirnya tertera, dan dapat diterima. Dengan sistem penilaian yang demikian akan melahirkan mahasiswa yang memiliki karakter dalam membantu pembentukan mental yang kuat. Mental yang kuat merupakan prasyarat untuk menjadi manusia yang berkualitas dan kompetitif.  
Madrasah: dari Nizamiyah hingga Pesisiran Jawa Junaedi, Mahfud
Nadwa Vol 8, No 1 (2014): Kepribadian Anak
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2014.8.1.572

Abstract

Growth and development in the Coastal Java madrasah in the early twentieth century until now generally spearheaded by scholars/religious leaders who graduated in Islamic centers in the Middle East. At first they established the boarding school, followed by the establishment of madrasah to the coast of Javacan be regarded as children of a boarding school. The educational institutions have bonding formation of madrasah was first built by  Niz{am al-Mulk in Baghdad in 1057, later known as madrasah  Nizamiyah . This school is an educational institution that aims to teach Fiqh Sunni schools. Institutions of higher education has become one of the eleventh century and became the blueprint for the development of similar madrasah in the Islamic world. Historically, madrasah in Java can not be separated from the Middle East, especially the relationshipHaramayn scholars of al-Azhar and Cairo with the students in Java, Indonesia.AbstrakPertumbuhan dan perkembangan madrasah di Pesisir Jawa pada awal abad ke XX hingga kini, umumnya dipelopori oleh para kiai atau tokoh agama yang menamatkan pendidikan di pusat-pusat Islam tersebut. Pada awalnya mereka mendirikan pondok pesantren, lalu diikuti dengan pendirian madrasah, sehinggamadrasah di pesisir Jawa bisa dikatakan sebagai anak-anak pesantren. Lembaga pendidikan ini memiliki ikatan dengan madrasah pertama kali dibangun oleh Niz{am al-Mulk di Baghdad pada tahun 1057, kemudian dikenal dengan madrasahNiz{amiyah. Madrasah ini merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mengajarkan fikih mazhab Sunni. Lembaga pendidikan tinggi ini ada pada abad kesebelas dan menjadi cetak biru bagi pengembangan madrasah-madrasah serupadi dunia Islam. Secara historis, keberadaan madrasah di Jawa tidak dapat dipisahkan dari hubungan ulama Timur Tengah, khususnya Haramayn dan al- Azhar Kairo dengan para murid di Jawa, Indonesia. 
Hadis-Hadis tentang Peserta Didik dan Nur Hidayah, Amiruddin Siahaan
Nadwa Vol 8, No 1 (2014): Kepribadian Anak
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2014.8.1.567

Abstract

This article explains that learners should earnestly seek  knowledge or perseverance in either theology or science. In addition, if the students have gained knowledge, then that knowledge should be employed well and teaches it to others. Meanwhile, science is only acquired by learning. Learner is one component input in the education system, which is further processed in the educational process, so that it becomes a qualified human in accordance with the national education goals. A student has a very important role in education. Itwas described in many traditions (hadis \ ) associated with virtue, character, and requirements of the learners. These hadis \ will be explained later in this article and will be takhri > j to determine the position of these traditions. AbstrakArtikel ini menjelaskan bahwa peserta didik hendaknya bersungguh-sungguh atau tekun dalam mencari ilmu baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan. Selain itu peserta didik apabila telah mendapatkan ilmu, maka hendaknya ilmutersebut dipergunakannya dengan baik dan diajarkannya kepada orang lain. Ilmu hanya diperoleh dengan belajar. Peserta didik adalah salah satu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalamproses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Seorang pelajar memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan. Hal itu dijelaskan dalam banyak hadis yang berkaitan dengan kebajikan, karakter, dan persyaratan peserta didik. Hadis-hadis ini akan dijelaskan nanti dalam artikel ini dan akan di takhri>j untuk mengetahui posisi hadis-hadis tersebut.
Pengukuran Keimanan: Perspektif Psikologi Shodiq, Shodiq
Nadwa Vol 8, No 1 (2014): Kepribadian Anak
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2014.8.1.573

Abstract

Faith material is the basic and essential part of the learning goals in the context of strengthening the students' personalities, especially in teaching religious education. As the purpose of learning, faith must also be evaluated and measured so that it is known to what extent the learning objectives have beenachieved. The problem is how to evaluate and measure one's faith? Only Allah can measure and determine the degree of one's faith, don’t you? How to measure the faith will be discussed in this paper. This study would be useful for teachers in detecting an increase or decrease of the quality of students' faith in accordance with the indicators that have been determined. AbstrakPada konteks penguatan kepribadian siswa, materi keimanan dan ketakwaan merupakan bagian pokok dan penting dalam tujuan pembelajaran bagi siswa, khususnya pembelajaran pendidikan agama, tidak terkecuali Pendidikan AgamaIslam (PAI). Sebagai tujuan pembelajaran, keimanan juga harus dapat dievaluasi dan diukur sehingga dapat diketahui sejauh mana tujuan pembelajaran tersebut telah tercapai. Persoalannya adalah bagaimana mengevaluasi dan mengukurkeimanan seseorang? Tidakkah yang berhak mengukur dan menentukan derajat keimanan seseorang hanyalah Allah, Tuhan Yang Maha Tahu? Bagaimana mengukur keimanan inilah yang hendak dibahas dalam jurnal ini. Sehingga denganadanya kajian tentang penguatan keimanan secara psikologis, akan bermanfaat bagi guru dalam mendeteksi peningkatan atau penurunan kualitas keimanan anak didik sesuai indikator keimanan yang sudah ditentukan.
Perkembangan Minat Masyarakat pada Madrasah Aliyah di Kota Gorontalo Luneto, Buhari
Nadwa Vol 8, No 1 (2014): Kepribadian Anak
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2014.8.1.568

Abstract

The Act No. 20, 2003 of National Education System explains that Madrasah Aliyah as an Islamic educational institution has been equated with other public schools. This equivalence does not change automatically the public of Gorontalo perception toward Madrasah Aliyah as a second choice. Such perception affects the community interest to send their children to Madrasah Aliyah. However, Madrasah Aliyah in Gorontalo still has great prospect inthe future. So some very urgent improvement and imaging is performed by Madrasah Aliyah. This improvement is very important because most people see Madrasah Aliyah as second-class school and its graduates do not have brilliant future. In fact, Madrasah Aliyah can create human resources whohave intact insight, are divinity insight, social insight and scientific insight. AbstrakMadrasah Aliyah sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam telah disetarakan kedudukannya dengan sekolah umum lainnya berdasarkan UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional RI Tahun 2003.Meski posisinya setara, tidak serta merta merubah persepsi masyarakat Gorontalo terhadap Madrasah Aliyah sebagai pilihan kedua. Persepsi seperti ini mempengaruhi minatmasyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke Madrasah Aliyah. Meski demikian, Madrasah Aliyah di Gorontalo masih memiliki prospek yang besar di masa depan. Maka beberapa terobosan yang sangat urgen dilaksanakan adalah pembenahan dan pencitraan terhadap Madrasah Aliyah. Ini penting karenasebagian besar masyarakat memandang Madrasah Aliyah sebagai sekolah kelas dua serta lulusan Madrasah Aliyah yang tidak memiliki jaminan masa depan yang cemerlang. Padahal, Madrasah Aliyah dapat menciptakan sumber daya manusia yang memiliki wawasan yang utuh yaitu wawasan ketuhanan, wawasan kemasyarakatan dan wawasan keilmuan.
Menentukan Variabel Prediktor bagi Kinerja Guru PAI Ikhrom, Ikhrom
Nadwa Vol 8, No 1 (2014): Kepribadian Anak
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2014.8.1.594

Abstract

This paper attempts to analyze the influence of supervision of Islamic Education (PAI), compensation, competence, and motivation to work on PAI teacher performance. The result of multiple linear regression analysis concluded that all four aspects are jointly significant affect the performance of teachers PAI. Partial regression test results explained that the supervision and competence of significant influence while compensation and motivation influenced but not significant. Based on the model test found that supervision direct impact on performance. Supervision has a direct influence scores greater than the indirect effect. Compensation does not affect the performance directly but through the direct influence of motivation because scores compensation is smaller than the indirect effect. Competence directly influence performance significantly due to the direct influence of competence scores greater than the indirect effect scores. AbstrakTulisan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh supervisi pengawas PAI, kompensasi, kompetensi, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru PAI. Hasil uji analisis regresi linier berganda disimpulkan bahwa keempat aspek tersebut secara bersama-sama berpengaruh secara siginifikan terhadap kinerja guru PAI. Hasil uji regresi secara parsial menjelaskan bahwa supervisi dan kompetensi berpengaruh signifikan, sementara kompensasi dan motivasi berpengaruh tetapi tidak signifikan. Berdasar pada uji model ditemukan, bahwa supervisi pengawas berpengaruh secara langsung terhadap kinerja. Supervisi memiliki skor pengaruh langsung lebih besar dari skor pengaruh tidak langsung. Kompensasi berpengaruh terhadap kinerja secara tidak langsung tetapi melalui motivasi karena skor pengaruh langsung kompensasi lebih kecil dari pengaruh tidak langsung. Kompetensi berpengaruh langsung terhadap kinerja secara signifikan karena skor pengaruh langsung kompetensi lebih besar dari skor pengaruh tidak langsung. 
Lingkungan Menyenangkan dalam Pendidikan Anak Usia Dini: Pemikiran Montessori Hidayatulloh, M. Agung
Nadwa Vol 8, No 1 (2014): Kepribadian Anak
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2014.8.1.574

Abstract

This article presents the description of a pleasant environment according to the Montessori method. fun environment characteristics and implications for the sustainability of early childhood education in Indonesia is also a discus-sion section. Montessori considers the environment as a key children spontaneous learning. Because the child is an active agent in its environment, Montessori suggested that the environment here should be fun for children and also provide opportunities for the development of the potential of eachindividual. In addition there is ease of access, with full responsibility, and freedom of movement, in the early child hood environment should be designed in such a way to make it look real, natural, and beautiful.AbstrakArtikel ini mengetengahkan deskripsi lingkungan menyenangkan menurut metode Montessori. Karakteristik lingkungan menyenangkan dan implikasinya bagi keberlangsungan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia juga men-jadi bagian pembahasan. Montessori menganggap lingkungan sebagai kunci utama pembelajaran spontan anak. Dikarenakan anak adalah agen aktif dalam lingkungannya, Montessori menyarankan agar lingkungan di sini hendaknyayang menyenangkan bagi anak dan juga memberi kesempatan bagi perkembangan potensi masing-masing individu. Di samping ada kemudahan akses, penuh dengan tanggung jawab, dan kebebasan bergerak, lingkungan pendi-dikan anak perlu didesain sedemikian rupa agar terlihat nyata, alamiah, dan indah.
Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Madrasah Anwar, Herson
Nadwa Vol 8, No 1 (2014): Kepribadian Anak
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2014.8.1.569

Abstract

The main meaning of decision-making by the headmaster is an act issuing a decision that is both tactical and operational such as planning programs to be achieved, implementation strategies and problem-solving strategies, through a decision based on the election results of several solution alternatives decided to achieve madrasah goals. The decision-making activities includeproblem identification, problem formulation, and alternative selection decisions based on calculations and the various impacts that may arise. In the stage of decision making implementation, the headmaster of the madrasah as a leader must make many routine decisions in order to control activities in accordance with the plans. While in control stage that includes monitoring,inspection, and assessment of the implementation results was performed to evaluate the implementation of the decisions.AbstrakHakikat pengambilan keputusan oleh kepala madrasah adalah tindakan dalam mengeluarkan keputusan yang bersifat taktis maupun operasional seperti memuat program yang ingin dicapai, strategi pelaksanaannya dan strategi pe-mecahan masalah, melalui suatu keputusan yang didasarkan pada hasil pemilihan beberapa alternatif masalah yang telah ditetapkan untuk pencapaiantujuan madrasah. Pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Dalam tahapimplementasi atau operasionalnya, kepala madrasah sebagai pimpinan harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan kegiatan sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadaphasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
Pragmatisasi Pendidikan dalam Dunia Kerja Malikah, Nurul
Nadwa Vol 8, No 1 (2014): Kepribadian Anak
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2014.8.1.575

Abstract

Vocational education as a part of the National Education system plays a strategic role for the realization of the skilled national labor. Because each vocational graduates is created to become good human resources, in the sense that when theyhave completed vocational school they able to apply the knowledge. But in fact, the graduates of vocational school is recognized only by itself school and still lack confidence in the business and industrial world. The old model of vocational education has disadvantage, is education model that was conducted unilaterally so that students left behind by the progress of the business/industrial world. Creating creativity and independence of the student is the right answer to avoiddependency and to reduce the unemployment rate. The Awareness of selfdevelopment by enhancing the students' confidence and self-reliance is an important part to prepare for the long-term goal achievement. AbstrakPendidikan kejuruan sebagai salah satu bagian dari sistem Pendidikan Nasional, memainkan peran yang sangat strategis bagi terwujudnya angkatan tenaga kerja nasional yang terampil. Karena setiap lulusan SMK memang diciptakan untuk menjadi sumber daya manusia yang siap pakai, dalam arti ketika mereka telah menyelesaikan sekolahnya mereka dapat menerapkan ilmu yang telah merekadapat sewaktu di sekolah. Namun pada kenyataannya, tamatan SMK hanya diakui oleh sekolah sendiri dan masih minimnya kepercayaan dunia usaha dan duniaindustri. Pendidikan kejuruan model lama memiliki kelemahan yaitu, penyelenggaraan pendidikan secara sepihak sehingga anak didik tertinggal oleh kemajuan dunia usaha/dunia industri. Menciptakan kreativitas dan kemandirian siswa, merupakan jawaban tepat untuk menghindari ketergantungan dan dapat mengurangi tingkat pengangguran. Kesadaran mengembangkan diri dengan meningkatkan kepercayaan dan kemandirian siswa, merupakan bagian penting untuk mempersiapkan pencapaian tujuan jangka panjang.
Pengukuran Keimanan: Perspektif Psikologi Shodiq, Shodiq
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 8, No 1 (2014): Kepribadian Anak
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2014.8.1.573

Abstract

Faith material is the basic and essential part of the learning goals in the context of strengthening the students' personalities, especially in teaching religious education. As the purpose of learning, faith must also be evaluated and measured so that it is known to what extent the learning objectives have beenachieved. The problem is how to evaluate and measure one's faith? Only Allah can measure and determine the degree of one's faith, don’t you? How to measure the faith will be discussed in this paper. This study would be useful for teachers in detecting an increase or decrease of the quality of students' faith in accordance with the indicators that have been determined. AbstrakPada konteks penguatan kepribadian siswa, materi keimanan dan ketakwaan merupakan bagian pokok dan penting dalam tujuan pembelajaran bagi siswa, khususnya pembelajaran pendidikan agama, tidak terkecuali Pendidikan AgamaIslam (PAI). Sebagai tujuan pembelajaran, keimanan juga harus dapat dievaluasi dan diukur sehingga dapat diketahui sejauh mana tujuan pembelajaran tersebut telah tercapai. Persoalannya adalah bagaimana mengevaluasi dan mengukurkeimanan seseorang? Tidakkah yang berhak mengukur dan menentukan derajat keimanan seseorang hanyalah Allah, Tuhan Yang Maha Tahu? Bagaimana mengukur keimanan inilah yang hendak dibahas dalam jurnal ini. Sehingga denganadanya kajian tentang penguatan keimanan secara psikologis, akan bermanfaat bagi guru dalam mendeteksi peningkatan atau penurunan kualitas keimanan anak didik sesuai indikator keimanan yang sudah ditentukan.

Page 1 of 3 | Total Record : 27