Jaman, Elisa Christina
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni

ART THERAPY SEBAGAI BENTUK DARI ACTIVITY THERAPY BAGI PENDERITA HIV YANG MENGALAMI KECEMASAN Jaman, Elisa Christina; Suryadi, Denrich; Wati, Linda
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1612

Abstract

Penderita HIV/AIDS mengalami krisis kejiwaan pada dirinya, pada keluarganya, pada orang yang dicintainya dan pada masyarakat. Krisis kejiwaan tersebut adalah dalam bentuk kepanikan, ketakutan, kecemasan, serba ketidakpastian, keputusasaan, dan stigma. Penyakit dan akibat yang diderita, baik akibat penyakit ataupun intervensi medis tertentu dapat menimbulkan perasaan negatif seperti kecemasan, depresi, marah, ataupun rasa tidak berdaya dan perasaan-perasaan negatif tertentu yang dialami secara terus-menerus ternyata dapat memperbesar kecenderungan perasaan negatif seseorang terhadap suatu penyakit. Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan art therapy dapat mengurangi tingkat kecemasan pada warga binaan yang positif mengidap HIV. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan desain kuasi-eksperimental. Pengambilan sampel dilakukan pada Lembaga Permasyarakatan X yang melibatkan lima orang warga binaan laki-laki yang positif mengidap HIV dan sedang dalam keadaan cemas. Untuk mengukur tingkat kecemasan alat ukur yang digunakan adalah General Anxiety Disorder 7 (GAD7). Metode intervensi yang digunakan adalah art therapy yang ditemukan dapat menurunkan kecemasan. Setelah sesi intervensi dilakukan, ditemukan adanya penurunan tingkat kecemasan pada kelima partisipan. Hal tersebut terlihat dari perbandingan skor antara skor pre-test dan post-test para partisipan.