Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Signifikansi Komponen Pasang Surut Perairan Dangkal di Sungai Kapuas Kecil Sari, Junita; Muliadi, Muliadi; Kushadiwijayanto, Arie Antasari
PRISMA FISIKA Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.437 KB) | DOI: 10.26418/pf.v7i3.38609

Abstract

Penelitian tentang signifikansi komponen pasang surut perairan dangkal telah dilakukan di Sungai Kapuas Kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dari tiga stasiun yang terletak di Jungkat, TPI Sungai Rengas dan BMKG Maritim. Analisis data pasang surut dari  ketiga stasiun dilakukan menggunakan program t_tide untuk mendapat komponen pasang surut. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 16 komponen pasang surut di perairan dangkal yang terdapat di Sungai Kapuas Kecil. Hasil nilai amplitudo di setiap stasiun yang paling dominan adalah komponen MK3 dengan nilai 0,0353 meter di stasiun TPI. Komponen dengan nilai signifikan terbanyak terdapat di stasiun 2 dan 3 yang berlokasi di TPI Sungai Rengas dan BMKG Maritim. Nilai signifikan yang terkecil terdapat di stasiun 1 yang berlokasi di Muara Jungkat. Kata Kunci: Pasang Surut, Sungai Kapuas Kecil, T_Tide, Amplitudo, Fase, Komponen
Pola Pasang Surut Komponen Diurnal di Perairan Teluk Tambelan Provinsi Kepulauan Riau Susanti, Fratiwi; Ardiani, Desti; Yulianti, Yulianti; Muliadi, Muliadi; Kushadiwijayanto, Arie Antasari
PRISMA FISIKA Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Department of Physics, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.43 KB)

Abstract

Model hidrodinamika Princeton Ocean Model telah diaplikasikan untuk mempelajari pola pasang surut di perairan Teluk Tambelan Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perambatan gelombang pasang surut dan pola arus pasang surut komponen diurnal (K1 dan O1). Data yang digunakan sebagai masukan model adalah data elevasi pasang surut dari hasil Tidal Model Driver yang diberikan pada bagian batas dan data batimetri dari hasil pengamatan di lapangan. Hasil model diverifikasi dengan pengukuran lapangan, sehingga mendapatkan hasil bahwa amplitudo pasang surut komponen K1 memiliki selisih sebesar 0,0217 m, sedangkan pada komponen O1 sebesar 0,0515 m. Pada amplitudo kecepatan arus, verifikasi hasil model untuk komponen K1 memiliki selisih resultan arus sebesar 0,0848 m/s, dan komponen O1 sebesar 0,1058 m/s. Selisih nilai amplitudo pasang surut menunjukkan hasil yang cukup baik dan sebaliknya amplitudo kecepatan arus menunjukkan hasil yang kurang baik. Pada pola amplitudo, untuk komponen K1 dan O1 menunjukkan adanya kesamaan, dimana sebaran amplitudo yang lebih tinggi berada di mulut teluk sebelah Barat dan beberapa bagian di kepala teluk. Pola arus hasil model, baik pada komponen K1 maupun O1 pada saat pasang tertinggi arus cenderung bergerak ke arah Utara masuk ke dalam teluk, sedangkan saat surut terendah arus bergerak ke arah Selatan keluar teluk. Sedangan pada kecepatan arus hasil model untuk komponen K1dan O1, kecepatan maksimum terjadi pada kondisi yang sama yaitu pasang menuju surut.
Profil Spasial Batimetri, Salinitas, Suhu, dan Densitas di Perairan Teluk Tambelan, Kepulauan Riau Yulianti, Yulianti; Ardiani, Desti; Susanti, Fratiwi; Muliadi, Muliadi; Kushadiwijayanto, Arie Antasari
PRISMA FISIKA Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1293.071 KB) | DOI: 10.26418/pf.v7i2.34025

Abstract

Penelitian profil batimetri, salinitas, suhu, dan densitas telah dilakukan di Perairan Teluk Tambelan, Provinsi Kepulauan Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pemetaan terhadap kondisi kedalaman, salinitas, suhu, dan densitas di perairan tersebut. Pengukuran batimetri, salinitas, dan suhu dilakukan secara langsung menggunakan metode random sampling. Hasil dari penelitian digambarkan dalam bentuk peta kontur kedalaman ISLW (Indian Spring Low Water) berkisar antara  0,2 – 24,3 meter dengan nilai rata-rata 8,1 meter. Salinitas di kedalaman 0,2d berkisar antara 30 – 35 ‰ dengan nilai rata-rata 34,5 ‰ dan di kedalaman 0,8d salinitas berkisar antara 30 – 35 ‰ dengan rata-rata 34,42‰. Suhu di lapisan 0,2d berkisar antara 28,5 – 31 °C dengan nilai rata-rata 30 °C dan suhu di lapisan 0,8d berkisar antara 28 – 31 °C dengan rata-rata 29,5 °C. Densitas kedalaman 0,2d berkisar antara 1019 Kg/m³ - 1021,5 Kg/m³ dengan nilai rata-rata 1020,64 Kg/m³, sedangkan densitas kedalaman 0,8d berkisar antara 1019 Kg/m³ - 1021,5 Kg/m³ dengan rata-rata 1021,05 Kg/m³.
RESPONS CURAH HUJAN TERHADAP FENOMENA EL NIÑO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO) DI BONTANG Ramadhani, Athaya Rana; Faryuni, Irfana Diah; Kushadiwijayanto, Arie Antasari
PRISMA FISIKA Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v7i2.33971

Abstract

El Niño Southern Oscillation (ENSO) merupakan fenomena yang mempengaruhi kondisi laut di ekuatorial Samudra Pasifik. Fenomena ini berpengaruh terhadap respon curah hujan di beberapa wilayah, terutama wilayah Bontang. Bontang merupakan wilayah yang berbatasan dengan selat Makassar dan merupakan wilayah yang berdekatan dengan Samudra Pasifik diantara kota-kota lain yang berada di Pulau Kalimantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons curah hujan terhadap fenomena ENSO di Bontang. Metode yang digunakan adalah transformasi wavelet untuk melihat kekuatan curah hujan dan cross wavelet untuk melihat korelasi ENSO terhadap curah hujan . Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks nino 3.4 dan curah hujan bulanan tahun 1985-2017. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa curah hujan ekstrim di wilayah Bontang merespon terjadinya fenomena ENSO selama delapan tahun kejadian. Sinyal dari ENSO umumnya terjadi lebih dahulu dibandingkan sinyal dari curah hujan.
RESPONS CURAH HUJAN TERHADAP FENOMENA DIPOLE MODE (DM) DI KOTA PONTIANAK Saputra, Reza; Muliadi, Muliadi; Kushadiwijayanto, Arie Antasari
PRISMA FISIKA Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.096 KB) | DOI: 10.26418/pf.v7i2.33967

Abstract

Aktifitas kejadian Dipole Mode (DM) dapat mempengaruhi curah hujan. DM merupakan salah satu kejadian interaksi laut dan atmosfer yang terjadi di Samudra Hindia akibat perbedaan anomali Suhu Permukaan Laut (SPL) antara Samudra Hindia bagian Barat dan Samudra Hindia bagian Timur. Kejadian tersebut sangat berpengaruh terhadap curah hujan di beberapa wilayah sekitarnya. Penelitian ini bertujuan mengkaji respon curah hujan terhadap kejadian DM di  Kota Pontianak. Data yang digunakan adalah curah hujan bulanan dan indeks DM dari tahun 1985 – 2017 yang telah di filter menggunakan high pass filter dengan cut off 10.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah transformasi wavelet dengan melihat besarnya kekuatan curah hujan yang telah dipecah menjadi beberapa periode dan metode cross wavelet untuk melihat hubungan antara curah hujan dan DM. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa curah hujan ekstrim di Kota Pontianak dipengaruhi oleh kejadian DM selama 5 tahun.  Sinyal curah hujan terjadi lebih dahulu dibandingkan sinyal DM.
Pewilayahan Siklus Suhu Permukaan Laut di Perairan Indonesia Menggunakan Metode Power Spectral Density (PSD) Fadziella, Syarifah Resha; Putra, Yoga Satria; Kushadiwijayanto, Arie Antasari
PRISMA FISIKA Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.908 KB) | DOI: 10.26418/pf.v8i1.40231

Abstract

Penelitian tentang siklus suhu permukaan laut (SPL) dominan terbesar pertama dan kedua di Perairan Indonesia telah dilakukan menggunakan metode Power Spectral Density (PSD) berdasarkan data time series SPL selama 40 tahun (1979-2018). Dari analisis yang dilakukan siklus dominan terbesar pertama adalah siklus 12.15 bulan (annual) dan siklus 6 bulan (semiannual). Siklus 12.15 bulan (annual) cenderung berada di perairan Utara dan perairan Selatan Indonesia sedangkan siklus 6 bulan (semiannual) cenderung berada di kawasan ekuator kecuali perairan Ekuatorial Samudra Hindia. Kemudian, siklus dominan terbesar kedua memiliki beragam periode seperti siklus setengah tahun (semiannual), tahunan (annual) dan siklus antar tahunan (interannual). Siklus setengah tahun (semiannual) berada di perairan Utara dan perairan Selatan Indonesia, siklus tahunan (annual) berada di kawasan ekuator, dan siklus antar tahunan (interannual) berada di perairan Barat Sumatera, Selat Makassar, Teluk Tomini, Laut Halmahera, dan di perairan Papua.Kata Kunci : Suhu permukaan laut, Perairan Indonesia, Power Spectral Density (PSD), dan Fast Fourier Transform (FFT).
RESPONS CURAH HUJAN TERHADAP FENOMENA MADDEN JULLIAN OSCILLATION (MJO) DI PONTIANAK Lestari, Diyah Dwi; Faryuni, Irfana Diah; Kushadiwijayanto, Arie Antasari
PRISMA FISIKA Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v7i2.33972

Abstract

Madden Jullian Oscillation (MJO) merupakan sirkulasi skala besar di ekuator dan berpusat di Samudera Hindia yang bergerak ke Samudera Pasifik. Fenomena ini berpengaruh terhadap cuaca dan iklim secara global. Penelitian ini bertujuan mengetahui respons curah hujan terhadap fenomena MJO di Pontianak. Metode yang digunakan adalah transformasi wavelet untuk melihat kekuatan dari curah hujan dan cross wavelet untuk melihat korelasi antara curah hujan dan indeks Real-time Multivariate MJO (RMM). Data yang digunakan adalah data curah hujan harian dan indeks RMM dari tahun 1985-2017 yang telah difilter menggunakan bandpass filter dengan cut off 30 dan 60. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa fenomena MJO cukup mempengaruhi curah hujan di Pontianak. Respons curah hujan di Pontianak sebanding dengan fenomena MJO yang terjadi selama sepuluh kejadian dengan rentang waktu 32 tahun.
Pola Distribusi Kekeringan Menggunakan Metode Standardized Precipitation Index (SPI) di Kalimantan Barat Qonita, Ismi Rizqi; Putra, Yoga Satria; Kushadiwijayanto, Arie Antasari
PRISMA FISIKA Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.284 KB) | DOI: 10.26418/pf.v7i2.35574

Abstract

Penelitian tentang analisis tingkat kekeringan di Provinsi Kalimantan Barat telah dilakukan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI). Penelitian ini menggunakan data curah hujan selama 32 tahun (1985-2016) dari European Centre for Medium-range Weather Forecast (ECMWF). Curah hujan menjadi satu-satunya parameter masukan dalam metode Standardized Precipitation Index (SPI), sehingga tingkat kekeringan yang dikaji hanya dipengaruhi oleh peningkatan dan penurunan jumlah curah hujan. Dari analisa yang dilakukan selama periode 32 tahun, kekeringan terparah terjadi pada tahun 2014 di daerah Kabupaten Ketapang, 2015 di daerah Kabupaten Ketapang dan 2016 di daerah Kabupaten Sambas.Kata Kunci : Kekeringan, Curah Hujan, SPI
PHYSICAL OCEANOGRAPHY CONDITION IN EASTERN KARIMATA STRAIT: PASIR MAYANG BEACH WEST KALIMANTAN Harianto, Harianto; Kushadiwijayanto, Arie Antasari; Apriansyah, Apriansyah
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpfa.v8n1.p51-60

Abstract

Karimata strait is located in the western Indonesian, separate the Kalimantan and Belitung island, that has an important role for the distribution services. The information about its dynamics such as tidal behavior, and wave is the key to support the navigation activities in this area. This research describes the results of measurements of the physical oceanography parameter on the eastern side of the Karimata Strait, Pasir Mayang Beach. The tidal data were measured for 15 days in February 25th ? March 12th, 2017 and sea current were observed for 24 hours on February 27-28th, 2017. The result showed that tidal type in this area is diurnal tide with amplitude of M2, S2, K1, and O1 respectively are 0.085 m, 0.086 m, 0.455 m, and 0.342 m. Significant wave?s high is ranged from 0.12 ? 0.31 m with significant period of 5.32-6.9 s. The wave direction is south western. The current velocity is ranged from 0.087- 0.112 m/s and average current velocity is 0.092 m/s. The tidal current direction is northeast at low tide and south western at high tide. This study also reveals important information that wave energy variability is not only affected by seasonal conditions but also influenced by tides. The tides have responsibility to change the propagation medium of wave that is originated dispersive to non-dispersive medium. This study opens a new study of correction of wave measurement procedures by including and taking into account the effects of tides.
Model Sederhana Gerak Osilator dengan Massa Berubah Terhadap Waktu Menggunakan Metode Runge Kutta Acu, Yulia; Lapanporo, Boni Pahlanop; Kushadiwijayanto, Arie Antasari
POSITRON Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1001.895 KB) | DOI: 10.26418/positron.v7i2.23276

Abstract

Persamaan gerak osilasi pegas dengan massa berubah terhadap waktu merupakan persamaan differensial non linear yang sulit diselesaikan secara analitik. Pada penelitian ini persamaan gerak osilasi tersebut diselesaikan menggunakan metode Runge Kutta orde empat dan Runge Kutta Fehlberg tingkat lima. Metode Runge Kutta menawarkan penyelesaian persamaan diferensial dengan pertumbuhan truncation error yang jauh lebih kecil. Hasilnya menunjukan gerak osilator dengan massa yang terus berkurang terhadap waktu memiliki sifat seperti osilator teredam dan menjadi gerak harmonik sederhana saat massa osilator tetap. Metode Runge Kutta orde empat dan Runge Kutta Fehlberg mampu menggambarkan keadaan sistem osilator dengan massa berubah terhadap waktu.Â