Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Penyelidikan Kejadian Luar Biasa Keracunan Permen Jari (Studi Kasus pada Sekolah Dasar di Kota Denpasar, Bali, Indonesia) Pitriyanti, Luh
Jurnal Kesehatan Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ternate
Publisher : UPPM Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate, Maluku Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.597 KB) | DOI: 10.32763/jurnal kesehatan.v12i2.171

Abstract

Abstrak Kejadian luar biasa (KLB) akibat keracunan makanan masih sering terjadi di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah akibat dari jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi syarat. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan KLB yang terjadi di salah satu sekolah dasar di Denpasar, Bali. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan KLB yang terjadi di salah satu sekolah dasar di Denpasar, Bali, berdasarkan adanya laporan lima siswa sekolah dasar yang mengalami gejala keraacunan yang sama pada tanggal 24 Oktober 2016. Wawancara dilakukan dengan petugas surveilans Dinas Kesehatan Kota Denpasar, petugas surveilans Puskesmas, guru, murid dan penjual permen jari yang dicurigai sebagai penyebab terjadinya keracunan makanan. Gejala keracunan yang dialami kelima siswa adalah pusing dan mual, namun gejala mual paling berat dialami oleh siswa yang mengonsumsi permen jari dengan jumlah paling banyak dibandingkan siswa yang lain. Selang waktu dari mengonsumsi permen jari hingga timbulnya gejala adalah berkisar 20 hingga 35 menit. Berdasarkan hasil wawancara demgan kelima siswa, mereka mengonsumsi makanan yang bervariasi di kantin sekolah dan di rumah sebelum mengonsumsi permen jari. Dari berbagai jenis makanan tersebut hanya permen jari yang dikonsumsi oleh kelima siswa pada waktu yang sama. Berdasarkan wawancara dengan siswa lain pada sekolah yang sama menunjukkan terdapat riwayat (2-4 minggu sebelumnya) situasi yang sama dialami 3 dari 7 siswa yang mengonsumsi permen jari dengan merk yang sama. Kasus ini tidak dietahui atau tidak dilaporkan pada guru. Berdasarkan hasil uji laboratorium, permen jari yang dikonsumsi siswa mengandung bahan berhaya formalin sebesar 12,28 ppm yang tidak boleh ada pada makanan. Permen jari mengandung bahan berbahaya yaitu formalin. Sekolah dengan Puskesmas dan dinas kesehatan kota harus memiliki sistem pemantauan untuk mengendalikan makanan yang dijual di wilayah sekolah dan secara intensif melakukan kontak dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk melakukan pemeriksaan makanan, sesuai permintaan dan secara rutin.     Abstract Food intoxication is frequently occurs in Indonesia, where one of main cause is unhealthy food that being sold at the school area. A descriptive explorative study was conducted in one elementary school in Denpasar Bali, following the report of five school children who experience similar sypmtoms of intoxication in 24 October 2016. Several interviews was conducted to the surveillance staff of public health center and district health office, teachers, students, and the stall man. Symptoms of intoxicaton were dizziness and nausea, but there was one children who experience more severe nausea where he also consume more candys than others. Interval time from consumption with the symptoms is 20 to 35 minutes. Interviews with five students showed that they were having vary food, which were bought from school cantin or from home, before consuming the candy. Among all foods, only the finger candy was being consumed at relatively at the same time. Another interviews with other children at the same school showed that there were history (2-4 weeks before) of similar situation on 3 of 7 children who also consumed the same brand of the finger candy. These cases were not known or reported to the teacher. Based on laboratory examination, the finger candy being consume by students is containing formaline of 12.28 ppm which should be zero on food.  Finger candies contain hazardous materials such as formaline. School with guidance of public health center and district health office should have monitoring system to control food being sold at the school area; and intensively in contact with Food and Drug Administration office to conduct food examination, on demand and regularly.   
COVID-19 pada Anak dan Langkah Pencegahan yang Perlu Dilakukan di Sekolah Kota Tanjungpinang Indra Martias; Luh Pitriyanti; Rahmat Rahmat
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus November 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk328

Abstract

The Indonesian government has intervened to suppress the increasingly massive spread of the COVID-19 virus. COVID-19 has affected all age groups, although it appears to be milder in the pediatric population than adults. As for the possible reasons, the children had fewer comorbidities, did not smoke, and had lower ACE-2 expression. This study aims to identify the epidemiology of COVID-19 in children, risk factors for infection and the necessary preventive measures, especially for the implementation of face-to-face schools and also the challenges. Methods: this study is a descriptive study that aims to identify the epidemiology of COVID-19 in children, risk factors for infection and the necessary preventive measures, especially for the implementation of face-to-face schools and also the challenges. Data on COVID-19 patients were taken in April 2021 as many as 572 patients. 94 patients (16%), while patients in the age group > 18 years were as many as 478 patients (84%). There were 49 patients (53%) with female children, while 45 patients (47%). Forty-one (41) people had symptoms (44%) while 53 people had no symptoms (56%). Most of the pediatric patients had a history of close contact with other patients as many as 88 patients (94%). Most pediatric patients live in Batu IX sub-district, Tanjungpinang City as many as 26 patients (28%). Face-to-face schools during the COVID-19 pandemic require sufficient resources to implement and sustain effective mitigation strategies and everyone's support is needed to ensure that schools are healthy, safe and equal for students, teachers, staff and families.Keywords: COVID-19; age group; gender; symptomsABSTRAKPemerintah Indonesia sudah melakukan intervensi untuk menekan penyebaran virus COVID-19 yang semakin masif. COVID-19 telah mepengaruhi semua kelompok usia, meskipun tampaknya lebih ringan pada populasi anak daripada orang dewasa. Adapun kemungkinan alasannya, anak-anak memiliki penyakit penyerta yang lebih sedikit, tidak merokok, dan memiliki ekspresi ACE-2 yang lebih rendah. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi epidemiologi COVID-19 pada anak, faktor risiko infeksi dan langkah pencegahan yang diperlukan khususnya untuk pelaksanaan sekolah tatap muka dan juga tantangannya. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan mengidentifikasi epidemiologi COVID-19 pada anak, faktor risiko infeksi dan langkah pencegahan yang diperlukan khususnya untuk pelaksanaan sekolah tatap muka dan juga tantangannya. Data pasien COVID-19 diambil pada Bulan April 2021 sebanyak 572 pasien. pasien dengan kelompok umur 0-18 tahun sebanyak 94 pasien (16%), sedangkan pasien dengan kelompok umur > 18 tahun sebanyak 478 pasien (84%). Pasien anak-anak dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 49 pasien (53%) sedangkan berjenis kelamin laki-laki berjumlah 45 pasien (47%). Empat puluh satu (41) orang memiliki gejala (44%) sedangkan 53 orang tidak memiliki gejala (56%). Sebagian besar pasien anak memiliki riwayat kontak erat dengan pasien lain sebanyak 88 pasien (94%). Pasien anak paling banyak berdomisili di kelurahan Batu IX Kota Tanjungpinang sebanyak 26 pasien (28%). Pemahaman yang lebih baik tentang infeksi pada anak-anak dapat memberikan wawasan penting tentang patogenesis penyakit, praktik perawatan kesehatan, dan kebijakan kesehatan masyarakat. Sekolah secara tatap muka selama pandemi COVID-19 membutuhkan sumber daya yang cukup untuk menerapkan dan mempertahankan strategi mitigasi yang efektif juga dibutuhkan dukungan semua orang untuk memastikan bahwa sekolah sehat, aman, dan setara bagi siswa, guru, staf, dan keluarga.Kata kunci: COVID-19; kelompok umur; jenis kelamin; gejala
Karakteristik Kasus Covid-19 di Kota Tanjungpinang Pada Bulan April 2021 Luh Pitriyanti; Indra Martias; Rahmat Rahmat
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 5, No 2 (2021): JIK-Oktober Volume 5 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v5i2.458

Abstract

Pandemi COVID-19 hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan global yang belum dapat diatasi. WHO telah mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemik global pada 12 Maret 2020. Sejak ditetapkan sebagai pandemi global angka kasus COVID-19 terus mengalami peningkatan di seluruh dunia termasuk Indonesia khususnya di Provinsi Kepulauan Riau. Pada tanggal 30 April 2021 total di Kota Tanjungpinang yang merupakan ibu kota provinsi mencatat jumlah total kasus terkonfirmasi mencapai 2.100 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kasus COVID-19 yang terjadi di Kota Tanjungpinang pada tanggal 1 sampai 30 April 2021. Metode penelitian ini ada penelitian deskriptif dengan mengolah data sekunder dari pers rilis Walikota Tanjungpinang tentang penambahan warga Tanjungpinang yang terkonfirmasi COVID-19 di akun Instagram @covid19tanjungpinang. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah kasus COVID-19 lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki (51,27%), berada pada kelompok umur dewasa awal (26 – 35 tahun) sebanyak 25,47%. Trend kasus menunjukkan bahwa waktu terkonfirmasi kasus sangat fluktuatif, paling banyak terjadi pada 24 April 2021. Kasus COVID-19 paling banyak terjadi di Kelurahan Tanjungpinang Timur yaitu sebanyak 62,34%. Sebagian besar kasus yang tidak memiliki gejala dan memiliki gejala ringan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing dan gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kepulauan Riau. Sebagian besar kasus COVID-19 memiliki riwayat kontak erat dengan kasus terkonfirmasi (70,41%). Kesimpulan : Kasus COVID-19 paling banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki dengan usia produktif (dewasa awal). Kasus COVID-19 paling banyak terjadi Kecamatan Tanjungpinang Timur dan memiliki Riwayat kontak dengan kasus terkonfirmasi. 
STUDI TINGKAT KEPATUHAN MASYARAKAT PROVINSI KEPULAUAN RIAU UNTUK MELAKSANAKAN SOCIAL/PHYSICAL DISTANCING DALAM UPAYA MENCEGAH PENYEBARAN VIRUS COVID-19 Indra Martias; luh Pitriyanti; Novian Aldo
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1768

Abstract

Pemerintah Indonesia sudah melakukan intervensi untuk menekan penyebaran virus Covid-19 yang semakin masif. Namun, bila setengah dari masyarakat tidak melakukan social/physical distancing maka jumlah kasus dan kematian akan terus bertambah. Propinsi Kepulauan Riau terdiri atas 7 kabupaten/kota kepulauan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Singapura, Malaysia dan Vietnam. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan studi tentang kepatuhan masyarakat Propinsi Kepulauan Riau untuk melaksanakan social/physical distancing dalam upaya mencegah penyebaran virus Covid-19 sebagai Pintu Gerbang Negara Republik Indonesia. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner online dengan menggunakan google form. Perhitungan besar sampel dilakukan menggunakan rumus survei Lemeshow dengan jumlah populasi 970.132 jiwa sesuai dengan data jumlah usia produktif, anticipated population proportion 50% dan confident interval 95%. Besar sampel yang diperlukan adalah sebanyak 384 jiwa. Perhitungan besar sampel untuk masing-masing kabupaten/kota dihitung dengan proportional to size (PPS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 60% masyarakat yang tidak patuh dan 40% masyarakat yang patuh untuk melaksanakan social/physical distancing di Propinsi Kepulauan Riau. Responden didominasi oleh masyarakat yang tinggal di Kota Tanjungpinang (40,9%) dan Kota Batam (26,7%). Pendidikan responden paling banyak berasal dari perguruan tinggi (51,7%). Adapun akses informasi tentang covid-19 diperoleh paling banyak berasal dari media sosial (93,5%). Masih banyak masyarakat yang tidak patuh terhadap himbauan pemerintah untuk melaksanakan social/physical distancing. Dibutuhkan langkah tegas dari pemerintah khususnya pemerintah Propinsi Kepulauan Riau. Hal ini dimaknai bukan himbauan lagi tapi perintah yang harus dilaksanakan oleh segenap masyarakat Propinsi kepulauan Riau.
Penyelidikan Kejadian Luar Biasa Keracunan Permen Jari (Studi Kasus pada Sekolah Dasar di Kota Denpasar, Bali, Indonesia) Luh Pitriyanti
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 1 (2020): Jurnal Kesehatan
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.597 KB) | DOI: 10.32763/juke.v13i1.171

Abstract

Kejadian luar biasa (KLB) akibat keracunan makanan masih sering terjadi di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah akibat dari jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi syarat. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan KLB yang terjadi di salah satu sekolah dasar di Denpasar, Bali. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan KLB yang terjadi di salah satu sekolah dasar di Denpasar, Bali, berdasarkan adanya laporan lima siswa sekolah dasar yang mengalami gejala keraacunan yang sama pada tanggal 24 Oktober 2016. Wawancara dilakukan dengan petugas surveilans Dinas Kesehatan Kota Denpasar, petugas surveilans Puskesmas, guru, murid dan penjual permen jari yang dicurigai sebagai penyebab terjadinya keracunan makanan. Gejala keracunan yang dialami kelima siswa adalah pusing dan mual, namun gejala mual paling berat dialami oleh siswa yang mengonsumsi permen jari dengan jumlah paling banyak dibandingkan siswa yang lain. Selang waktu dari mengonsumsi permen jari hingga timbulnya gejala adalah berkisar 20 hingga 35 menit. Berdasarkan hasil wawancara demgan kelima siswa, mereka mengonsumsi makanan yang bervariasi di kantin sekolah dan di rumah sebelum mengonsumsi permen jari. Dari berbagai jenis makanan tersebut hanya permen jari yang dikonsumsi oleh kelima siswa pada waktu yang sama. Berdasarkan wawancara dengan siswa lain pada sekolah yang sama menunjukkan terdapat riwayat (2-4 minggu sebelumnya) situasi yang sama dialami 3 dari 7 siswa yang mengonsumsi permen jari dengan merk yang sama. Kasus ini tidak dietahui atau tidak dilaporkan pada guru. Berdasarkan hasil uji laboratorium, permen jari yang dikonsumsi siswa mengandung bahan berhaya formalin sebesar 12,28 ppm yang tidak boleh ada pada makanan. Permen jari mengandung bahan berbahaya yaitu formalin. Sekolah dengan Puskesmas dan dinas kesehatan kota harus memiliki sistem pemantauan untuk mengendalikan makanan yang dijual di wilayah sekolah dan secara intensif melakukan kontak dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk melakukan pemeriksaan makanan, sesuai permintaan dan secara rutin.
Penyediaan Tempat Cuci Tangan Dan Pembagian Masker Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19 di Pura Giri Natha Puncak Sari Kabupaten Bintan Luh Pitriyanti; Mutia Diansafitri
Jurnal Salam Sehat Masyarakat (JSSM) Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Salam Sehat Masyarakat
Publisher : Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKIK Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.902 KB) | DOI: 10.22437/jssm.v2i2.13613

Abstract

Giri Natha Puncak Sari Temple is one of the Hindu temples located in the Archipelago Province. The purpose of this community service activity is to provide handwashing facilities and distribution of masks at Giri Natha Puncak Sari Temple, Bintan Regency to improve handwashing behavior in the community and preventive measures COVID-19. This method of community service is carried out by increasing knowledge through installing banners adapting new habits at places of worship and increasing understanding of the importance of handwashing and the use of masks, as well as making handwashing facilities during the COVID-19 pandemic. The making of handwashing facilities is directly carried out by the community in cooperation. The activities of making handwashing facilities, installing banners, and distributing masks received good responses from the community as an effort to prevent the spread of COVID-19 in the temple.
Determinants Factors of The Implementation of Health Protocols to Prevention of Covid-19 Indra Martias; Luh Pitriyanti
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 11 No 1 (2022): JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36929/jpk.v11i1.446

Abstract

Abstract The risk of mobility and community gathering in the workplace has a large potential for COVID-19 transmission. This study aims to determine the determinant factors related to the application of health protocols to prevent the spread of Covid-19. This study is an analytical study with a cross-sectional design to determine the relationship between knowledge, attitudes, gender, education, and management policies with the implementation of health protocols in the workplace. The minimum number of samples is 100. The sampling technique was carried out with the snowball technique using an online questionnaire. The results showed that there was a significant relationship between education and the implementation of health protocols (p = 0.004; OR = 4,842) and management policies with the implementation of protocols (p = 0.012; OR = 4,176). It is hoped that factors related to the implementation of health protocols will continue to be improved and improved. Keywords : Covid-19, determinant factor, workplace Abstrak Risiko mobilitas dan berkumpulnya masyarakat di tempat kerja memiliki potensi penularan COVID-19 yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di tempat kerja. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat analitik dengan desain cross sectional untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, jenis kelamin, pendidikan dan kebijakan manajemen dengan penerapan protokol kesehatan di tempat kerja. Jumlah minimal sampel adalah 100 sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling menggunakan kuesioner online. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan penerapan protokol kesehatan (p = 0.004; OR = 4,842) dan kebijakan manajemen dengan penerapan protokol (p = 0,012 ; OR = 4,176). Diharapkan faktor yang berhubungan dengan penerapan protokol kesehatan terus diperbaiki dan ditingkatkan. Kata Kunci : COVID-19, faktor determinan, tempat kerja
INDEKS ENTOMOLOGI DAN SEBARAN VEKTOR NYAMUK Aedes spp DI KELURAHAN PINANG KENCANA KECAMATAN TANJUNGPINANG TIMUR KOTA TANJUNGPINANG, KEPULAUAN RIAU: Entomology Index and Aedes Spp Mosquito Vector Distribution in Kelurahan Pinang Kencana Sub-District Tanjungpinang Timur City of Tanjungpinang, Riau Island Yuni susanti; Risman Kurnia; Luh Pitriyanti
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN TERPADU Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Terpadu (JITKT)
Publisher : Poltekes Kemenkes Tanjungpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53579/jitkt.v2i1.24

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease that is still a health problem in Indonesia caused by the dengue virus and is transmitted through the Aedes spp mosquito as the main vector that causes this disease. Tanjungpinang Timur District since January-December 2020 in the Pinang Kencana Village has recorded 52 positive right. The type and design of this study used observational research by conducting a descriptive analysis survey with a cross sectional study approach, the variables studied were the entomological index and the distribution of the Aedes spp mosquito vector. How to collect data by surveying larvae and taking the coordinates of the houses of DHF sufferers and their surrounding houses. The results of this study show that as many as 100 houses were surveyed, the House Index (HI) was 28%, the Container Index (CI) was 14% and the Breteau Index (BI) was 33%. The distribution of the presence of Aedes spp mosquito larvae is based on the coordinates of the house of dengue cases adjacent to the positive house of Aedes spp mosquito larvae in Pinang Kencana Village, Tanjungpinang Timur District. The conclusion of this study, based on the results of the entomological index, obtained a Density Figure (DF) in Pinang Kencana Village with a medium density category. Suggestions for the community to more attention cleanliness of controllable containers. Containers are most found larvae is bucket containers  inside house and bottle containers outside house. Suggestions for health agencies can be a reference in vector control and can further mobilize Mosquito Nest Eradication (MNE) and 3M Plus in Pinang Kencana Village, Tanjungpinang Timur District.
Tingkat Pendidikan Berhubungan dengan Gejala COVID-19 pada Pekerja Perbankan di Kota Tanjungpinang Luh Pitriyanti; Veronika Amelia Simbolon; Kholilah Samosir; Muhammad Fadhil Idris
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 8 No.2 November 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v8i2.9104

Abstract

Kasus penyebaran COVID-19 cukup tinggi di tempat-tempat umum, salah satunya kawasan perbankan. Hal ini diketahui berdasarkan peningkatan jumlah kasus akibat penularan yang terjadi di sektor perbankan, baik bank BUMN maupun swasta. Penyebaran COVID-19 di sektor perbankan menjadi latar belakang mengapa penelitian ini perlu diteliti. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik pekerja perbankan berupa jenis kelamin, kelompok umur, pendidikan, masa kerja, riwayat vaksinasi dengan riwayat terkonfirmasi COVID-19 dan munculnya gejala COVID-19 selama masa pandemi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, dengan jumlah sampel minimal 92 responden ditentukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian dilaksanakan 26 April sampai 16 Juni 2022. Pengolahan data menggunakan uji chi-square.Hasil analisis chi-square diketahui tidak ada hubungan antara jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, lama kerja dan riwayat vaksinasi dengan riwayat konfirmasi COVID-19 (p > 0,05). Tidak ada hubungan antara jenis kelamin, kelompok umur, masa kerja dan riwayat vaksinasi dengan riwayat gejala COVID-19 selama masa pandemi (p > 0,05). Ada hubungan antara edukasi munculnya gejala COVID-19 pada masa pandemi (p = 0,034).
Posisi Duduk dan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Kurir Pengantar Barang di Kota Tanjungpinang : Sitting Position and Complaints of Lower Back Pain in Couriers Delivering Goods in Tanjungpinang City febe ferdianti natalia febe; Luh Pitriyanti; Yusuf.MF
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN TERPADU Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Terpadu (JITKT)
Publisher : Poltekes Kemenkes Tanjungpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53579/jitkt.v2i2.23

Abstract

Lower back pain is a sensation in the lower back refers to pain in the area between the lower ribs and above the legs, pain, and pain in the lower back resulting from injury or muscle tension, or it can also be caused by more specific conditions, such as Herniated Disc and also due to overcrowding of activities. The purpose of the study was to find out the characteristics of respondents, sitting position, and the prevalence of back pain complaints that in respondents. The study was descriptive study by conducting interviews using Nordic Body Map (NBM) to determine lower back pain complaints and questionnaires to find out the characteristics and duration of work of respondents and Rapid Entire Body Assessment (REBA) to determine the sitting position. Delivery courier respondents who experienced back pain as many as 17 people (73.9%), sitting position respondents with a sitting position more likely to go forward as many as 13 respondents (56.5%), and respondents who sat upright as many as 10 respondents (43.3%). Advice for respondents is expected to do small stretching movements everyday after work to reduce lower back pain.