Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI KERANG POKEA (Batissa violacea var. celebensis von Martens, 1897) DI PERAIRAN SUNGAI LANGKUMBE KECAMATAN KULISUSU BARAT KABUPATEN BUTON UTARA ., Sufrin; ., Bahtiar; Kamri, Syamsul
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 3 (2019): Agustus
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di perairan Sungai Langkumbe selama periode bulan Oktober sampai Desember 2017, dengan tujuan untuk menganalisis aspek biologi reproduksi kerang pokea. Data dianalisis untuk mengetahui nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), fekunditas, dan ukuran pertama kali matang gonad.  Hasil analisis aspek biologi reproduksi kerang pokea untuk nisbah kelamin menunjukkan jantan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan betina, dengan rasio perbandingan 1:0.­62. Tahap tingkat kematangan gonad (TKG) berdasarkan waktu penelitian baik kerang pokea jantan maunpun betina pemijahan puncak terjadi pada bulan Oktober. Nilai indeks kematangan gonad (IKG) tertinggi yaitu pada bulan Desember (30.46%) jantan dan bulan Desember (33.5%) betina. Fekunditas kerang pokea berkisar 17903-295295 butir dengan bobot gonad 0.105-1.24g. Ukuran pertama kali matang gonad kerang pokea jantan sebesar 4.0 cm dan pokea betina pada ukuran 4.3 cm.Kata Kunci : Sungai Langkumbe, Kerang Pokea, Aspek Biologi Reproduksi
ANALISIS EFISIENSI USAHA PERIKANAN TANGKAP BAGAN APUNG DI KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN BOMBANA Junaldi, Riski; Budiyanto, -; Kamri, Syamsul
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol 4, No 4 (2019): JURNAL SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
Publisher : UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.995 KB) | DOI: 10.33772/jsep.v4i4.10144

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada nelayan bagan apung di Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana pada bulan Oktober sampai November 2018.Tujuan penelitian adalah 1) mengetahui faktor-faktor produksi yang diduga mempengaruhi produksi dan 2) mengetahui kondisi efisiensi usaha bagan apung.Pelaku usaha ini sebanyak 30 nelayan dan semuanya dijadikan sebagai sampel.Teknik penarikan sampel menggunakan sensus.Variabel yang diamati adalah produksi, jumlah bahan bakar, jumlah lampu, luas bagan dan ukuran jaring.Data tersebut diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan regresi linear berganda :lnY = lnβ0+ β1lnx1 + β2lnx2 + β3lnx3 + β4lnx4 + e, dimana ln = logaritma natural, β0= konstanta, β1- β4 = Koefisien regresi masing-masing variabel bebas, x1= jumlah bahan bakar, x2 = jumlah lampu, x3 = luas bagan apung, x4 = ukuran jaring , e = standar error.Efisiensi faktor produksi diperoleh menggunakan persamaan : EH =  , dimana b = koefisien regresi, Y = produksi rata-rata, Py = harga output rata-rata dari udang rebon dan ikan teri, X = faktor produksi rata-rata signifikan, Px = harga input rata rata. Berdasarkan analisis regresi tersebut menunjukan bahwa hanya jumlah bahan bakar (x1) yang berpengaruh nyata terhadap produksi (p < 0,1), sedangkan tiga variabel independen lainnya berpengaruh tidak nyata (p > 0,1).  Nilai efisiensi untuk faktor produksi variabel jumlah bahan bakar adalah 23,31 ( EH > 1 ), sedangkan variabel jumlah lampu, variabel luas bagan apung, dan variabel ukuran jaring adalah 0 ( EH < 1 ). Hasil ini menunjukan bahwa faktor produksi pada variabel jumlah bahan bakar belum efisien, sedangkan tiga variabel independen lainnya tidak efisien.Kata Kunci: Bagan Apung, Faktor Produksi, Efisiensi
Pengaruh Perbedaan Warna Cahaya Lampu Led Bawah Air Sebagai Pengumpul Ikan Terhadap Hasil Penangkapan Ikan Teri dengan Bagan Perahu di Teluk Kapontori Kabupaten Buton Fitria, Indah; Mustafa, Ahmad; Kamri, Syamsul
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 6, No 1: Februari 2021
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jenis lampu dan warna lampu yang tepat akan meningkatkan efektifitas penggunaan lampu bawah air sebagai alat bantu pengumpul ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan warna lampu LED bawah air sebagai alat bantu pengumpul  ikan terhadap hasil penangkapan ikan teri dengan alat tangkap bagan perahu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2019 di perairan Teluk Kapontori Kabupaten Buton. Penelitian ini menggunakan metode experimental fishing sebanyak 15 trip penangkapan untuk menguji efektivitas 2 warna lampu LED bawah air yaitu kuning dan hijau. Parameter yang diamati adalah bobot hasil tangkapan, jenis ikan teri yang tertangkap dan ukuran ikan teri yang tertangkap.Jumlah hasil tangkapanuntuk lampu warna kuning adalah 216,8 kgdan lampu celup bawah air warna hijau adalah  267,2 kg, hasil uji-t menunjukan variasi berat total ikan yang tertangkap per trip tidak berbeda nyata. Ada tiga jenis ikan teri yang tertangkap pada masing-masing warna cahaya yang diuji, yaituteri karang(Stolephorus heterolobus), teri jengki(Stolephorusinsularis) dan teri putih(Stolephorusindicus). Namun rata-rata ukuran panjang tubuh terijengkidan teri putih yang tertangkap tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata, sedangkanrata-rata ukuran ikan teri karang  yang tertangkap pada lampu warna hijau cenderung lebih panjang dari pada yang tertangkap pada lampu warna kuning.Kata kunci :bagan perahu, warna cahaya,lampu LED, teri, Teluk Kapontori
Komposisi Jenis Dan Ukuran Krustasea Hasil Tangkapan Bukan Target Perikanan Rajungan (Portunus pelagicus) yang didaratkan di Bungkutoko Kota Kendari Wandewa, Rahma Safitri Ade; Hamid, Abdul; Kamri, Syamsul
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 5, No 3 (2020): Agustus 2020
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Bungkutoko dari bulan September hingga November 2019 dengan tujuan untuk mengetahui komposisi jenis dan ukuran krustasea bukan target perikanan rajungan (Portunus pelagicus) pada periode bulan terang dan gelap. Penelitian ini adalah  penelitian survei. Pengambilan contoh dilakukan pada nelayan rajungan yang menggunakan bubu lipat sebanyak dua kali dalam sebulan, yaitu pada periode bulan terang dan bulan gelap. Data yang dianalisis meliputi komposisi jenis, proporsi krustasea bukan target, sebaran kelas ukuran, dan uji t independent untuk menguji perbedaan jumlah jenis dan ukuran krustasea bukan target berdasarkan periode bulan. Total jenis krustasea bukan target  perikanan rajungan yang ditemukan sebanyak 14 jenis, yaitu pada periode bulan terang sebanyak 8 jenis dan didominasi oleh T.crenata, dan pada periode bulan gelap sebanyak 13 jenis dan didominasi  oleh C. anisodon.  Lebar karapas T. crenata dan T. danae pada periode bulan gelap cenderung lebih besar dari pada bulan terang, sedangkan C. anisodon pada periode bulan terang cenderung lebih besar dari pada bulan gelap.  Hasil uji t lebar karapas ketiga jenis kepiting tersebut tidak berbeda nyata (p>0,05) antara periode bulan terang dan gelap. Kelimpahan krustasea bukan target jantan lebih tinggi dari pada betina, dan proporsi krustasea bukan target pada periode bulan terang rendah dari pada periode bulan gelap.Kata Kunci: Bycatch, komposisi jenis, krustasea, perikanan, Sulawesi Tenggara
Pengaruh Variasi Warna Umpan Bulu Ayam Terhadap Hasil Tangkapan Pancing Ulur di Perairan Pulau Wawonii Sulawesi Tenggara Nur, Astati; Mustafa, Ahmad; Kamri, Syamsul
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilakukan di Perairan Wawonii selama bulan juni sampai juli 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi jenis dan ukuran ikan yang tertangkap dan jumlah hasil tangkapan pancing ulur menggunakan variasi warna umpan bulu ayam di Perairan Wawonii Kabupaten Konawe Kepulauan. Metode yang digunakan adalah experimental fishing pancing ulur menggunakan variasi warna umpan bulu ayam. Perlakuan (treatment) warna umpan yang dipakai terdiri atas 3 warna, yaitu hitam putih dominan hitam, putih orange dominan orange dan putih kuning dominan putih. Masing-masing umpan dioperasikan secara bersamaan pada kondisi perairan yang homogen. Hasil tangkapan menunjukan bahwa umpan dengan warna hitam putih memiliki jumlah sebanyak 90 ekor,warna putih orange sebanyak 77 ekor dan putih kuning sebanyak 73 ekor. Total hasil tangkapan pada penelitian ini sejumlah 240 ekor dan terdiri atas 4 spesies (plectropomus leopardus (73 ekor)), (Caranx ignobilis (72 ekor)), (Nemipterus japonicas (68 ekor)), dan (Lutjanus campechanus (27 ekor)). Hasil analisis statistic dengan uji Univariate Analysis of Variance pada masing-masing jumlah berdasarkan warna umpan, menunjukan hasil yang berbeda nyata dimana  diterima karena nilain P nya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,95.Kata Kunci: Alat Tangkap Pancing Ulur, Penggunaan Variasi Warna Umpan Bulu Ayam, Perairan Wawonii.
EFEKTIVITAS PRODUKSI DAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI NELAYAN TANGKAP PANCING TONDA IKAN TUNA DI DESA KONDOWA KECAMATAN PASARWAJO KABUPATEN BUTON Lela, Wa; Ola, La Onu La; Kamri, Syamsul
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol 6, No 3 (2021): JURNAL SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
Publisher : UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.065 KB) | DOI: 10.33772/jsep.v6i3.20284

Abstract

ABSTRAKSetiap nelayan pancing tonda mempunyai hasil tangkapan yang berbeda-beda begitu pula dengan biaya yang dikeluarkan dalam satu kali proses penangkapan sehingga setiap nelayan berusaha meningkatkan efektivitas produksi dan efisiensi biaya produksi. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji besaran efektivitas dan efisiensi biaya produksi yang dilakukan oleh nelayan pancing tonda ikan tuna dari 13 nelayan di Desa Kondowa Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton. Penelitian ini dilaksanakan selama periode Agustus sampai September 2020. Responden dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi yaitu seluruh nelayan pancing tonda ikan tuna yang berjumlah 13 yang ditentukan dengan metode sensus. Data diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner. Data primer yang dikumpulkan antara lain biaya bahan bakar, konsumsi, jumlah hasil tangkapan per trip dan harga penjualan, sedangkan data sekunder terdiri dari jumlah penduduk, tingkat pendidikan nelayan dan data lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh di analisis menggunakan rumus Total Biaya, Penerimaan, Efektivitas Produksi dan Efisiensi Biaya Produksi. Hasil analisis menunjukan bahwa efektivitas produksi tertinggi yaitu dengan produksi 82 kg dengan tingkat efektivitas senilai 0,0000257, dan efektivitas terendah senilai 0,0002902 dengan produksi 73 kg, sementara tingkat efisiensi biaya produksi nelayan dalam satu kali penangkapan yaitu nilai tertinggi sebesar Rp38.955/kg dan yang terendah sebesar Rp3.446/kg. Dengan melihat hasil analisis diketahui bahwa efisiensi produksi yang telah dilakukan oleh nelayan pancing tonda Ikan Tuna telah efisien yaitu telah mencapai nilai yang sangat minimum tetapi belum efektif, hal ini dikarenakan alat pancing yang digunakan hanya menggunakan satu mata pancing dalam setiap gulungan tasi. Kata Kunci: Nelayan, Pancing Tonda Ikan Tuna, Efektivitas Produksi, Efisiensi Biaya Produksi
Keanekaragaman Jenis Krustasea Bukan Target Perikanan Rajungan (portunus pelagicus) Berdasarkan Periode Bulan di Desa Lalowaru Konawe Selatan Sari, Dita Indah; Hamid, Abdul; Kamri, Syamsul
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 6, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai November 2019 di Perairan Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman spesies krustasea bycatcth perikanan rajungan (Portunus pelagicus). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang didasarkan  pada periode bulan terang dan gelap. Hasil penelitian jumlah jenis krustasea bycatch perikanan rajungan yang ditemukan pada bulan terang dan gelap adalah sama, yaitu 8 spesies dengan kelimpahan tertinggi adalah T. crenata. Indeks keanekaragaman krustasea bycatch  pada kedua periode (terang dan gelap) berkisar antara 0,562-0,632, indeks keseragaman berkisar 0,622-0,7 serta indeks dominansi berkisar 0,382-0,28.Kata Kunci: Bycatch, Keanekaragaman, Krustasea, Periode bulan, Konawe   Selatan
Keanekaragaman Jenis Krustasea Hasil Tangkapan Sampingan Perikanan Rajungan yang Didaratkan di Desa Lakara Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan Amelia, Karni; Hamid, Abdul; Kamri, Syamsul
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 6, No 4 (2021): Oktober 2021
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2020 di perairan Desa Lakara Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan, dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis crustacea hasil tangkapan sampingan perikanan rajungan. Bycatch adalah tangkapan yang secara tidak sengaja tertangkap selama operasi penangkapan ikan, selain pesies target. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada nelayan rajungan yang menggunakan alat tangkap bubu lipat sebanyak dua kali dalam sebulan selama periode penelitian. Dari penelitian ini, ditemukan jumlah total jenis crustacea hasil tangkapan sampingan selama periode penelitian sebanyak 19 jenis dengan kelimpahan tertinggi adalah T. crenata. Jumlah crustacea jantan lebih banyak daripada betina selama periode pengambilan sampel. Indeks keanekaragaman crustacea tangkapan sampingan berkisar antara 0,671-0,770, indeks keseragaman berkisar antara 0,743-0,983 dan indeks dominansi berkisar antara 0,211-0,301. Keanekaragaman crustacea hasil tangkapan sampingan dalam kategori rendah dengan keseragaman kategori tinggi serta dominansi dalam kategori rendah. Proporsi jumlah individu dan berat hasil tangkapan utama lebih tinggi dari hasil tangkapan sampingan.