Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

METODE AL-BUKHARI MENYELEKSI HADIS-HADIS SAHIFAH HAMMAM IBN MUNABBIH Silviantoro, Noor Ikhsan
Al-MAJAALIS Vol 1 No 1 (2013): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.816 KB)

Abstract

Al-Bukhari selecting hadith from Sahih al-Bukhari hadith 600,000, among which are marwiyyat Sahifah Hammam ibn Munabbih. Scholars state that meets the requirements marwiyyat Sahifah Hammam al-Bukhari, but why only partially narrated? Al-Nawawi suggests four reasons: Due to forget, to be more concise, â??illah, and represented by another hadith. The first two reasons are subjective, while the last two reasons are empirical and impossible to prove. Hazimi believes al-Bukhari terms are hadith first level narrator, sometimes he also took second level if the hadith narrators of hadith narrators do not get the first level in the chapter. To perform the inventory marwiyyat prove Sahifah Hammam in Sahih al-Bukhari. Of the 139 marwiyyat Sahifah Hammam, 129 of them were issued in the al-Jami', 51 narrated through the Hammam and the other disciple, 78 other hadith narrated by Abu Hurayrah student pathways besides Hammam. There are 10 hadiths which are not issued by al-Bukhari, Hadith 8 of them are represented by other companions, one of whom mansukh. Two other hadith that are not excluded because due to â??illah. From data analysis, al-Bukhari Hadith always put the students first at the level of Abu Hurayrah: al-A'raj, Ibn al-Musayyib, Ibn Sirin, and the other, then the traditions Hammam. Thus the conclusion al-Nawawi and al-Hazimi very accurate and fit the facts. Keywords: al-Bukhari, Hadist, Sahifah Hammam.
KORELASI ANTARA KOMPETENSI PERAWI DENGAN MATAN HADIS DAN SUBSTANSI (STUDI ANALISIS HADIS-HADIS HAKIM IBN HIZAM DALAM SAHIH AL-BUKHARY) Silviantoro, Noor Ikhsan
Al-MAJAALIS Vol 3 No 1 (2015): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.488 KB)

Abstract

Sebagai seorang sahabat Nabi yang mengalami masa jahiliyah dan Islam secara berimbang, kontribusi keilmuan dan kompetensi Haki>m ibn Hiza>m sangat dikenal oleh kaum muslimin, beliau memiliki 40 hadis yang diriwayatkan secara musnad sampai kepada Rasulullah saw, tetapi hanya 4 hadis yang diriwayatkan al-Bukhari di dalam S}ahihnya, 2 hadis pada kasus yang bersifat personal dan 2 lainnya juga diriwayatkan oleh sahabat-sahabat Nabi yang tidak sedikit jumlahnya. Di saat yang sama, beredar opini yang meragukan standar keilmiahan S}ahi>h al-Bukha>ri jika ditinjau dari kacamata keilmuan modern. Berawal dari fenomena ini, maka dilakukanlah library research terhadap keempat hadis tersebut dengan metode kualitatif induktif dan pendekatan deskriptif untuk mengungkap salah satu standar keilmuan al-Bukha>ri yaitu korelasi antara kompetensi rawi dengan matan dan substansi hadis yang diriwayatkannya. Berdasar data dan analisa, dapat disimpulkan bahwasanya al-Bukha>ri memiliki standar keilmuan yang sangat tinggi, tidak hanya kesahihan sanad dan matan yang dipersyaratkan bahkan kompetensi rawi sangat diutamakan. Kompetensi tersebut berupa linearitas antara pekerjaan/sisi kehidupan rawi dengan bidang keilmuan atau substansi hadis yang diriwayatkannya, bisa pula berupa keberadaan rawi sebagai subjek/pelaku kejadian, saksi, objek, dan yang semisalnya. Dengan demikian nilai-nilai keilmiahan al-Bukha>ri dan standar keilmuannya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Kata kunci: Hadis, Haki>m, Hiza>m, kompetensi, perawi.
TELAAH METODOLOGI PENYAHIHAN IBNU HIBBAN TERHADAP HADIS ((اقْرَؤُوا عَلَى مَوتَاكُم يس)) Silviantoro, Noor Ikhsan; ., Sucipto; Pauli, Ikmal
Al-MAJAALIS Vol 6 No 2 (2019): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.808 KB) | DOI: 10.37397/almajalis.v6i2.115

Abstract

Ketika berbicara mengenai penyahihan hadis secara mendetail, kita akan memahami adanya lima syarat yang telah disepakati para, dan ada pula syarat-syarat tambahan atau pembanding yang dikemukakan beberapa ulama. Di antara ulama yang memiliki perbedaan syarat penyahihan hadis adalah Ibnu Hibban. Beliau memiliki persyaratan hadis sahih yang terbilang cukup unik, yang berada antara sangat ketat dan sangat longgar. Sehingga dengannya muncul friksi dalam menetapkan kesahihan beberapa hadis di kitab Shahihnya dengan ulama lain. Inilah yang menjadi pendorong kami untuk melakukan penelitian ini. Tujuannya agar kita bisa mengetahui bagaimana metodologi Ibnu Hibban dalam menyahihkan hadis, bagaimana pandangan ulama dalam menilai metodologi beliau, dan contoh sampel hadis yang diperselisihkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana kami berusaha menyajikan gambaran lengkap tentang permasalahan yang sedang dibahas dengan mengekplorasi dan mengklarifikasi beberapa pandangan yang berbeda langsung dari sumber primer, lalu kami menggunakan analisis, agar membuahkan kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan. Dan kami menggunakan jenis penelitian non interaktif, yang tidak menghimpun data kecuali melalui analisis dokumen dan pustaka dan tidak melibatkan interaksi dengan responden. Dengan penelitian ini, dihasilkan beberapa kesimpulan, yaitu metodologi Ibnu Hibban dianggap tasahul dalam memberi persyaratan hadis sahih yang telah disepakati ulama, yang memungkinkan rawi majhul ke dalam kategori tsiqah, dan inilah yang dikritisi oleh para ulama. Di antara contoh hadisnya adalah hadis tentang Yasin, sehingga derajatnya dha?if.