ANDRIANI, FRIELIA DWI
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB

MODEL MULTIKULTURALISME MASYARAKAT JEPANG DITINJAU DARI KEHIDUPAN UMAT MUSLIM DI JEPANG PASCA TERORISME 9/11 ANDRIANI, FRIELIA DWI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 5, No 8 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.737 KB)

Abstract

Kata Kunci: Islam, Multikulturalisme, Jepang. Agama merupakan salah satu bagian dari case of differentiation atau hal-hal yang menyebabkan muncul perbedaan antara satu komunitas dengan komunitas lain. Dalam menghadapi serangkaian perbedaan dalam masyarakat, diperlukan implementasi multikulturalisme.Jepang merupakan negara yang menerapkan sekulerisme. Kini berkembang dua paham mengenai masyarakat di Jepang, yaitu paham bahwa masyarakat Jepang bersifat homogen dan masyarakat Jepang bersifat multikultural.Paham homogenitas diisukan pada publik agar mereka memiliki semangat nasionalisme sementara paham multikulturalisme merupakan paham yang lebih merujuk pada realita masyarakat. Multikulturalisme menurut Parekh dibagi dalam lima model, yaitu: (1) multikulturalisme isolasionis, (2) multikulturalisme akomodatif, (3) multikulturalisme otonomis, (4) multikulturalisme kritikal atau interaktif, (5) multikulturalisme kosmopolitan.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif yang dimulai dari pengorganisasian data, pengelompokan data, pengujian asumsi sesuai teori modelmultikulturalisme Parekh, penyajian data dalam bentuk deskripsi, dan penarikankesimpulan.Setelah penganalisisan data, disimpulkan bahwa Jepang tengah menerapkan model multikulturalisme akomodatif Parekh terhadap umat muslim di Jepang pasca teror 9/11. Jepang memiliki beberapa perangkat hukum dan ketentuan-ketentuan yang bersifat sensitif secara kultual dari pihak kaum mayoritas (masyarakat Jepang non-muslim), yang dikenakan pada kaum minoritas (umat muslim di Jepang). Walaupun demikian tetap terdapat akomodasi bagi umat muslim di Jepang dan juga kerjasama antara umat muslim dan non muslim Jepang.Hal ini menunjukkan bahwa Jepang pun tengah menerapkan multikulturalisme walau senantiasa mendoktrinkan mengenai homogenitas masyarakat.