MELIANA, -
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB

POSISI IMIGRAN MAGHRIBI DALAM PERISTIWA MEI 1968 DI PRANCIS DAN IMIGRAN TIONGHOA DALAM PERISTIWA MEI 1998 DI INDONESIA SERTA DAMPAK YANG DITIMBULKANNYA MELIANA, -
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 6, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.952 KB)

Abstract

Kata kunciĀ  : imigran, demonstrasi, rasisme, Maghribi, TionghoaSejumlah warga negara dunia melakukan proses imigrasi disebabkan oleh faktor ekonomi dan politik. Mereka terlibat dalam perubahan yang terjadi di negara tujuan imigrasi yang berkaitan dengan kalangan imigran sendiri maupun masyarakat umum, seperti imigran Maghribi dalam Peristiwa Mei 1968 di Prancis dan imigran Tionghoa dalam Peristiwa Mei 1998 di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi imigran Maghribi dalam Peristiwa Mei 1968 di Prancis yang akan dibandingkan dengan posisi imigran Tionghoa dalam Peristiwa Mei 1998 di Indonesia serta dampak yang kemudian dirasakan oleh kedua kalangan imigran tersebut pasca kedua peristiwa tersebut. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan teori paralelisme horizontal.Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa kedua kalangan imigran tersebut memiliki posisi aktif sebagai penggerak dari kalangan masing-masing yaitu turut bergabung dalam kedua peristiwa Mei. Perbedaannya adalah dalam posisi selanjutnya yakni imigran Maghribi menyatu dengan masyarakat lokal Prancis dalam mengkritisi pemerintah Prancis, sedangkan imigran Tionghoa menjadi sasaran pelampiasan kemarahan masyarakat Indonesia yang berujung pada tindak kekerasan dan penjarahan terhadap properti imigran Tionghoa. Pasca kedua Peristiwa Mei tersebut masih terdapat tindak diskriminatif dalam kehidupan imigran Maghribi sedangkan imigran Tionghoa mendapat kebebasan berekspresi. Akan tetapi, masih terdapat pertanyaan yang belum terjawab mengenai pelaku sesungguhnya dari Peristiwa Mei 1998 yang menelan korban jiwa dan material baik dari imigran Tionghoa maupun masyarakat Indonesia.Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya menganalisis kontribusi yangdiberikan oleh kedua kalangan imigran tersebut terhadap pemerintah negara tujuan imigrasi di era sekarang.