Makanan pokok kaya akan karbohidaran dan dapat digunakan untuk berbagai macam olahan salah satunya adalah jagung. Produksi jagung yang meningkat juga akan berdampak pula terhadap peningkatan pendapatan atau ekonomi masyarakat di Indonesia. Akan tetapi sebagian besar produksi jagung sering mengalami kerusakan dan perlu diperbaiki ketika dipanen khususnya pada waktu musim hujan. Hal inilah yang dapat membuat petani jagung mengalami kegagalan dan penurunan kualitas jagung pada waktu masa panen. Agar petani jagung dapat menilai hasil atau kualitas pertanian jagungnya yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), maka diperlukan sebuah sistem pakar untuk menentukan kualitas jagung menggunakan metode Naïve Bayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan kualitas jagung menggunakan metode Naïve Bayes tergolong sangat baik. Nilai persentase hasil akurasi sebesar 90% pada data testing sebanyak 30 dan data training sebanyak 60. Nilai hasil akurasi sebesar 94% pada data testing sebesar 90 dan 120, data training 100 dan 150. Hal ini menunjukkan bahwa metode Naïve Bayes dapat digunakan dalam menentukan kualitas jagung.