Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAN FRAKSI KARANG LUNAK (Sarcophyton sp.) DARI PERAIRAN PULAU BANGKA LIKUPANG TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA Staphylococcus aureus, Salmonella tyhpimurium, DAN Candida albicans Eda, Mochamad I.; Wewengkang, Defny S.; Sumantri, Surya
PHARMACON Vol 9, No 3 (2020): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.9.2020.30034

Abstract

ABSTRACTSarcophyton sp. is able to produce bioactive materials, the bioactive material contained in Sarcophyton sp., is sarcophine. The purpose of this study is to find out whether the extracts from soft coral Sarcophyton sp., in Bangka Island waters Likupang performed antimicrobial activity against several pathogenic microbes, such as Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium, and Candida albicans. Samples were extracted by maceration method with ethanol solvent and the fractionation method used was liquid-liquid.The antimicrobial activity testing method used in this study is the Kirby and Bauer disc diffusion method. The results obtained from the antimicrobial activity test on Staphylococcus aureus, fractions of n-hexane with result 8.27mm and fractions of chloroform 8.41mm. In Candida albicans , the n-hexane fraction has an 8.18mm and the chloroform fraction 8.06. While for Salmonella typhimurium has no activity. The conclusion of this study it was found that only some fractions have antimicrobial activity and categorized as moderate, such as the fractions of n-hexane and chloroform that only have moderate inhibiting activity against Stapphylococcus aureus and Candida albicans while for Salmonella typhimurium, the extracts and fractions of Sarcophyton sp., has no activity to the way to inhibit these bacteria. Keywords: Sarcophyton sp., Antimicrobial, Staphylococcus aureus, Salmonella tyhpimurium, Candida albicans ABSTRAK Sarcophyton sp. mampu menghasilkan bahan bioaktif, bahan bioaktif yang terdapat pada Sarcophyton sp adalah sarcophine. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ekstrak dari Karang Lunak Sarcophyton sp.,di Perairan Pulau Bangka Likupang memiliki aktivitas antimikroba terhadap beberapa mikroba patogen Staphylococcus aureus, Salmonella typhi, dan Candida albicans. Sampel diekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut etanol dan metode fraksinasi yang digunakan yaitu fraksinasi cair – cair. Metode pengujian aktivitas antimikroba yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode difusi agar (disc diffusion Kirby and Bauer). Hasil yang didapat dari uji aktivitas antimikroba pada bakteri Staphylococcus aureus, fraksi n-heksan mendapatkan hasil 8.27mm dan pada fraksi kloroform 8.41mm. Pada jamur Candida albicans, fraksi n-heksan mendapatkan hasil 8.18mm dan pada fraksi kloroform 8.06mm, sedangkan pada bakteri Salmonella typhi tidak memiliki aktivitas. Kesimpulan dari penelitian ini, hanya sebagian fraksi yang memiliki aktivitas untuk penghambat antimikroba dengan dikategorikan sedang, seperti pada fraksi n-heksan dan klorofom pada bakteri Stapphylococcus aureus dan jamur Candida albicans, sementara untuk bakteri Salmonella tyhpi ekstrak dan fraksi sampel Karang Lunak Sarcophyton sp. tidak memiliki aktivitas untuk menghambat bakteri tersebut. Kata Kunci : Sarcophyton sp., antimikroba, Staphylococcus aureus, Salmonella tyhpimurium, Candida albicans
EVALUASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL SPONS Aplysina sp. DIPESISIR PANTAI LEMBEH KOTA BITUNG Hendra, Hendra; Yudistira, Adithya; Sumantri, Surya
PHARMACON Vol 9, No 3 (2020): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.9.2020.30032

Abstract

ABSTRACT Aplysina sp., is one of the marine biota, which forms the coral reefs that contain active compounds, whose percentage of activity is greater than the compounds produced by terrestrial plants. This study aims to analyze the antioxidant activity of the sponge Aplysina sp. Sponge sample Aplysina sp., obtained from the waters of the Lembeh Strait, Bitung. This research is an experimental laboratory by testing the ethanol extract of sponge Aplysina sp., with the DPPH method [1,1-diphenyl-2-picrilhidrazil] to analyze antioxidant activity using a spectrophotometer UV-Vis. The results of this study showed that the ethanolic extract of the sponge Aplysina sp. Lembeh straits waters have antioxidant activity in each concentration test. The highest concentration has an antidote to free radical activity by reaching a percentage of 24,83%. Keywords : Aplysina sp., Antioxidants, Ethanol, DPPH ABSTRAK Spons Aplysina sp. merupakan salah satu biota laut penyusun terumbu karang yang mengandung senyawa aktif yang presentase keaktifannya lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan darat.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antioksidan dari spons Aplysina sp. Sampel spons Aplysina sp. di peroleh dari perairan Selat Lembeh, Bitung. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium dengan pengujian terhadap ektrak etanol spons Aplysina sp.dengan metode DPPH [1,1-difenil-2-pikrilhidrazil] untuk menganalisis aktivitas antioksidan dengan menggunakan sprektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian ini memperlihatkan ekstrak etanol spons Aplysina sp.di perairan selat lembeh mempunyai aktivitas antioksidan disetiap konsentrasi pengujiannya. Konsetrasi tertinggi memliki aktivitas penangkal radikal bebas dengan mencapai presentase 24,83%. Kata kunci :Aplysina sp., Antioksidan, Etanol, DPPH
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK DAN FRAKSI ASCIDIAN Herdmania momus DARI PERAIRAN PULAU BANGKA LIKUPANG TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium DAN Candida albicans Wendersteyt, Novira Vita; Wewengkang, Defny S.; Abdullah, Surya Sumantri
PHARMACON Vol 10, No 1 (2021): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.10.2021.32758

Abstract

ABSTRACT Ascidian is one of the components of coral reefs known as a potential source of exploration for the search for new bioactive compounds as potential drugs for the pharmaceutical world. This study aims to determine the antimicrobial activity of the extracts and fractions of Ascidian Herdmania momus collected from the waters of Bangka Island Likupang against the microbial growth of Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium, and Candida albicans. Samples were extracted by maceration using ethanol and then fractionated using n-hexane, chloroform and methanol solvent, respectively. Antimicrobial activity test was carried out by agar diffusion method (Kirby and Bauer). The results showed that the ethanol extract, n-hexane fraction, chloroform fraction, and methanol fraction were not active in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus and Salmonella typhimurium but were quite active in inhibiting the growth of Candida albicans in the chloroform and methanol fraction based on the Davis and Stout category. Keywords: Ascidian Herdmania momus, antimicrobial activity, Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium, Candida albicans  ABSTRAK Ascidian merupakan salah satu biota penyusun terumbu karang yang diketahui berpotensi sebagai sumber eksplorasi pencarian senyawa bioaktif baru sebagai calon obat untuk dunia Farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikroba dari ekstrak dan fraksi Ascidian Herdmania momus yang diambil dari perairan Pulau Bangka Likupang terhadap pertumbuhan mikroba Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium, dan Candida albicans. Sampel diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut Etanol. Fraksinasi menggunakan pelarut n-Heksan, Kloroform dan Metanol. Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi agar (Kirby dan Bauer). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Etanol, fraksi n-Heksan, fraksi Kloroform, dan Fraksi Metanol tidak efektif menghambat pertumbuhan mikroba Staphylococcus aureus dan Salmonella typhimurium namun cukup efektif menghambat pertumbuhan mikroba Candida albicans pada fraksi Kloroform dan Metanol dengan kategori sedang berdasarkan teori Davis dan Stout. Kata Kunci: Ascidian Herdmania momus, aktivitas antimikroba, Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium, Candida albicans
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAN FRAKSI SPONS Leucetta chagosensis DARI PERAIRAN PULAU MANTEHAGE SULAWESI UTARA TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Pelealu, Eunike; Wewengkang, Defny S.; Abdullah, Surya Sumantri
PHARMACON Vol 10, No 2 (2021): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.10.2021.34032

Abstract

ABSTRACTSponges are one of the biota components that make up coral reefs which are quite widely distributed. The metabolite content in the sponge can ward off and inhibit the pathogenic bacteria that interfere with it. This study aims to determine the activity of inhibiting bacterial growth from the extract and fraction of Leucetta chagosensis sponge against the growth of Gram-positive Staphylococcus aureus and Gram-negative Escherichia coli bacteria. The samples were extracted using the maceration method with 95% ethanol solvent and then fractionated using 3 solvents with different polarity levels, namely methanol, n-hexane and chloroform. Activity test using the disk diffusion agar method of Kirby and Bauer. Only the MeOH fraction was able to inhibit the growth of E. coli bacteria with an average inhibition zone of 6.88 mm. Whereas for S.aureus bacteria extracts and all fractions showed activity to inhibit bacterial growth with an average inhibition zone of EtOH (6.61 mm), CHCI3 (6.68 mm), n-hexane (7.83 mm) and MeOH (8.00 mm), respectively. All activities that are shown are categorized as weak (weak).Keywords: Antibacterial, Leucetta chagosensis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli ABSTRAKSpons merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang penyebarannya cukup luas. Kandungan metabolit yang ada di dalam spons dapat menangkal dan menghambat bakteri patogen pengganggunya.  Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri dari ekstrak dan fraksi spons Leucetta chagosensis. terhadap pertumbuhan bakteri Gram positif Staphylococcus aureus dan Gram negatif Escherichia coli. Sampel di ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 95% lalu di fraksinasi dengan menggunakan 3 pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda yaitu metanol, n-heksan dan kloroform. Uji aktivitas menggunakan metode disk diffusion agar Kirby dan Bauer.  Hanya fraksi MeOH yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dengan zona hambat rata-rata 6,88 mm. Sedangkan terhadap bakteri S.aureus ekstrak dan semua fraksi menunjukan aktifitas menghambat pertumbuhan bakteri dengan rata-rata zona hambat masing-masing EtOH (6,61 mm), CHCl3 (6,68 mm), n-Heksan (7,83 mm), dan MeOH (8,00 mm). Semua aktivitas yang ditunjukan dikategorikan lemah (weak).Kata kunci : Antibakteri, Leucetta chagosensis, Staphylococcus aureus,  Escherichia coli
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL SPONS Liosina paradoxa YANG DIKOLEKSI DARI PULAU MANTEHAGE Membri, Desy Khartika; Yudistira, Adithya; Abdullah, Surya Sumantri
PHARMACON Vol 10, No 2 (2021): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.10.2021.34024

Abstract

ABSTRACTLiosina paradoxa sponge is one of the marine biota components that make up coral reefs which has bioactive potential which has not been widely utilized. These marine animals contain active compounds whose percentage of activity is greater than those produced by land plants. This study aims to determine the antioxidant activity of the Liosina paradoxa sponge. This research is a laboratory experiment with testing the ethanol extract of the sponge Liosina paradoxa with the DPPH [1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl] method to test its antioxidant activity using a UV-Vis spectrophotometer at a wavelength of 517 nm. The results showed that the ethanol extract of the Liosina paradoxa sponge was proven to have antioxidant activity in each concentration. The highest concentration has free radical scavenging activity by reaching a percentage of 54.70%. Keywords: Liosina paradoxa sponge, Antioxidant, DPPH, Mantehage  ABSTRAKSpons Liosina paradoxa merupakan salah satu komponen biota laut penyusun terumbu karang yang mempunyai potensi bioaktif yang belum banyak dimanfaatkan. Hewan laut ini mengandung senyawa aktif yang persentase keaktifannya lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan darat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari spons Liosina paradoxa. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium dengan pengujian terhadap ekstrak etanol spons Liosina paradoxa dengan metode DPPH [1,1-difenil-2-pikrilhidrazil] untuk menguji aktivitas antioksidan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol spons Liosina paradoxa terbukti memiliki aktivitas antioksidan disetiap konsentrasi pengujian. Konsentrasi tertinggi memiliki aktivitas penangkal radikal bebas dengan mencapai persentase 54,70%. Kata Kunci : Spons Liosina paradoxa, Antioksidan, DPPH, Mantehage
KARAKTERISASI NANOPARTIKEL EKSTRAK ETANOL KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) DENGAN KITOSAN SODIUM TRIPOLIFOSFAT SEBAGAI KANDIDAT ANTIOKSIDAN Antasionasti, Irma; Jayanto, Imam; Abdullah, Surya Sumantri; Siampa, Jainer Pasca
CHEMISTRY PROGRESS Vol 13, No 2 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.13.2.2020.31392

Abstract

Ekstrak etanol kayu manis memiliki kandungan fenol yang tinggi yang berpotensi sebagai antioksidan tetapi memiliki bioavailabilitas yang rendah pada kondisi ukuran partikel yang besar. Oleh karena itu, dilakukan analisis karakteristik nanopartikel ekstrak etanol kayu manis. Tujuan penelitian untuk membuat dan mengevaluasi karakteristik nanopartikel ekstrak kayu manis sebagai kandidat antioksidan secara in vitro. Preparasi nanopartikel ekstrak etanol kayu manis dengan metode gelasi ionik. Nanopartikel ekstrak etanol kayu manis memiliki ukuran partikel sebesar 400,3 nm dengan potential zeta +6,60 mV. Spektra Fourier Transform Infrared (FTIR) menunjukkan adanya gugus hidroksil dan gugus amida dari kitosan dan gugus fosfat dari STPP. Studi aktivitas antioksidan secara in vitro dengan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH), 2,2'-azino-bis (3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonic acid (ABTS) dan reduksi besi III menunjukkan bahwa nanopartikel ekstrak etanol kayu manis memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kecil dibandingkan ekstrak tetapi masih dalam kategori sangat kuat. Aktivitas antioksidan yang diberikan dipengaruhi oleh kandungan total fenolik dan total flavonoid secara berturut-turut sebesar 75,685 ± 1,408 % EAG dan 60,546 ± 0,670 % EK untuk ekstrak etanol kayu manis serta 61,845 ± 0,529 % EAG dan 57,939 ± 0,446 % EK untuk nanopartikel ekstrak etanol kayu manis. Penerapan teknologi nanopartikel pada ekstrak etanol kayu manis melalui ikat silang antara kitosan-TPP dapat mempertahankan aktivitas antioksidannya.ABSTRACT Ethanol extract of cinnamon has a high phenol content which is potential as an antioxidant but has a low bioavailability under conditions of large particle size. Therefore, nanoparticles were prepared for the ethanol extract of cinnamon. The aim of this research was to make and evaluate the characteristics of cinnamon nanoparticles as antioxidant candidates in vitro. The cinnamon nanoparticles were prepared using the ionic gelation method. Cinnamon nanoparticles has a particle size of 400,3 nm with a zeta potential of +6,60 mV. Fourier Transform Infrared (FTIR) spectra showed the presence of a hydroxyl and amida group from chitosan and a phosphate group from STPP. In vitro antioxidant activity studies with the 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH), 2,2'-azino-bis (3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonic acid (ABTS) method and ferric reducing activity power showed that cinnamon nanoparticle has smaller antioxidant activity than the extract but is still in the very strong category. The antioxidant activity given is influenced by the total phenolic and total flavonoids content 75.685 ± 1.408% EAG and 60.546 ± 0.670% EK for cinnamon ethanol extract. and 61.845 ± 0.529% EAG and 57.939 ± 0.446% EK for cinnamon ethanol extract nanoparticles, respectively The application of nanoparticle technology to the ethanol extract of cinnamon through chitosan-TPP cross-linking can maintain its antioxidant activity.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SABUN CAIR EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus Legi, Angelika Pretty; Edy, Hosea Jaya; Abdullah, Surya Sumantri
PHARMACON Vol 10, No 3 (2021): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.10.2021.35610

Abstract

ABSTRACTSoursop leaves (Annona muricata Linn) contain tannins, alkaloids, saponins, and flavonoids that function as antibacterial. The purpose of this study was to formulate liquid soap soursop leaf extract ethanol which is good physically and to test the inhibitory power of soursop leaf extract liquid soap with a concentration of 1%; 3%; 5%; and 7% against Staphylococcus aureus. This research uses laboratory experimental methods. Based on the results of the study, it showed physical evaluations such as organoleptic (green and dark green, peppermint oil, liquid), foam height test was 70-73.33 mm, water content test was 42.79-36.62%, alkali content test free 0.051-0.074%, and the pH test was 8.99-9.74. Liquid soap with ethanolic extract of soursop leaves has antibacterial activity with an average diameter of F1 (2.8 mm) in the weak category, F2 (7.6 mm) in the weak category, F3 (10.6 mm) in the strong category, and F4 (12.3 mm) is in a strong category. In conclusion, the ethanolic extract of soursop leaves can be formulated into liquid soap that are physically good and have the greatest antibacterial activity at a concentration of F4 (12.3 mm). Keywords: Soursop leaves, Liquid Soap, Antibacterial.  ABSTRAKDaun sirsak (Annona muricata Linn) memiliki kandungan senyawa tanin, alkaloid, saponin, dan flavonoid yang berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sabun cair ekstrak etanol daun sirsak yang baik secara fisik serta menguji daya hambat sabun cair ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi 1%; 3%; 5%; dan 7% terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan evaluasi fisik seperti organoleptik (berwarna hijau dan hijau tua, beraroma khas peppermint, berbentuk cair), uji tinggi busa yaitu 70-73,33 mm, uji kadar air yaitu 42,79-36,62%, uji kadar alkali bebas 0,051-0,074%, dan uji pH yaitu 8,99-9,74. Sabun cair ekstrak etanol daun sirsak memiliki aktivitas antibakteri dengan diameter rata-rata untuk F1 (2,8 mm) berada dikategori lemah, F2 (7,6 mm) berada dikategori lemah, F3 (10,6 mm) berada dikategori kuat, dan F4 (12,3 mm) berada dikategori kuat. Kesimpulannya, ekstrak etanol daun sirsak dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun cair yang baik secara fisik dan memiliki aktivitas antibakteri paling besar yaitu pada konsentrasi F4 (12,3 mm). Kata Kunci: Daun Sirsak, Sabun Cair, Antibakteri.
FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI PADAT EKSTRAK ETANOL DAUN GEDI (Abelmoschus manihot L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis Mopangga, Elisticia; Yamlean, Paulina V.Y.; Abdullah, Surya Sumantri
PHARMACON Vol 10, No 3 (2021): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.10.2021.35605

Abstract

ABSTRACTGedi leaves (Abelmoschus manihot L.) contain metabolite compounds such as flavonoid, saponins, tannins and terpenoids for antibacterial. This study aims to formulate a solid bath soap with concentrations of 2%, 2,5% and 3% of Gedi leaves ethanol extract and to test the antibacterial activity of solid bath soap against Staphylococcus epidermidis bacteria. Experimental methods were performed for this research. For the formulation of this solid soap several experiments were conducted organoleptic test, pH, homogeneity, moisture content, free alkaline, and high foam. The effectiveness of antibacteria to inhibit Staphylococcus epidermidis growth was tested by wells method. The results showed that the ethanol extract of Gedi leaves (Abelmoschus manihot L.) can be formulated into solid bath soap that meets the requirements according to the standards set to SNI (Indonesian National Standard) with the results of physical tests of all formulas in solid or hard form and scent of rose, the distribution of colors is evenly distributed, has a pH of 8,32-9,09, a moisture content of 8,65%-8,84%, foam height from 3,7-3,8 cm, and free alkaline are in a safe condition against the skin. The results of the activity of antibacteria solid bath soap extract of the Gedi leaves were found to inhibit Staphylococcus epidermidis bacteria which has the strongest inhibition power at a concentration of 3% with an inhibition zone diameter of 14,8 mm. Keywords: Gedi Leaves (Abelmoschus manihot L.), Solid Soap, Antibacterial, Staphylococcus epidermidis.  ABSTRAKDaun Gedi (Abelmoschus manihot L.) memiliki kandungan senyawa flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid yang bersifat sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan sabun mandi padat ekstrak etanol daun Gedi dengan konsentrasi 2%, 2,5% dan 3% serta menguji aktivitas antibakteri sediaan sabun mandi padat terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental laboratorium. Uji mutu sediaan sabun mandi padat ekstrak etanol daun Gedi dilakukan uji organoleptik, pH, homogenitas, kadar air, alkali bebas, dan tinggi busa. Pengujian aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus epidermidis dilakukan dengan metode sumuran. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun Gedi (Abelmoschus manihot L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun mandi padat yang memenuhi persyaratan sesuai dengan standar yang ditetapkan SNI (Standar Nasional Indonesia) dengan hasil semua formula berbentuk padat atau keras dan beraroma rose, penyebaran warna merata, memiliki pH 8,32-9,09, kadar air 8,65%-8,84%, tinggi busa 3,7–3,8 cm, serta alkali bebas dalam kondisi aman terhadap kulit. Hasil uji aktivitas antibakteri sediaan sabun mandi padat ekstrak etanol daun Gedi yang diperoleh dapat menghambat bakteri Staphylococcus epidermidis yang memiliki daya hambat terkuat pada konsentrasi 3% dengan diameter zona hambat 14,8 mm. Kata kunci: Daun Gedi (Abelmoschus manihot L.), Sabun Padat, Antibakteri, Staphylococcus epidermidis
KLT BIOAUTOGRAFI HASIL PARTISI EKSTRAK ETANOL HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) TERHADAP Shigella dysentriae Abdullah, Surya Sumantri; Djide, Natsir; Natsir, Sartini
CHEMISTRY PROGRESS Vol 14, No 1 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.14.1.2021.34076

Abstract

Penelitian uji daya hambat dan analisis KLT bioautografi hasil partisi ekstrak etanol herba bandotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap Shigella dysentriae  telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak tersebut dalam menghambat pertumbuhan S.dysentriae dan membandingkan daya hambat ekstrak dengan tingkat kepolaran yang berbeda yaitu pada ekstrak n-heksana, larut etil asetat, dan tidak larut etil asetat berdasarkan  pengukurandiameter hambatan yang terbentuk. Herba tersebut diekstraksi dengan etanol menggunakan metode maserasi, lalu dipartisi dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode difusi pada medium Miller Hinton Agar (MHA) dengan waktu inkubasi 24 jam pada suhu 37oC dan memberikan diameter daerah hambatan terbesar pada ekstrak tidak larut etil asetat herba bandotan yaitu 9,3 dan 10,3 mm. Pemisahan secara KLT pada ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, dan ekstrak tidak larut etil asetat dengan cairan pengelusi berturut-turut, n-heksana:etil asetat (3:1), n-heksana:etil asetat (1:1), dan etil asetat:etanol (10:1) dengan jumlah bercak noda berturut-turut 4, 5, dan 2. Nilai Rf pada ekstrak n-heksana 0.25, 0.41, 0.52, dan 0.71 sedangkan pada ekstrak etil asetat 0.34, 0.53, 0.65, 0.81, dan 0.92 pada ekstrak tidak larut etil asetat 0.33 dan 0.64. Hasil KLT bioautografi diperoleh komponen antibakteri yang diidentifikasi ekstrak n-heksana adalah golongan steroid dan pada tidak larut etil asetat golongan polifenol ABSTRACTInhibition test research and TLC bioautographic bioassay method of the partition results of the ethanol extract of bandotan (Ageratum conyzoides L.) herb against Shigella dysentriae have been conducted. This study aims to determine the ability of these extracts to inhibit S.dysentriae growth and to compare the inhibition of extracts with different polarity levels, n-hexane soluble, ethyl acetate soluble, and ethyl acetate insoluble extracts based on the diameter measurement of the formed resistance. The herbs were extracted with ethanol using the maceration method, then partitioned with n-hexane and ethyl acetate solvents. Measurements were carried out using the diffusion method on Miller Hinton Agar (MHA) medium with an incubation time of 24 hours at 37oC and gave the largest diameter area of resistance to the ethyl acetate insoluble extract of bandotan herb, value 9.3 and 10.3 mm. Separation by TLC on n-hexane extract, ethyl acetate extract, and ethyl acetate insoluble extract with elusive liquid respectively, n-hexane: ethyl acetate (3: 1), n-hexane: ethyl acetate (1: 1), and ethyl acetate: ethanol (10: 1) with the number of stains 4, 5, and 2, respectively. 0.81, and 0.92 in ethyl acetate insoluble extracts 0.33 and 0.64. The results of the bioautography TLC bioassay method showed that the antibacterial component identified in the n-hexane extract was a steroid compound and ethyl acetate insoluble was a polyphenol compound.
Pelatihan Produksi Minuman Serbuk Jahe, Kunyit, Temulawak Majelis Ta’lim Irsyaadul Ibaad dan PKK Bailang Upaya Peningkatan Produktivitas Ekonomi dan Imunitas Abdullah, Surya Sumantri; Jayanti, Meilani; Jayanto, Imam; Antasionasti, Irma
VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol 3, No 3 (2021): VIVABIO:Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/vivabio.v3i3.36640

Abstract

Berdasarkan hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS), virus corona varian Delta telah ditemukan di Sulawesi Utara. Balitbangkes menyatakan Hasil terhadap delapan spesimen adalah positif SARS-CoV-2 Varians of Concern Delta (B.1.617.2). Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara mencatat sebanyak 287.640 orang di Sulawesi Utara terdampak akibat pandemi Covid-19 atau sekitar 14,80% dari jumlah total penduduk. Sementara itu, jumlah korban pengangguran akibat covid-19 terdampak sebanyak 24.920 orang. Majelis Ta’lim dan PKK Bailang Lingkungan 5 merupakan pranata sosial yang aktif melaksanakan kegiatan sosial dan keagamaan. Pandemi covid-19 belum berakhir sehingga perlu untuk meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat dengan memanfaatkan rimpang jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa), dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa), dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza) telah terbukti mengandung antioksidan yang akan meningkatkan imunitas tubuh dalam mengatasi varian baru mutasi covid-19. Selain itu juga dilakukan upaya untuk peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat dengan pelatihan produksi minuman serbuk dari jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa), dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza) tanpa ampas. Kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan imunitas Majelis Ta’lim Irsyaadul Ibaad dan PKK Rayon bailing Lingkungan 5 dan mendorong minat mitra untuk memproduksi minuman serbuk jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa), dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza)  tanpa ampas sebagai upaya peningkatan produktivitas ekonominya. Hasil dari kegiatan ini diharapkan mitra memiliki pengetahuan tentang manfaat jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa), dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dan cara pembuatan minuman serbuk instan sehingga meningkatkan wawasan kewirausahaan pada kedua mitra tersebut.