Perkembangan masalah gizi di Indonesia sangat kompleks, permasalahan tersebut mengacu pada kekurangan gizi dan kelebihan gizi yang harus di tangani dengan serius. Saat ini prioritas pemerintah fokus terhadap 1000 hari pertama kehidupan untuk menyelesaikan masalah gizi dan terutama masalah stunting. Masalah stunting terutama disebabkan karena ada pengaruh dari pola asuh salah satunya Inisiasi Menyusui Dini (IMD), cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pendekatan deskriptif. Penggalian data terkait implementasi kebijakan IMD meliputi indikator input, proses dan output. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi yang akan memfokuskan di Puskesmas Jambi Kecil dengan puskesmas pembanding yaitu Puskesmas Payo Selincah. Yang menjadi informan pada penelitian ini adalah koordinator program kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, petugas kesehatan ibu dan anak serta ibu hamil yang mengikuti dan tidak mengikuti kelas ibu hamil di puskesmas. Keberhasilan kebijakan dan implementasi IMD dan ASI Eksklusif sangat ditentukan oleh kejelasan konten mengenai siapa pelaku kebijakan secara spesifik, bagaimana pelaksanaan dan siapa lintas sektor yang terlibat. Selain itu, perlu adanya pengendalian dan kebijakan lain mengenai konteks yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan seperti adanya sanksi. Penyuluhan IMD di posyandu dan pelaksanaan kelas ibu hamil sebagai upaya promosi dan perubahan perilaku terkait kesehatan perlu ditingkatkan komitmen dan himbauan kepada ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas sehingga ibu-ibu memahami pentingnya IMD serta ASI Eksklusif bagi bayi. Selain itu peningkatan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan juga harus selalu diadakan secara berkala.