Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UJI KESAHIHAN INTERNA DAN KEHANDALAN KUESIONER CABIN FEVER PHENOMENON (CFP) VERSI INDONESIA Firmansyah, Yohanes; Su, Ernawati; Buntara, Ivan; Hendsun, Hendsun; Sutjipto, Fiolita Indranita; Setiyati, Pinka Nurashri
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v4i2.8456

Abstract

Outbreaks and isolation due to at home due to COVID-19 outbreaks may have many psychological consequences on human life. Psychological consequences that are not detected early can cause problems in the future that can disrupt the lives of families and sufferers, therefore the need for screening tests that are accurate and reliable in detecting the appearance of psychiatric symptoms during isolation.The survey research was carried out virtually via Google Form This method was chosen because of the condition of Large Scale Social Restrictions due to the Covid-19 Pandemic, which made it impossible to conduct face-to-face interviews. The sample of this research is all of the productive age community with exclusion criteria in the form of incomplete data or unwilling to join the research. This research is a preliminary study of a series of validity and reliability test processes. Internal validity test analysis using the Pearson Product Moment method with the interpretation of the questions is said to be valid if the correlation rho (r) ≥ 0.3. Analysis of reliability testing using the Cronbach α test method with reliable interpretation if the minimum value of Cronbach α is 0.6. 281 respondents who met the inclusion criteria. The results of testing with Pearson Product Moment or Pearson Correlation obtained the value of rho (r) in all questions is above 0.3. The reliability test results using the Cronbach α test are 0.935 with the Cronbach's Alpha if Item Deleted value on each grain below the Cronbach α value. Cabin Fever Phenomenon (CFP) Indonesian Version is proven to have good validity and excellent reliability to detect the appearance of psychiatric symptoms during isolation. Further validity testing is needed such as an external validity test Keywords: Cabin Fever Phenomenon; COVID-19; psychiatry; validity and reliability ABSTRAKWabah dan isolasi akibat dirumah akibat dari wabah COVID-19 mungkin memiliki banyak konsekuensi pada kehidupan manusia dari segi psikologis. Konsekuensi psikologi yang tidak terdeteksi dini dapat menyebabkan permasalahan dikemudian hari yang dapat mengganggu kehidupan keluarga dan penderitanya, Oleh karena itu perlu adanya alat uji penapisan yang akurat serta handal dalam mendeteksi munculnya gejala psikiatri selama masa isolasi. Penelitian survei yang dilaksanakan di secara virtual melalui google form. Metode ini dipilih karena kondisi Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) akibat Pandemik Covid-19 yang tidak memungkinkan untuk melakukan wawancara secara tatap muka. Sampel penelitian ini adalah seluruh masyarakat usia produktif dengan kriteria eksklusi berupa data yang tidak lengkap atau tidak bersedia mengikuti penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan dari serangkaian proses uji kesahihan dan kehandalan. Analisa uji kesahihan internal menggunakan metode Pearson Product Moment dengan interpretasi bulir pertanyaan dikatakan sahih jika korelasi rho (r) ≥ 0,3. Analisa uji kehandalan menggunakan metode pengujian Cronbach α dengan interpretasi handal bila nilai minimum Cronbach α sebesar 0,6. 281 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil pengujian dengan Pearson Product Moment atau Pearson Correlation didapatkan nilai rho (r) pada seluruh bulir pertanyaan adalah diatas 0,3 . Hasil uji kehandalan menggunakan uji Cronbach α adalah 0,935 dengan nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted pada masing-masing bulir dibawah nilai Cronbach α. Cabin Fever Phenomenon (CFP) Versi Indonesia terbukti memiliki kesahihan yang baik serta kehandalan yang sangat baik untuk mendeteksi munculnya gejala psikiatri selama masa isolasi. Perlu dilakukan uji kesahihan lanjutan seperti uji kesahihan eksternal. 
PERBANDINGAN HASIL KUESIONER GERD-Q DAN GEJALA GERD PADA KELOMPOK YANG MENJALANKAN PUASA RAMADHAN DAN TIDAK Buntara, Ivan; Firmansyah, Yohanes; Hendsun, Hendsun; Su, Ernawati
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v4i2.7998

Abstract

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) is a form of gastrointestinal motility disorder, where stomach contents reenter the esophagus and oral cavity, causing symptoms and complications. GERD is a condition that is quite often experienced, where the prevalence estimated at 8 - 33% worldwide. One of the suspected cause of  GERD is Ramadan fasting, which has been routinely carried out by Muslim groups. This study aims to prove whether Ramadan fasting triggers GERD. A cross-sectional study (survey) conducted online via Google form on the last three days of the fasting month (21 May 2020 - 23 May 2020). The variables in this study were respondents who fasted Ramadan and those who did not fast, also the total value of the GERD-Q questionnaire along with the final conclusions. Statistical analysis using Chi square with Yates Correction and Independent T-test with Mann Whitney Alternative Test. 311 respondents met the inclusion criteria. The results of Mann Whitney statistical test found that there was no difference in the mean value of the total GERD-Q questionnaire between the fasting and non-fasting groups (p-value: 0.313). Pearson Chi Square with Yates Correction results found no significant relationship between fasting and incidence of GERD (p-value: 0.552), although clinically there was a possibility of fasting had a risk of 1,228 (95% CI: 0.772 -2,088) times to trigger GERD incident.as Conclusion, Ramadan fasting has not been shown to improve GERD symptoms. Further research needs to be done through longitudinal studies. Keywords: GERD; digestion; Ramadan fastingABSTRAKGastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan suatu bentuk gangguan motilitas saluran cerna, dimana isi lambung masuk kembali ke dalam esofagus dan rongga mulut, sehingga menyebabkan gejala dan komplikasi. GERD merupakan kondisi yang cukup sering dialami, dimana prevalensinya diperkirakan mencapai 8 – 33% di seluruh dunia. Salah satu faktor yang diperkirakan sebagai penyebab GERD adalah puasa Ramadhan yang selama ini rutin dijalankan oleh kelompok Muslim. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah puasa Ramadhan mencetuskan kejadian GERD. Penelitian potong lintang (survei) yang dilaksanakan secara online melalui google form pada tiga hari terakhir bulan puasa Ramadhan 2020 (21 Mei 2020 – 23 Mei 2020). Variabel dalam penelitian ini adalah responden yang berpuasa Ramadhan maupun yang tidak berpuasa Ramadhan dan nilai total kuesioner GERD-Q beserta kesimpulan akhir dari kuesioner GERD-Q. Analisis statistik menggunakan uji statistik Chi square with Yates Correction dan Independent T-test dengan Uji Alternatif Mann Whitney. 311 responden memenuhi kriteria inklusi. Hasil uji statistik Mann Whitney tidak terdapat perbedaan rerata nilai total kuesioner GERD-Q antara kelompok yang berpuasa dan tidak berpuasa (p-value : 0,313). Hasil uji statistik Pearson Chi Square with Yates Correction didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara berpuasa dengan kejadian GERD (p-value : 0,552), walaupun secara klinis ditemukan adanya kemungkinan yang berpuasa lebih berisiko 1,228 (CI 95% : 0,772 -2,088) kali untuk mencetuskan kejadian GERD. Sebagai kesimpulan, Puasa Ramadhan tidak terbukti meningkatkan gejala-gejala GERD. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut melalui studi longitudinal untuk tindak lanjut hasil penelitian ini.